85 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia (Paling Lengkap) Sekolahnesia

85 Pahlawan kemerdekaan Indonesia (Paling Lengkap)

Pahlawan kemerdekaan indonesia – Indonesia merdeka tidak lepas dari perjuangan rakyat dan pahlawan selain itu mengenang jasa para pahlawan dengan upacar juga perlu karena bangsa yang besar psti menghargai jasa para pahlawannya. berikut Nama Pahlawan kemerdekaan indonesia.

Daftar Isi

Abdul Muis

Abdul Muis

Lahir : di Sungai Puar (Sumatra barat), 3 Juli 1883.

Wafat : di Bandung, Juni 1959

Dilahirkan di Sungai Puar Sumatera Barat., pada tanggal 3 Juli 1883. ia dikenal sebagai sastrawan juga pejuang. Buah karyanya yang amat terkenal adalah Salah Asuhan dan suropati

Masa kanak-kanaknya di habiskan untuk menuntut ilmu

Beliau pernah mengenyam“ pendidikan di Sekolah Dokter Bemiputera (STOVIA) namun tidak di selesaikannya karena lebih menyukai bidang jurnalistik.

Karena cinta kepada bangsanya ia rela menjadi pegawai negeri namun profesinya sebagai wartawan tetap tidak ditinggalkan; Ia aktif menulis di harian De Express, surat kabar Preanger Bode Bandung, harian De Expres, harian Kaoem Moeda dan juga Neraca.

Hatinya berontak ketika melihat penderitaan bangsanya akibat dijajah Belanda. Sebagai seorang nasionalis sejati Abdul Muis muda tak rela melihat penindasan terjadi di negerinya.

la mencari cara terbaik untuk melawan Penjajah. la segera bergabung dengan organisasi Sarekat Islam yang dikenal anti kolonial. Karena reputasinya yang baik Ia diangkat menjadi anggota pengurus besar.

Suatu ketika la pemah mengajak memboikot perayaan seratus tahun terbebasnya Belanda dari penjajahan Perancis. Akibatnya, ia harus berhadapan dengan mahkamah pengadilan.

Karena cinta yang besar pada tanah aimya. Pada setiap kesempatan, ia selalu membela kepentingan negerinya. Ia pernah dikirim ke negeri Belanda pada tahun 1917 atas nama Komite Ketahanan Hindia Belanda pada tahun 1917 ( Indie Weerbaar), kesempatan itu dimanfaatkan untuk mempengaruhi tokoh-tokoh politik Belanda guna mendirikan Sekolah Teknologi Tunggi di Indonesia.

Berkat kegigihannya ia dan kawan-kawannya berhasil mendirikan sekolah yang sekarang lebih dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam lembaga Volkstraad ( Dewan Rakyat) bersama Haji Umar Said Cokroaminoto pada tanggal _25 November 1918 ia pernah mengajukan mosi terhadap pemerintah Kolonial Belanda.

Mereka menuntut agar pemerintah Kolonial Belanda membentuk parlemen yang anggotanya dipilih sendiri oleh rakyat Indonesia.

Pada tahuhn 1922 la juga pernah memimpin demo mogok masal para buruh di Yogyakarta. Hal ini membuat marah pemerintah Kolonial Belanda. la ditangkap dan diasingkan ke Garut Jawa Barat.

Ditempat pengasingan semangat juangnya tak pernah padam. Di Garut ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan. Di manapun ia berada semangatnya terus membara guna membela tanah airtercinta.

Abdul Muis yang dikenal sebagai sastrawan dan pejuang ini sempat menikmati zaman kemerdekaan.

Beliau wafat dan dimakamkan di Bandung pada .tanggal 17 Juni 1959 . Pada tahun itu pula Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Abdul Haris Nasution

Abdul Haris Nasution

Lahir :Di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918

Wafat : Di Jakarta. 6 September 2000

Dilahirkan di Kotanopan, Sumatera Utara. pada tanggal 3 Desember 1918. Profesi awal beliau adalah guru di Bengkulu dan Palembang. ia kemudian memasuki dunia militer dengan mengikuti sekolah perwira cadangan yang diadakan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1940. la kemudian ditempatkan di Surabaya dengan pangkat Pembantu Letnan. Abdul Haris Nasution, lebih akrab dengan panggilan Pak Nas, memiliki karir militer berliku. Setelah Jepang takluk dan PETA di dibubarkan, Pak Nas, menyatukan para pemuda bekas anggota PETA dan mendirikan Badan Keamanan \ Rakyat (BKR). Pada tahun 1946 ia  ditunjuk menjadi Panglima Divisi lll/Priangan dan seterusnya ia dikukuhkan menjadi Panglima Divisi Siliwangi oleh Presiden Sukarno pada bulan Mei 1946. Pada Februari1948, Pak Nas menjabat Wakil Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat. Jabatan itu kemudian dihapuskan sebulan kemudian dan Pak Nas ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Parang Republik indonesia dan selanjutnya menjabat Panglima Komando Jawa. Berikutnya beliau menyandang jabatan Kepala stafAngkatan Darat (1949 – 1952)

Pak Nas pernah mengajukan petisi kepada Presiden Sukarno agar membubarkan Parlemen setelah ia mendapati para politisi sipil mulai campurtangan di tubuh militer. Tindakannya dianggap menekan Presiden. Akibatnya, ia dicopot dari jabatannya selaku Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun 1952. Namun tiga tahun kemudian jabatan itu kembali dijabatnya.

Pada saat meletus pemberontakan Permesta (Piagam Perjuangan Semesta) dan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), Presiden Sukarno menyatakan negara dalam keadaan perang dan menunjuk Nasution sebagai Penguasa Perang Pusat. la segera bertindak cepat dengan membentuk operasi-operasi militer untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan itu. Kedua pemberontakan itu pun dapat diatasi dan berakhir sekitar pertengahan tahun1961.

Pak Nas kemudian memberi saran kepada Presiden Sukarno agar mengeluarkan Dekrit Presiden yang menegaskan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945 dan membubarkan konstituante pada tanggal 5 Juli 1959.

Hubungan Pak Nas dan Presiden Sukarno kembali tidak harmonis karena ketidaksukaan Nasution melihat kedekatan Presiden Sukarno dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) di awal tahun 1960. PKI menganggap Nasution sebagai musuh besar. Ketika PKI melancarkan pemberontakannya pada tanggal 30 September 1965, Pak Nas adalah orang pertama yang harus mereka bunuh. Namun Tuhan berkehendak lain, Pak Nas berhasil lolos dari penculikan dan pembunuhan. Tapi putrinya Ade Irma Suryani Nasution, meninggal tertembak

peluru anggota gerakan 30 September yang membabi-buta. Pak Nas kemudian bergabung dengan Suharto yang menjabat Pangkostrad (Panglima Komando Strategi Angkatan Darat) untuk menumpas dan memberantas PKI.

Pak Nas kemudian ditunjuk menjadi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan lewat keputusannya, MPRS kemudian menetapkan Jenderal Suharto menjadi Presiden pada tahun 1968 yang menandai dimulainya Orde Baru.

Dalam perjalanan sejarah Pak Nas kemudian melihat Soeharto mulai melenceng dari cita-cita murni perjuangan bangsa. Maka ia ikut mengkritisi kebijakan Suharto, Pak Nas ikut menandatangani Petisi 50. Ia adalah salah satu orang yang tidak disukai oleh pemerintahan Suharto, perlahan dan pasti ia disingkirkan dari pentas kenegaraan.

Setelah sekian lama berita tentang diri-nya tak terdengar lagi. Beliau muncul lagi pada tahun 1997. Beliau dianugerahi pangkat Jenderal Besar. Beliau wafat pada tanggal 6 September 2000 di RS Gatot Subroto Jakarta. Pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan kepada beliau pada tanggal 6 November 2002.

Pak Nas adalah penggagas Dwifungsi ABRI dan perang Gerilya. Bukunya Pokok-pokok Gerilya menjadi buku wajib sekolah militer yang harus dipelajari, Buku ini diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, termasuk menjadi acuan Sekolah Militer paling bergengsi di dunia yaitu West Point di Amerika Serikat.

Abdul Halim Perdana Kusuma

Abdul Halim Perdana Kusuma

Lahir : di Sampang, Madura,18 November 1922.

Wafat : di Tanjung Hantu, Malaysia, 14Desember1947

Pesawat itu meluncur meliuk liuk bagaikan kertas tertiup angin. Meluncur dengan deras ke bawah disertai kepulan asap di bagian belakang. Suaranya meraung dengan tersendat-sendat tidak biasa sebagaimana bunyi mesin pesawat pada umumnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara ledakan yang amat dashyat ‘“ BUM..!”. Suara deru dan juga pesawat telah hilang, Hari itu suasana di Tanjung Hantu, Malaysia menjadi saksi bisu atas terjadinya kecelakaan pesawat udara yang telah merenggut sekaligus dua putra terbaik bangsa, Entah apa penyebabnya, yang jelas negeri ini telah kehilangan pelopor pilot yang handal Abdul Halim Perdana Kusuma lahir di kota Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur pada tanggal 18 November 1922. Setelah menyelesaikan pendidikan HIS dan MULO, ia meneruskan pendidikannya ke Sekolah Pamongpraja di Magelang, ‘ namun tidak tamat. Seruan milisi yang diumumkan Belanda membuatnya memasuki Sekolah Angkatan Laut di Surabaya. Halim sempat bekerja di Dinas Penerangan Angkatan Laut Belanda.

Ketika Jepang menduduki lndonesia, Halim berada di Inggris untuk mengikuti pendidikan selaku navigator pada Royal Canadian Air Force. la juga turut mengambil peran dalam operasi-operasi udara ketika berlangsungnya perang dunia II. Tak berapa lama setelah Indonesia merdeka, Halim kembali ke tanah air. la kemudian bergabung dengan TKR Jabatan Penerbangan, cikal bakal Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Bersama dengan lswahyudi, Halim Perdana Kusuma ditunjuk menjadi wakil AURI pada Komandemen Tentara. Sumatera untuk membangun Angkatan Udara di Sumatera pada tahun 1947.

Kemampuan yang Ia miliki menjadikan dirinya amat penting mengingat pada saat itu manusia yang memiliki kemampuan terbang jumlahnya sangat minim dan amat sulit mencarinya. Suatu saat, Negara membutuhkan mereka dalam membentuk pengamanan dan pertahanan

bangsa yang masih berusia muda. Betapa gembira hatinya tatkala ia mengetahui bahwa negara memberi kan kepercayaan kepadanya untuk mengemban tugas secara khusus. Mereka mendapat perintah untuk memperoleh senjata dari luar negeri. Usahanya tidak sia-sia, Mereka mendapat banyak simpati dari negara yang dikunjungi. Tak berapa lama kemudian bantuan Iangsung berdatangan. Berbagai persenjataan yang dibutuhkan oleh tanah air dapat mereka peroleh dengan mudah. Menyadari bahwa segala yang diperlukan sudah cukup bahkan tidak menyulitkan, mereka segera kembali ke tanah air. Namun tugas dari negara yang mereka emban tiada disadari merupakan tugas terakhir karena sepulang menjalankan tugas negara dari Thailand pesawat yang dikemudikannya bersama Iswahyudi mengalami kecelakaan di Tanjung Hantu, Malaysia, tanggal 14Desember1947. Abdul Halim Perdana

Kusuma gugur dan dimakamkan di Lumut, . Malaysia. Pada tahun 1975 jenazahnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional. Namanya juga diabadikan untuk nama lapangan terbang di Jakarta.

Abdul Rahman Saleh

Abdul Rahman Saleh

Lahir :Di Jakarta. tanggal 1 Juli 1909.

Wafat : Di Yogyakarta. tanggal 29 Juli 1947.

Abdurrahman S lahir di jakarta pada tanggal 1 juli 1909. Begitu tamat dari MULO(Meer Uitgebreid Lager odereijs), ia melanjutkan pendidikannya ke AMS Malang.

Selanjutnya ia Memasuki sekolah tinggi kedokteran (Geneeskundige Hooge School) Surabaya Hingga Tamat. Ia Sangat berjasa dalam mengembangkan ilmu faal (fisiologi) hingga universitas indonesia pada thm 1958 menetapkannya sebagai bapak ilmu faal Indonesia.

Selain berprofesi sebagai dokter, Abdulrahman Saleh dikenal pula selaku tokoh kedirgantaraan lndonesia. Berkat didikannya telah lahir pemuda-pemuda Indonesia yang kemudian berkiprah dalam dunia kedirgantaraan Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang, Abdulrahman Saleh membuat pemancar radio yang diberinya nama Siaran Radio Indonesia.

Ia menyiarkan kondisi serta situasi Indonesia ke luar negeri. Berkat siarannya, masyarakat internasional mengetahui keadaan di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun, Jawa Timur. Di kota Madiun itu ia mendirikan Sekolah Teknik Udare dan Sekolah Radio Udara. Selain itu ia juga mengajar di Sekolah TInggi Kedokteran di Klaten, Jawa Tengah.

Ketika Belanda melancarkan Agresi pertamanya tanggal 21 Juni 1947. Masyarakat Internasional mengutuk keras serangan tersebut. Mereka juga memberikan bantuan non-militer kepada indonesia.

Palang Merah India dan

Malaya menyediakan obato-batan untuk Indonesia. Abdul rahman Saleh, Adisucipto dan Adi Sumarno terbang dengan pesawat terbang jenis Dakota (DC-3) bernomor registrasi VT-CLA untuk membawa obat-obatan bantuan tersebut. Pada saat pesawat pembawa obat-obatan itu hendak mendarat di lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta, pesawat pemburu Belanda berhasil menembak pesawat Dakota itu hingga jatuh dan terbakar di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta. Kejadian mengenaskan itu terjadi pada tanggal 29 Juli 1947. Abdulrahman Saleh gugur dalam peristiwa tersebut.

Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen,Yogyakarta.

Pemerintah indonesia mengangkat Komodor Udara TNI Prof. Dr. Abdul rahman Saleh sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1974. Namanya juga diabadikan untuk nama lapangan terbang di kota Malang.

Abdul Wahid Hasyim

Abdul Wahid Hasyim

Lahir : di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni 1914.

wafat : di Jombang. Jawa Timur. 19 April 1953,

Ayahanda Gusdur atau Abdul wahid Hasyim ini dilahirkan di jombang jatim 1 Juni 1914. ia putra KH hasyim Asy’ari ulama besar prndiri nahdotul ulama. Abdul wahid Hasyim kecil sudah nemiliki atau  mawarisi kemampuan sang ayah. ia menyukai berbagai pengetahuan. Dan tak krnal waktu. Bahkan Ia tidak membedakan ilmu tersebut antara, saty dengan yang Iain. Baginya manfaat Ilmu  yanv menjadi tolak ukur makin banyak manfaatnya makin banyak yang ingin ia kuasai. Mrmang kedudukan membuatnya terikat oleh kaidah-kaidah tetapi dirinya tetap menyukai kebebasan memilih hal yang terbaik dan sesuai dengan bakatnya.

Abdul Wahid Hasyim kecil merasa selalu haus dengan ilmu pengetahuan. kemampuan ayahnya sebagai ulama tidak menjadikan dirinya merasa puas tetapi membuatnya semakin ingin menyerap berbagai pengethuan yang lain. Ia tak peduli bahwa keinginannya bisa membuat ayahnya berpikiran lain namun ia tetap berkeyakinan bahwa yang ia lakukan semua itu demi perkembangan ilmu itu sendiri.

Selain belajar di pesantren Tebu Ireng milik ayahnya, beliau juga menimba ilmu agama di berbagai pesantren lainnya. beliau juga mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan lain secara otodidak hingga wawasan ilmu pengetahuannya dikenal sangat luas.

Abdul Wahid Hasyim mulai memasuki masa remaja dan kemampuannya mulai di kenal luas. Semakin lama kemampuannya semakin matang. Tanpa disadari langkahnya mulai menuju sebuah langkah besar menuju awal persatuan umat yang ada di negeri ini.

Pada tahun-1935 beliau mendirikan Madrasah Nidzamiyah. beliau juga mendirikan Ikatan Pelajar Pelajar Islam (iPPI) pada tahun 1936. Ketokohan serta keluasan ilmunya menjadikan beliau sebagai sosok panutan, tidak hanya dalam bidang keagamaan saja, melainkan juga di pentas politik pergerakan nasional.

Bersama K.H. Mas Mansyur dan K.H. Taufiqurrahman, beliau mendirikan Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia) ketika masa pendudukan Jepang.

Beliau juga merupakan salah seorang anggota Panitia SembiIan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan IndoneSIa (BPUPKI) yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang menggambarkan asas dan tujuan pembentukan negara Indonesia merdeka.

Setelah Indonesia merdeka, K.H. Wahid Hasyim ditunjuk menjadi Menteri Negara dalam Kabinet Presidentil dan juga ditunjuk menjadi Menteri Agama dalam tiga periode pemerintahan, yakni dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat, Kabinet Natsir, dan Kabinet Sukiman Suwiryo.

Ia juga terpilih menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama. Nahdatul Ulama dalam pimpinan K.H. Wahid Hasyim kemudian menyatakan keluar dari Masyumi pada tahun 1951 dan mendirikan partai politik Nahdatul Ulama. K.H. Wahid Hasyim terpilih menjadi Ketua Umum partai Nahdatul Ulama.

Berselang 2 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 19 April 1953, beliau wafat dalam kecelakaan mobil di daerah Cimahi. Jenazah K.H. Wahid Hasyim dimakamkan di Tebu Ireng,  Jombang, Jawa Timur.  Pemerintah Indonesia mengangkat-nya sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1964.

Adam Malik

Adam Malik

lahir : Di Prmatang Siqntar 22 juli 1917

wafat : Di Bandung 5 September 1984

Sejak remaja beliau telah aktif di politik indonesia cabang partai indonesia di medan kemudian beliau di tunjuk menjadi ketuanya.dia juga menggeluti dunia jurnalistik.

Adam Malik mendirikan kantor berita Antara pada tahun 1937.

Ketika Jepang menyatakan takluk kepada Sekutu, Adam Malik bersama para pemuda militan lainnya menghendaki Indonesia segera menyatakan diri untuk merdeka.

Bersama dengan Chairul Saleh dan Sukarni, Adam Malik membawa Sukarno dan Mohammad Hatta ke Rengas Dengklok, Jawa Barat, dan mendesak dua pemimpin bangsa itu untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.

Karir politik dan diplomasi Adam Malik terus melejit setelah Indonesia merdeka. la pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Uni Sovyet dan Polandia pada tahun 1959.

Berkat kepiawaian dan kelincahannya dalam berdiplomasi secara rahasia dengan delegasi Belanda -di Virginia, Amerika Serikat, Perjanjian New York akhirnya ditandatangani 15 Agustus 1962 hingga menyebabkan Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Adam Malik juga pernah ditunjuk untuk memulihkan keanggotaan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1967. Selain itu, ia juga tercatat sebagai salah seorang pemrakarsa berdirinya ASEAN (Association South East Asia Nations) pada tanggal 9 Agustus 1967.

Reputasinya selaku diplomat ulung membuat-nya terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB ke-26 pada tahun 1974. Kelincahan dan kecerdikan-nya dalam berdiplomasi mem-buatnya dijuluki Si Kancil.

Adam Malik pernah menduduki jabatan selaku’ Menteri Luar Negeri selama 5 periode berturut-turut, sejak Kabinet Dwikora II hingga Kabinet Pembangunan ll. Selepas dari jabatannya selaku Menteri Luar Negeri, Adam Malik ditunjuk menjadi Wakil Presiden Indonesia mendampingi Preside Suhano. Pada tanggal 5 September 1984 Adam Malik wafat di Bandung. Jenazahnya dimakamkan di Taman ‘ Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia menganugerahi gelar kehormatan Pahlawan Nasional kepadanya pada tahun1990.

Adi Sucipto

Adi Sucipto

Lahir : di Salatiga 4 Juli 1916

wafat : di yogyakarta. 29 Juli 1947

Beliau menempuh pendidikan di MULO (Meer Uitgebeith Lager Onderwijs) ia melanjutkan pendidilan ke AMS Bagian B di semarang dan kemudian bersekolah di perguruan tinggi kedokteran jakarta, meski tidak tamat ia kemudian masuk sekolah penerbangan ( Militaire Luchtvaaart opeiding schoon di jalijati jabar.

Bakat dan ketrampilannya berkembang sangat pesat setelah ia memasuki dunia kedirgantaraan. Ia berhasil memperoleh Brevet Pener bangan Tingkat Atas. Selepas dari pendidikan penerbangnya, Adisucipto bertugas di Skuadron Pengintai Udara.

Setelah Indonesia merdeka, Adisucipto memasuki dunia militer. Mengingat pengalaman dan kemampuannya, Adisucipto ditunjuk menjadi Kepala StafAngkatan Udara Republik Indonesia.

Adisucipto bergerak cepat membangun kekuatan Angkatan Udara Indonesia yang masih sangat minim sarana serta prasara-nanya tersebut. Ia memandang perlu serta mendesak bagi indonesia untuk mempunyai para penerbang. ia pun mendirikan Sekolah Penerbang di Maguwo, Yogyakarta.

Adisucipto melakukan penerbangan bersejarahnya pada tanggal 27 Oktober 1945, dengan mengemudikan pesawat terbang jenis Cureng dengan tanda merah putih di kedua sayapnya. Pesawat terbang tersebut sesungguhnya pesawat terbang ”rongsokan” yang berhasil diperbaiki.

Keberhasilan Adisucipto menerbangkan pesawat Cureng tersebut membuatnya digelari Bapak Penerbang Indonesia.

Ketika Belanda melancarkan agresi I, Adisucipto beserta Abdulrahman Saleh,Adi Sumarmo dan F.A. Gani mendapat tugas ke Singapura untuk membawa bantuan dari Palang Merah Malaya dan India.

Dengan pesawat terbang jenis Dakota (DC-3) bernomor registrasi VT-CLA, mereka berhasil membawa obat-obatan bantuan tersebut. Beberapa saat sebelum pesawat tersebut mendarat di lapangan terbang Maguwo, pesawat pemburu Belanda berhasil menembak pesawat Dakota VTCLA tersebut hingga jatuh dan terbakar di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta. Mas Agustinus Adisucipto, gugur dalam peristiwa yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 tersebut.

Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen, Yogyakarta. Pemerintah Indonesia selain mengangkatnya selaku Pahlawan Nasional pada tahun 1974 juga mengabadikan namanya“ untuk mengganti nama lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta.

 

Agus Salim

Agus Salim

Lahir :di Gadang, Sumatra Barat, 8 Oktober 1884

Wafat : di Jakarta , 4 November 1954

 

Nama lengkapnya adalah Haji Agus Salim yang semula dikenal Masyhudul Haq seorang ahli bahasa yang handal. Tidak kurang dari sambilan bahasa asing Ia kuasai. seperti bahasa Belanda, lnggris, Jerman, Parancis, Arab, turki, dan Jepang, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Aqus salim yang dilahirkan di Kota Gadang, Sumatera Barat pada tanggal 8 Oktober 1884 itu juga Saorang otodidak yang menakjubkan. Sehabis menamatkan HBS (SMP dan SMA Belanda), ia bakerja sebagai penterjemah dan notaris. Kesempatan untuk belajar itu didapatnya ketika bekarja sebagai pegawai Konsulat Belanda dl Jeddah, Saudi Arabia. Pengetahuan  agama Islam dapat diperdalam, sekaligus di dipelajari seluk beluk diplomasi. Kapandaiahnya Itu di turunkan pada anak-anaknya dengan tidak Mengirim meraka ke sekolah Belanda tetapi mendidiknya sendiri.

Untuk menyalurkan aspirasi poitiknya, Agus Salim masuk Sarekat islam (SI). Karena keaktifan dan kepandaiannya, ia diangkat sebagai anggota Pengurus Pusat. ia merupakan.

salah seorang tokoh yang mengupayakan pembersihan organisasi dari ideologi komunisme yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Konsekwensi dari kebijakan itu adaiah pengeluaran orang-orang komunis. Di samping keanggotaannya dalam SI, ia memimpin beberapa surat kabar sebagai sarana untuk mencurahkan aspirasi politiknya.

Pada tahun 1929 Si berubah menjadi Partai Sarekat Islam indonesia (PSII). Pada tahun yang sama, Agus Salim diangkat’ sebagai penasihat teknis delegasi Serikat Buruh Negeri Belanda dalam Konperensi Buruh lntemasional di Jenewa, Swiss. Dalam konfererisi itu, kesempatan untuk berpidato dalam bahasa Perancis yang fasih. Banyak anggota delegasi yang kagum karena kemampuannya berbahasa dan berpidato sehingga sangat menaikkan nama indonesia dalam forum internasional.

Ketika H.O.S. Tjokroaminoto wafat pada tahun 1934, Haji Agus Salim diangkat menjadi Ketua partai Sarekat islam.

Dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ia duduk sebagai anggota. Dalam kedudukan itu, ia terlibat aktif dalam “Panitia kecil perancang undang-undang dasar” bersama dengan antara lain: Prof. Dr. soepomo, Wongsonegoro, Ahmad Subarjk, Maramis. Berbagai jabatan lain diembannya setelah Proklamasi Kemerdekaan, seperti anggota Dewan Pertimbangan Agung, Menteri Muda Luar Negeri pada masa Kabinet Syahrir l (14 November 1945 12 Maret 1946) dan Kabinet Syahrir ll (12′ Maret 1946 2 Oktober 1946) Ketika Belanda melakukan agresi dengan merebut Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948, dalam Agresi Militer II, Haji Agus Salim ditangkap bersama pemimpin-pemimpin negara seperti Presiden Soekarno dan Wakil PreSIden Mohammad Hatta. Bersama dengan Soekarno dan Syahrir, dia diasingkan ke Bengkulu.

Karena sangat gugup dan usianya yang lanjut, Haji Agus Salim merasa tubuhnya tidak sehat. Kepalanya terasa sakit tak tertahankan. Seorang tentara Belanda yang ditugasi menjaganya bukanlah penrwira atau orang terpelajar. Sebagai musuh yang berpikiran jujur dan turut merasakan perjuangan bangsa Indonesia, dia memeluk kepala pejuang tua itu dan meletakkan di pahanya selama dalam perjalanan. Ketika pesawat itu mendarat, Soekarno secara pribadi mengucapkan terimakasih atas sikap kemanusiaan prajurit itu. Setelah ia dibebaskan dan pengakuan kedaulatan diberikan kepada RI, ia memangku jabatan menteri luar negeri dalam Kabinet Hatta (20 Desember 1949 6 September 1950). Haji Agus Salim wafat pada tanggal 4 November 1954 di Jakarta dan di makamkan dl Taman Makam pahlawan Kalibata.

Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan

Lahir :diYogyakarta, 1868.

Wafat : di Yogyakarta, 23 Februari 1923.

 

Nama kecilnya Muhammad Darwisj, dilahirkan di kampung Kauman Yogyakarta, pada tahun 1868. Ayahnya adalah seorang ulama yang menjadi khatib masjid Kasultanan Yogyakarta Sejak kecil ia telah dididik ilmu keagamaan oleh ayahnya. Selain itu ia juga menimba ilmu agama pesantren-pesantren. Ia dikenal pandai dan menguasai berbagai disiplin ilmu agama, seperti: qira’at, tafsir, tauhid, fikih, tasawu dan juga ilmu falak

Pada tahun 1883, Ahmad Dahla berangkat ke Mekkah untu menunaikan rukun Islam ke 5 sekaligus memperdalam ilmu keagamaannya. Selama 5 tahun ia berada di Mekkah dan selama itu ia banyak mempelajari sikap dan pandangan tokoh tokoh lslam modern, semisal: Ibn Taimiyah, Jamaluddin AI Afghani Muhammad Abduh dan juga Rasjid Ridla.

Ahmad Dahlan mengagumi pikiran dan pendapat mereka. Ia juga semakin yakin, gagasannya untuk memajukan kaum Muslimin di tanah airnya, salah satunya melalui pendidikan, harus segera diwujudkannya.

Pada tahun 1902, Ahmad Dahlan kembali lagi ke Mekkah.. Perjumpaannya dengan Rasjid Ridla makin menguatkan tekadnya untuk mendirikan sebuah organisasi Isiatn modern di Indonesia yang bercirikan Islam.

Rencana Ahmad Dahlan tidak berlangsung mulus. ia harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang tidak menyukai dakwah, pemikiran dan gagasannya. Berulang-ulang ia diteror dan diancam untuk dibunuh. la juga difitnah dan mendapat julukan Kyai Palsu. Surau kecil yang dibangunnya dengan arah yang benar sesuai arah di mana Ka’bah selaku kiblat dalam shalat, dibakar oleh orang-orang yang anti kepadanya.

Ahmad Dahlan menghadapi semua cobaan itu dengan tabah. Ia tetap melangkah maju, tak surut mendapat tantangan, tekanan, hambatan dan rintangan yang bahkan mengancam keselamatan nyawanya itu. Keinginan Ahmad Dahlan untuk mengajarkan pendidikan islam modem mulai dirintisnya pada tahun 1911 di Yogyakarta. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama saja melainkan ilmuilmu umum. Nama sekolah itu Muhammadiyah. Bangunan sekolahnya juga mirip bangunan sekolah umum yang iliadakan pemerintah Kolonial Belanda dari tidak mengambil surau atau langgar. untuk tempat sekolah seperti yang dilakukan kebanyakan pendidikan keagamaan waktu itu. Pada tanggal 18 November 1912 Ahmad Dahlan mendirikan organisasi , Muhammadiyah.

Slogan yang diungkapkannya adalah Kembali kepada Al Qur’an dan Al Hadits. Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang agama dan pendidikan ini banyak mendirikan sekolah-sekolah, dari mulai Taman Kanak Kanak (TK) hingga perguruan tinggi, dan pada perkembangan selanjutnya organisasi ini juga banyak mendirikan. lembaga sosial seperti rumah sakit dan panti asuhan; Kemajuan kaum wanita juga menjadi gagasan dan pemikiran Ahmad Dahlan. Ia menghendaki kaum wanita dapat maju seperti halnya kaum pria. Untuk itu ia mendirikan organisasi Aisyiyah pada tahun 1918. la juga membentuk kepanduan Hizbul Wathan (HW). Sekitar 5 tahun sesudah Aisyiyah berdiri, AhmadDahlan berpulang kerahmatullah pada tanggal 23 Februari 1923. jenazahnya dimakamkan diYogyakarta. emerintah Indonesia mengangkat Ahmad dahlan menjadi pergerakan nasional pada tahun 1961.

Ahmad Yani

Ahmad Yani

Lahir : di Purworejo. 19 Junl1922.

Wafat : di Jakarta, 30 september 1965

Masa kanak-kanaknya dihabiskan di tempat dimana ia dilahirkan dan tiada prestasi yang menonjol dalam pendidikan formalnya bahkan la hanya sampai mengenyam pendidikan kelas 2 AMS (Sekolah Menengah Atas) namun dalam karir kemiliteran Ia merupakan. anak bangsa yang tidak diragukan lagi kemampuannya. bakat kemiliteran berusaha ia pupuk dan kembangkan secara baik untuk seterusnya berkiprah dalam dunia militer.

la pernah mengikuti pendidikan pada Dinas Topografi Militer di Malang dan Bogor pada Zaman pemerintah Kolonial Belanda. Ketika Jepang menduduki Indonesia, ia mengikuti pendidikan Heiho (Pembantu Prajurit Jepang) di Magelang.

Bekal pelatihan militer Belanda dan Jepang itu sangat berguna baginya untuk melawan dan melucuti persenjataan Nakamura Butai setelah melakukan pertempuran 7 hari di Magelang pada awal-awal kemerdekaan lndonesia.Karier militer Ahmad Yani terus menanjak. Berbagai tugas mengamankan negara dari rongrongan berbagai pihak berhasil ia tuntaskan dengan baik.

la berperan aktif memadamkan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melancarkan pemberon-takannya di Madiun tahun 1948. Berselang sekitar 3 bulan kemudian, Belanda melancarkan Agresi ||, 19 Desember 1948, ia dipercaya sebagai Komandan Wehrkreise untuk daerah Kedu.

Ketika berpangkat kolonel, ia ditunjuk selaku Komandan Operasi 17 Agustus dengan tugas khusus mengamankan daerah Sumatera Barat dari pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tahun 1958; Ia juga aktif dalam penumpasan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di daerah Jawa Tengah.

Bakat dan kemampuannya yang menonjol membuatnya ditarik menjadi Staf Angkatan Darat. la mendapat tugas untuk belajar pada Command And General Staff College, Amen a Serikat. Tahun 1962 ia menyelesalkan pendidikan militernya terseblut. Keberhasilan-keberhasiIan yang

tunjukkan dalam mengemban tugas negara); membuatnya diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)

Namun dipuncak karirnya Itu, Ia menjadi korban keganasan Gerakan 30 September. Pada tanggal 30 September 1965. Ia ”dijemput dan diberondong senjata secara membabi buta di depan rumahnya. Ahmad Yani gugur selaku kusuma bangsa dengan mempersem-bahkan jiwa raganya untuk Ibu Pertiwi yang tercinta.

Seperti korban-korban penculikan lainnya, jenazahnya dimasuk-kan ke dalam sumur tua yang terletak di daerah Lubang Buaya, Jakarta Tlmur. Lima hari kemudian jenazah Letnan Jenderal Ahmad Yani dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, dengan upacara kebesaran militer.

Pemerintah Indonesia mengangkat Ahmad Yani ‘ menjadi Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965 setelah sebelumnya menaikkan pangkatnya satu tingkat menjadi jenderal AnumeIta.

Ali Sastro Amijoyo

Ali Sastro Amijoyo

Lahir : –

Wafat : di jakarta 13 maret 1975

Ali Sastroamijoyo adalah sosok negarawan yang sejak muda telah terlibat dalam pergerakan nasional.

Ketika masih berstatus mahasiswa, ia bersama tiga kawannya pernah ditahan pemerintah Belanda karena aksi-aksi politik mereka. Namun pengadilan Den Haag kemudian membebaskannya.

Ia menyelesaikan sekolah hukumnya di Faculteit der Rechtsgeleerdheid, Universitas Leiden, Belanda, dan menyandang gelar Meester in de Rechten (Mr) pada tahun1927.

“Tahun 1928 Ali Sastroamijoyo kembali ke tanah air. Ia lantas berkiprah dalam dunia jurnalistik dengan menjadi redaktur surat kabar Janget dan juga menjadi wartawan pada harian Sedio Utomo.

Selain itu ia menjadi guru pada Perguruan Tamansiswa di Yogyakarta. Ia juga bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dibentuk dan dipimpin oleh Ir. Sukarno.

Setelah Indonesia merdeka, ia pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam tiga kabinet, yakni Kabinet Amir Syarifuddin l, KabinetAmir Syarifuddin ll, dan Kabinet Hatta I.

Ketika Belanda melancarkan ia bersama beberapa agresi ll, Ia bersama beberapa pemimpin Nasional lainnya ditangkap pasukan Belanda. diasingkan ke Bangka.

Perjalanan politik Ali Sastgo amijoyo terus menanjak kemudian la ditunjuk menjadi anggota delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda; yakni Perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB). Puncak karier politiknya diraihnya ketika menjabat Perdana Menteri dalam 2 periode, yakni 30 Juli 1953-12Agustus 1955 dan 24 Maret 1956 9April 1957. Namanya mencuat ke dunia internasional ketika berhasil memimpin Konferensi Asia Afrika yang diadakan di kota Bandung pada tahun 1955 yang melahirkan Dasa Sila Bandung. Dari Konferensi Asia Afrika itulah kemudian lahir Gerakan Non Blok.

Ali Sastroamijoyo wafat di Jakarta, 13 Maret 1975. Jenazahnya dimakamkan diTaman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkat Mr Ali Sastroamijoyo menjadi. Pahlawan Nasional.

Amir Hamzah

Amir Hamzah

Lahir : di Tanjung sumatra utara. 28 februari 1911

Wafat : di kuala Begumit, 20 maret 1946

Amir Hamzah lahir di Tanjung Pura, Sumatera Utara 28 Februari 1911. AMIR Hamzah menamatkan pendidikan HIS (setingkat SD) di Medan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan MULO (SMP) di Jakarta, dan AMS bagian A (SMA) di Solo,

Jawa Tengah. Kemudian Amir Hamzah sudah terlibat aktif dalam kegiatan politik sejak masih di Solo. Amir Hamzah pernah menjadi ketua lndonesia Muda cabang Solo.

Demikian juga setelah proklamasi kemerdekaan, Amir Hamzah diangkat sebagai asisten residen Rl untuk daerah Langkat. ikut pula terjun

Amir Hamzah langsung dalam membantu perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Amir Hamzah juga dikenal sebagai sastrawan atau penyair angkatan Pujangga Baru. Nama Pujangga Baru diambil dari majalah yang ia terbitkan pada tahun 1933. Amir Hamzah adalah raja penyair pujangga baru.

Selain Amir Hamzah, sastrawan yang ikut menerbitkan majalah pujangga Baru adalah Sutan Takdir Alisyahbana dan Armijn Pane. mereka termasuk dalam pelopor ia meneruskan pendidikannya di Sekolah Tinggi Hukum Rechts Hoge School di Jakarta hingga meraih gelar sarjana Tanjungpura.

angkatan Pujangga Baru. Sajaksajaknya halus dan bernapaskan Ketuhanan. Beberapa karyanya yang terkenal di antaranya Nyanyian Sunyi dan Buah Rindu yang merupakan buku kumpulan sajakAmir Hamzah.

Saat Amir Hamzah menjabat sebagai asisten residen RI di Langkat, di seluruh Indonesia sedang terjadi revolusi .Sosial. Banyak kelompok atau pun gerombolan yang tidak bertanggung jawab melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap tokohtokoh yang mereka anggap kontra revolusi atau anti Republik.

Banyak tokoh yang telah menjadi korban, baik sekedar diculik atau pun sampai dibunuh.

Tokoh tersebut di antaranya adalah Otto Iskandar dinata dan Teuku Amir Hamzah, ia dibunuh di Begumit tanggal 20 Maret 1946Beberapa bulan kemudian “makam Teuku Amir Hamzah dipindahkan ke bagian samping Masjid Azizi, Berdasarkan SK Presiden Rl No.106/TK/ 1975, Teuku Amir Hamzah dianugerahi gelar Pahlawan nasional.

Basuki Rahmat

Basuki Rahmat

Lahir : di Tuban, 4 november 1921

wafat : di Jakarta, 8 Januari 1969

Basuki Rahmat dilahirkan di Tuban, 4 November 1921. Semula ia ingin menjadi guru hingga ia meneruskan pendidikannya pada Sekolah Guru Muhammadiyah Yogyakarta.

Namun ternyata ia tidak meneruskan minatnya menjadi pengajar dan kemudian memasuki dunia militer. Ia mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) selama pendudukan Jepang.

Selepas pendidikan PETA, Basuki Rahmat ditempatkan di daerah Pacitan dengan pangkat shodancho (Komandan Pelopor).

Basuki Rahmat terus berkecimpung dalam dunia militer. Ia terlibat aktif dalam pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Maospati.

Sosok kepemimpinannya yang menonjol menyebabkan ia ditunjuk menjadi Komandan Batalyon 2 Resimen 31 Divisi lV/Ronggolawe dan kemudian ditunjuk menjadi Komandan Batalyon 16 Brigade 5 Divisi I Jawa Timur.

Di jaman kemerdekaan ia,pernah ditugasi negara untuk menjadi Atasan Militer Republik Indonesia di Australia dan juga pernah menjadi Komandan Komando Daerah Militer (KODAM) VII/Brawijaya dengan pangkat Mayor Jenderal. Ia juga terlibat aktif dalam mengembalikan Irian Barat kepangkuan lbu Pertiwi dalam peristiwa Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat).

Basuki Rahmat turut melakukan penumpasan gerakan 30 S PKI. Atas keberhasilannya, Basuki Rahmat kemudian diangkat menjadi Deputi Khusus MenterI/ Panglima Angkatan Darat. Ia bersama Muhammad Yusuf dan Amir Mahmud menghadap Presiden Soekarno hingga lahirlah kemudian Supersemar yang sangat terkenal itu.

Basuki Rahmat menjabat Menteri Dalam Negeri berturutturut dalam 4 Kabinet, dimulai dari Kabinet DWikora ll, KabinetAmpera l, Kabinet Ampera II, dan Kabinet Pembangunan I.

Basuki Rahmat wafat pada tanggal 8 Januari 1969. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, dengan upacara kebesaran militer. Pemerintah lndonesiq telah mengangkat Basuki Rahmat selaku Pahlawan prmbela Kemerdekaan tak lama setelah kematiannya,1969.

Bung Tomo

Bung Tomo

lahir : di surabaya, 3 oktober 1920

wafar : di padang arafah, 7 oktober 1981

Sutomo untuk peranannya yang penting. ketika pada Oktober dan November 1945, ia berusaha membangkitkan semangat rakyat sementara Surabaya diserang habis-habisan oleh tentara-tentara NICA. Sutomo terutama sekali dikenang karena seman-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!“

Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mulamuia didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.

Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. la pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang BersenjataNeteran sekaligus Menteri Sosiai Ad interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehinga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia diiepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak Iancur di dalam penjara, Sutomo ampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal .

Pada tanggal 7 Oktober 1981 ia ieninggai dunia di Padang Arafah,ketika sedang menunaikan ibadah haji.

Berbeda drngan tradisi untuk memakamkan para jamaah  haji yang meninggal di tananh suci, jenazah Bung

Tomo dibawa kembali ke tanah air indonesi dimakamkan bukan di sebuah taman pemakaman melainkan di Tempat

Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya

Nama Bung Tomo memuncak ketika. rakyat Surabaya terlibat pertempuran amat dahsyat melawan pasukan sekutu pada tanggal 10 november 1945 suaranya yang menggelegar membakar dan memompa semangat Juang rakyat Surabaya. Pekik khasnya: ““Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!, adalah panggilan suci bagi segenap rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan negeri tercinta.

Sejarah mencatat pertempuran Surabaya 10 November 1945 merupakan perang terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga pemerintah indonesia pun menetapkannya menjadi Hari Pahlawan.

pada setiap tanggal 10 November setiap warga negara pasti akan teringat dengan Bung Tomo! Teringat pada pekiknya?” Allahu Akbar ! yang diteriakkannya berkali-kali untuk membakar semagat rakyat Surabaya dalam berjuanng melawan tentara sekutu.

Gelar pahlawan nasional akhirnya diberikaann ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri komunikasi dan informatika kabinet indonesia bersatu, muhammad nuh pada tgl 2 november 2008 di jakarta.

Cristina Marta Tiahahu

Cristina Marta Tiahahu

Lahir : –

wafat : di laut antara pulau Buru dan Pulau  tiga 1 januari 1818

artha ia tidak tinggal diam dengan keterlibatan ayahnya dengan gelar Kapitan Paulus Tiahahu. Christina dengan dalam usaha mengusir Belanda dari tanah airnya.

Benteng Belanda, Duurstede, berhasil direbut oleh pasukan perjuangan pada tanggal 17 Mei 1817, disusul dengan jatuhnya Benteng Beerdijk Pasukan Belanda yang ada di kedua benteng itu dapat dibinasakan seluruhnya. Usaha pasukan Belanda dengan mengerahkan kapal Zwaluw untuk merebut benteng itu tidak berhasil.

Himbauan Laksamana Muda Buyskes, lewat surat yang dibacakan oleh dua orang raja Maluku tidak berhasil mempengaruhi rakyat. Kapitan Paulus dan putrinya dengan gigih memper-tahankan Benteng Beverdijk. Sorak-sorai pasukan yang bercakalele, teriakan perang yang mengudara dan menyebabkan bulu kuduk berdiri. Di tengah pasukan itu, seorang gadis remaja berambut panjang berikat kain merah mendampingi ayahnya. Ia memberi semangat pasukan Nusalaut untukterusbertahan.

Usaha Belanda yang terakhir adalah melakukan tipu muslihat.

dengan memperalat seorang guru bernama Sosalisa. la memasuki benteng dengan mengatasnamakan semua raja di Nusalaut, ia menyatakan bahwa para raja telah sepakat untuk berdamai dengan Belanda. Tipu muslihat ini berhasil, pada tanggal 10 November 1817 Belanda dapat memasuki benteng. Belanda kemudian mengadakan penangkapan” penangkapan, di antaranya adalah Kapitan Paulus dan putrinya. Rala Paulus segera dijatuhi hukuman mati. Raja Abubu itu dipenggal kepalanya dan tubuhnya dihujani peluru sampai mati.

Setelah ayahnya dihukum mati, Christina diserahkan dalam asuhan guru Sosalisa setelah dibebaskan dari tahanan di Benteng Duurstede. Tanpa air mata yang menitik, ia melangkah keluar. Puteri raja itu tidak sudi tinggal di rumah pengkhianat .Sosalisa dan memilih tinggal di hutan untuk meneruskan perjuangan. la berusaha mengumpulkan pasukan ayahnya yang masih, tersisa namun sebelum maksudnya tercapai ia tertangkap;

Pemerintah Belanda menjatuhkan hukuman pembuangan dan kerja paksa di perkebunan kopi. Di atas kapal yang mengangkutnya ke Pulau Jawa, ia bungkam seribu bahasa dan mogok makan dan minum.

Obat yang disodorkan, ditolak sehingga ia jatuh sakit dan tubuhnya makin melemah. Pada tanggal 1 Januari menjelang tanggal 2 tahun 1818, ia menutup mata untuk selama-lamanya. Tubuh pahlawan

wanita itu dikuburkan dengan dibuang ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga..la diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan  lndonesia pada tahun 1969.

Chairil Anwar

Chairil Anwar

Lahir : di Medan 26 juli 1922

wafat : di jakarta 28 april 1949

Siapapun tidak menduga bahwa bocah kecil yang menyukai bahasa itu akan menjadi tokoh di ndonesia. Namanya sering di sebut-sebut diberbagai sekolah terutama saat pelajaran Bahasa lndonesia.

Chairil (baca Khairil) Anwar dilahirkan di Medan 26 Juli 1922. Ia tidak tamat MULO, namun ia menguasai bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman yang dipelajarinya secara otodidak.

Karena Bekal bahasa asingnya yang baik itulah yang membuatnya dapat memahami puisi-puisi para penyair asing. Ia mampu menerjemahkan, menyadur dan juga menciptakan karya-karyanya yang khas yang mendobrak semua tatanan yang telah baku.

Barangkali Dia satu-satunya penyair indonesia yang memiliki kemampuan menyusun kata-kata yang mampu mencengangkan para ahli bahasa.

Menurut catatan, karya Chairil Anwar berupa 70 puisi asli, 10 puisi terjemahan, 4 puisi saduran dan 4 prosa terjemahan. Sekalipun tidak banyak karyanya, namun semua karyanya mencirikan kekuatan pendobrakannya pada tatanan yang telah baku itu.

Karya-karyanya jauh berseberangan dengan pola keindahan sastra yang dihasrlkan para Pujangga Baru, namun Justru karena pemberontakannya Itu keindahan karyanya malah, terasa menguat. Sayang, masa hidup penyair nyentrik ini tidak berlangsung lama. Ia meninggal karena penyakit TBC pada 28 April 1949 di Jakarta. Jasadnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta.

Setelah kematiannya, puisi-puisinya diterbitkan dalam buku kumpulan puisi bertajuk: Kerikil Tajam dan Yang Terempas, Deru Campur Debu, dan Sekalipun ia telah tiada, namun puisi.. puisinya tetap hidup, dibaca dan dihapal jutaan anak-anak Indonesia dari generasi ke generasi . berikutnya.

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

Lahir : di Lampadang, Aceh besar thn 1850

Wafat : di sumedang, Jawa barat 6 november 1908

Pada tahun 1873 meletus perang Aceh melawan Belanda. Dua tahun kemudian daerah VI Mukim dapat diduduki Belanda Cut Nyak Dien mengungsi ke tempat lain bersama dengan anaknya yang masih kecil dan terpaksa harus berpisah dengan suami dan ayahnya. lbrahim Lamnga di kemudian hari gugur dalam pertempuran di Gle Tarum pada bulan Juni 1870; Sejak saat itu, Cut Nyak Dien bersumpah akan membalas kematian suaminya dan melibatkan diri dalam perjuangan.

Pada tahun 1880, dia menikah untuk kedua kalinya “dengan Teuku Umar, kemenakan ayahnya. Teuku Umar adalah pejuang Aceh yang terkehal karena terlibat dalam perebutan kembali daerah VI Mukim dari tangan Belanda. Suaminya itu terkenal katena kecerdikan dan keahliannya memimpin pasukan. Cut Nyak Dien pada bulan Februari 1878 menghadapi serbuan yang hebat dari pasukan Belanda yang menembakkan meriam-meriamnya dari kapat-kapal mereka. Menghadapi tekanan berat itu pasukan Aceh bergerak ke Aceh Besar: Dari wilayah itu para pejuang melancarkan serangan-serangan terhadap pos-pos Belanda dan memaksa Belanda meninggalkannya.

Suaminya pada bulanAgustus 1893 menyerahkan diri kepada Belanda dan menjadi tentara Belanda. Di kalangan pejuang Aceh timbul tanda tanya besar tentang sikapnya Cut Nyak Dien yang mendampingi pejuang itu mulai khawatir dan menganjurkan suaminya agar berubah sikap dan mengadakan perlawanan lagi terhadap Belanda. Sebenarnya anjuran itu tak perlu sebab apa yang di lakukan oleh teuku Umar hanyalah taktik belaka, Pada saat yang tepat ia terbukti melawan belanda. dalam pertempuran hebat di meulaboh. pada tanggal 11 februari1899, Teuku Umar gugur. sejak kematian suaminya itu, Cut nyak dien yang ketika itu sudah berumur 50 tahun mengambil alih pimpinan pasukan.

Cut Nyak Dien terus melakukan perlawanan gerilya di berbagal. daerah Ia tidak menghiraukan umurnya sudah semakin tua dan pasukannya makin  berkurang ditambah dengan matanya sudah mulai rabun. Situasi perang dengan berbagai ketegangan psikologis menyebabkan kondisi fisiknya melemah ditambah dengan penyakit encok yang menggarogotinya makin menambah

beban yang harus dipikulnya.

Keyakinan perjuangannya untuk mengusir kapke ulanda (Belanda kafir) telah mendorongnya untuk terus bertahan. Keadaan fisiknya yang lemah menyebabkan rasa iba di kalangan anak buahnya. Rasa iba melemahkan semangat juang mereka sehingga akhirnya seorang anak buahnya melaporkan kepada pasukan Belanda. Pada saat ditangkap, ia sempat mencabut rencongnya dan dlhujamkan kepada pelapor itu tetapi dapat di cegah oleh seorang serdadu Belanda Tokoh wanita muslimah pejuang itu dibuang ke Sumedang Jawa Barat dan meninggal karena usia tua di kota itu pada tanggal 6 November 1908.

Cut Meutia

Cut Meutia

Lahir : di perlak aceh thn 1870

Wafat : 24 oktober 1910

Namun demikian, perlawanan rakyat belum padam. Salah satu pedawanan yang masih berkobar datang dari pasukan Cut Meutia beserta suaminya dan pasukannya;

Cut Meutia dilahirkan di Perlak, Aceh pada tahun 1870. Masa kecil dan remajanya diliputi suasana peperangan antara Aceh dengan Belanda yang berkepanjangan. Suasana perang itu membentuk pribadinya menjadi pejuang. Perjuangannya didukung oleh suaminya Teuku Cik-Tunong. Suamiistri itu mengadakan perang gerilya dan penyergapan terhadap patroli Belanda. Meskipun beberapa pemimpin tertangkap dan ada ajakan untuk berdamai dari Belanda namun para pejuang itu pantang mundur. | Kesulitan besar dihadapiCut Meutia ketika pada bulan Mei 1905 I Teuku Cik Tunong ditangkap Belanda  dan dijatuhi hukuman mati. Kematian suaminya tidak membuatnya jera untuk terus berjuang. Ia mengikuti pesan suaminya, Cik Tunong, untuk. menikah lagi dengan teman akrab suaminya, Pang Nangru. Bersama suaminya yang baru itu, ia meneruskan perjuangan. Mereka mengadakan penyergapan-penyergapan terhadap patroli Belanda. Dalam pertempuran sengit di Paya Cicem, pada tanggal 26 September 1910 Pang Nangru. suaminya, terbunuh tetapi Cut Meutia dapat meloloskan diri. la dengan pasukan berkekuatan 45 orang dengan 13 pucuk senjata melanjutkan perjuangan. Anaknya yang berumur sebelas tahun bernama Raja Sabil mengikuti ibunya dalam berbagai medan

pertempuran. Karena kekuatan pasukan tidak seimbang Iagi maka pasukan Cut

Meutia berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah lain. Melihat kondisi fisik pasukan yang memprihatinkan, beberapa kerabat dan keluarganya menyarankan agar Cut Meutia menyerahkan diri dan mohon pengampunan. Anjuran Itu ditolaknya mentah-mentah. Pada suatu saat . tempat persembunyian pasukannya diketahuu pihak musuh. Belanda mengadakan Pengepungan basis pasukannya tetapi tidak membuat Cut Meutia menyerah. Pertempuran sengit dengan tentara Belanda terjadi, tokoh wanita itu tertembak kakinya.

Pasukan Belanda memerintahan para pejuan untuk tetapi tidak dihiragukan Sebaliknya, Cut Meutia menghunus pedangnya dan dengan sengit menyerang tentara Belanda di hadapannya. Korban. di pihak tentara Belanda pun  berjatuhan tetapi beberapa butir peluru yang bersaran di tubuhnya menyebabkan pejuang wanita  itu roboh dan gugur.

Dokter Sutomo

Dokter Sutomo

Lahir : –

Wafat : di surabaya, tanggal 30 mei 1938

Jadi, bukan merupakan gerakan yang spontan dari seorang pemimpin yang karismatis.

pengurus Budi Utomo pada mulanya membatasi geraknya pada penduduk Jawa dan Madura dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah bidang pendidikan dan budaya.

Setelah Dokter Sutomo menamatkan STOVIA mendapat tugas di Semarang pada tahun 1911. Dari kota itu, ia dipindahkan ke Tuban, Lubuk Pakam (Sumatera Utara), dan ke Malang.

Pada tahun 1919, dokter Sutomo memperoleh kesempatan untuk memperdalam iimunya ke Eropa dengan belajar di Negeri Belanda, Jerman, dan Austria. Kesibukannya memperdalam ilmu juga tidak memadamkan minatnya akan bidang politik.

Di Negeri Belanda, ia bergabung dengan Indische Vereneging (Perhim punan Hindia) yang dikemudian hari berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia Dalam kelompok itu, tergabung mahasiswa Indonesia seperti Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Djunaedi, Sukiman, ichsan, Dahlan Abdullah, dan Subarjo.

Sekembalinya ke Indonesia, ia menganjurkan agar Budi Utomo bergerak dalam bidang politik dan anggotanya terbuka untuk semua warga masyarakat. la pada tahun 1924 mendirikan Indonesiche Studieclub (Kelompok Belajar lndonesia, ISC) di Surabaya yang kemudian berkembang menjadi Persatuan Bangsa indonesia.

Dokter Sutomo dan juga pemimpin Inasionalis Iainnya menganggap bahwa azas “kebangsaan Jawa” dari Budi Utomo sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan rasa kebangsaan Waktu itu.

Lewat ISC didirikan asrama pelajar . sekolah tenun, bank kredit, koprasi

Pada tahun 1931,, organisasi itu berganti .nama menjadi persatuan bangsa indonesia (PBI). Gubernur jendral de graef di ganti oleh de jonge pada tahun 1931 ketika krisis malaise masih meraja lela. Sikapnya sangat reaksioner dan tidak bersedia berkompromi dengan kaum pergerakan. pers di berangus dan rapat-rapat partai di awasi oleh polisi rahasia secara ketat. pemerintah “bertangan besi” ini menyebabkan kelumpuhan pergerakan nasional.

Untuk mengimbangi tindakan pemerintah Belanda itu pada bulan Desember 1935 Budi Utomo dan PB! bergabung dengan nama Partal Indonesia Raya (Parindra). Guna mamberi semangat kepada masyarakat, ia juga aktif dalam bidang pers dan memimpin beberapa suratkabar.

Kesibukannya dan tekanan hidup akibat perjuangan nasional menjadikan fiSlk dan kesehatannya melemah ia menutup mata untuk selama-lamanya pada tanggal 30 Mei 1938 di surabaya dalam usia 50 tahun.

 

Demikianlah selintasDokter Sutomo, seorang dokter pejuang yang berpihak kepada bangsanya (rakyat kecil)  adakah para dokter pada masa sekarang ini memberikan pengogabatan gratis kepada para pasiennya yang tidak mampu-seperti sudah dilakukan Dokter Sutomo saat di Malang, Jawa timur?

Dokter Cipto Mangunkusumo

Dokter Cipto Mangunkusumo

Lahir : di jepara, 4aret 1886

Wafat : 8 Maret 1943

Tindakan itu dijalankan karena banyak dokter Belanda yang menolak tugas untuk membasmi wabah itu. Meskipun demikian, dokter Cipto mengembalikan bintang jasanya kepada pemerintah Belanda karena izin tugas untuk memberantas wabah pes di daerah Solo tidak diberikan kepadanya.

Dari perjuangan di lapangan kedokteran dokter Cipto melihat bahwa letak permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kehadiran penjajah Belanda. Kesadaran ini menumbuhkan minatnya untuk menekuni masalahmasalah politik. Bersama dengan E.F.E. Douwes Dekker, dan R.M. Suwardi Suryaningrat m endirikan Indische Partij (IP, Partai Hindia) pada tahun 1912 yang merupakan partai politik pertama di Indonesia Partai ini atas dasar nasionalisme untuk menuju kemerdekaan. Indonesia sebagai “perumahan nasional” bagi semua orang baik bumiputera, Belanda, Cina, dan Arab yang mengakui Hindia sebagai negara dan kebangsaannya; Pandangan itu dikena! sebagai “nasionalisme Hindia” (Indsche Nationalism).

Pada tanggal 13 Maret 1913, IP yang diwakili oleh Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan I.G. van Ham menghadap Gubernur Jendral untuk memohon pe-ngesahan tetapi ditolak. Artinya, ‘lP dilarang bergerak di tengah masyarakat. Karena protes terhadap rencana perayaan 100 tahun terbebasnya Negeri Belanda dari pen-jajahan Perancis, ketiga serangkai itu dibuang ke pembuangan di negeri Belanda. Di Negeri Belanda, dokter .Cipto bekerja sebagai redaktur De lndier yang bercorak politik radikal, sebagai kelanjutan perjuangan politiknya di Hindia Belanda. Pada masa Dem-buangan itu, penyakit asmanya kambuh sehingga harus dipulangkan ke lndonesia.

meskipun berbagai pembatasan dikenakan nama dokter Cipto mangun kusumo tetap tidak  surut dari pergerakan politik.  Trmpat tinggalnya di Bandung merupakan tempat berkumpul tokoh-tokoh

pergerakan di sekitar Soekarno. di samping itu ia aktif membina  Institut Kesatrian. Institut ini merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Danu Dirjo Setiabudi, rekannya di lndishche Partij ( IP), pada tahun 1922. Kegiatan-kegiatan politik itulah yang menyebabkan Ia dibuang ke Bandaneira selama tiga belas tahun Iamanya. Dari Bandaneira dokter pejuang itu dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat dan akhirnya di Jakarta.

Dokter Cipto masih menyaksikan runtuhnya pemerintah kolonial Belanda, lawan yang tidak jemu-jemunya, dltentangnya .dengan penyerahannya tanpa syarat dI Kalijati pada tahun 1942, Pemerintah Belanda diganti dengan bala  Tentara Jepang yang tidak kalah Kejamnya. Bangsanya tetap menunggu uluran tangan dan semangat Juangnya mengusir penjajah terakhir ini namun kesehatan yang terus menurun akhirnya ia menutup mata selama-lamanya di jakarta pada tanggal 8maret1943 dan dimakamkan watu ceper,Ambarawa. Pemerintah indonesia mrnganugrahi gelar pahlawan pergerakan nasional tahun 1964.

Dokter Wahidin Sudiro Husodo

Dokter Wahidin Sudiro Husodo

Lahir : di Sleman (yogyakarta) 7 januari 1852

wafat : di yogyakarta, 26 mei 1917

Kesadaran adanya hambatan dan ketimpangan itu mendorong seorang dokter Jawa yang bernama Wahidin Sudirohusodo untuk mengambil inisiatif melancarkan suatu aksi mengumpulkan dana yang dapat digunakan sebagai beasiswa (studiefonds).

Wahidin dilahirkan di desa Mlati, Yogyakarta pada tanggal 7 Januari 1852. Sesudah menyelesaikan Europeesche Lagere School (SD untuk orang Belanda), ia melanjutkan studinya pada Sekolah Dokter Jawa (lnlandsch Geneeskundige, ahli Kesehatan Bumi-putera) di Jakarta.

Untuk menyebarkan gagasan itu, dia mengimbau para priyayi (bangsawan tradisional) dan kaum terpelajar agar mereka mendukung aksi itu. Dengan tujuan melancarkan propaganda bagi ide itu, Dokter Wahidin pada tahun 1906 mengadakan perjalanan keliling di Jawa untuk menemui para bupati dan orang-orang terkemuka.

Selain terkumpulnya sejumlah uang dan kesanggupan beberapa bangsawan untuk memberi beasiswa, tidak banyak diketahui hasil konkret lain dari misi yang dijalankan oleh dokter itu. Namun demikian, gagasan itu menjadi pemikiran banyak kalangan khususnya kalangan bangsawan dan kalangan kaum terpelajar. Tindakan Wahidin menjadi sarana “pencerahan” yang memberi warna bagi idealisme orangorang pada masanya.

Salah satu perjalanan Wahidin menjadi perjalanan bersejarah ketika ia mengunjungi para “mahasiswa” Sekolah Kedokteran STOVlA di Jakarta. Setelah mendengarkan ide-ide dan berbagai hal yang telah dilakukan .Dokter Wahidin, seorang mahasiswa berkomentar dalam bahasa Jawa: “..puniko budi ingkang utami” (Itu merupakan usaha yang luhur), Komentar itu terbawa dalam rapat “mahasiswa” di salah satu ruang kelas pada tanggal 20 Mei 1908 yang berlangsung serba sederhana. Para peserta rapat sepakat untuk mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo.

Pendirian organisasi itu merupakan salah satu tonggak dalam sejarah. pergerakan nasional modern yang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Mulai saat itu perjuangan kemerdekaan dilakukan lewat organisasi dengan anggaran dasar, aturan pergantian pimpinan yang jelas, dan sumber dana yang tetap. Hal itu berbeda dengan perjuangan kemerdekaan pada tahun-tahun sebelumnya.

Dokter Wahidin menikah dengan seorang wanita Betawi bernama Anna dan dianugerahi dua orang anak. Salah seorang anaknya Abdullah Subroto, seorang pelukis ternama yang menurunkan dua orang pelukis terkenal dewasa ini yaitu Suiono Abdullah dan Basuki Abdullah. Dokter Wahidin meninggal di Yogyakarta tanggal 26 Mesi pada 1917 d dimakamkan di desa Mlati . Yogyakarta. Beliau diangkat. sebagai Pahlawan nasional . pada tahun 1973.

Dr. Danu Dirjo Setiabudi

Dr. Danu Dirjo Setiabudi

Lahir : di Pasuruan (jawa timur) 8 oktober 1879

Wafat : 28 Agustus 1950

Setelah menamatkan HBS (SMP dan sMA Belanda), ia bekerja sebagai pegawai di perkebunan kopi di daerah Malang. Namun, ia tidak tahan menyaksikan perlakukan kasar orang-orang Belanda terhadap para buruh pribumi. Kemudian ia beralih profesi sebagai guru kimia.

Profesi terakhir itu rupanya tidak membuatnya krasan sehingga ia memutuskan untuk merantau ke luar negeri. Dalam petualangannya itu, ia melibatkan diri dalam Perang Boer melawan lnggris di Afrika. Kekalahan yang dideritanya menyebabkan ia ditawan. Setelah dibebaskan, ia kembali ke Indonesia.

Sekembalinya ke Indonesia, mula-mula membuka Harian De Express Selatan, ia kemudian bersama Suwardi Suryaningrat dan Dokter Cipto Mangunkusumo mendirikan Indische Partij (IP, Partai Hindia). IP merupakan partai politik pertama yang lahir di Indonesia.

Partai itu berusaha mematahkan “garis warna kulit” (colour line) yang memecah belah bangsa Indonesia. Golongan Indo diajaknya bersatu dengan penduduk Indonesia untuk bersatu melawan setiap bentuk penjajahan.

Ia menentang perayaan seratus tahun kemerdekaan bangsa Belanda dari penjajahan Perancis. Hal itu menyebabkan, ia dibuang bersama Ki Hajar Dewantara dan Dr. Cipto Mangunkusumo ke Negeri Belanda selama lima tahun.

Pembuangan itu tidak mematahkan semangat Juangnya setelah kembali

ke Indonesia. la mendirikan Institut Ksatrian. Dalam perguruan itu di samping pelajaran dalam bidang studi juga ditanamkan haI-hal kebangsaan.

Perjuangan dalam bidang pendidikan tidak membebaskannya dari ancaman hukuman pemerintah kolonial Belanda. Ia seringkali keluar masuk penjara bahkan sekali lagi pada tahun 1941 setelah .beberapa saat ditahan di Jakarta dibuang ke Negeri Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, ia secara diam-diam kembali ke indonesia untuk membantu perjuangan.

Setelah indonesia merdeka. Dalam Kabinet Syahrir III (2 Oktober 1946-3 Juli 1947) ia diangkat menjadi Menteri Negara dan sebagai penasihat delegasi RI dalam perundingan-perundingan dengan Belanda. Dalam Agresi Belanda ll ia ditangkap Belanda dan dipenjarakan. Beberapa kali tempat penahanannya dipindahkan oleh Belanda.

Setelah dibebaskan ia menetap di Bandung dan wafat pada tanggal 28 Oktober 1950 di Kota Kembang itu. Beliau diangkat sebagai Pahlawan kemerdekaan Nasional pada tahun1961.

Dr.Ir. Soekarno

Dr.ir. Soekarno

Lahir : di Jawa timur, 6 Juni 1901

Wafat : di Jakarta, 21 juni 1970

beliqu merupakan proklamator indonesia sekaligus sebagai presiden pertama Ri. Setelah diadili, ia dijatuhi hukuman empat tahun penjara tetapi pada tanggal 31. Desember 1931 dibebaskan kembali. ‘seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan dan saya rneninggalkan penjara dengan pikiran yang sama”.

Ancaman penjara memang tidak membuatnya jera dan menurunkan semangat juangnya. Kegiatan politik dalam organisasi politik, pidatopidatonya yang menggelegar, serta guratan penanya yang tajam menyebabkan tokoh ini ditangkap lagi pada tahun 1933. Soekarno selama beberapa bulan dikurung dalam sebuah sel khusus di penjara Sukamiskin, Flores. Pada bulan Februari 1938 dia dipindahkan ke Bengkulu.

Sebagai seorang tokoh pergerakan, pembuangan dan penderitaan yang dialaminya tidak melumpuhkan daya juangnya.

Jepang yang menyerbu Sumatera pada tanggal 12 Februari 1942 dan kemudian menduduki seluruh kepulauan Nusantara membebaskan Soekarno dari hukuman pembuangan. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Soekarno bersama Hatta atas nama Bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ia diangkat sebagai Presiden Rl pertama.

Berbagai krisis dan kesulitan dihadapinya seperti Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RlS) sesudah Konferensi Meja Bundar (KMB), berbagai pergolakan daerah. dan Dekrit 5 Juli 1959 yang memaksa Presiden untuk membu barkan pariemen hasil Pemilu 1955.

Sampai akhir tahun 1950-an Soekarno,

merupakan figur yang mempersatukan berbagai kelompok. dan aliran politik di bumi Indonesia Soekarno sebagai Presiden yang tidak membasis kekuatan pada salah satu partai berupaya keras menjaga keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan politik yang ada.

Krisis  yang diakibatkan oleh Peristiwa G 30 S/PKI sangat memerosotkan pamornya Kemampuannya sebagai penggalang kesatuan (solidarity maker) dengan program Tri-kora (Tri Komando Rakyat) untuk membebaskan Irian Barat dan Dwikora (Dwi Komando Rakyat) untuk menggagalkan terbentuknya Federasi Malaysia dijalankan untuk mengembalikan reputasinya. Namun peristiwa G 30 S PKI itu juga menjadi sala satu sebab tersingkirnya dari panggung politik nasional.

Soekarno wafat di RS Gatot Subroto pada tanggal 21 Juni 1970 ditunggui anak-anaknya setelah beberapa tahun menjalani tahanan rumah. Sebelum dimakamkan di Blitar banyak pelayat dari mancanegara yang datang. Salah satu di antara tamu itu adalah Tengku Abdul Rahman Putera, mantan Perdana Menteri Malaysia, Musuh bebuyutannya dalam politik Konfrontasi.  Tengku Abdul Rahman yang baik telah pergi”.

Dengan kepergiannya, orang diingatkan akan jasa-jasanya yang besar. Beliau diangkat sebagai Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986.

Dr.  Mohammad Hatta

Dr.  Mohammad Hatta

Lahir : di bukit tinggi (Sumatra Barat), 12 Agustus 1902

Wafat : di Jakarta 14 Maret 1980

Pada bulan November 1935 karena berbagai protes, pemerintah Belanda memerintahkan pemindahan Hatta dan Syahrir ke Banda Neira. Di tempat pembuangan baru itu, mereka bertemu dengan dr. Tjipto Mangunkusumo dan

Iwa Kusumasumantri. pada tanggal 1 Februari 1942, Hatta dan Syahrir dengan

memakai pesawat amfibi Amerika, Catalina, dipindahkan ke Jawa. Kira-kira sebulan kemudian, Belanda menyerah kalah dengan Jepang. Kekalahan Belanda itu menyebabkan Hatta bebas. Bersama Soekarno dan para tokoh lainnya, ia memimpin Kantor Pusat Tenaga Rakyat. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu maka pada, tanggal 17 Agustus 1945″ Bung Hatta bersama Bung Kamo atas nama Rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan lndonesia. la dipilih sebagai Wakil

Presiden RI dan beberapa kali memimpin kabinet sebagai perdana menteri. Pada tahun 1949, Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Negeri Belanda Hasil konferensi itu adalah pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Republik lndonesia

Salah satu jasanya yang penting adalah rumusan dalam pasal 33 UUD 1945. la mengajukan pandangan mengenai pentingnya koperasi, baik sebagai konsep ekonomi maupun untuk membangun kekuatan golongan .ekonomi lemah.

Hatta mengetahui bahwa pedagang dan petani lndonesia rentan terhadap konsorsium internasional dan sistem pasar dunia. Meskipun” menentang individualisme, ia tidak pernah anti proses ekonomi.

menyarankan agar individu tidak boleh memiliki hak untuk berdagang atau memiliki kekayaaan pribadi. Penekanan dalam kebijakan ekonomi yang dirumuskannya itu merupakan perlindungan bagi anggota masyarakat yang lemah di dalam proses ekonomi.

Kemitraan dengan Soekarno menyatu dalam periode perjuangan melawan kekuatan asing. Ketika tujuan kemerdekaan telah tercapai, konflik tentang. bagaimana Indonesia akan diatur muncul di antara mereka.

Perpecahan kedua orang itu diperbesar oleh eksploatasi partai-partai politik yang terus mengadakan koalisi untuk membentuk kabinet. Perbedaan dalam masalah pembentukan kabinet dan masuknya PKl dalam kabinet serta visi tentang berbagai masalah pembangunan yang berbeda dengan Soekarno menyebabkan Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil Presidean.

Meskipun sudah tidak aktif di tampuk pimpinan negara dan pangung politik tetapi Hatta tidak pernah absen dari permasalahan negaranya. berbagai ceramah dan diskusi dengan generasi muda masih terus di lakukannya.

Tokoh proklamator ini wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di. Jakarta.

Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum tanah kusir Jakarta. Beliau di

Angkat srbagai Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986.

Dewi Sartika

Dewi Sartika

Lahir : di bandung 4 Desember 1884

Wafat : 11 September 1947

Dewi Sartika dilahirkan di Cicalengka, kabupaten Bandung, tanggal 4 Desember 1884. Ayahnya. Raden Rangga Somanegara, adalah Bupati Bandung.  Sebagai putri seorang Bupati Dewi Sartika seharusnya mengalami kehidupan yang menyenangkan dan bahagia namun kehidupan yang dialami adalah kebalikannya. Ia mengalami masa pahit dikehidupan masa kanak-kanak.

Kedua orang tua Dewi Sartika yang dianggap sangat nasionalis itu ditangkap pemerintah kolonial Belanda dan diasingkan ke Ternate. Dewi Sartika dititipkan pada pamannya, Patih Aria, yang tinggal di Cicalengka.

Rupanya jiwa nasionalis kedua orang tuanya menurun kepadanya. Dewi Sartika merasa prihatin dengan kehidupan kaumnya yang hampir tidak bisa mengenyam pendidikan secara memadai bahkan bisa dikatakan buta aksara. Untuk mendukung keinginan tersebut, sejak kecil Dewi Sartika bercita-cita menjadi guru.

Menjelang remaja, ia mendirikan sekolah yang khusus diperuntukkan bagi kaum perempuan.

Meski mendapat tantangan, Dewi Sartika tidak patah semangat untuk mewujudkan cita-citanya. Ia terus mencoba meyakinkan hingga cita-citanya pun akhirnya terwujud

setelah R.A.A. Martanegara kakeknya, dan Den Hamer mendukung keinginannya

pada tanggal 16 Januari 1904 sekolah Kaoetaman Isteri yang berarti keutamaan perempuan berdiri dengan mengambil pendapat Kabupaten Bandung untuk tempat belajar-mengajarnya Kegiatan belajar-mengajar ltu Ialu dipindahkan kejalan Ciguriang Bandung, setelah tidak bisa lagi menampung keseluruhan murid. Keberhasilan Dewi Sartika mengelola sekolahnya terus berlanjut. Di beberapa kota di Jawa Barat didirikan cabang sekolah itu. Keberhasilan Dewi Sartika juga berbuah penghargaan baginya berupa bintang emas Orde van Oranje Nassau.

Akibat kedatangan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia dan meletusnya peperangan di Bandung menyebabkan semua kegiatan sekolah Kaoetaman Isteri ditutup.

Dewi Sartika kemudian mengungsi ke cineam. Di Cineam itulah ia Wafat pada tanggal 11 September 1947. Jenazahnya yang semula di makamkan di cineam di pindahkan ke bandung.

Sultan Agung Hanyokrokusumo

Sultan Agung Hanyokrokusumo

Lahir : di yogyakarta 1591

Wafat : di yogyakarta 1645

Pasukan Mataram menyerang benteng Belanda dengan persenjataan tombak dan pedang. Untuk membendung serangan hebat itu, VOC mengerahkan 2.866 serdadu. Dalam pertempuran yang berlangsung siang dan malam itu, Belanda dengan meriam-meriamnya berhasil menghalau pasukan Mataram.

Setahun berikutnya, serangan kedua dilancarkan lewat darat. Dalam penyerbuan ini, pasukan ‘Mataram mendapat perbekalan lebih baik. Pasukan-pasukan berkuda dilengkapi dengan gajah-gajah yang mengangkut meriam dan gudang-gudang makanan didirikan di Tegal dan Cirebon.

Pasukan Mataram berhasil merebut Benteng Hollandia tetapi pasukan Sultan Agung tidak berhasil mempertahankan benteng itu karena bahaya kelaparan yang melanda. .

Gudang-gudang perbekalan Mataram diketahui oleh mata-mata musuh H yang rela “menjual” ‘ negerinya untuk kekuasaan asing. Setelah itu gudang perbekalan itu dibakar habis sehingga sangat menggagalkan rencana yang telah disusun rapi.

Sejak kegagalan itu Sultan Agung tidak lagi mengadakan inisiatif penyerbuan ke Batavia. Namun, raja itu tetap tidak mau berdamai dengan Belanda. la menutup kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa. Pelabuhan Jepara menjadi satu-satunya bandar yang terbuka bagi dunia dalam perdagangan beras. Penutupan kota-kota pelabuhan, seperti Surabaya, Tuban, dan Gresik menjadikan kerajaan Mataram meninggalkan sifat “agromaritim” (hidup dari hasil pertanian dan perdagangan lewat laut). Kerajaan itu menjadi kerajaan pedalaman yang hidup dari pertanian. Mataram menjadi terpencil

karena tidak ada relasi dengan kekuatan-kekuatan lain selain denganBelanda. Sampai wafatnya pada tahun 1645,

Sultan Agung tetap tidak mau berdamai dengan VOC meskipun ada tawaran untuk itu. Penggantinya, Sunan Mangkurat I sepeninggal ayahnya segera mengadakan perdamaian dengan Kompeni Belanda yang menjadikannya bulan-bulanan politik divide eit impera (“adu domba” membagi dan menguasai) Belanda.

Perlawanan Sultan Agung terhadap Kompeni Belanda memiliki makna simbolis karena menjadi lambang  perjuangan suatu bangsa untuk menegakkan kesatuan wilayah dengan mengusir penjajahan bangsa asing. Lewat tokoh Mataram itu, terasakan hasrat bangsa Indonesia yang mendambakan kesatuan. baik wilayah maupun pemerintahannya.

Sesungguhnya semangat yang sama pernah dicetuskan oleh Prabu Kertanegara dari Kerajaan Singasari dan Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit.

Rupanya semangat kebangsaan (nasuoalisme) belum tumbuh di kalangan rakyat tetapi hanya terbatas di kalangan raja dan para bangsawan. Rakyat

dengan mudah menjadi sasaran tipu muslihat Belanda. Langkah Sultan Agung itu menjadi inspirasi bagi bangsa indonesia di kemudian hari. Bahwa persatuan dan kesatuan memang mutlak dilakukan guna menhancurkan penjajah asing.

Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa

Lahir : di banten 1631

Wafat : di Batavia 1692

Orang-orang Eropa itu saling berebut pengaruh di kawasan Banten.

Pangeran Jayakarta dan orang Eropa lainnya dengan restu wali Raja Banten disingkirkan Belanda. Sejak saat itu Batavia sebagai benteng dan pusat kekuatan VOC terus berkembang. Hubungan antara Banten dan VOC yang semula baik perlahan berubah sejak naiknya Sultan Banten Abu’l Fath Abdul fattah yang lebih dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa yang naik tahta pada tahun 1661.

Sultan ini tidak menyukai Kompeni Belanda. Belanda dalam pandangannya

hanya merupakan penghalang perdagangan Banten.

Pada tahun-tahun awal kepemimpinannya, ia berhasil membangun kembali kekuatan perdagangan kerajaan, itu. Sultan Ageng juga mengadakan penyerangan-penyerangan dengan gerilya terhadap Batavia lewat darat dan laut. Dua kapal Kompeni pada tahun 1666 dirampas oleh Banten dan perkebunan tebu milik kongsi dagang itu dirusak. Raja pun tidak bersedia menerima utusan VOC sehingga orang-orang Belanda yang berada di Banten merasa tidak aman. Mereka secara diam-diam meninggalkan kerajaan itu. Ketika sudah tidak ada lagi orang Belanda di Banten, VOC memblokir pelabuhan Banten sehingga merugikan perdagangan Banten, Sultan terpaksa mendekati Belanda untuk mengadakan perundingan.

Perundingan itu berlangsung sangat ketat karena Belanda tetap mempertahankan keinginan perdagangan monopoli di Maluku dan Malaka yang sulit di terima oleh Banten. Akhirnya” disepakati bahwa Belanda tetap mengadakan perdagangan dengan Maluku dan membayar ganti rugi kepada Banten.

Perdagangan Banten, berkat usaha Sultan Ageng Tirtayasa, berkembang pesat dengan Persia, Surat, Mekkah, Koromandel, Benggala, Siam, Tonkin, dan Cina. Dalam perdagangan luar negeri itu Sultan banyak dibantu oleh Inggris dan Denmark. , Keadaan tenang itu berakhir pada tahun 1676 ketika putra sulungnya kembali dengan gelar Sultan Haji yang. sangat pro-Belanda Ketegangan dengan Kompeni memuncak ketika pada tahun 1680 dengan berakhirnya perang Trunojoyo. Sultan Ageng yang makin bertambah usianya harus menghadapi Kompeni dan puteranya, Sultan Haji. Pada tanggal 27 Februari 1682 istana Sultan. Haji dl Surosowan diserbu pesukan Banten. Dengan bantuan Belanda, Sultan Haji berhasil mempertahankan diri dengan semua syarat yang diajukan Belanda bahwa semua orang Eropa harus” meninggalkan Banten. “Pada bulan Agustus 1682 Sultan Haji menanda tangani perjanjian yang mengakui kekuasaan Kompeni Belanda. Sultan Ageng yang sudah terdesak terus  melancarkan perlawanan hingga Hingga pada tahun 1683, pada tahun itu Juga ia ditangkap dan wafat di penjara. Jenazah perjuang sahid ini dimakamkan di kompleks pemakaman raja-raja Banten yaitu di sebelah utara MaSild Agung Banten.

Sultan Hasanudin

Sultan Hasanudin

Lahir : di Makasar (Sulawesi Selatan) 12 Januari 1631

Wafat : 12 Juni 1670

Cornelis Speelman pada tahun 1686. Speelman bertolak dari Batavia menuju Goa dengan 21 kapal perang dan 1000 tentara. Di samping itu. Belanda juga mengadakan intervensi kerajaan-kerajaan kecil untuk membantunya namun tidak berhasil menundukkan Hasanuddin. Akibatnya,

pertempuran terus berlangsung dengan hebatnya.

Perlawanan Raja Goa .ini sepenuhnya didukung oleh kelompok bangsawan di istana raja, ditambah dengan militansi tentara kerajaan menambah kekuatan pasukan. Tidak mengherankan .bila orang. Belanda:

Menjuluki Sultan Hasanudin atau Malombasi Daeng Mattawang sebagai “Ayam Jantan dari Timur”. Julukan ini berdasarkan kenyataan bahwa semenjak pecah perang, armada dagang Kompeni di kawasan Laut Sulawesi, Laut Maluku (Ternate), dan bahkan sampai di kawasan Kalimantan tidak pernah aman dari gangguan armada Raja Goa itu.

Dalam pertempuran yang berlangsung berbulan-bulan, Belanda terus mendatangkan bala bantuannya dari Jawa dengan persenjataan yang lebih modern. Lama kelamaan kekuatan Hasanuddin menjadi lemah. Ajakan damai Belanda pun diterima dalam Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 Navember 1667. Perjanjian Bongaya sangat membatasi gerak perekonomian Kerajaan Goa dan hanya menjadikan VOC satu-satunya penentu baik dalam kehidupan ekonomi maupun dalam pemerintahan negara. Oleh karena itu, sekali iagi Hasanuddin mengobarkan perang. melawan Belanda. Begitu hebatnya perlawanan itu sampai Speelman harus mendatangkan bala bantuan dari Batavia lagi, Ajakan Belanda untuk berunding di tolak oleh Goa. Perlawanan Hasanuddin Akhirnya dapat dipatahkan ketika Somba opu. benteng terkuat kerajaan goa ditaklukkan. Sejak saat itu pasukan makin melemah dan perang pun berakhir.

Ada satu hal yang patut diperhatikan dalam perjuangan” Hasanuddin yaitu masalah dengan ‘Raja Bone, Arung Palakka. Bone adalah salah satu daerah taklukan .Goa Perlakuan Hasanudin yang menimbulkan Pembunuhan terhadap keluarga Raja Bone Menjadikan dendam pribadi  terhadap kerajaan goa. padahal padahal ke dua raja itu bersikap anti belanda. Arung Palakka mau membantu Kompeni Belanda dengan satu syarat bahwa. Belanda tidak mengganggu kedaulatan Kerajaan Bone. Dengan strategi seperti itu, Bone memang berhasil mempertahankan kemerdekaannya sampai beberapa generasi; Bone dan kerajaan taklukan lainnya selalu dapat dimanipulasi Belanda untuk melawan kerajaan-kerajaan yang anti-Belanda setelah peperangan berakhirHasanuddin “turun tahta di digantikan oleh putranya Sultan Amir Hamzah selama hidupnya Hasanuddin tetap anti Belanda bersikeras. mempertahankan kedaulatan kerajaannya; Beliau wafat pada tanggal 12 juni 1670 beliau di angkat sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan pada tahun 1973.

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari

Lahir : di banjar (Kalimantan Timur)1797

Wafat : 11 oktober 1862

Belanda sengaja mendukung sultan Tamjid yang tidak disukai rakyat untuk naik tahta pada tahun 1859. Padahal yang lebih berhak menjadi Sultan adalah Pangeran Hidayat.

Pangeran Antasari sebagai salah seorang keturunan raja Banjarmasin yang dibesarkan di luar istana merasa prihatin dengan situasi itu. Pilihan yang dibuat oleh Pangeran yang dilahirkan pada tahun 1809 itu adalah mengusir Belanda dari Kerajaan Banjar tanpa kompromi.

Pergantian kekuasaan di istana menimbulkan keresahan di antara rakyat yang pada akhirnya menciptakan sikap anti-Belanda. Pangeran Antasari yang mengenal rakyat dari dekat memahami gejolak yang dirasakan rakyatnya.

Oleh karena itu, ia mengadakan persiapan-persiapan untuk perlawanan terhadap Belanda. Dihimpunnya kekuatan lewat kerjasama dengan kepala-kepala daerah Hulu Sungai, Martapura, Barito, Pleihari, Kahayan, dan Kapuas. Niat Pangeran itu untuk menyerang Belanda didukung secara penuh oleh rakyat di kawasan itu.

Pertempuran pertama melawan Belanda ini meletus mulai tanggal 18 April 1859 yang dikenal dengan nama Perang Banjar. Antasari mendapat dukungan dari berbagai pihak sehingga pasukannya yang semula berjumlah 6.000 prajurit makin lama makin bertambah besar. Dengan besar rakyat yang demikian itu sangat menyulitkan pemenntah Belanda. Meskipun perang sudah berlangsung empat belas tahun, tetapi Belanda berhasil mengalahkan perlawanan Pangeran yang didukung

rakyat itu. Upaya Belanda membujuk

Antasari untuk berunding dengan memberi janji memberi bagian kekuasaan di kerajaan Banten mengalami kegagalan. Dalam usia yang terus beranjak tua, Pangeran ini melanjutkan peperangan. dl kawasan Kalimantan Selatan dan Tengah.

Suatu serangan besar-besaran telah direncanakan pada bulan Oktober 1862; Pasuka-pasukan telah disiapkan tetapi wabah penyakit cacar menyerang dan melemahkan kesatuan itu bahkan merenggut jiwa pemimpinnya, PangeranAntasari.

Ia meninggal dunia tanggal 11 Oktober 1862 di Bayan Begak, Kalimantan Selatan, kemudian dimakamkan di Banjarmasin dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukmin. Dengan , kematiannya itu, perlawanan terhadap Belanda ,makin lama makin surut dan akhirnya padam dengan sendirinya.

Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol

Lahir : di Pasaman (Sumatra Barat). 1772

Wafat : 8 november 1864

Mereka bertekad lagi untuk segera merebut Bonjol karena menyangkut harga diri pemerintah Hindia Belanda:

perlawanan gigih rakyat Minangkabau di Bonjol sangat meletihkan Belanda. Nama baik pemerintah Hindia Belanda di dunia luar menjadi luntur. Panglima tentara Hindia Belanda, Mayor Jenderal Cochius, mengajak Tuanku imam Bonjol untuk berunding.

Sungguhpun dalam keadaan sangat terjepit, ajakan itu ditolak oleh Tuanku Imam Bonjol. Belanda kemudian merebut Padang Bubus dan Tanjung Bunga. Pertempuran sengit terjadi di sebuah bukit di dekat Benteng Bonjol. Dari bukit itu, meriam Belanda menggempur Bukit Tajadi.

Akibat muntahan peluru meriam-meriam Belanda selama seminggu pada bulan Agustus 1837, Benteng Bonjol rusak hebat. Belanda memusatkan segala serangan untuk merebut Bukit Tajadi guna membungkam meriam-meriam pasukan Bonjol. Sebagai pancingan, Belanda melakukan gerakan tentara yang hebat di sebelah barat dan selatan.

Perhatian Imam Bonjol sepenuhnya dicurahkan ke arah gerakan itu

Pertahanan Bukit Tajadi tidak diperhatikan. Bukit Tajadi jatuh ke tangan Belanda pada tanggal 15 Agustus 1837. Akibatnya,  Benteng Bonjol, menjadi lumpuh.

Benteng Bonjol jatuh ke tangan Belanda pada tanggal 16 Agustus 1837,

Tuanku Imam Bonjol dapat meloloskan

diri ke luar benteng. Beliau terus memimpin perang gerilya di hutan-hutan. Keadaan badan beliau sudah sangat lemah tetapi semangat beliau tetap membara.

Tuanku imam bonjpl menyingkir ke Koto Marapak Sambil mengobarkan semangat perlawanan pengejaran dilakukan terhadap diri lmam Bonjol. Putra Tuanku Imam Bonjol bernama Yusuf Menyerah pada bulan september 1837.

Sebulan kemudian yaitu pada tanggal 28 oktober 1837 ada undangan dari residen francis agar Imam Bonjol datang ke Palupuh untuk berunding. Kali ini beliau memenuhi undangan Belanda. Dengan ditemanl puteranya dan tiga orang pengiring, Tuanku Imam Bonjol datang ke Palupuh.

Sesampainya di sana bukan Residen Francis yang ditemui, tetapi sepasukan tentara Belanda yang telah siap untuk menangkap beliau. Tuanku Imam Bonjol segera ditawan pada tanggal 28 Oktober 1837. Beliau telah menjadi korban dari tindakan lawan yang tidak bersikap ksatria.

Mula-mula ia di penjara di bukittinggi, akan tetapi belanda masih takut pengaruh beliau, maka beliau di pindahkan ke padang kemudian pada tgl 23 januari 1838 di pindah ke cianjur dan akhirnya di pindah ke manado pada tanggal 19 januari 1939.

setelah menjadi tawanan Belanda Selama 27 tahun Beliau Wafat pada tgl 8 november 1864 dalam usia 92 tahun.

Teungku Cik Di Tiro

Teungku Cik Di Tiro

Lahir : Aceh Utara 1836

Wafat : di Benteng Anuok Galong, Januari 1891

Menghadapi perkembangan politik itu, Aceh memperkuat diri dengan membina hubungan. diplomatik dengan Kesultanan Turki, perwakilan Amerika Serikat dan italia di Singapura. Hubungan diplomatik itu dipadukan di samping untuk mencari dukungan diplomatik juga mempermudah pembelian senjata.

Serangan Belanda pertama dilancarkan pada tahun 1873 dengan mengirimkan 168 perwira dan 3.193 serdadu. Belanda dapat menduduki Masjid Raya yang menjadi markas pasukan Aceh tetapi Jenderal Kohier tewas tertembak pasukan Aceh. Pasukan Aceh kemudian memperkuat diri dengan memusatkan pertahanannya di sekitar Istana Sultan Mahmud Syah.

Belanda kemudian mengirim pasukan yang lebih besar lagi sehingga Aceh Besar jatuh ke tangan Belanda. Blokade laut yang dilakukan Belanda menyebabkan Aceh terisolasi dari Dunia Luar. Hal itu menyebabkan melemahnya kekuatan Aceh.

Dalam situasi itu, muncul Teungku Cik Di Tiro sebagai pemimpin perjuangan. Cik Di Tiro yang semula bernama Muhammad Saman dilahirkan di Cumbok Lamlo, Tiro, daerah Pidie pada tahun 1836. ia dididik dalam lingkungan keagamaan yang taat. Setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia mengajar agama di kota kelahirannya. Tokoh itu tampil di panggung perjuangan ketika pasukan Aceh sedang melemah.

Pada bulan Mei 1881 ,Cik Di Tiro beserta pasukannya dapat merebut benteng Belanda di Indrapuri, disusul dengan Jatuhnya benteng musuh di Lambaro dan Aneuk Galong. Pasukan pejuang itu terus melakukan serangan ke Pulau Breuh. Dari pulau itu disusun kekuatan untuk merebut Banda Aceh. Teungku Cik Di Tiro merencanakan agar pada akhir tahun 1983 Belanda sudah dapat diusir dari tanah Aceh.

Dengan tampilnya Teungku Cik Di Tiro sebagai panglima perang Aceh, pasukan Belanda mengalami hambatan besar dalam upaya menaklukkan wilayah itu. Kesulitan itu mau ditanggulangi dengan

mendekati Cik Di Tiro untuk berdamai. Namun, tawaran itu ditolak dengan tegas.

Usaha itu gagal namun Belanda berhasil membujuk salah seorang petinggi Aceh yang dijanjikan akan diangkat sebagai Kepala Sagi atau kepala wilayah (Hulubalang Besar).

Orang itu menyuruh seorang wanita mengantarkan makanan yang sudah diberi racun kepada Cik Di Tiro. Tanpa curiga, panglima besar itu memakan makanan pemberian itu yang menyebabkannya sakit keras.

Panglima Aceh itu harus menutup mata untuk selama-lamanya. Peristiwa itu terjadi pada bulan Januari 1891 di Benteng Aneuk Galong.

Si Singa Mangaraja XII

Si Singa Mangaraja Xii

Lahir : di Bakara, Tapanuli Utara Thn 1849

Wafat : Tahun 1907

Sepak terjang serdadu Belanda” itu menimbulkan reaksi keras dari Si

Singamangaraja XII, Raja Tapanuli. Patuan Bosar Ompu Pulo Batuyang ketika naik tahta bernama Si Singa mangaraja XII itu. dilahirkan di Bakkara, Tapanuli Utara pada tahun 1849. Selain berkedudukan sebagai raja, dia juga menjabat sebagai kepala adat sekaligus sebagai pemimpin agama yang disebut Parmalim.

Kedudukannya iru memberikan kewibawaan tinggi di kalangan rakyatnya. Hal itu terlihat ketika, dia mengangkat senjata melawan Belanda.

Dalam perang itu, Si Singamangaraja XII memimpin sendiri perlawanan menghadapi Belanda.’Serangan

terhadap pos-pos Belanda di Tarutung, Balige, dan Bakkara dilancarkan pada tahun 1878. Dalam peperangan itu, raja Batak itu bekerjasama: dengan beberapa panglima Aceh dan Sumatera Barat. Serangan yang paling berhasil terjadi di Tangga Batu pada tahun 1884.

Karena banyak mengalami kekalahan, Belanda meningkatkan kekuatan dan

melakukan berbagai intimidasi dan tindak kekerasan. Orang-orang yang dicurigai membantu Si Singamangaraja ditangkap dan dibunuh. namun demikian perlawanan tetap dijalankan.

Untuk mempengaruhi pihak-pihak yang tidak menyukai kedudukan Si Singamangaraja XII maka Belanda

menyediakan hadiah uang sebesar . 2.000 gulden bagi siapa saja yang dapat menangkapnya hidup atau mati. Namun, rakyat tidak mau mengkhianati rajanya dan terus mengobarkan perlawanan. Belanda dengan membabi buta membakar kampung-kampung dan memaksa rakyat membayar denda yang tinggi. Berbagai .usaha pengepungan dan penyerangan mendadak dilakukan Belanda namun tidak menunjukkan hasil yang berarti. Pada tahun 1894, Raja ‘itu bersama laskarnya menghadapi. tentara Belanda dalam jumlah besar karena didatangkan dari Medan .dan Aceh sehingga kekuatannya. melebihi kekuatan Si Singamangaraja. raja batak itu bertahan di daerah bakkara dan menjadikan daerah itu sebagai pusat perlawanan.

Lewat pertempuran yang sengit akhirnya kubu pertahanan itu jatuh ke tangan musuh. Kemudian, daerah, pertahanan dipindah ke Dairi Pakpak, sebuah perkampungan di Barat Daya DanauToba.  Pasukan Belanda ternyata berhasil masuk melalui Tapanuli Utara ke basis pertahanan para pejuang. Tempat itu akhirnya dapat dikepung. Permintaan Belanda agar rajabitu menyerah ditolak dan pertempuran’ sengit berlangsung.

Si Singamangaraja yang bersemboyan “lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dijajah” itu akhirnya gugur pada tahun 1907 setelah selama tiga puluh tahun mengobarkan perlawanan rakyat Tapanuli untuk mengusir Belanda.

H.O.S Tjokroaminoto

H.o.s Tjokroaminoto

Lahir : di ponorogo jawa timur 16 agustus 1883

Wafat : 17 Desember 1934 di yogyakarta

Dalam periode tahun 1912-1916 Cokroaminoto dan para pemimpin SI lainnya bersikap moderat terhadap pemerintah Belanda. Yang diperjuangkan adalah menegakkan hak-hak manusia serta meningkatkan taraf hidup rakyat.

Dalam kongres-kongres SI, Cokroaminoto mulai melancarkan ide pembentukan nation (bangsa) dan pemerintahan sendiri (seif government) Sebagai reaksi terhadap “Janji November” (November Beloften), Gubernur Jendral van Limburg Stirum pada tanggal 25 November 1918 Cokroaminoto bersama tokoh-tokoh lain, seperti Abdoel Moeis, Cipto Mangunkusumo atas nama Kelompok Radicale Concentratie mengajukan nota yang memuat tuntutan

(1) pembentukan Dewan Negara di mana duduk semua wakil dari kerajaan,

(2) pertanggungjawaban departemen/pemerintah Hindia Belanda terhadap perwakilan rakyat,

(3) pertanggungjawaban keuangan tehadap perwakilan rakyat,

(4) reformasi pemerintahan dan desentralisasi.

Tuntutan hak-hak politik yang berlaku dalam sistem pemerintahan

parlementer itu. dianggap oleh Ketua Parlemen Belanda sebagai fantasi belaka. Sebagai reaksi atas sikap pemerintahan Hindia Belanda itu dalam kongres nasionalnya di Yogyakarta pada tanggai 2-6 Maret 1921 Centraal Sarekat islam merumuskan tujuan perjuangan politik sebagai “untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda”.

Dalam Pidato-Pidatonya Cokroaminoto selalu membela rakyat Indonesia yang menderita karena perampasan hak milik tanah untuk dijadikan perkebunan Belanda. Ia akhirnya dijebloskan ke penjara karena dianggap menghasut dan mempersiapkan pemberontakan melawan pemerintah Hindia Belanda.

Ia dibebaskan pada bulan April 1922, setelah tujuh bulan meringkuk dalam tahanan. Beberapa tahun kemudian,dia diminta duduk dalam Volksraad tetapi ditolaknya dengan tegas.

Sebagai tokoh masyarakat; pemerintah kolonial menjulukinya sebagai de ongekroonde van Java (Raja Jawa yang tidak dinobatkan). Pengaruhnya yang luas menjadikannya sebagai tokoh panutan masyarakat. Karena alasan itu pula R.M. Soekemi mengirimkan anaknya Soekarno (kelak Presiden Pertama Ri) untuk pendidikan dengan in de kost di rumahnya. Cokroaminoto dengan empat orang anak dan satu isteri bekerja semata-mata untuk Sarekat Islam yang kemudian menjadi Partai Serikat Islam indonesia (PSII). Buah pikirannya tentang agama dan kemasyarakatan dituangkannya dalam buku Islam dan Sosialisme. Sebagai aktivis ia hidup sederhana dengan tinggal di kampung yang penuh sesak di kota. Surabaya. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta.

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro

Lahir : di yogyakarta, 11 novembee 1785

Wafat : 8 Januari 1855

kerusuhan mengenai pembuatan jalan melalui tanah Tegalrejo tanpa seizin Diponegoro. Insiden pemasangan tonggak jalan yang terjadi pada tanggal 20 Juli 1825 tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak. Dengan perantaraan Pangeran Mangkubumi, Residen Smisaert

meminta Pangeran Diponegoro untuk datang ke Kantor Residen tetapi ditolak. Pangeran Mangkubumi justru mendapat ancaman karena tidak berhasil melunakkan Diponegoro. Ketika Pangeran Mangkubumi hendak menulis jawaban kepada Residen, pasukan Belanda telah mendahului menembakkan meriamnya. Bersama dengan Mangkubumi Pangeran Diponegoro segera meloloskan diri. Diponegoro kemudian memusatkan pertahanannya di daerah Selarong.

Dukungan pada perjuangan Diponegoro meluas, tidak terbatas pada rakyat petani dan para pangeran, tetapi juga para ulama. Mereka menggabungkan diri termasuk seorang ulama besar Kyai Mojo dan Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, seorang bangsawan yang kemudian menjadi panglima utamanya. Dua kali Jenderal de Kock mengirimkan surat kepada Diponegoro tertanggal 7 Agustus 1825 dan 14 Agustus 1825 untuk menawarkan perdamaian. Ajakan itu tidak mendapatkan tanggapan. Kemudian, Belanda menyediakan hadiah uang 20.000 ringgit bagi siapa saja yang dapat menangkap Diponegoro hidup atau mati. Usaha Belanda itu mengalami kegagalan karena rakyat tetap setia kepada pemimpin mereka. menyadari Rupanya, Belanda menyadari dukungan rakyat kepada  mereka yang diapggap sebagai  perwujudan Ratu Adil atau erucakra Oleh karena itu, pada tahun 1827  taktik “benteng stelsel” diterapkan“ di setiap daerah yang berhasil dlkuasai didirikan benteng yang bemuhungan dengan benteng sebelummnya Iewat prasarana jalan, perbekalan, dan patroli serdadu yang teratur. Strategi

.ini membawa kemajuan dengan tertangkapnya sejumlah panglima perang seperti Sentot Alibasyah dan Pangeran Mangkubumi. Namun, perlawanan Diponegoro tetap” berlangsung dan menambah rasa antipati rakyat terhadap pemerintah kolonial.

Jenderal de Kock kemudian melancarkan strategi “meja perundingan” dengan mengajak Diponegoro berunding. Secara rahasia dia menginstruksikan bila perundingan itu gagal maka Diponegoro harus ditangkap. Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, Pangeran menolak syarat-syarat yang diajukan Belanda. Akibatnya pada tanggal 28 Maret 1830 pejuang dari Tegalrejo itu , ditangkap dan dibuang ke . Manado. Beberapa waktu  kemudian, dia dipindahkan ke Ujung Pandang hingga  wafat pada tanggal 8 Januari 1855.Beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1973.

R.A. Kartini

R.a. Kartini

Lahir : di Jepara (Jateng) 21 april 1879

Wafat : 17 September 1904

dengan pria yang menjadi pilihannya. Kalau anak perempuannya itu menuntut untuk segera mendapat izin belajar ke negeri Belanda, dia memandangi puterinya itu dengan sedih hati, seolah-olah mengatakan, “hendak cepat-cepat benar kamu meninggalkan Bapak?”

Dengan usaha pendidikan maka kaum perempuan akan menjadi sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Mereka akan lebih mampu menempuh jalan hidupnya sendiri. Perempuan yang telah dicerdaskan oleh pendidikan, tidak akan sanggup hidup dalam “dunia nenek moyangnya”. Mereka akan bangkit berjuang mematahkan belenggu itu. Perjuangan ini akan menghasilkan buah yang disebut Kartini sebagai persamaan hak yang telah terbayang di udara. Dia juga menyadari bahwa ketidaksamaan hak itu dikondisikan oleh belenggu Kolonialisme Belanda.

Sebagai anak muda yang berasal dari kalangan bangsawan, Kartini tidak buta terha-dap berbagai kepincangan sosial yang terjadi. Hal itu memang diharapkan dari seseorang dalam kedudukan “itu, tetapi di zamannya tidak diharapkan datang dari seorang perempuan. Dalam kondisi seperti itu, Kartini tidak hanya mengamati secara pasif, tetapi ia justru menumbuhkan keyakinan dalam dirinya tentang hal-hal yang perlu diubah di lingkungan sosialnya.

Bangsa Belanda, di mata Kartini, acap kali menertawakan dan mengejek bangsanya. Tetapi kalau Bumi putera mau mencoba memajukan diri, maka ancamanlah yang didapatkan mereka. “Kekuasaan hanya ada pada penjajah”, tegasnya. Dalam perjuangan itu, kaum perempuan tidak perlu , berputus asa. Kartini menyatakan. “hidup itu terlalu indah, terlalu sedap untuk dihancurkan dengan ratap tangis akan hal-hal yang tidak dapat diubah”.

Menjelang perkawinannya .dengan Raden Mas Adipati Ario Djojo adiningirag Bupati Rembang yang sudah beristeri, Kartini sangat merasakan ”haI-hal yang tidak dapat diubah itu. Meskipun sahabatnya Stella Zeehandelaar tidak dapat memahami Kartini yang menerima lamaran Bupati Rembang itu. Tetapi  Kartini berhasil melakukan “tawar menawar yang menguntungkan bagi kedudukannya sebagai seorang perempuan. Ia diizinkan mendirikan

sekolah untuk para remaja puteri.

Dengan suaminya, ia tidak memakai bahasa kromo inggil, seperti diIakukan para isteri pada zamannya. Dalam upacara perkawinan, dia menghapuskan acara membasuh kaki suaminya.

Dalam menerima “nasib” itu Kartini menyadari bahwa zamannya belum memungkinkan bagi perwujudan cita-citanya secara penuh. “Perbuatlah sekehendak hati tuan, tetapi tuan tidak akan dapat menahan paksaaan zaman Juga”.

Sesudah melahirkan anaknya yang pertama Raden Mas Susalit, Kartini jatuh sakit dan menutup mata untuk selama-Iamanya pada tanggal 17 Sepetember 1904. Kumpulan surat-suratnya dibukakan oleh para sahabatnya dengan judul Door Dulstemfs tof Licht (“Habis Gelap Terbitlah Terang”). Dalam buku itu berbagai pemikiran, gagasan dan cita-cita Kartini didokumentasikan yang hingga kini tetap menjadi sumber inspirasi  banyak orang.

Kyai Haji Fachruddin

Kyai Haji Fachruddin

Lahir : di yogyakarta 1890

Wafat : di yogyakarta 28 februari 1928

Haji Fachruddin seperti beberapa

tokoh di lingkungannya yang sering disebut Orang Kauman” seperti Haji Sujak, Haji Tamim, Haji Hisjam, Haji sjarkawi dan Haji Abdulgani, sangat.

bersimpati terhadap perjuangan Budi Utomo. K.H. Muhammad Dahlan, pendiri Muhammadiyah pada tahun 1909 masuk Budi Utomo dengan tujuan memberikan pelajaran agama kepada anggota anggotanya yang kebanyakan mengajar di sekolah-sekolah negeri.

Perhatianpada masalah sosial itu juga menjadikan ketertarikannya pada .

gerakan Sarekat islam (Si) yang didirikan pada. tanggal 11 November 1911 yang di dahului dengan pembentukan serikat Dagang islam. Fachruddin mencintai Sl,

karena gerakan politiknya yang bertujuan meningkatkan kesadaran seseorang pada tingkat natie (bangsa). Usaha pertama untuk berjuang menuntut pemerintahan sendiri atau sekurang-kurangnya agar. orang-orang Indonesia diberi hak untuk, mengemukakan suaranya dalam masalah-masalah politik. Di samping itu, ia juga mencintai Muhammadiyah sebagai gerakan pemurnian agama Islam dan. kiprahnya dalam dunia pendidikan.

Fachruddin akhirnya memilih Muhammadiyah. Di organisasi itu ia banyak berperan dalam pembinaan generasi muda sebagai calon pemimpin di masa depan. di Berbagai bidang kegiatan Organisasi pernah ditanganinya di samping kehebatannya sebagai juru dakwah yang selalu menekankan Persatuan umat, seperti Kepandian Hizbul Wathan dan memimpin organisasi Penolong Kesengsaraan Umat (PKU), Percetakan Muhammadiyah didirikannya sebagai salah satu sarana komunikasi dan pendidikan umat. Kyai ini menyadari bahwa peningkatan pendidikan tidak mungkin dapat dilepaskan  dari penyediaan sekolah yang memerlukan dana yang cukup Dengan rela ia berkeliling ke berbagai kota seperti Jakarta, Pekalongan, dan Surabaya untuk menggerakkan swadaya umat bagi pendidikan generasi muda Tenaga dan pengabdiannya tidak hanya dalam lingkup Organisasi tetapi juga bagi umat islam secara keseluruhan.

Pada tahun 1921 ia diutus ke Tanah Suci untuk meneliti keadaan haji di sana Jemaah haji dari Indonesia pada masa itu mendapat perlakuan yang kurang baik. Badan prnolong haji didirikannya setelah kembali ke Indonesia. Sebagai pemuka umat, ia pernah diutus ke Kairo untuk mewakili umat islam di Indonesia dalam rangka menghadiri Konperensi Islam. Kesibukannya di organisasi menyebabkan berkurangnya waktu dan tenaga Untuk usaha dagangnya. Tidak menherankan bila usaha dagangnya mengalami kemunduran meskipun disadarinya penghidupan . keluarganya tergantung pada usaha itu. Keadaan itu tidak dihiraukannya, karena Muhammadiyah sangat memerlukan tenaga dan pengabdiannya. Kesibukannya itu menyebabkan dia kurang memperhatikan kesehatannya Menjelang Kongres Muhammadiyah di Yogyakartapada tahun 1929, ia jatuh sakit dan meninggal dengan tenang pada tanggal 27 Februari 1929. Jenazahnya dimakamkan di pakuncen, yogyakarta.

Kapiten Pattimura

Kapiten Pattimura

Lahir : di Saparua (Maluku), 8 Juni 1783

Wafat : 16 Desember 1817

Setelah penyerangan itu, para raja, patih. dan pemimpin-pemimpin rakyat berkumpul dan sepakat untuk mengumumkan apa yang disebut sebagai Proklamasi Haria yang ditetapkan di Saparua pada tanggal 29 Mei 1817. Isi proklamasi itu pada intinya membeberkan berbagai situasi ketidakadilan pemerintah Belanda Ketidakadilan itu nampak dalam pemaksaan pemuda-pemuda untuk menjadi tentara dan dikirim ke Batavia.

Pekerjaan berat untuk Gubernemen yang menyita banyak waktu tidak mendapatkan imbalan minimal untuk hidup. Pembuatan garam oleh rakyat untuk pemerintah tidak dibayar. Rakyat harus menyerahkan ikan, daging ayam, rusa, babi hutan, dan minyak goreng dengan harga rendah, bahkan sering tidak dibayar tetapi masih harus kerja rodi untuk pemerintah.

Keadaan itu menjadi dasar hukum bagi rakyat untuk melakukan perang kemerdekaan yang dimulai pada tanggal 15 Mei 1817. Perang itu merupakan perang rakyat menentang kesewenang-wenangan dan kezaliman Belanda. Proklamasi juga memberi pengakuan secara hukum atas kepemimpinan Thomas Matulessi sebagai pemimpin dan panglima perang.

Setelah proklamasi itu, Thomas Matulessia yang kemudian lebih dikenal sebagai Kapitan Pattimura mulai mengkoordinasikan kekuatan rakyat. Pertama-tama adalah mempertahankan Benteng Duurstede. Mayor Beetjes yang berusaha merebut benteng itu kembali berhasil dibinasakan beserta pasukannya, termasuk di dalamnya Letnan it ES. de Haas.

Konon, kerangka-kerangka Jenazah pasukan Belanda itu dimakamkan

kembali di Pantai Waisisil pada tahun 1884 dan di atasnya didirikan sebuah tugu. Di Palu, barisan rakyat dapat merebut kembali Benteng Hoorn Seluruh pasukan Belanda dl dalamnya dapat dibinasakan.

Belanda untuk mengimbangi perlawanan gigih dari rakyat ini adalah memecah belah para pemimpin Tipu muslihat Belanda berhasil, membujuk Patih Akoon, salah satu kepala negeri di Nusa laut. Akoon dan Tuwanakotta membocorkan keadaan para pejuang di Nusalaut dan dalam Benteng Duurstede. Pembocoran rahasia pertahanan itu sangat fatal bagi perjuangan Kapitan Pattimura.

Usaha para raja di Haruku untuk merebut Benteng Zeelandia berhasil digagalkan Belanda. Duurstede’ dapat direbut kembali dan perlawanan rakyat sedikit demi sedikit dapat dipatahkan. Bahkan, Pattimura berhasil ditangkap ketika kapitan itu sedang berada di Siri Sori. Ia kemudian diangkut ke Ambon dengan pengawalan ketat.

Berbagai kompromi dan kerjasama ditawarkan oleh Belanda tetapi selalu ditolak Pattimura; Pengadilan kolonial menjatuhinya hukuman gantung sampai mati. Hukuman itu dijalani bersama dengan kawan-kawannya yang setia dengan gagah berani pada tanggal 16 Desember 1817 di Ambon.

Sri Susuhunan Pakubuwono VI

Sri Susuhunan Pakubuwono Vi

Lahir : di Surakarta, 26 April 1807

Wafat : di Ambon, 2 Juni 1849

Sebagai raja yang naik tahta pada usia 16 tahun. ia harus berhadapan dengan rakyat, para bangsawan istana, dan Belanda. Di antara rakyat dan bangsawan terdapat banyak golongan dengan pendirian dan pandangan tersendiri yang tidak mudah didamaikan.

DI satu pihak, Susuhunan harus memperhatikan kepentingan rakyat tetapi Juga tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan Belanda yang sudah sangat berpengaruh di lingkungan istana.

Di kalangan bangsawan istana, kedudukan Pakubuwono yang dilahirkan di Surakarta pada tanggal 26 April 1807 dapat menjadi bibit persengketaan. Pakubuwono VI dilahirkan dari ibu yang bukan permaisuri raja. Pengangkatannya sebagai raja pada tahun 1823 berdasarkan surat wasiat ayahnya, pakubuwono V.

Pemerintah Kolonial Belanda telah menetapkan berbagai peraturan pengangkatan raja sehingga merendahkan martabat para raja. Wilayah kerajaan pada setiap pengangkatan selalu dipersempit sebagai upeti kepada Belanda.

Pakubuwono VI yang sebelum naik tahta bernama Raden Mas Sapardan sangat menyadari situasi yang tengah terjadi. Namun, disadari juga bahwa sikap para bangsawan terhadap Belanda tidak sama karena mereka memiliki kepentingan-kepentingan tersendiri.

Oleh karena itu, antara raja dan kaum bangsawan timbul sikap saling mencurigai. Situasi itu sangat menguntungkan pemerintah kolonial yang berhasrat menyingkirkan pihak-pihak yang anti Belanda Sementara itu di Keraton Yogyakarta muncul Pangeran Diponegoro yang juga menghadapi masalah campur tangan Belanda dalam urusan istana kerajaan di Yogyakarta. Pakubuwono VI melihat perkembangan keadaan memilih memihak Pangeran Diponegoro. ia secara diam-diam membantu Diponegoro.

Pertemuan rahasia dengan pangeran dari Tegalrejo pun diadakan. Hasilnya, sejumlah pasukan kasunanan diperbantukan dan beberapa pusaka keraton diberikan dengan perantaraan Raden Ajeng Sumirah, saudara sepupu Diponegoro. Usaha-usaha itu sangat mencurigakan Jenderal de Kock yang berada di Surakarta. Nahuys, Residen Surakarta berkesimpulan Pakubuwono VI tidak dapat dipercaya dan tidak setia kepada pemerintah kolonial. Berbagai usaha untuk menggulingkan dan menyingkirkan Pakubuwono Vi diadakan.

Pada saat Pakubuwono VI meninggalkan istana dan berziarah ke Imogiri, pasukan tentara Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soliewijn menangkapnya. Sunan itu diturunkan dari tahta pada tanggal 14 Juni 1830 digantikan oleh Pangeran Purboyo. Tuduhan yang dilontarkan Belanda adalah bahwa Pakubuwono VI berusaha mempersiapkan pemberontakan. Oleh karena itu, ia ditahan di Semarang, Batavia, kemudian diasingkan ke Ambon hingga akhir hayatnya pada tahun 1849. Lebih dari seabad kemudian atas usaha pemerintah RI makamnya di pindahkan ke pemakaman Imogiri pada tahun1956.

Sultan Thaha Syaifuddin

Sultan Thaha Syaifuddin

Lahir : Jambi 1816

Wafat : di Muara tebo 36 April 1904

Ketika Sultan Thaha Syaifuddin, karena terlibat dalam berbagai pertempuran, harus menyingkir ke luar istana, Belanda mengangkat salah seorang putera sultan yang masih berusia tiga tahun menjadi Pangeran Ratu atau Putera Mahkota. Untuk mendampingi putera mahkota yang masih muda itu diangkat dua orang wali yang memihak kepada Belanda.

Usaha untuk mengadu domba itu tidak memberikan hasil karena kerabat istana dan rakyat tetap mendukung politik yang menolak kehadiran Belanda. Belanda akhirnya menyadari bahwa usaha untuk menghidupkan kekuatan tandingan dalam istana kerajaan akan sia-sia meskipun di beberapa tempat lain membawa hasil yang menguntungkan.

Hanya satu jalan bagi Belanda untuk menghadapi sultan yaitu dengan berperang secara ksatria. Untuk itu, Belanda mendatangkan pasukan dari Magelang lewat Semarang dan Palembang.

Untuk menumpas perlawanan dari suatu daerah, Belanda selalu mendatangkan pasukan dari daerah lain mengingat serdadu yang berkebangsaan Belanda sangat sedikit. Cara itu terbukti efektif untuk menindas perlawanan rakyat di berbagai wilayah Indonesia.

Pada tanggal 31 Juli 1901 pasukan Belanda yang datang mendapatkan perlawanan sengit di Surolangun. Namun, pasukan Belanda terus mengadakan pengejaran sampai ke pedalaman. Mereka dapat menawan pasukan dan pengikut Sultan Thaha tetapi tidak berhasil menemukan pemimpinnya. Dengan berbagai tipu muslihat Belanda dapat menemukan tempat pertahanan para pejuang. Markas Sultan di Sungai Aro diserbu Belanda pada tahun 1904. Sultan lewat perjuangan sengit dapat meloloskan diri tetapi Jonang Buncit dan Berakim Panjang, dua orang panglimanya gugur. Belanda tidak mengendorkan tekanannya pada sultan dan pasukannya. Namun demikian, Sultan Thaha Syaifuddin tidak pernah tertangkap oleh pasukan musuh. Sebagian besar hidupnya adalah perjuangan melawan Belanda sampai ia tutup usia di Muara Tebo pada tanggal 26 April 1904 dalam usia 88 tahun. Kesimpulan Ada ahli militer yang mengatakan bahwa bila pasukan gerilya dapat bertahan lebih dari lima tahun berarti mereka didukung oleh rakyat. Sultan Thaha mampu bertahan hampir lima puluh tahun menghadapi Belanda, meskipun pada akhir hidupnya perlawanannya tidak efektif lagi. Hal itu terjadi karena dukungan seluruh rakyat dan kerabat kerajaan yang bersatu melawan penjajah. Namun, dukungan dan semangat persatuan saja belum cukup untuk menjaga. kemerdekaanya itu tanpa peralatan tempur yang memadai. Peralatan tempur itu yang tidak dimiliki oleh Sultan Thaha Syaifuddin.

Teuku Umar

Teuku Umar

Lahir : di Meulaboh (Aceh Utara) 1854

Wafat : di Meulaboh (Aceh Utara) 11 februari 1896

Salah satu tokoh dan panglima legendaris dalam perang itu adalah Teuku Umar. Teuku Umar dilahirkan di Meulaboh pada tahun 1854. ia berasal dari keluarga keturunan Minangkabau yang merantau ke Aceh pada akhir abad ke-17. Ia adalah anak dari Teuku Mahmud dan ibunya adalah adik raja Meulaboh. Teuku Umar menikah dengan Cut Nyak Dien, anak Nanta Setia, pamannya.

Sejak muda Teuku Umar sering berkelahi dan berkelana. Ketika Perang Aceh meletus, ia yang baru berusia 19 tahun tanpa ragu-ragu menerjunkan diri dalam kancah perjuangan.

Mula-mula ia berjuang mempertahankan kampung halamannya sendiri kemudian meluas hingga daerah Meulaboh. Markas pasukannya di Kampung Darat dapat diduduki Belanda pada tahun 1871 ia pun mundur ke daerah Aceh Besar sambil menyusun kekuatan dan melancarkan perang gerilya.

Pada bulan Agustus 1893, Teuku Umar pura-pura tunduk kepada Belanda. Dengan menyatakan sumpah setia kepada Gubernur yang merangkap sebagai panglima Belanda di Aceh, ia diterima dalam dinas militer Belanda. Pemerintah kolonial memberinya gelar Teuku Johan Pahlawan. Semula ia dipercaya untuk membawa 32 orang tentara untuk menumpas pasukan Raja Teunom dan menyita kapal lnggris. Tetapi, di tengah perjalanan pulang; Teuku Umar membunuh 32 tentara itu dan mengambil senjatanya. ia kemudian diizinkan membentuk sebuah legiun yang berkekuatan 250 orang yang bertugas untuk mengamankan daerah Aceh Besar dan sekitarnya dari gangguan para pejuang.

Pada tanggal 30 Maret 1896 ia secara terus terang menyatakan keluar dari dinas militer Belanda. Ia menemui lagi teman-teman seperjuangannya, seperti Panglima Polim, ulama-ulama di Tiro dan Uleebalang yang juga telah menghentikan kerjasama dengan Belanda seperti Teuku Usen, Teuku Mahmud, dan Teuku Cut Muhammad. Ketika berbalik membela Aceh, Teuku Umar membawa lari 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, dan uang sebanyak 18.000 dolar, serta peralatan perang lainnya.

Atas kejadian itu panglima Tentara Hindia Belanda, Jenderal van Heutsz sangat marah dan dengan segala upaya ingin membunuh Teuku Umar. Dalam pertempuran di Meulaboh, pada tanggal 10 Februari 1899 malam hari, Teuku Umar terkena  tembakan dan meninggal dunia.

Untung Suropati

Untung Suropati

Lahir : di Bali  1660

Wafat : 5 Desember 1706

Tidak diketahui dengan pasti bagaimana asai-usul Untung Surapati. Menurut cerita, ia adalah keturunan bangsawan Bali yang diculik dan dijadikan budak belian.

Anak itu dibeli oleh seorang pegawai VOC di Batavia yang bernama Edeleer Moor. Selama memelihara budak itu, ia bertambah kekayaan dan naik pangkatnya. Dengan kata lain, anak itu mendatangkan banyak keuntungan sehingga orang Belanda itu memberi nama “Untung”.

Karena Untung mempunyai hubungan asmara dengan salah seorang putri tuannya, ia dipenjarakan dan banyak mengalami siksaan yang berat. beberapa orang” temannya, Untung berhasil melarikan diri ke hutan. la mengadakan serangkaian serangan dan pengrusakan terhadap orang Belanda dan harta milik mereka di Batavia.

Bagi Untung, orang Belandalah yang menyebabkan hidupnya susah. Maka ia bertekad membalas perbuatan Belanda yang menyengsarakan hidupnya.

Begitulah Untung kemudian berpura-pura menyerah dan akhirnya bergabung dalam tentara VOC dengan pangkat letnan. Pengangkatan ini tidak menjadikan Untung Suropati memihak kepada Belanda.

Dalam suatu pertengkaran, Ia membunuh seorang perwira Belanda. Ia kemudian keluar dari dinas militer dan melarikan diri dari daerah  priangan.

Dari daerah Priangan ini Untung terus mengumpulkan dan mengajak rakyat yang simpati pada perjuangannya melawan Belanda. Mereka melancarkan serangan gerilya terhadap Belanda.

Belanda terus mengejar Untung sampai di Kartasura. Pada masa itu hubungan antara Susuhunan Mangku Rat II dengan VOC dalam situasu permusuhan semenjak tewasnya Trunojoyo pada tanggal 2 Januari 1690.

Susuhunan mempercayakan sepasukan tentara kepada Suropati. Dalam sebuah pertempuran di Kartasura, pasukan Belanda berhasil dihancurkan. Pemimpin pasukan itu, Kapten Tack, tewas di tangan Suropati.

Di Pasuruan dengan seizin Mangku Rat II, ia mendirikan  sebuah kerajaan dengan gelar Adipati Wironegoro. Benteng-benteng untuk. melindungi kerajaannya telah didirikan, tetapi dalam serangan pada bulan november 1706 Untung suropati terluka parah dan gugur pada tanggal 12 oktober 1706.

Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang

Lahir : di Serang (jateng), 1752

Wafat : 1828

Ketika Pangeran Mangkubumi mengangkat senjata melawan Belanda, Pangeran Notoprojo diangkat menjadi salah satu panglima perangnya. Perlawanan Mangkubumi ini berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Pangeran Mangkubumi naik tahta menjadi Sultan Hamengkubuwono I yang berkedudukan di Yogyakarta. Panembahan Serang yang dalam hati tidak menyetujui perjanjian itu tetap memelihara pasukannya.

Situasi itu diketahui oleh Belanda sehingga diadakan penyerangan besar-besaran. Kustiah atau Nyi Ageng Serang yang sudah dewasa ikut serta memimpin pasukan untuk menahan serbuan Belanda. Pertempuran itu dimenangkan Belanda. Kustiah ditangkap dan dibawa ke Yogyakarta. Beberapa lama kemudian, dia dikembalikan ke Serang. Untuk sementara waktu, dia hidup tenang sebagai pemimpin masyarakat dengan memendam hasratnya mengusir Belanda.

Memasuki abad ke-19, Belanda makin mantap menancapkan kukunya di Jawa. Raja-raja Jawa, baik Surakarta maupun Yogyakarta hampir tak berdaya terhadap kekuasaan Belanda. Campur tangan pemerintah kolonial dalam pengangkatan raja-raja serta penguasaan dan pengelolaan tanah-tanah rakyat menimbulkan sentimen anti-Belanda.

Kedudukan Belanda seperti itu ditambah dengan masalah intern keraton menyebabkan pecahnya Perang Diponegoro (1825-1830). Nyi Ageng Serang yang dari awal tidak menyukai kehadiran pemerintah Belanda ikut menggabungkan diri. Nyi Ageng yang sudah berusia lanjut (73 tahun) bersama cucunya Raden Mas Papak memimpin Dasukan mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro.

Pasukan terlibatdalam pertempuran pertempuran di Purwodadi Semarang, Demak, Kudus, Juwana, dan Rembang. Nyi Ageng Serang pernah memimpin sendiri pasukannya secara langsung dalam perang gerilya di sekitar desa Beku, Kabupaten Kulon Progo. Pasukannya pernah mendapat tugas dari Pangeran Diponegoro untuk memper-tahankan daerah Prambanan yang telah direbut oleh Tumenggung Suronegoro dengan menghalau pasukan Belanda yang menjaganya Karena usianya yang sudah lanjut Nyi Ageng Serang selalu dipikul dengan tandu ke mana pun ia pergi.

Di atas tandu itu, dia memimpin pasukannya. Salah satu taktik yang jitu dalam medan pertempuran adalah penggunaan daun keladi hijau. Pasukannya diperintahkan untuk berkerudung daun keladi itu sehingga dari kejauhan tampaknya seperti kebun tanaman keladi. Bila sudah dekat dan dalam jarak sasaran maka musuh akan diserang dan dihancurkan.

Pangeran Diponegoro mengakui kehandalan taktik tokoh wanita ini sehingga mengangkatnya menjadi salah satu penasehatnya. Sebagai penasihat, Nyi Ageng Serang sejajar dengan Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Joyokusumo dalam siasat perang.

Perang Diponegoro masih berlangsung, ketika ksatria wanita ini tutup usia karena sakit pada usia 76 tahun. ia tetap ingin dengan perjuangan bangsanya dengan meminta para laskar untuk menguburkan jasadnya di Beku yang bersama pasukannya telah direbut dari Belanda lewat perang gerilya.

Jendral Soedirman

Jendral Soedirman

Lahir : di Purbalingga (Jateng) 24 januari 1916

Wafat : 29 Januari 1950

Hal itu dapat terjadi karena Sudirman mencela tindakan dan perilaku sewenang-Wenang tentara pendudukan itu.Protes-protesnya terhadap tentara Jepang menyebabkan jiwanya terancam. Hampir saja dia dibunuh karena tindakannya itu namun selamat karena penyerahan Jepang terhadap Sekutu dan diumumkannya Proklamasi Kemer-dekaan RI.

Negara RI yang masih muda memerlukan tentara untuk menjaga keamanan nasionalnya. Untuk itu dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sudirman diangkat sebagai Panglima Divisi V Banyumas dengan pangkat kolonel.

Ketika Letnan Kolonel lsdiman, Komandan Resimen Banyumas, gugur dalam pertempuran melawan tentara Inggris dan Sekutu, Kolonel Sudirman turun langsung ke medan pertempuran Ambarawa. Kehadiran kolonel yang berkharisma itu memberi semangat baru kepada pasukan TKR. Di bawah kepemimpinannya, TKR berhasil menghalau pasukan Inggris dari Ambarawa setelah pertempuran sengit selama empat hari.

Pertempuran itu kemudian dikenal sebagai “Palagan Ambarawa”. Pada tanggal 12 November 1945 dalam konperensi TKR di Yogyakarta, Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar TKR sedangkan Kepala Stafnya dipiiih Oerip Soemohardjo. Pada tanggal 18 Desember 1945 pemerintah melantik Kolonel Sudirman dalam jabatan itu dengan pangkat Jendral. Pada tanggal 3 Juni 1947 pemerintah Ri mengukuhkan TKR menjadi TNI dengan pimpinan tertinggi di bawah Jendral Sudirman.

“Saya minta dengan sangat agar tangan diplomasi. Bung Karno Turut menyingkir.

Rencana saya hendak meninggalkan kota ini dan masuk hutan. ikutlah Bung Karno dengan saya . Itulah ajakan Jendral Sudirman kepada “Presiden RI, tetapi Bung Karno tetap ingin tinggal di kota meneruskan perjuangan diplomasi.

Dalgam rapat kabinet, ada dua pendapat dalam strategi perjuangan bangsa menghadapi serangan Belanda. Jendral Sudirman dan pihak militer bersikeras dengan perjuangan fisik sementara Bung Karno dan Bung Hatta tetap pada pendiriannya dengan strategi diplomasi.

Kabinet memutuskan agar Jendral Sudirman meneruskan perjuangan gerilya dan Presiden tinggal di kota dan melanjutkan perjuangan diplomasi. Hal itu terjadi ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II (1948-1949) dengan menguasai Yogyakarta, Ibu Kota RI dan menawan Presiden dan Wakil Presiden serta para pemimpin lainnya.

Walaupun keadaan kesehatannya terganggu, ia mampu bergerilya masuk dan mendaki gunung selama 7 bulan

Strategi militer dan diplomasi sangat jitu untuk memaksa Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Penyakitnya makin parah karena tidak tersedianya obag dan makanan yang memadai selama perang. Setelah perang berakhir, ia jatuh sakit meskipun kepemimpinannya sangat dinantikan seluruh jajaran militer. jendral Sudirman wafat di magelang pada tanggal 29 januari 1950 dan jenazahnya di makamkan di taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

Letjen Anumerta Siswondo Parman

Letjen Anumerta Siswondo Parman

Lahir : di wonosobo (Jawa tengah) 4 agustus 1918

Wafat : di Jakarta 1 Oktober 1965

Parman adalah pribadi yang sedemana, tidak menonjolkan diri, serta rendah hati. Salah satu semboyan hidupnya adalah “jangan mengejar pangkat, pangkat itu sendiri akan mengejar kita”. Menurutnya, apabila orang berkerja dengan baik maka pangkat dan penghargaan itu akan disesuaikan.

Pada masa kemerdekaan, S.Parman ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan memasuki Tentara Keamanan Rakyat (T KR). Kemampuan berpikir dan menyusun organisasi ini nampak jelas pada waktu pembentukan Polisi Tentara. Jendral Gatot Subroto memberi julukan “PenasehatAgung” kepada S. Parman. Jabatan Kepala staf Markas Besar

Polisi Tentara (PT) di Yogyakarta disandangnya. Empat tahun kemudian dia diangkat menjadi Kepala Staf Gubernur MiliterJakarta Raya. DaIam kepasitas sebagai kepala staf itu dia berhasil membongkar rahasia Gerakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang beroperasi di sekitar Jakarta. Tujuan gerakan APRA itu ialah menembak mati Menteri Pertahanan Hamengku Buwono IX, Sekjen Ali Budiardjo, dan Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) T.B Simatupang. Agar orang tidak menaruh Curiga, Sultan Hamid akan ditembak pada kaki.

Setelah itu, anggota kabinet akan digiring ke depan Presiden Soekarno untuk memaksanya menetapkan Sultan Hamid menjadi Menteri Pertahanan Informasi intelijen yang tepat memberi Sumbangan yang penting bagi Menteri Pertahanan untuk menggagalkan usaha Itu, Sayang Kapten Westerling dapat meloloskan diri ke luar negeri tetapi Hamid ll dapat ditangkap. Penangkapan itu dipimpin oleh S. Parman yang ketika itu berpangkat Mayor pada tanggal 5 April 1950 di Hotel Des Indes. Kesempatan belajar lebih lanjut diperolehnya ketika dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan di Military Police School pada tahun 1951 .Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia bertugas di Kementerian Pertahanan. Berbagai jabatan kemudian disandangnya seperti Atase Militer RI di London pada tahun 1959. Lima tahun kemudian diserahi tugas sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat Mayor Jendral.

Sebagai perwira intelijen ia tidak menyetujui rencana PKI untuk membangun Angkatan Kelima di samping Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Angkatan Kelima itu terdiri dari kaum buruh dan petani yang dipersenjatai.

Berbagai pertentangan dan gerakan politik pada bulan Oktober 1965 memuncak dalam kegiatan sekelompok orang yang kemudian dikenat sebagai Gerakan 30 September/PKI. Mayor Jendral S. Parman diculik dan dibunuh dengan kejam. Jenazahnya diketemukan beberapa hari kemudian untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Letjen Anumerta Suprapto

Letjen Anumerta Suprapto

Lahir : di Purwekerto (Jateng) 20 juni 1920

Wafat : di Jakarta, 1 Oktober 1965

Setelah proklamasi kemerdekaan, Suprapto menggabungkan diri dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto. Dalam kesatuan itu, ia ikut aktif merebut senjata dan melucuti tentara Jepang yang sudah kalah dalam Perang Pasifik.

Dalam pertempuran di Ambara-wa yang kemudian dikenal dengan “Palagan Ambarawa”, ia terlibat aktif untuk mengusir tentara Inggris mendampingi Kolonel Sudirman, Panglima Divisi V Banyumas.

Kolonel Sudirman pada waktu itu yang menggantikan Letnan Kolonel Isdiman. Seperti diketahui Letnan Kolonel isdiman gugur dalam pertempuran itu. Suprapto pada waktu itu mendampingi Panglima Sudirman sebagai ajudan.

Jabatan-jabatan penting dalam dinas kemiliteran disandangnya. seperti Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang. Dari Semarang berpindah ke Jakarta memangku tugas sebagai Staf Angkatan Darat.

Dalam masa itu, ia sering berpindah-pindah dari Staf Angkatan Darat ke Kementerian Pertahanan. Dari Jakarta. ia harus berangkat ke Medan sebagai Deputy Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera.

Dari Pulau Sumatera, ia berpindah ke Jakarta , karena diangkat sebagai Deputy ll Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).

Pada bulan Agustus 1965 Presiden Soekarno sakit keras. Berbagai isu dan SPekulasi “bila Presiden wafat” menjadi

hangat dalam masyarakat.

Sementara itu, pertentangan antara PKI dan TNI-AD menjadi makin panas. Pada waktu itu secara kebetulan dalam tubuh Angkatan Darat (AD) terdapat suatu dewan yang disebut Wanjakti (Dewan KebijaksanaanTertinggi).

Dewan itu bertugas untuk menilai kenaikan pangkat perwira perwira tinggi AD. Beberapa tokoh PKI menuduh bahwa dewan itu akan mengadakan perebutan kekuasaan. Isu itu muncul mengiringi pertentangan yang makin tajam antara PKI dan AD.

Gerakan yang kemudian dikenal dengan nama G 30 S/PKI pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari menculik Mayor Jendral Suprapto dan membunuhnya dengan kejam. Jenazahnya di temukan di sebuah sumur di daerah Lubang Buaya dan dimakamkan d Taman Makam Pahlawan Ka bata Jakarta.

Kesimpulan Letnan Jendral Anumena Suprapto seorang prajurit yang baik. Berbagai tugas yang diembannya telah diselesaikan dengan setia dan tekun. Seorang prajurit yang baik akan memberi manfaat yang besar kepada masyarakat bila ada tatanan masyarakat yang demokratis dan stabil. Sayang, dia menjadi korban aksi teror dan main hakim sendiri oleh gerombolan G 30 S/PKI.

Laksamana Laut R.E Martadinata

Laksamana Laut R.e Martadinata

Lahir : di Bandung 29 Maret 1921

Wafat : 6 Oktober 1966

Berkat integritas pribadinya yang tidak memihak, keadaan yang sudah kritis itu dapat dipulihkan dan kesatuan ALRI dapat tetap dipertahankan.

Edy Martadinata setelah tamat AMS melanjutkan studinya ke Zeevaart School (Sekolah Pelayaran) di Surabaya. Karena pendidikannya itu, ia pada Masa Pendudukan Jepang bekerja sebagai aspiran dan penterjemah pada Sekolah Pelayaran Tinggi diSemarang.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan sangat memertukan tenaga untuk menjaga keamanan lautnya. Kebutuhan itu sangat mendesak sesudah proklamasi kemerdekaan RI.

Martadinata berinisiatif membentuk dan memimpin Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR-Laut) Jawa Barat. BKR-Laut itu menjadi cikal bakal TNI-AL di kemudian hari. Karena tindakannya itu, ia diangkat menjadi Kepala Staf Operasi pada markas Besar ALRI di Yogyakarta.

Di samping itu, ia ditugasi untuk mengepalai Pendidikan dan Latihan Opsir di Sarangan. Pada tahun 1950, ia ditunjuk sebagai Kepala Staf Komando Daerah Maritim Surabaya.

Pada awal tahun 1950-an berbagai pergolakan daerah harus diselesaikan oleh pemerintah pusat di Jakarta. Edy Martadinata ikut memadamkan pemberontakan Andi Aziz di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1953, ia mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat. Sepulang dari Negeri Paman Sam itu Ia di perbantukan di Departemen Luar Negeri. Namun, dalam tubuh ALRI pada Waktu itu timbul perselisihan yang memprihatinkan. Perselisihan itu dapat diselesaikan berkat bantuan Martadinata. Pemerintah kemudian mengangkat Kolonel Martadinata sebagai Pejabat Kepala Staf ALRl menggantikan Laksamana Subiyakto. Pria kelahiran Bandung pada tanggal 29 Maret 1921 itu tidak menyetujui aksi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan G 30S/PKI-nya.

Martadinata ikut aktif menanggulangi berbagai ekses lain seperti demonstrasi rakyat dan mahasiswa. Ia pun mengundurkan diri dari jabatan Menteri/Panglima Angkatan Laut (Men/Pangad) pada bulan Februari 1966. Ia kemudian diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Pakistan.

Dalam rangka Hari Ulang Tahun ABRI ke-21 pada tanggal 5 Oktober 1966, ia berkunjung ke indonesia. Bersama dengan tiga tamu dari Pakistan, yaitu Kolonel Laut Maswar dan isteri, isteri Deputy I Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan Nyonya Rouf, ia mengadakan perjalanan dari Jakarta ke Bandung dengan helikopter Ailouette milik ALRl.

Helikopter yang ditumpanginya menabrak lereng gunung di desa WaringguI,  antara Cimacan dan Puncak Pass, Jawa Barat. Peristiwa itu terjadi sehari  sesudah HUT ABRI. Semua  Penumpangnya gugur termasuk. Laksamana R. E. Martadinata  dan pilot penerbangnya, Letnan Laut Charles Wiily Kairupan.

Sutoyo Siswomiharjo

Sutoyo Siswomiharjo

Lahir : di Kebumen, 23 Agustus 1922

Wafat : di Jakarta, 1 Oktober 1965

 

Setelah proklamasi kemerdekaan, Sutoyo pun berganti haluan dengan memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bagian Kepolisian. Bagian itu di kemudian hari berkembang menjadi Corps Polisi Militer (CPM). Ia kemudian diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto, Panglima Divisi Ii Corps Polisi Militer dan Gubernur Militer Daerah Surakarta pada tahun 1946.

Karirnya dalam jajaran kemiliteran meningkat dengan menjabat sebagai Kepala Bagian Organisasi Resimen ll Polisi Militer di Purworejo. Ia pernah juga menjabat Kepala Staf Polisi Militer Yogyakarta dan Komandan CPM Detasemen III Surakarta.

Karena kecakapan dan prestasinya, pada tahun 1954 ia diangkat sebagai Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer. Jabatan itu disandangnya hanya selama dua tahun karena pengangkatannya sebagai Asisten Atase Militer RI untuk Kerajaan Inggris di London. Setelah mengikuti pendidikan di Seskoad (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat) di Bandung, ia ditunjuk sebagai Pejabat Sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat (Irkeh AD). Pada tahun 1961, Sutoyo diserahi tugas sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral Angkatan Darat (Irkeh/Ojen AD).

Pada tahun ”1965 pertentangan antara AD dan PKI mencapai puncaknya. PKI dengan agitasi dan rekayasa politiknya dapat melemahkan kedudukan partai politik lainnya. AD merupakan kesatuan yang masih kuat dapat bertahan dari pengaruh PKI. Situasi itu menimbulkan apa yang disebut sebagai segitiga kekuasaan” yaitu Presiden, PKI, danAD.Presiden Soekarno

berusaha keras menciptakan keseimbangan antara AD dan PKI. Hal itu dibangun untuk mempertahankan “semangat revolusioner” yang diharapkan dapat menyatukan seluruh kekuatan politik (samenbundeling van alle polieiike krachien).

Keseimbangan itu pecah ketika kelompok yang, kemudian dinamakan G 30 S PKI mengadakan aksi teror dan pembunuhan beberapa jendral Brigadir Jendral Sutoyo sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral AD tentu tidak menyetujui pembentukan Angkatan Ke-5 yang akan menambah keruhnya suasana karena ada pihak lain yang memiliki senjata selain militer. Angkatan Ke-5 yang terdiri dari para buruh dan petani merupakan basis PKI yang sangat kuat dan yang akan mudah digunakan oleh partai itu untuk tujuan politiknya. Oleh karena itu, Sutoyo termasuk pejabat penting yang diculik Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari dan dibunuh dengan kejam oleh para penculiknya Jenazahnya bersama dengan para jendral lainnya kemudiandi ketemukan di sebuah sumur di Lubang buaya untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Sutoyo Siswomiharjo merupakan perwira yang berprestasi. la meniti kariernya di jajaran militer dari bawah Dan terus belajar dengan Segala usaha, dia akhirnya mendapatkan kedudukan itu di hayatinya sebagai pengabdian kepada bangsa dan negara.

Brigjen Anumerta Katamso

Brigjen Anumerta Katamso

Lahir : di Sragen, 5 Februari 1923

Wafat : di Yogyakarta, 1 Oktober 1965

Penilaian itu tidak mudah dan membawa resiko yang besar, karena keselamatan taruhannya. Kedudukan yang sulit itu harus dihadapi oleh menghadapi berbagai percaturan politik yang dialami Katamso yang dilahirkan di Sragen, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Februari 1923 belum sempat menamatkan sekolah menengahnya ketika Jepang menduduki Indonesia.

la kemudian bergabung ke dalam PETA (Pembela Tanah Air) dengan mengikuti pendidikan di Bogor. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia menggabungkan diri dalam Tentara Keamanan Rakyat yang di kemudian hari berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada awalnya, ia diangkat sebagai Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV. Beberapa kali, pasukan yang di bawah komandonya berhadapan dengan pasukan Beianda, iebih-Iebih pada masa Agresi Militer II (1948-1949). (ia berhasil memadamkan pemberontakan dalam tubuh Batalyon 426 di Jawa Tengah.

Pada tahun 1958 ketika terjadi pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Piagam Perjuangan Semesta), Katamso ditunjuk sebagai Komandan Batalyon “A” Komando Operasi “17 Agustus” di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani. Operasi itu bertujuan untuk mengamankan wilayah Sumatera Barat.

Pada tanggal 17 April kota Padang dapat dikuasai’oleh pasukan pemerintah pusat. Keberhasilan Operasi itu juga disertai dengan keberhasilan operasi di wilayah lain sehingga pimpinan PRRI akhirnya satu per satu menyerah.

Pada tanggal 29 Mei 1961 secara resmi Achmad Husein, Pimpinan pemberontak beserta pasukannya menyerahkan diri. keberhasilan itu menghantarnya ke jabatan    Kepala Staf resimen Team Pertempuran (RTP) ll Diponegoro di Bukittinggi. Jabatan dipikulnya sampai keadaan keamanan seluruh Sumatera dapat dipulihkan. la ditarik kembai ke Jawa untuk memangku jabatan sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan (Koplap) di samping menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Infantri (Pusdikif) di Bandung

Prestasi dan karirnya yang terus meningkat menyebabkan ia harus berhadapan dengan PKI yang pada awal tahun 1960 terus melancarkan ofensif politik ke segala jajaran dan lembaga negara. Beberapa anggota militer juga menjadi sasaran agitasi politiknya. Katamso pada tahun 1965 dengan pangkat kolonel menjabat sebagai Komandan Resort Militer (Korem) 072 Yogyakarta Komando Daerah Militer (Kodam) Vll/ Diponegoro.

Katamso sebagai militer tidak menyetujui berbagai Sepak. terjang PKl di wilayah tugasnyam

Ia kemudian diculik oleh gerornbolan PKI dan dibawa ke Kentungan sebelah Utara Yogyakarta.

Pada tanggal 22 Oktober 1965 mayatnya di ketemukan di sumur lubang buaya selanjutnya di makmkan di taman makam pahlawan semaki, yogyakarta.

Supriyadi

Supriyadi

Lahir : di Trengggalek Jatim 13 april 1923

Wafat : –

pemuda itu dilahirkan di Trengga’ek’ Jawa Timur, pada tanggal 13 ril 1923. Setelah menamatkan endidikan dasarnya dl ELS, Ia me|anjutkan ke MULO (Sekolah Menengah Pertama) dan ke Sekolah Pamongpraja di Magelang. Sebelum ndidikannya tamat, tentara Jepang menduduki lndonesia. Pemuda itu kemudian berganti haluan dengan memasuki Sekolah Menengah Tinggi dan kemudian mengikuti latihan pemuda (Seimendoyo) di Tangerang.

Pada awal pendudukannya di Indonesia, Jepang sudah menyadari pentingnya para pemuda untuk membantunya dalam Perang Pasifik melawan Sekutu. Tidak mengherankan bila kemudian Jepang mendirikan kelompok tentara yang disebut sebagai tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada bulan Oktober 1943. Dari berbagai latihan dan pendidikan Jepang itu para pemuda akhirnya sadar akan kebangsaan dan kemerdekaan negaranya.

Pemuda Supriyadi setelah menyelesaikan pendidikan PETA diangkat menjadi Sodanco di daerah Blitar. Pada waktu mendapat tugas mengawasi pekerjaan para romusha itu, timbul kesadarannya untuk memberontak terhadap penindasan tentara pendudukan Jepang.

Bung Karno pada waktu itu meminta para perwira itu untuk mempertimbangkan untung ruginya. Supriyadi pemimpin perwira itu yakin bahwa aksinya akan berhasil. Sebaliknya, Bung Karno yang sejak awal kedatangan Jepang menggunakan strategi kooperasi terhadap .

tentara pendudukan berpendapat: “Saudara terlalu lemah dalam kekuatan militer untuk dapat melancarkan gerakan semacam itu pada waktu sekarang”

Supriyadi dengan Jiwa mudanya dia mengulangi keyakinannyae akan berhasil dalam pemberontakan itu. Pada tanggal 14 Februari 1945 dini hari mereka melancarkan pemberontakan sehingga menimbulkan banyak korban di pihak tentara jepang. Tetapi akhirnya  tentara Jepang dapat  menindas pemberontakan itu dan menghukum mati para pelakunya setelah di adikili oleh mahkamah militer.

Di antara para pemberontak ada enam orang yang dijatuhi hukuman mati.

tiga orang hukuman seumur hidup dan yang lain mendapat ganjaran3 hingga 15 tahun penjara yanglain mendapatganlaaq mimpin hingga 15 tahun. Supriyadi pemimpin  yang termasuk dalam pemberontak itu tidak termasuk kelompok yang dieksekusi.

Ketika pemerintah Rl dengan Maklumat Pemerintah RI pada tanggal 6 Oktober 1945 mengangkat Supriyadi sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet RI yang pertama, pemimpin perlawanan PETA itu tidak muncul. Ia tidak diketahui nasib dan beritanya hingga kini.

Perwira muda seperti Supriyadi selintas tampak tergesa-gesa dan kurang perhitungan. Mereka kurang sabar untuk berdialog dan mendengar saran dari generasi yang lebih tua Namun semangat muda itu juga yang mendorong dan membakar semangat bangsanya untuk

berani mengumandangkan pekik merdeka. Semangat itu yang mengobarkan perjuangan sejak proklamasi Kemerdekaan di pegangsaan timur 56 Jakarta hingga perjuangan fisik di bawah hujan peluru dalam perang kemerdekaan.

Letnan Jendral Haryono M.T

Letnan Jendral Haryono M.t

Lahir : di Surabaya, 20 Januari 1924

Wafat : di Jakarta 1 Oktober 1965

Sebagai pemuda, Haryono Mas Tirtodarmo yang lebih dikenal dengan sebutan Haryono M.T. beruntung karena mendapat kesempatan belajar dan ELS hingga HBS. Tingkat pendidikan itu pada masa mudanya sangat jarang diperoleh oleh pemuda sebayanya. Ketika Jepang menduduki wilayah Indonesia, ia masuk Ika Dai Gaku (Sekolah Kedokteran) di Jakarta tetapi tidak sampai selesai.

Proklamasi Kemerdekaan RI menggelorakan semangat para pemuda untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan negaranya. Tidak ketinggalan pula Haryono M.T. Bersama dengan banyak pemuda lain, dia memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Ia mendapat pangkat mayor karena pendidikannya dan berbagai kecakapan lain yang dimilikinya. Penguasaannya dalam berbagai bahasa, seperti Bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman menjadikan dia amat dipenukan kehadirannya dalam perundingan antara RI dengan Belanda atau RI dengan Inggris.

Pada bulan Maret 1946 pria kelahiran Surabaya pada tanggal 20 Januari 1924 itu diangkat sebagai sekretaris delegasi RI dalam Perundingan dengan Inggris dan Belanda. la pemah diangkat sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Urusan Gencatan Senjata. Dalam Kanferensi Meja Bundar (KMB), Haryono memangku jabatan sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.

Pada tahun 1950 ia mendapat tugas sebagai Atase Militer RI untuk Belanda. Setelah kembali ke Tanah Air, ia memangku berbagai tugas dan jabatan dalam lingkungan Staf Angkatan Darat.

Pernah memangku jabatan sebagai Direktur Intendans dan Deputy III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) pada tahun1964.

Seperti perwira-perwira dalam jajaran AD, ia menolak dengan tegas pembentukan Angkatan Ke-5. Pertentangan dan konflik politik itu menyebabkan dia diculik dan dibunuh secara kejam pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari.

Haryono M.T. mengadakan perlawanan tetapi akhirnya ia ditembak oleh kaum penculik. Akhirnya Jenazahnya diketemukan di Lubang Buaya beberapa hari kemudian dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Mayjen Anumerta D.I Panjaitan

Mayjen Anumerta D.i Panjaitan

Lahir : di Tapanuli 19 juni 1925

Wafat : di Jakarta 1 Oktober 1965

Karir militernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Kepala Staf UmumIV (upply Komandemen) Tentara Sumatera. Selama Agresi militer Belanda, dia dipercayai untuk menjadi pimpinan Bagian Perbekalan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Setelah pengakuan kedaulatan, Panjaitan memangku jabatan Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T & T) l Bukit Barisan di Medan. Kemudian menjadi Kepata Staf T & T ll Sriwijaya. Seperti halnya para perwira tinggi lainnya, ia mendapat tugas sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Setelah selesai tugas di Bonn, Panjaitan diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Beberapa lama kemudian dia mendapat tugas belajar di Associated Command and General Staff College di Amerika Serikat.

Sekembalinya dari tugas itu dia kembali sebagai Asisten IV Men/Pangad. Dafam kapasitas jabatan itu dia berhasil membongkar rahasia pengiriman senjata dari RRC untuk PKI. RRC pada waktu itu di bawah pemerintahan Mao Ze Dong mendukung partai-partai komunis di negara-negara lain dengan mengirimkan berbagai bantuan baik berupa senjata, dana, maupun pelatihan personil.

Pembongkaran pengiriman senjata itu menimbulkan antipati para pemimpin PKI terhadap DI. Panjaitan serta pimpinan Angkatan Darat lainnya. Ketika perdebatan tentang rencana pembentukan Angkatan Ke-5 masih berlangsung,

KASAB Jendral A.H. Nasution mengimbangi usaha PKI itu dengan membentuk Hansip (pertahanan sipil), Menwa (Resimen Mahasiswa), dan kesatuan-kesatuan karyawan perusahaan-perusahaan negara.

Alasan penolakan pimpinan AD adalah “akan berbahaya bila buruh dan tani dipersenjatai, mengingat hal itu menyangkut perjuangan PKI yang ingin menebus kekalahannya pada peristiwa Madiun, ditambah dengan menambah beban rakyat yang cukup banyak”. Sedangkan pihak yang pro PKI berargumentasi bahwa Angkatan Ke-5 adalah realisasi dari slogan tentara rakyat”.

Meskipun perselisihan paham itu masih menggantung dengan bantuan beberapa oknum dalam ABRI, PKI melakukan serangkaian latihan-latihan militer secara diam-diam.

Pertentangan antara AD dan PKI itu mencapai puncaknya ketika pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, sepasukan Cakrabirawa mendatangi rumah BrigadirJendral Panjaitan.

Di depan rumahnya, pasukan penculik itu menghamburkan pelurunya ke arah  perwira tinggi AD itu. Setelah jendral itu roboh, tubuhnya diseret dan dibawa pergi. Beberapa hari kemudian jenazahnya diketemukan di Lubang Buaya dan dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Kolonel Anumerta Sugiyono

Kolonel Anumerta Sugiyono

Lahir : di Gunung Kidul

Wafat : di Yogyakarta 1 Oktober 1965

melancarkan serangan yang berhasil mengubah opini Dunia lntemasional tentang kekuatan Ri.

Berbagai operasi militer diikutinya, antara lain Pemberontakan Andi Aziz di Sulawesi Selatan. Karir militernya terus berkembang dengan pengangkatannya sebagai Kepala Staf Komando Resort Militer (Korem) 072 Komando Daerah Militer (Kodam) Vll/Diponegoro (sekarang Kodam IV/Diponegoro) dengan kedudukan di Yogyakarta. Dalam masa jabatannya itu, keadaan politik negara berada dalam krisis.

Di pusat pemerintahan negara, pertentangan tajam terjadi antara ABRI yang dipimpin Angkatan Darat dengan PKI. Pertentangan-pertentangan itu merambat sampai ke daerah. Partai-partai politik lain seperti PNI dan NU telah sangat berkurang kekuatannya akibat agitasi dan infiltrasi PKI. Partai-partai politik kecil mendekati AD (Angkatan Darat).

Di daerah-daerah di mana banyak terdapat kekuatan petani dan buruh berhasil dimobilisasi partai komunis itu. Hal itu disertai dengan usulan PKI untuk mempersenjatai sekitar 15 juta massa tani dan buruh yang sering dinamakan sebagai Angkatan Ke-5. Banyak pimpinan ABRI tidak menyetujui rencana pembentukan itu sebab bila hal itu dilaksanakan dapat menjerumuskan bangsa Indonesia dalam kancah perang saudara yang berkepanjangan.

Baik di daerah maupun di pusat pemerintahan, PKI juga berhasil mempengaruhi sejumlah tokoh ABRI, seperti dengan pembentukan “Dewan Revolusi”. Berdirinya Dewan Revolusi di Yogyakarta diumumkan melalui RRI pada tanggal 1 Oktober 1965.

Dewan Revolusi di daerah Yogyakarta diketuai oleh Mayor Muyono, Kepala Seksi Teritorial Korem 072/ Yogyakarta.

Para perwira ABRI yang non PKI berusaha menanggulangi gerak Politik PKI itu dengan membina para mahasiswa dengan latihan-latihan militer dalam Resimen Mahasiswa. Organisasi-organisasi mahasiswa non-komunis, seperti GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) dan PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik lndonesia) melihat bahwa AD merupakan teman yang dapat diajak bekerjasama menghadapi tekanan PKI. Keadaan itu memberikan ilustrasi tentang pertentangan politik yang panas pada tahun1965. ‘ Pada tanggal 1 Oktober 1965 Letnan Kolonel Sugiyono kembali ke Yogyakarta setelah beberapa waktu bertugas di Pekalongan. Ia langsung pergi ke markas Korem 072 yang pada waktu itu dikuasai oleh militer yang pro PKI. Sugiyono yang sudah lama menjadi incaran PKI langsung ditangkap dan dibawa ke Kentungan yang terletak di sebelah Utara kota Yogyakarta. Perwira itu dibunuh di tempat itu. Jenazahnya baru diketemukan pada tanggal 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia diberi gelar Pahlawan Revolusi dan pangkatnya dinaikkan satu tingkat menjadi kolonel.

Kapten Anumerta Pierre A. Tendean

Kapten Anumerta Pierre A. Tendean

Lahir : di Jakarta 21 Februari 1939

Wafat : di Jakarta 1 Oktober 1965

la ditempatkan dalam kesatuan Zeni Tempur dalam Operasi Sapta Marga. Pierre menunjuk-kan sebagai prajurit yang baik sehingga menimbulkan rasa kagum atasan dan sahabat-sahabatnya.

Setelah menamatkan pendidikannya, ia bertugas di Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam ll Bukit Barisan di Medan sebagai Komandan Peleton. Ia dapat melaksanakan tugasnya dengan hasil yang memuaskan sehingga pada tahun 1963 mendapat panggilan untuk memasuki Sekolah intelijen di Bogor.

Pendidikan itu dimaksudkan untuk mempersiapkan Letnan Dua Pierre Tendean memimpin kelompok sukarelawan yang akan mengadakan penyusupan ke wilayah Malaysia dengan Surat Perintah Direktur Zeni No. 5P.507/11/1963. Dalam tugas penyusupan itu, dia diperbantukan ke Dinas Pusat lnteiijen Angkatan Darat (DlPlAD) yang bertugas di garis depan. Para sukarelawan itu bermarkas di Selat Panjang, Riau.

Selama satu tahun lamanya Letda Pierre Tendean bertugas di garis depan untuk menyusup ke daerah Malaysia. Selama satu tahun itu, ia berhasil memasuki daerah musuh dengan sukses. Perawakan yang tinggi dan matanya yang biru menyerupai orang Barat sangat memudahkannya menjalankan tugas intelijen.

Ia pernah berhasil merampas verrekijker (teropong jarak jauh) dari seorang tentara Inggris.

Dalam penyusupan yang ketiga kalinya, kapal motor yang ditumpanginya bersama dengan anak buahnya dikejar sebuah kapal destroyer Inggris. Melihat keadaan-ini, ia dengan cepat memerintahkan anak buahnya berenang menuju ke sekelompok perahu nelayan. Agar tidak diketahui oleh nelayan yang ada dalam perahu, dengan hati-hati Pierre dan kawan-kawannya bergelantungan di bagian belakang perahu dengan seluruh tubuh mereka membenam dalam air. Musuh pun berlalu setelah mereka melihat bahwa tidak ada hal yang mencurigakan di dalamnya.

Berbabagai tugas di garis depan menjadikan ibunya sangat khawatir karena Pierre adalah satu-satunya anak Iaki-Iaki keluarga itu. Ketika Pierre diangkat sebagai ajudan Menko Hankam KASAB, Jendral Abdul Haris Nasution, keluarganya sangat bersukacita. Namun, perwira muda itu tidak terlalu suka akan tugas itu. Rencananya setelah setahun, ia akan meminta kepada atasannya tugas baru.

Pada tanggal 30 September 1965 menjelang tanggal 1 Oktober sebetulnya Pierre tidak menjalankan piket sebagai ajudan. Ia telah menyerahkan tugas piket pada hari itu kepada Komisaris Polisi Hankam Mansyur.

Namun, karena ia mendengar rentetan tembakan yang ditujukan kepada Jendral Nasution, ia segera mengambil jaket dan senjatanya kemudian meninggalkan kamarnya.

Akibatnya, ia ditangkap dan dibunuh oleh gerombolan penculik itu. Secara tidak langsung, tindakan spontan Pierre Tendean menyelamatkan Jendral A.H. Nasution karena gerombolan G 30 S/PKl itu beramai-ramai menggiring ajudannya.  Pierre dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh di tempat itu. Jenazahnya ditemukan dalam sebuah sumur di Lubang Buaya bersama jenazah para jendral lainnya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 5 Oktober 1965.

A.I.P ll Anumerta Karel Satsuit Tubun

A.i.p Ll Anumerta Karel Satsuit Tubun

Lahir : Maluku Tenggara 14 Oktober 1928

Wafat : Jakarta 1 Oktober 1965

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Polisi Negara di Ambon pada tahun 1951, ia mendapat tugas dalam kesatuan Brigade Mobil (Brimob) dl Ambon. Sesudah itu, ia bertugas di Jakarta dan ditempatkan dalam Kesatuan Brimob Dinas Kepolisian Negara.

Pada tahun 1955, polisi asal Maluku itu ditunjuk untuk menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sumatera Utara di Medan. Tiga tahun kemudian dipindahkan lagi sebagai Kepala Polisi Propinsi Sulawesi.

Beberapa perpindahan tugas masih dialaminya seperti ke Sumatera Barat pada masa pergolakan PRRi/Permesta dan di Dobo, perbatasan Irian pada masa perjuangan merebut Irian Barat:

Pada tahun 1965, ia ditugasi untuk menjaga keamanan di rumah Wakil Perdana Menteri ll (Waperdam) Dr. Johannes Leimena. Rumah Leimena bersebelahan dengan rumah Menteri Koordinator Pertahanan/ Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Menko Hankam/Kasab) Jendral A.H. Nasution.

Beberapa anggota pasukan Cakrabirawa dalam rangka mengejar Jendral A.H. Nasution memasuki halaman rumahLeimena dan melucuti seorang pasukan kawal.

Sementara itu, Satsuitubun sedang beristirahat (giliran tidur) sambil memeluk senjatanya. Anggota Cakrabirawa itu membangunkannya dengan cara menendang dan memerintahkan segera melepaskan senjata. Karel Satsuittubun terbangun dan melihat bahwa orang yang berdiri dI depannya bukan kawannya.

Polisi yang setia itu melompat dan menyerang prajurit Cakrabirawa itu dan membunuhnya.

Melihat kawannya tertembak maka gerombolan pasukan itu menghujani Satsuittubun dengan peluru yang menyebabkan dia rebah dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Melihat kejadian itu, seorang anggota pasukan kawal membangunkan Dr. J. Leimena.

Setelah Perdana Menteri itu bangun dan melihat kematian Satsuitubun, hatinya menjadi trenyuh dan ia berkata,””Biarlah saya terus saja di sini, saya tidak akan lari, kalau mereka masuk pintu ini….biarkan saya mati, karena anak saya Karel Satsuitubun telah meninggal dalam rangka tugas pengawalan terhadap diri saya

Namun hari semakin pagi, pasukan PKI kiranya takut kesiangan dan mereka cepat-cepat mengangkut mayat rekannya ke dalam mobil, lalu mereka meninggalkan tempat itu. Jenazah Karel Satsuitubun disemayamkan di Resimen l Brigade Mobile Kwitang kemudian dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata Jakarta dengan upacara militer.

Robert Wolter Mongisidi

Robert Wolter Mongisidi

Lahir : di Manado 19 Februari 1925

Wafat : 5 September 1949

Di samping itu, masih ada berbagai kendala yang harus dihadapi seperti kehadiran tentara Belanda dan terbatasnya dana dan perbekalan bagi para pejuang RI.

Menanggapi Proklamasi Kemerdekaan, Mongisidi bergabung dalam barisan para pejuang pembela kemerdekaan di Ujungpandang.

Tidak beberapa lama kemudian, pasukan Belanda/NICA mendarat di Ujung-pandang dan di beberapa kota lainnya di Sulawesi Setatan.

Pendaratan itu disambut oleh para pemuda dengan serangkaian bentrokan senjata di berbagai tempat.

Keunggulan jumlah dan profesionalitas tentara dari pihak Belanda menjadikan pejuang harus menggunakan taktik gerilya.

Untuk mengkonsolidasikan kekuatan dibentuk Laskar Pemberontak Rakyat Sulawesi Selatan (LAPRIS) dengan Mongisidi sebagai Sekretaris Jendralnya.

Dari tangan Sekjen itu operasi-operasi militer direncanakan. Pejuang muda itu sering menyamar sebagai Polisi Militer Belanda untuk memasuki kota dan menyelidiki keadaan musuh.

Menghadapi kaum pejuang itu Belanda menghadapi kesulitan dan kerugian besar. Sementara itu, pasukan LAPRIS dipusatkan di Polombangkeng.

Untuk mematahkan gerakan para pejuang itu, Belanda mengadakan razia besar-besaran pada tanggal 28 Februari 1947. Mongisidi yang tetap dalam penyamaran tertangkap.

Namun, sepuluh bulan kemudian dia dapat meloloskan diri yang menimbulkan keributan di kalangan tentara Belanda. Pembersihan pun diperketat, sembilan hari kemudian pejuang itu dapat ditangkap lagi dan di tahan.

Usaha Belanda membujuknya untuk bekerjasama ditolak. Hal itu menyebabkan Mongisidi diadili oleh pengadilan militer Belanda dan dijatuhi hukuman mati.

Pada saat tanda-tanda perdamaian mulai tampak dengan dimulainya perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB), pada tanggal 5 September 1949, bangsa Indonesia terkejut mendengar eksekusi pemuda Robert Walter Mongisidi di hadapan regu tembak.

Hukuman itu dihadapinya dengan tenang bahkan ia menolak untuk ditutup matanya dengan kain dalam eksekusi. Sebuah Injil digenggamnya di tangan kiri dan tangan kanannya mengepalkan tinjunya kuat-kuat sambil memekik “merdeka”, dia menyambut peluru-peluru yang diarahkan ke dadanya. Pemuda pejuang itu pun gugur, DI selnya secarik kertas ditinggalkannya dengan tulisan”: “setia hingga terakhir dalam keyaki-nan”. Pada tanggal 10 November 1950, makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan di Ujungpandang.

Letjen Urip Sumoharjo

Letjen Urip Sumoharjo

Lahir : di Purworejo (Jateng) 23 Februari 1893

Wafat : 17 November 1948

Anehnya, perwira-perwira lain yang lebih dulu masuk TKR tidak dijatuhi “Surat Keputusan Rahasia”. Sedangkan yang lain seperti A.H. Nasution dan T.B. Simatupang tidak termasuk dalam “daftar hitam” Belanda.

Urip Sumoharjo ketika masih kanak-kanak, ia dikenal sebagai Muhammad Sidik. Ketika belajar di OSVlA atau sekolah calon pegawai pemerintah (pangreh praja) pribumi di Magelang, ia berubah haluan. Ia ingin menjadi tentara.

Oleh karena itu, ia memasuki sekolah militer di Jatinegara, Jakarta. Urip Sumoharjo yang dilahirkan di Purworejo pada tanggal 23 Februari 1893 itu berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai perwira teladan. Dinas Tentara KNIL dimasuki yang memberinya pangkat Letnan Dua. Meskipun ia telah menjadi tentara KNIL perhatiannya terhadap masyarakat tidak berkurang.

Berbagai protes atas tindakan pemerintah Belanda dilakukan karena tindakan-tindakan yang tidak adil terhadap perwira-perwira bumiputera. Karena tindakannya itu, dia dipindahkan ke Kalimantan dan Padang Panjang, Sumatera Barat. Bagi perwira KNIL bumiputera, Urip dianggap sebagai panutan dan sesepuh.

Sebagai seorang tentara, dia sangat disiplin. Bupati Purworejo yang terlambat hadir dalam perayaan hari lahir Ratu Wilhelmina, dilarang masuk. Urip dalam menerapkan peraturan tidak membedakan status atau jabatan.

Akibat tindakannya itu, ia dipindahkan oleh Departemen Perang ke Gombong dengan pangkat Letnan Kolonel. Surat pemindahan itu dibalas dengan pengunduran diri dari dinas militer KNIL. Sebelum pengunduran itu diterima, Jepang menyerbu dan menguasai Hindia Belanda.

Bala tentara Dai Nippon sempat menahannya selama tiga bulan, kemudian membebaskannya lagi. Jabatan Komandan Polisi pernah ditawarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang tetapi tawaran itu ditolaknya. Hal ini menyebabkan ia menjadi orang yang selalu dicurigai dan diawasi polisi rahasia Jepang.

Setelah proklamasi kemerdekaan dirasakan kebutuhan tentara nasionaI. Untuk itu, bekas perwira PETA dan KNIL ditarik memasuki jajaran Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang semula dinamakan BKR (Badan Keamanan Rakyat). Dalam TKR, Urip diangkat sebagai Kepala Staf Umum yang merupakan jabatan tertinggi.

Sebagai kepala staf, ia terus membenahi TKR hingga menjadi Tentara Nasional indonesia (TNI). Akibat Perjanjian Renville, pada tahun 1948 Urip mengundurkan diri dari jabatan Kepala Staf Angkatan Perang. Ia merasa bahwa pemerintah terlalu mengalah dengan Belanda dengan mau berdamai.

Padahal banyak orang merasakan bahwa Negeri Belanda tidak dalam kapasitas untuk berperang setelah dihancurkan Jerman di medan perang Eropa dan Jepang di Asia. Meskipun demikian, pemerintah mengangkatnya sebagai penasihat militer Presiden. Jabatan itu  diembannya hingga tutup usia pada tanggal 17 November1948.

Jenasahnya dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Letnan Jendral Urip Sumoharjo bersama dengan Jendral Sudirman diakui sebagai Bapak Angkatan Perang  Republik Indonesia.

Muhammad Husni Tamrin

Muhammad Husni Tamrin

Lahir : di Sawah Besar (Jakarta) 16 februari 1894

Wafat : di Jakarta 11 Januari 1941

Sebagai putra asli Betawi maka ia memiliki akar budaya dan dukungan masyarakat Betawi yang kuat. Tidak mengherankan bila pada tahun 1919 Thamrin diangkat sebagai anggota Dewan Kota Batavia.

Wawasan kemasyarakatan yang besar ditunjukkan dengan perjuangannya di forum Dewan Kota (Gemeente Raad) Jakarta menuntut perbaikan kota, khususnya perkampungan-perkampungan rakyat. Perjuangannya itu tidak diabaikan oleh para warga Jakarta.

Pada tahun 1923, ia diangkat menjadi Ketua Organisasi Kaum Betawi. Tujuan organisasi ini adalah memajukan perdagangan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Kemampuan dan prestasinya menghantarnya ke jabatan wakil Walikota Batavia. Setelah dokter Sutomo meninggal pada tahun 1938 maka Thamrin menjabat sebagai Wakil Ketua Partai Indonesia Raya (Parindra).

Perjuangannya untuk menuntut dihapuskannya istilah inlander diganti dengan Indonesier dan Nederlandsch Indie diganti dengan Indonesia atau Indonesisch ditolak oleh pemerintah Belanda. Dukungan sebagian besar anggota Volksraad tidak dapat menolong dikabulkannya mosi itu.

Penyerbuan Jepang ke Pearl Harbour, Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, pada tanggal 7 Desember 1941 menandai dimulainya Perang Pasifik.

Sebelum penyerbuan itu Menteri Perdagangan Kobajashi berkunjung ke Jakarta untuk menuntut konsesi yang lebih besar dalam pembelian minyak bumi dan batubara yang dihasilkan Hindia Belanda.

Di surat-surat kabar dimuat berita bahwa Kobajashi mengatakan terus terang, Jepang berminat meluaskan pengaruhnya di Hindia Timur dan memerlukan dukungan rakyat lndonesia. Di kalangan rakyat terdengar desas-desus bahwa “KOBAJASHl” itu merupakan singkatan dari “Koloni Orang Belanda Akan Japan Ambil seantero Hindia”.

Pemerintah Belanda mulai mencurigai orang Indonesia yang dianggap pro-Jepang. Pemerintah Kolonial khawatir kalau Jepang menyerang Hindia Belanda maka orang-orang pergerakan itu akan memihak Jepang.

Umumnya orang percaya kalau Jepang mendarat. rakyat Indonesia akan menggunakan kesempatan itu untuk memerdekakan dirinya.

M.H. Thamrin salah seorang yang dianggap pro Jepang.

Pada tanggal 6 Januari 1941 , ia ditangkap Belanda meskipun dalam keadaan sakit.

Lima hari kemudian, ia meninggal dunia karena serangan jantung ketika proses pengusutan tengah dijalankan.

Otto Iskandardinata

Otto Iskandardinata

Lahir : di Bandung 31 Maret 1879

Wafat : 20 Desember 1945

Otto Iskandardinata karena keaktifannya diangkat sebagai wakil Budi Utomo dalam Dewan Kota Pekalongan. Di dewan kota itu, ia berselisih pendapat yang sengit dengan Residen Pekalongan. Otto tetap bertahan dengan pendapatnya dan terbukti dialah yang benar. Akibatnya, residen itu dipindahkan ke tempatlain.

Namun, pemerintah kolonial merasa khawatir akan pengaruhnya sehingga memindahkan guru itu ke Jakarta. Sebelum pindah, ia sempat memprakarsai berdirinya “Sekolah Kartini” bagi anak-anak remaja puteri di kota itu.

Kepindahannya ke Jakarta justru mendorongnya untuk lebih aktif berorganisasi. Selain aktif mengajar di sekolah Mummmadiyah, ia menjadi anggota Paguyuban Pasundan. Paguyuban itu tidak untuk melestarikan ikatan primordial atau kedaerahan tetapi sebagai sarana memperjuangkan kepentingan rakyat. Berbagai kemajuan dicapai oleh paguyuban itu dalam masa kepemimpinannya sebagai Ketua Pengurus Besar. Tidak hanya sekolahsekolah yang didirikan bagi para bumiputera tetapijuga bank dan berbagai yayasan sosial. Untuk kedua kalinya diangkat sebagai anggota Volksraad tetapi kali ini Otto mewakiii Paguyuban Pasundan. Di dewan itu Otto dijuluki “Si Jalak Harupat” atau “Burung jalak yang berani”.

Pandangan-pandangannya tidak sesuai dengan alur politik kolonial yang sukar didamaikan. Oleh karena itu, keanggotaannya dalam Volksraad dicabut Dada tahun 1935. Namun, ia masih tetap aktif di Paguyuban Pasundan. Paguyuban yang dipimpinnya mula-mula bergabung dengan Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI).

Kemudian, sesuai dengan kecende-rungan organisasi dan partai politik pada waktu itu, pada tahun 1939 Pagu-yuban Pasundan bergabung ke dalam Gabungan Politik IndoneSIa (GAPI).

Keaktifan berorganisasi itu terhenti ketika Baia Tentara Pendudukan Jepang membubarkan semua partai dan organisasi masa. Karena semua organisasi telah dibubarkan maka Otto giat sebagai wartawan dengan menerbitkan koran Warta Harian Cahaya.

Profesi barunya sebagai wartawan tidak membebaskannya dari organisaSI kare-na dia diangkat sebagai anggota Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai (Badan Kebaktian Rakyat Jawa), dan kemudian Cuo Sangi In (Dewan Perwakilan Rakyat buatan Jepang)

Tatkala Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk, dia diangkat sebagai anggotanya. Dalam kapasitasnya sebagai anggota panitia itu, dia ikut menyusun Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai seorang tokoh dan pemuka masyarakat, ia memelopori pembentukan Badan Keamanan Rakyat yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional indonesia (TNI) Dalam Kabinet Presidensiil pertama, ia duduk sebagai Menteri Negara. Malang, baginya pada bulan Oktober 1945 ia diculik dan dibunuh di Mauk (Banten) pada tanggal 20 Desember 1945. Dua tahun kemudian makamnya dipindahkan keBandung.

Sukarjo Wiryopranoto

Sukarjo Wiryopranoto

Lahir : di Cilacap, 5 juni 1903

Wafat 23 oktober 16962.

Persahabatannya dengan Dr. Sutomo (salah seorang pendiri Budi Utama) menumbuhkan hasratnya untuk terlibat dalam Partai Indonesia Raya (Parindra) sebagai anggota.

Di samping itu, bersama dengan tokoh Budi Utomo itu mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Bagi para pemuda dibangun suatu perkampungan sebagai tempat untuk melatih berbagai keterampilan, seperti tukang kayu, tukang besi, dan petani terampil.

Meskipun aktif dalam organisasi pergerakan, ia masih aktif di Dewan Rakyat (Volksraad). Hal itu seirama dengan kecenderungan politik pada waktu itu sebagian orang pergerakan untuk kooperatif terhadap pemerintah kolonial. Tekanan pemerintah Kolonial kepada pergerakan menjadikan strategi itu harus diambil.

Dengan strategi kooperasi seperti itu sedikit demi sedikit diharapkan tercapai perubahan dalam tatanan politik Hindia Belanda.

Optimisme itu muncul sejak pembentukan Dewan Rakyat pada tahun 1916 dan Janji November (November Beioften) Gubernur Jendral Limburg Stirum pada tanggal 18 November 1918. Namun, janji-janji itu tidak ditepati hanya tekanan dari Gubernur Jendral semakin kuat. Sikap anti-Belanda makin kuat.

Sebagai anggota Volksraad, Sukardjo pernah mengajukan mosi kepada pemerintah agar orang-orang Indonesia diberi kesempatan untuk menjadi walikota Mosi yang diajukan pada tahun 1937 itu ditolak oleh pemerintah Belanda. Empat tahun kemudian, dalam kedudukannya sebagai anggota GAPI (Gabungan Politik Indonesia) ia ikut menyampaikan tuntutan agar di indonesia dibentuk parlemen dan pemerintah harus bertanggung jawab kepada parlemen. Tuntutan itu juga ditolak.

Selain aktif dalam bidang politik, Sukardjo juga bergiat di dunia kewartawanan. Pada masa pendudukan Jepang, ia memimpin surat kabar Asia Raya.

Demikian halnya sesudah Indonesia merdeka, ia ikut membina majalah Mimbar Indonesia. Jabatan diplomatik yang pernah disandangnya adalah Duta Besar Luar Biasa untuk Italia, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Rakyat Cina.

Kemudian dalam tahun 1962, dia diangkat sebagai wakil tetap RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selama masa jabatannya di PBB itu, ia berusaha keras untuk mempengaruhi negara-negara lain dalam membantu perjuangan rakyat Indonesia mengembalikan irian Barat dari tangan Belanda. Dalam masa baktinya

itu, ia tutup usia pada tanggal 23 Oktober 1962. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta

Hasyim Asy’ari

Hasyim Asy'ari

Lahir : di Demak 20 april 1875

Wafat : di jombng 25 juli 1947

Sebelumnya KH. Hasyim Asy’ari pernah menuntut ilmu di tanah suci Makkah Al Mukarramah pada tahun 1308 Hijriyah dan tinggal disana selama beberapa tahun. Beliau belajar dari para tokoh ulama terkenal yang mengajar di Masjid Haram waktu itu. Di antara guru beliau adalah Syekh Khatib al Minangkabawi yang juga guru dari KH Achmad Dahlan.

Beberapa saat kemudian KH. Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren dan madrasah. Pesantren yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari ini terletak di desa Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Kehidupan KH. Hasyim Asy’ari banyak diisi dengan perjuangan demi tanah airnya yang saat itu belum merdeka. Perlawanannya terhadap kaum penjajah diwujudkan dalam bentuk ucapan dan tindakan-tindakan nyata.Di antara sekian banyak fatwa yang beliau serukan ialah haram hukumnya umat Islam Indonesia bekerja-sama dengan kaum penjajah Belanda dalam bentuk apapun. Termasuk menerima.

Beliau juga mengeluarkan fatwa untuk selalu melawan kaum penjajah Belanda. Fatwa-fatwa beliau ternyata terdengar luas ke seluruh wilayah Indonesia.

Panglima Besar Jendral Soedirman, dan tokoh pejuang Bung Tomo serta yang lainnya memiliki hubungan langsung dengan KH. Hasyim Asy’ari. Mereka sering meminta nasehat dan mengadakan tukar pikiran mengenai perjuangan bangsa.

Salah satu contoh fatwa KH. Hasyim Asy’ari yang mampu membangkitkan semangat dan mengancam kekuasaan penjajah Belanda ialah, fatwanya tentang kewajiban berjihad bagi seluruh umat Islam di Indonesia dengan segenap kemampuan untuk merebut kemerdekaan

dari tangan kaum penjajah Belanda.

Kaum muda menyambut seruan fatwa KH. Hasyim Asy’ari tersebut dengan penuh semangat. Mereka datang berduyunduyun untuk bergabung dengan barisan para pejuang.

Di medan perang, ribuan pejuang gugur sebagai pahlawan syahid, karena telah berjuang pada jalan Allah. Walaupun nama-nama mereka tidak tertulis dalam daftar pejuang bangsa, tetapi kenyataan sejarah tidak bisa disangkal bahwa kemerdekaan di negeri _ini juga atas andil jasamereka.

Selaku seorang pemimpin Islam, KH. Hasyim Asy’ari , memiliki cita-cita yang sangat luhur. Beliau ingin agar di Indonesia terdapat masyarakat Islami yang menerapkan ajaran dan norma-norma Islam.

  1. Hasyim Asy’ari juga punya keinginan menyatukan kekuatan dan perjuangan para ulama. Maka beliau mengumpulkan mereka dan mendirikan sebuah perkumpulan yang bernama “NU” atau “Nahdlatul Ulama”, yang berarti “Kebangkitan Para Ulama”. Atas kesepakatan bersama, KH. Hasyim Asy’ari kemudian dipilih pemimpin tertinggi perkumpulan tersebut.

Menyusul terbentuknya perkumpulan ini, kaum penjajah Belanda merasa resah terhadap kegiatan dan gerakan umat Islam itu. .

Mereka tahu para ulama & telah berhimpun dalam, sebuah perkumpulan yang mempunyai aturan-aturan sendiri. Menurut catatan, selarah yang ada, perkumpulan NU ini berdiri pada tahun 1926 Masehi KH. Hasyim Asy’ari  dianugerahi gelar Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1964.

Dr. Saharjo. SH

Dr. Saharjo. Sh

Lahir : di solo jateng 26 juni 1909

Wafat 13 November 1963

Saharjo dilahirkan di Solo pada tanggal 26 Juni 1909. Semenjak kecil Ia bercita-cita ingin menjadi dokter .Ayahnya R. Ngabehi Sastroprayitno membawanya ke Jakarta untuk Sekolah Dokter namun Ia menyadari bahwa cita-Cita yang dimiliki tidaklah sama dengan bakatnya. Akhirnya Ia terjun ke dunia politik dengan memasuki Partai Indonesia (Partindo) hingga .akhirnya ia terpilih menjabat pengurus partai.

Selain berkecimpung dalam bidang organisasi politik, Saharjo juga tetap aktif kuliah di fakultas hukum hingga akhirnya ia meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1941. Saharjo juga tercatat pernah bersekolah di STOVIA meski tidak sampai lulus.

Ia sangat menentang hukum buatan pemerintah kolonial Belanda karena tidak sesuai digunakan menjadi landasan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi Indonesia.

Ia menyarankan agar Indonesia membuat hukum sendiri yang disesuaikan dengan kepribadian bangsa dan sesuai dengan kondisi Indonesia.

Ia pernah memangku jabatan penting dalam pemerintahan Indonesia. ia pernah menduduki Sekretaris Jenderal Departemen Kehakiman dan juga Wakil Menteri Pertama Bidang Dalam Negeri

Saharjo tercatat pernah menjadi Menteri Kehakiman dalam tiga periode berturut-turut, dari Kabinet Kerja l, Kabinet Kerja II, dan Kabinet Kerja III. Ia juga merupakan penggagas lambang “Pohon Beringin” untuk kehakiman yang dicetuskannya pada Seminar Hukum pada tahun 1963.

Menurut Saharjo pohon beringin memiliki makna tempat perlindungan bagi rakyat yang mendambakan keadilan hukum. Ia juga memberi nama atau istilah bagi orang hukuman dengan nama “Narapidana”.

Kiprahnya yang konsisten dalam masalah hukum membuatnya menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Indonesia Jakarta. Semua kecerdasan dan’hidup Saharso seakan dicurahkan untuk kemajuan hukum dan perundangundangan yang ada di Indonesia.

Saharjo wafat pada tanggal 13 November 1963. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkat Dr. Saharj.SH sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dua minggu setelah kematiannya.

Supeno

Supeno

Lahir : di Pekalongan 12 Juni 1916

Wafat : 24 Februari 1949

Supeno lahir di Pekalongan tanggal 12 Juli 1916. Orang tuanya pegawai jawatan kereta api di tegal. Dia dikenal anak yang suka belajar dan mengenyam pendidikan di Algemeene Middelbare School (AMS) di Semarang Jawa Tengah. la kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah hukum Recht Hogeschool di Jakarta.

Supeno kemudian terjun ke dunia politik. Mula-mula ia bergabung dengan ”kelompok” Amir Syarifuddin. Setelah berlangsungnya Perundingan Renville, Supeno merasa sangat kecewa dengan hasil perundingan tersebut kemudian ia “bergabung” dengan Mohammad Hatta. Menurutnya, lndonesia sangat dirugikan dengan perundinganitu.

Hubungan Supeno dengan Amir Syarifuddin semakin jauh setelah ia tahu bahwa Amir Syarifuddin berpihak kepada golongan kiri.

Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang terdiri dari PKI, Partai Sosialis, PBI, Pesindo dan Sabupri. Mereka mencoba melakukan kudeta yang dikenal dengan pemberontakan PKl Madiun. Selain Amir Syarifuddin tokoh pemberontak ini adalah Muso.

Setelah Kabinet Amir Syarifuddin jatuh dan digantikan dengan Kabinet Hatta I, Supeno ditunjuk menjadi Menteri Pembangunan dan Pemuda. Ketika Belanda melancarkan agresi II dan berhasil menduduki kota Yogyakarta selaku ibukota revolusi, Supeno tetap berjuang melawan agresi Belanda tersebut. Dengan kecerdikannya Ia berhasil keluar dari Yogyakarta dan terus melakukan perlawanan secara bergerilya. Pasukan Belanda terus mengejar keberadaan Supeno yang dianggap membahayakan kekuatan Belanda.

Strategi gerilya Supeno mulai bisa diketahui oleh tentara Belanda. Serangan mendadak tentara Belanda tidak di duga oleh Supeno yang kala itu sedang mandi. Perlawanan Supeno berakhir sia-sia , Belanda berhasil menangkapnya di desa Ganter, Kabupaten Nganjuk.

Di daerah itu, Supeno langsung ditembak mati oleh tentara Belanda pada tanggal 24 Februari 1949. Jenazahnya lalu dimakamkan di desa Ganter.Setahun kemudian jenazahnya dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

Atas kegigihan perjuangannya Pemerintah lndonesia mengangkat Supeno sebagai Pahlawan. Pergerakan Nasional pada tahun 1970.

Prof. Dr. Supomo. Sh

Prof. Dr. Supomo. Sh

Lahir di Sukoharjo jateng 22 Januarib1903

Wafat : 12 September 1958

Supomo lahir pada tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo. Ia anak tertua dari Raden Tumenggung Wignyodipuro, Bupati Anom Inspektur Hasil Negeri Kasunanan Surakarta. Karena status keluarganya, Supomo bisa mendapatkan pendidikan yang baik.

Setelah menamatkan ELS (Europeesche Lagere Schoon), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), dan Rechfsschool (Sekolah Hukum), ia bekerja sebagai pegawai negeri dan diperbantukan pada Ketua Pengadilan Negeri Sragen.

Ia lalu melanjutkan sekolah hukumnya di Faculfeit der RechtsgeIeerdheid, Universitas Leiden hingga lulus dan menyandang gelar Meesterin de Rechten (Mr). Supomo meraih gelar Doktor ilmu hukum (Doctorin de Rechtsgeleerdheid).

Sepulang dari negeri Belanda, Supomo berkarier pada bidang hukum. Ketika pendudukan Jepang, ia ditunjuk untuk mengepalai Departemen Kehakiman (Shinobu), Kepala Kantor Perundang-undangan (Hooki Kyoku Cho). anggota Mahkamah Agung (Saikoo Hooin) dan juga anggota Panitia Hukum Adat dan Tata Negara.

Menjelang Indonesia merdeka, ia terlibat aktif dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan lndonesia (BPUPKI).

Ia menjadi salah seorang pembicara dalam masa sidang pertama BPUPKI untuk membicarakan dasar negara Indonesia. la juga ditunjuk menjadi ketua Panitia Kecil yang bertugas merumuskan Pembukaan UUD.

Setelah Indonesia merdeka Supomo terpilih menjadi Menteri Kehakiman dalam Kabinet pertama Indonesia dan Kabinet Republik lndonesia Serikat.

Berbagai kedudukan tinggi dalam pemerintah Indonesia lainnya pernah dijabatnya. Ia pernah menduduki 26 jabatan penting dalam pemerintahan Indonesia, termasuk menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris.

ia juga berkarier dalam bidang akademik. Ia pernah menjadi dosen hukum adat pada Rechtshoge school dan di Bestuursacademie, guru besar luar biasa adat pada Rechtshoge school, guru besar dalam hukum adat pada Rechtshoge school, guru besar Universitas Gajah Mada dan juga Presiden Universitas Indonesia.

Supomo wafat di Jakarta pada tanggal 12 September 1958. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarganya di Solo. Atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi bangsa dan negara, Pemerintah Indonesia mengangkat Prof. Dr. Supo-mo, SH, sebagai Pahlawan Pembela. Kemerdekaan pada tahun 1965.

Dr. Muwardi

Dr. Muwardi

Lahir : di Pati Jateng 1907

Wafat : 13 Septrmber 1948

Muwardi lahir di Pati pada tahun 1907. la lulusan Sekolah Dokter Bumi putera (STOVIA) Jakarta dan kemudian memperdalam pengetahuan kedokterannya dengan mengambil spesialisasi THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan).

Pada waktu masih mahasiswa ia tergabung dengan organisasi Jong Java dan juga Indonesia Muda. Ia juga menjadi ketua Barisan Pelopor Jakarta pada masa pendudukan Jepang.

Menjelang kemerdekaan, ia ditunjuk menjadi pemimpin Barisan Pelopor seluruh Jawa. Ia juga menjadi salah satu saksi langsung lahirnya Indonesia karena ia turut memberikan sambutan setelah pembacaan proklamasi oleh Sukarno-Hatta.

Setelah Indonesia merdeka ia membentuk Barisan Pelopor istimewa dengan tugas utama mengawal Presiden Sukarno. Situasi politik yang memanas di Jakarta pada tahun 1946 menyebabkan kegiatan Barisan Pelopor dialihkan ke kota Solo. Di Solo ia membentuk Divisi Laskar Banteng.

Selain itu, Muwardi bersama teman-teman seprofesinya mendirikan Sekolah Kedokteran di Jebres Solo. Sekolah Kedokteran itu

kemudian dipindahkan ke Klaten. Muwardi yang ingin terus berkiprah dalam bidang kedokteran pernah menolak jabatan Menteri Pertahanan yang ditawarkan Presiden Sukarno kepadanya.

Situasi dan kondisi kota Solo menjadi rusuh setelah PKI terus menebarkan permusuhan dan pertentangan. Untuk menghadapi PKI, Muwardi membentuk Gerakan Revolusi Rakyat. PKI membuat Solo menjadi daerah kacau sedangkan Madiun mereka jadikan sebagai basis gerilya.

PKI juga berusaha melenyapkan orang-orang yang dianggap musuh. Dokter Muwardi yang tengah melakukan operasi di rumah sakit Jebres, Solo, mereka culik dan kemudian mereka bunuh 13 September 1948.

Jenazah dokter Muwardi” mereka buang tanpa diketahui di mana tempat pembuangannya itu hingga kini. Pemerintah lndoneSla mengangkat dokter Muwardi sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia  pada tahun 1964.

Dr. G.S.S.J Sam Ratu Langi

Dr. G.s.s.j Sam Ratu Langi

Lahir : di Tondano sulawesi Utara 5 november 1890

Wafat : di Jakarta 30 Juni 1949

Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, biasa dipanggil Sam Ratulangi, lahir di Tondano, sulawesi Utara, tanggal 5 November 1890. Pada waktu itu, ia termasuk sebagian kecil orang Indonesia yang mampu berseko|ah tinggi hingga mencapai gelar Doctor(Dr).

Pendidikan yang dijalaninya berturut-turut adalah Hoofden School (Sekolah Raja) di Tondano, Sekolah Teknik (KWS) di Jakarta, Sekolah Guru Ilmu Pasti di Belanda tahun 1915 hingga akhirnya menyandang gelar Doktor Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Swisstahun 1919.

Pada saat menempuh pendidikan di Belanda, Sam Ratulangi menjadi anggota Perhimpunan Indonesia dan ketika di Swiss, ia ditunjuk menjadi ketua organisasi pelajar-pelajar Asia.

Sekembalinya Sam Ratulangi ke Tanah air ia lalu mengajar ilmu pasti di AMS Yogyakarta dan juga mendirikan Maskapai Asuransi Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad) pada tahun 1927 dan turut membidani lahirnya Persatuan Kaum Sarjana Indonesia (Vereniging van Indonesische Academic) pada tahun 1932.

Sam Ratulangi juga berkecimpung dalam dunia jurnilistik dengan menjadi redaksi mingguan Politik Nationale Commentaren yang terbit tahun 19381942.

Dua hari setelah proklamasi, Sam Ratulangi ditunjuk menjadi Gubernur Sulawesi. Belanda menangkapnya tak lama kemudian dan mengasingkannya ke Serui, Irian Barat. Tak lama setelah ia dibebaskan, ia lalu menuju Pulau Jawa.

Namun ia kembali ditangkap Belanda yang melancarkan agresi ll tanggal 19 Desember 1948. Pada tanggal 30 Juni 1949 Sam Ratulangi wafat di Jakarta dalam usia 59 tahun.

Jenazahnya dimakamkan di Tondano. Peme-rintahlndonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia tahun 1961.

Harun Bin Said

Harun Bin Said

Lahir : di Pulau Bawean 4 April 1947

Wafat : di Singapura 17 Oktober 1968

Harun bin Said alias Tohir lahir pada tanggal 14 April 1947 di kepulauan Bawean. Setelah lulus SMA (Sekolah Menengah Atas) ia memasuki dinas militer pada Korps Komando Angkatan Laut (KKO) pada bulan Juni 1964.

Harun dinilai selaku prajurit yang tegas, disiplin dan mampu mengemban tugas yang dipercayakan padanya.

Beberapa bulan menjadi anggota KKO; 10 Maret 1965, ia mendapat tugas rahasia yang amat berat, menyusup ke Singapura dan membuat sabotase di Sana. Bersama Usman bin Muhammad Ali dan Gani bin Arup, ia menerima tugas itu dengan penuh tanggung jawab.

Sesuai dengan waktu yang ditentukan, ketiganya berhasil menyusup masuk ke Singapura. Bangunan Mc Donald Singapura yang menjadi sasaran target sabotase berhasil mereka ledakkan. Mereka pun bergegas meninggaikan wilayah Singapura.

Sayang, kapal boat yang mereka tumpangi mendadak rusak hingga Harun bin Said dan Usman bin Muhammad Ali di tangkap pasukan khusus Australia di pelabuhan Singapura. Harun bin Said dipenjara. Setelah diajukan ke muka persidangan, hakim Singapura memutuskan Harun bin Said bersalah dan divonis hukuman mati.

Meskipun pemerintah Indonesia telah menempuh berbagai cara untuk membebaskan Harun bin Said, namun semua usaha itu gagal. Harun bin Said tetap harus menjalani hukuman mati.

Riwayat hidup Harun bin Said berakhir di tiang gantungan dalam penjara Changi, Singapura, pada tanggal 17 Oktober 1968. .

Harun bin Said telah mempersembahkan jiwa dan raganya untuk tanah air tercintanya. Jenazah Harun bin Said kemudian dikembalikan ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkat »Harun bin Said sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan

Iswahyudi

Iswahyudi

Lahir : Surabaya 15 Juli 1918

Wafat : 14 Desember 1947

Iswahyudi lahir di Surabaya tanggal 15 Juli 1918. Pendidikannya adalah HIS, MULO Surabaya, AMS Malang, dan pendidikan sekolah Penerbangan (Militaire Lucht-vaaart Opeiding School) hingga mendapatkan Klein Militaire Brevet di Kalijati, Jawa Barat.

Ketika Jepang menduduki Indonesia saat perang dunia ke ll berkecamuk, Iswahyudi turut diungsikan Belanda ke Australia.

Disana ia diberikan pelatihan untuk menerbang pesawat dan Iswahyudi dipersiapkan untuk mengikuti operasi-Gperasi udara militer sekutu. Namun Ia menolak _tugas tersebut dan meminta tidak ikut dilibatkan pada operasi tersebut.

Pada peristiwa proklamasi kemerdekaan Iswahyudi bersama pemuda-pemuda Surabaya mengambil alih kantor-kantor penting dari kekuasaan pemerintah Jepang.

Diajuga memimpin penyerbuan ke kantor Jawatan Kereta api, Bendera-bendera Jepang yang berkibar dikantor tersebut diganti dengan bendera merah putih.

Setahun kemudian, ia berhasil melarikan diri. Ia lalu bergabung dengan TKR Jawatan Penerbangan, cikal bakal AURI.

Setelah Indonesia merdeka, Iswahyudi dan Halim Perdana Kusuma ditunjuk sebagai wakil AURI pada Komandemen Tentara Sumatera dan mendapat tugas khusus mencari bantuan senjata ke luar negeri. Iswahyudi dan Abdul Halim Perdana kusuma sering mendapat tugas mengemudikan pesawat dengan menembus blokade Belanda.

Bulan Desember 1947 mereka ditugaskan ke Bangkok untuk mencari bantuan bagi kepentingan perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Pada tanggal 14 Desember sepulang dari menjalankan tugas negara tersebut pesawat yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin dan jatuh di Tanjung Hantu, Malaysia. Iswahyudi gugur jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia meng-angkat Marsda Anumerta R. Iswahyudi selaku Pahlawan Nasional pada tahun 1975 dan mengabadikan namanya untuk nama lapangan terbang di Maospati, Jawa Timur.

l Gusti Ngurah Rai

L Gusti Ngurah Rai

Lahir : di Carang Sari Bali 30 januari 1917

Wafat : 20 November 1946

l Gusti Ngurah Rai lahir di Carangsari, Bali. Pada tanggal 30 Januari 1917. Ayahnya bernama I Gusti Ngurah Palung sebagai Manca, pejabat daerah setingkat Camat.

Setelah menempuh pendidikan HIS di Denpasar dan MULO di Malang, Ia bersekolah di seko|ah militer, yaitu Sekolah Kadet Militer di Gianyar, Bali, lalu dilanjutkan ke Corps Opleiding voor Reserve Officieren di Magelang dengan pangkat letnan dua. Setelah Indonesia merdeka, beliau membentuk TKR Sunda Kecil dan memperoleh pangkat letnan kolonel.

Ketika Belanda menguasai Bali pada bulan Februari 1946, Sebagaimana biasa siasat Belanda mengadu domba dan memecah belah para pejuang kita.

Usaha Belanda tidak sia-sia TKR Sunda Kecil terpecah dan tersebar tanpa ada kesatuan komando. Perpecahan itu tidak berlangsung lama, I Gusti Ngurah Rai segera mengambil alih kembali kekuatan tentaranya.

Setelah, menyatukan pasukan kembali dan diberi nama pasukan Ciung Wanara, beliau menyerang Belanda di desa Marga dan di Tabanan.

Kedua daerah itu segera bisa dikuasai dan ditaklukan oleh. I Gusti Ngurah Rai. Kekalahan itu menjadikan Belanda semakin gusar, Mereka segera mengerahkan pasukan dari Negara Boneka di wilayah Indonesia Timur. Penjajah ini segera melancarkan serangan dengan kekuatan penuh dan secara besar-besaran dari darat , laut dan udara.

Melihat serangan yang begitu dashyat, I Gusti Ngurah Rai tidak ciut nyalinya. Ia dengan perkasa menyongsong serangan tersebut dengan memerintahkan pasukannya untuk melakukan Perang Puputan (perang habis-habisan).

Dia dan seluruh pasukan merasa tanah tumpah darahnya wajib dipertahankan dan dibela walau harus bertaruh nyawa.

Mereka dengan gagah berani bertempur walaupun dengan senjata yang terbatas hingga titik darah penghabisan, la gugur bersama anggota pasukannya. Pertempuran ini kemudian dikenang sebagai Puputan Margarana. Pemerintah memberinya gelar Pahlawan nasional pada tanggal 9 Agustus

Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara

Lahir : 2 Mei 1889

Wafat di Yogyakarta 26 April 1959

Nama asli Ki Hadjar Dewantara adalah Raden Mas Suwardi suryaningrat. Lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889. Ia adalah putra Pangeran Sasra diningrat dan cucu Paku Alam ke-4 dari Yogyakarta.

Setamat dari ELS (Europesche Lagere School Sekolah Dasar Belanda) ia meneruskan pendidikannya ke Sekolah Guru namun tidak sampai tamat. Ia juga pernah bersekolah di STOVIA, namun juga tidak tamat karena bea siswanya dicabut setelah ia gagal menyelesaikan ujian kenaikan tingkat.

Putus sekolah tidak membuatnya patah arang. Ia yang telah aktif dalam pergerakan nasional menyalurkan ekspresi perjuangannya melalui tulisan-tulisannya. Berbagai tulisannya dimuat di berbagai media penerbitan.

Dua tulisannya yang sangat berani mengkritisi pemerintah kolonial Belanda diberinya judul Als Ik Een NederlanderWas (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een Voor Allen maar OokAIIen voor Een (Satu untuk Semua, Namun Semua untuk Satu Juga). Selain aktif menulis, ia bekerja di Apotek Rathkamp, Yogyakarta.

Ki adjar juga aktif berorganisasi. la memasuki Boedi Oetomo dan berada dalam divisi propaganda. Bersama dengan Danudirja Setyabudi dan Cipto Mangunkusumo, ia mendirikan Indische Partij (IP) di Bandung.

Karena aktivitas politik mereka yang menentang pemerintah kolonial Belanda, ketiganya kemudian ditangkap dan diasingkan ke Belanda selama 6 tahun. Di Belanda, Ki Hadjar memanfaatkan waktunya untuk belajar ilmu pendidikan hingga akhirnya mendapatkan Europeesche Akte (Akta Guru Eropa).

Sepulang dari pengasingannya. Ki Hadjar menjadi guru di sekolah yang didirikan Suryopranoto dan pada tanggal 3 Juli 1922 ia mendirikan sekolah yang diberinya nama Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa).

Ia juga ditunjuk menjadi anggota PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) ketika masa pendudukan Jepang. Ketokohannya dalam pendidikan membuatnya terpilih sebagai Menteri Pengajaran dalam Kabinet Pertama Republik Indonesia yang dibentuk pada tanggal 2 September 1945.

Bapak Pendidikan Nasional ini terus berkiprah dalam dunia pendidikan hingga wafat pada tanggal 26 April 1959 di  Yogyakarta dan dima kamkan di Pemakaman Wijayabrata, Yogyakarta.

Pemerintah Indonesia menganugerahi Ki Hadjar Dewantara selaku Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun1959.

Zainal Mustofa

Zainal Mustofa

Lahir : di Singaparna (Tasik Malaya) 1899

Wafat : di Jakarta, 28 Maret 1945

Nama aslinya adalah Umri aliasA Hudaemi. lahir di Singaparna tahun 1899. Masa kecil dan remajanya dihabiskannya dari pesantren ke pesantren untuk mengaji ilmu agama dan menimba ilmu kanuragan dari ulama-ulama Jawa Barat. Ia kemudian tumbuh menjadi tokoh yang kharismatik, dihormati lagi disegani dengan ketinggian ilmu agama dan juga ilmu kanuragannya.

Ia sangat membenci penjajahan. Karena sikap perlawanannya, ia pernah ditangkap Belanda dan dipenjara di Sukamiskin, Bandung, tahun 1941.

Penjara tidak menjadikannya jera. Ia tetap bersikap anti penjajahan pada masa pendudukan Jepang. Ia lantas menggalang kekuatan barisan santri dan rakyat dengan membentuk PasukanTempurSukamanah.

la turun langsung untuk melatih dan memimpin serta mengadakan persiapan untuk melakukan perlawanan.

Kekuatan Pasukan Tempur Sukamanah dan strategi perang yang dijalankan KH. Zaenal Mustofa ternyata sangat hebat. Berulang-ulang mereka mampu menyergap dan menghancurkan pasukan Jepang yang sedang berpatroli di sekitarTasikmalaya.

Jepang penasaran, mereka mengerahkan pasukan dalam jumlah yang lebih besar, namun Pasukan Tempur Sukamanah mampu pula mengalahkannya.

Jepang berinisiatif mengirimkan utusan untuk datang berunding. Namun, KH Zaenal Mustofa menolaknya. Bahkan, pejuang-pejuang Singaparna itu menghabisi para utusan Jepang dan hanya menyisakan seorang utusan untuk kembali ke markasnya dengan membawa ultimatum Singaparna. Jepang diminta mundur dan memberikan kemerdekaan Pulau Jawa Batas ultimatum itu hingga tanggal 25 Februari 1944. Jika selepas tanggal yang telah ditentukan Jepang tidak bersedia mematuhinya, maka Jepang akan diserang! Untuk menjawab ”ultimatum Singaparna, pasukan Jepang dalam jumlah tak seberapa banyak dikirim ke Singaparna. Semua anggota pasukan Jepang itu tewas di tangan pejuangpejuang Singaparna. Jepang lantas mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Pertempuran pun meletus dengan dahsyatnya. Dalam pertempuran itu Kyai Haji Zaenal Mustofa tertangkap dan kemudian dijatuhi hukuman mati pada tanggal 28 Maret 1945. Jenazahnya dikuburkan di Ereveld Ancol, Jakarta. Atas jasa dan pengorbanannya, Pemerintah Indonesia mengangkat ulama Singaparna yang kharismatik itu menjadi Pahlawan Pergerakan Nasional pada tanggal 6 November 1972.

Kemudian pada tanggal 10 Januari 1974 jenazah KH.Zaenal Mustofa dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya.

KH.Zaenul Arifin

Kh.zaenul Arifin

Lahir : di Tapanuli Tengah (Sumut) 2 september 1902

Wafat : di Jakarta 2 Maret 1963

KH.Zaenul Arifin lahir di Barus, Tapanuh, pada tahun 1909. Dengan nama lengkap Zaenul Arifin Pohan. Masa kecilnya cukup pahit dengan perceraian kedua orang tuanya. Setelah perceraian itu, la dibawa ibunya ke kota Jambi dan bersekolah di HIS dan melanjutkan ke sekolah menengah calon guru di Normaal School.

Waktunya lebih banyak dihabiskan di pesantren-pesantren untuk mendalami ilmu agama dan menjalani pelatihan seni ilmu bela diri pencak silat .

Menginjak remaja ia merantau ke jakarta dan bekerja sebagai pegawai pemerintah kotapraja.

Dirinya kemudian bergabung dalam organisasi Nahdatul Ulama (NU). Ketika NU sebagai partai politik dilarang oleh Jepang, ia bergabung dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan dipercaya menjadi kepala bagian umum.

Pada masa kedudukan jepang Zaenul Arfin menjalani pelatihan semi militer yang keras. Sosok dan kepemimpinannya yang tegas menjadikan Zaenul Arfin ditunjuk menjadi Panglima Hizbullah.

Anggota-anggota Hizbullah yang mendapat latihan militer kerap teriibat bentrok dengan pasukan Jepang karena perbuatannya pada masyarakat seringkali terlihat sewenang-wenang.

Setelah Indonesia merdeka, Laskar Hizbullah pimpinannya bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia dan KH Zaenul Arifin dipercaya menjadi Sekretaris Pucuk Pimpinan TNI.

K.H. Zaenul Arifin pernah ditunjuk menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP). ia juga ditunjuk menjadi anggota Dewan Permusyawaratan Rakyat Sementara (1950-1953) dan juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR).

Pada masa KabinetAli Sastro amijoyo I, ia dipercaya menjadi Wakil ll Perdana Menteri.

K.H. Zaenul Arifin wafat di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1963 setelah menderita luka bckas tembakan di bahunya seIa-ma sepuluh bulan.

Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1953.

Dr. Kusuma Atmaja

Dr. Kusuma Atmaja

Lahir di Purwakerto Jabar 8 september 1898

Wafat : 11 Agustus 1952

Sulaiman Effendi Kusuma Atmaja. Lahir di Purwakarta, Jawa Barat pada tanggal 8 September 1898. la dan keluarganya merupakan keluarga terpandang dan berkecukupan sehingga pendidikannya terkesan layak.

Pendidikan dasarnya ditempuh pada sekolah kaum Belanda (ELS) di Jakarta dan dilanjutkan di Sekolah hukum (Petch School) Jakarta.

Pada tahun 1919 ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hukumnya di Universitas Leiden, Belanda. Kusuma Atmaja menamatkan pendidikan hukumnya dengan meraih gelar Doktor dengan disertasi mengenai Hukum Wakafdi Indonesia.

Berbekal ilmunya, ia lantas bekerja di pengadilan. Ia terus berkiprah dalam masalah hukum hingga Jepang menduduki Indonesia. Ketika indonesia merdeka, Kusuma Atmaja mendapat tugas untuk membentuk Mahkamah Agung Republik Indonesia sekaligus menjabat Ketua Mahkamah Agung.

Jabatan lain yang disandangnya adalah menjadi guru besar pada Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan juga Sekolah Tinggi Kepolisian.

ilmu dan pengalamannya dalam bidang hukum membuatnya diminta pula menjadi penasehat delegasi Indonesia dalam perundingan dengan pihak Belanda.

Dalam rangka memecah belah negara kesatuan Indonesia, Belanda pada tahun 1947 pernah menawari Kusumah Atmaja untuk menjadi Wali Negara Pasundan.

Seketika ia menolak tawaran Belanda tersebut. Ia juga tegas menolak ketika Belanda menawarinya jabatan selaku Ketua Mahkamah Agung bentu-kan Belanda.

Ia tetap kukuh dengan keinginannya memajukan bangsanya melalui ilmu dan pengetahuan yang ia dimilikinya.

Pakar hukum Indonesia itu wafat pada tanggal 11 Agustus 1952 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Pemerintah Indonesia memberi gelar sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan pada tahun 1965.

Maria Walanda Maramis

Maria Walanda Maramis

Lahir : di Kema (Sulawesi Utara) 1 Desember 1872

Wafat : di Maumbi 22 April 1924

Maria Yosephine Catharina Maramis kemudian lebih dikenal dengan nama Maria Walanda Maramis. Lahir di Kema, Sulawesi Utara, tanggal 1 Desember 1872. Saat usianya menginjak enam tahun kedua orang tuanya meninggal dunia.

Maria diasuh oleh paman dan bibinya, Ia menempuh pendidikan di sekolah Melayu di daerah Maumbu. Sekolah itu hanya mengajarkan membaca dan menulis sedangkan pelajaran yang hanya sedikit sekali.

Dahulu memang kaum perempuan dilarang bersekolah tinggi , sehingga Maria hanya sampai pada Sekolah Dasar. Meskipun ia hanya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (HIS), namun ia bercita-cita tinggi untuk memajukan kaumnya.

Pernikahannya dengan Yoseph Frederick Calusung Walanda pada tahun 1890 semakin membuat semangatnya membesar untuk mewujudkan cita-citanya. Terlebihlebih suaminya yang bekerja sebagai guru HIS di Manado itu mendukung cita-citanya.

Tidak hanya itu, teman-temannya yang lain juga mendukungnya. Maka pada bulan Juli 1917, Maria Walanda Maramis berhasil mewujudkan impiannya. Ia mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Keturunannya). Di dalam organisasi PIKAT

Maria Walanda Maramis memberikan pengetahuan mengenai dasar-dasar berumah tangga bagi kaum wanita yang telah lulus HIS.

Organisasi PIKAT mendapat sambutan yang baik dari masyarakat hingga tidak lama kemudian telah bermunculan cabang-cabang organisasi itu hingga ke Kalimantan dan juga di Jawa.

Pemerintah kolonial Belanda juga memberikan bantuan keuangan agar organisasi PIKAT tetap dapat berjalan dengan baik.

Selain itu Maria sering menyumbangkan ide dan gagasanya agar kaum perempuan memiliki hak yang sama dengan kaum pria karena Maria yakin bahwa kaum wanita juga mampu mengikuti kemampuan laki-laki.

Wanita Minahasa yang gigih memperjuangkan nasib kaumnya itu wafat pada bulan Maret 1924. Jenazahnya dimakamkan di Maumbi, Manado.

Pemerintah lndonesia mengangkat Maria Walanda Maramis selaku Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1969.

Mas. Mansur

Mas. Mansur

Lahir : Surabaya 25 Juni 1896

Wafat : 25 April 1946

1896 Mas. Mansur lahir di Surabaya, 25 Juni 1896. Sejak kecil ia mendalami ilmu agama di pondok pesantren. Kemudian memperdalam lagi pengetahuan keagamaan itu di Mekkah dan selanjutnya ia bersekolah di Universitas AI Azhar, Kairo, Mesir. la kembali ke Indonesia dan mulai mengamalkan ilmunya dengan menjadi pengajar di Pesantren Mufidah Surabaya. Ia juga terlibat aktif dalam pergerakan nasional dengan menjadi anggota Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).

KH Mas Mansur bergabung dengan Muhammadiyah. Sosoknya yang dikenal sebagai ulama yang berpengaruh dan kharismatik membuatnya terpilih menjadi Ketua Pusat Pimpinan Muhammadiyah pada Muktamar Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta tahun 1937.

Atas prakarsanya pula, terbentuklah Majelis islam A’la Indonesia (MIAI) yang merupakan gabungan organisasi-organisasi Islam di Indonesia. MIAI terlibat aktif mengadakan aksi politik untuk “menentang pemerintah kolonial Belanda bersama-sama dengan,Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Ketika masa pendudukan Jepang, KH.Mas Mansur mendirikan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) bersama dengan K.H. Wahid Hasyim dan K.H. Taufiqumahman. Jepang yang mengetahui ketokohan K.H. Mas Mansur memaksanya untuk menjadi ketua Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). ia terpaksa menerima penunjukkannya itu. Namun tak berapa lama kemudian ia mengundurkan diri dengan alasan sakit.

Menjelang Indonesia merdeka, KH. Mas Mansur diangkat sebagai anggota Dokuritsu Junbi Inkai PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Sementara itu, Belanda dengan membonceng pasukan Sekutu kembali memasuki wilayah Indonesia setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Pertempuran sengit, terjadi Surabaya. Jenderal Mallaby seorang Jenderal pasukan elite yang sangat berpengalaman di berbagai medan pertempuran, terbunuh di Surabaya. Pasukan Sekutu marah! meletuslah pertempuran dahsyat di Surabaya. Belanda menangkap KH. Mas Mansur dan memaksanya untuk berpidato agar rakyat Surabaya menghentikan perlawanan sengit mereka. KH. Mas Mansur dengan tegas menolak. Sementara Bung Tomo terus membakar semangat rakyat Surabaya. Pertempuran semakin berkobar-kobar. Akibat penolakannya, KH. Mas Mansur dijebloskan ke penjara Kalisosok, Surabaya. Ulama besar Indonesia itu tetap berada dalam penjara hingga wafat pada tanggal 25 April 1946 dan kemudian dimakamkan di Gipo, Surabaya.

Pemerintah Indonesia mengangkat K.H. Mas Mansur selaku Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1964.

R.M. Suryo

R.m. Suryo

Lahir : Magetan 9 Juli 1898

Wafat : 10 November 1948

Raden Mas Suryo dilahirkan di Magetan, Jawa Timur, tanggal 9 Juli 1898. ia putra Raden Wiryo Sumarto yang menjabatAjun Jaksa di Magetan.

Setelah menamatkan HIS (Hollandsche Inlandsche School), Ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Calon Pamong Praja (OSVlA Opleiding School Voor lndlandse Ambtenaren) Mage-lang.

Lulus dari OSVIA, Raden Mas Suryo menjadi pamongpraja dan bekerja di Ngawi, Jawa Timur. Karier Raden Mas Suryo terus menanjak hingga ia ditunjuk menjadi Mantri Ueldpolrfie di Madiun.

Pada tahun 1922, ia berkesempatan mengikuti pendidikan kepolisian di Sukabumi dan selanjutnya mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu lagi dengan memasuki Bestuurs School di Jakarta.

Tahun 1938 Raden Mas Suryo diangkat menjadi Bupati Magetan. Ketika Jepang menduduki Indonesia, ia juga dipercaya menjadi Residen (Syucokan) di Bojonegoro, Jawa Timur, dan Pemerintahan pusat yang berkedudukan di Jakarta saat itu, menyerahkan kepurusan sepenuhnya kepada Raden Mas Suryo ditunjuk menjadi gubernur Jawa Timur.

Pada tanggal 23 Oktober 1945, Tentara Inggris datang ke pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Awalnya kedatangan Inggris adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang yang kalah perang. Namun kedatangan Inggris diboncengi oleh Pasukan NiCA ( Nederland Indies Civil Administraton ) untuk Belanda dengan tujuan menjajah kembali Indonesia. Pasukan Sekutu itu menuntut agar pemerintah Indonesia menyerah tanpa syarat.

Gubernur Suryo memilih untuk tidak menyerah pada tuntutan pasukan Sekutu hingga meletuslah perang dahsyat di Surabaya 10 November 1945. Bersama Bung Tomo, ia terus menggelorakan semangat berjuang uhtuk mempertahankan kemerdekaan lndonesia. Perang itu menewaskan komandan pasukan Inggris, Jendral Mallaby.

Pada tanggal 10 September 1948, Suryo yang tengah mengadakan perjalanan dinas ke desa Boga, Kedunggalar, Ngawi, mendadak dihadang gerombolan PKI. la gugur di tangan gerombolan tersebut.

Empat hari kemudian setelah diketemukan, jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga di Magetan.

Pemerintah Indonesia mengangkat Raden Mas Suryo sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan pada tahun 1964.

R.M. Suryo Pranoto

R.m. Suryo Pranoto

Lahir : yogyakarta 11 Januari 1871

Wafat : 15 Oktober 1959

Nama kecilnya iskandar. Lahir pada tahun 1871 di Yogyakarta. Ia anak Kanjeng Pangeran Suryaningrat, putra Paku Alam III.

Pendidikan yang ditempuh R.M. Suryopranoto adalah Sekolah Pegawai Negeri dan Sekolah Pertanian di Bogor. Setelah menyelesaikan pendidikan pegawai negerinya, ia bekerja di kantor kontrolir di Tuban.

Ia tidak lama bekerja di tempat itu setelah ia dipecat karena keberaniannya menampar atasannya yang asli orang Belanda. Ia pun ia Iu bertekad untuk tidak lagi menjadi pegawai pada pemerintah kolonial Belanda dan berketetapan hati untuk menjadi pembela kepentingan buruh.

R.M.Suryopranoto kemudian mendirikan organisasi Dharmo yang bergerak di bidang koperasi tahun 1914. Ia juga mendirikan sekolah Hollandsche Inlandsche School (HIS) untuk anak-anak Indonesia.

Risiko atas tekadnya menjadi pembela hak-hak buruh telah terbiasa dihadapinya. Ia sering ditangkap dan dipenjara. Tercatat, tiga kali ia mendekam dalam penjara pada tahun 1923,1926, dan 1933. Meskipun demikian ia tidak juga jera.

Ia tetap melangkah maju memenuhi cita-citanya. Belanda sangat jengkel dengan ulahnya, Belanda menggelarinya De Staking Skoning alias Raja Pemogokan.

Pada masa pendudukan Jepang, dengan berani ia juga menolak kerja sama yang ditawarkan Jepang. Sebaliknya, ia semakin gigih melakukan perlawanan dengan mengorganisir pemogokan.

Sikap kukuhnya tetap juga tidak berubah setelah Indonesia merdeka. la seolah-olah mempunyai prinsip, pemerintahan boleh saja berganti dan siapapun juga boleh berkuasa, namun jangan sekali-kali berani menindas dan menginjak-injak hak-hak buruh! la pasti akan bertindak! Raden Mas Suryopranoto

wafat di Cimahi, Jawa Barat, tanggal 15 Oktober 1959 dan dimakamkan di Kotagede, Yogyakarta. Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional, pada tangggal 30 November1959.

Sutan Sayahrir

Sutan Sayahrir

Lahir : Padang Panjang (sumbar) 5 Maret 1909

Wafat : Swiss 9 April 1966

ia turut mendirikan Jong Indonesie yang kemudian berganti nama menjadi Pemoeda Indonesia. Ia kemudian bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) pimpinan Sukarno. Bersama Mohammad Hatta ia mendirikan Partai Pendidikan Nasional lndonesia Baru setelah PNI dibubarkan. Dalam Kongres Buruh di Surabaya pada tahun 1932 ia juga didaulat menjadi Ketua Sentral Persatuan Buruh Indonesia.

Perjuangan Sutan Syahrir mendapat pengawasan khusus pemerintah kolonial Belanda. Tahun 1934 ia ditangkap dan dipenjara di Cipinang, Jakarta, kemudian dibuang ke Boven Digul (1935),dan Banda Neira (1936-1942). Ia kembali ditahan dan diasingkan ke Sukabumi pada tanggal 1 Februari 1942.

Ketika masa pendudukan Jepang, ia tetap tegas untuk tidak bersedia bekerja sama. Setelah Indonesia merdeka, ia dipercaya menjadi Ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat.

Kecemerlangan pemikiran politiknya dan ditunjang sikapnya yang mengesankan membuatnya dipercaya menjadi Perdana Menteri pada tanggal 14 November 1945 sekaligus merangkap jabatan selaku Menteri Luar Negeri serta Menteri Dalam Negeri. la tercatat sebagai perdana menteri termuda dunia ketika itu.

Berturut-turut hingga 3 kali ia ditunjuk menjadi Perdana Menteri.

Ketika Belanda melancarkan agresi il, ia dapat meloloskan diri hingga keluar negeri. la menghadap Dewan Keamanan PBB dan mendesak lembaga dunia itu agar memerintahkan Belanda menghentikan aksi brutalnya di lndonesia.

Dewan Keamanan PBB pun pada tanggal 1 Agustus 1947 memerintahkan kepada Belanda dan Indonesia untuk mengadakan gencatan senjata.

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, Sutan Syahrir tidak lagi menduduki jabatan tinggi pemerintahan Indonesia. Ia dan partainya, Partai Sosialis Indonesia (PSl), gencar mengkritik kebijakan Presiden Sukarno. Atas hasutan PKI, Sukarno kemudian membubarkan PSI dan Sutan Syahrir pun ditangkap dan dipenjara. Tuduhan untuk Sutan Syahrir dan Partai Sosialis Indonesia adalah menjadi dalang pergolakan di daerah-daerah yang berujung pada pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik lndonesia (PRRI).

Tokoh sejarah yang telah menunjukkan semangat perjuangannya yang tak kenal lelah dalam menghadapi pemerintah penjajah justru sekarang menjadi tahanan dan dilakukan oleh Sukarno, sahabat dekatnya dulu! Bertahun-tahun mendekam di dalam penjara membuat Sutan Syahrir

Jatuh sakit. Pemerintah Indonesia memberikan ijin baginya untuk berobat di Zurich, Swiss. Di Zurich ltulah akhirnya Sutan Syahrir berpulang ke rahmatullah tanggal 6 April  1966. Jenazahnya dibawa ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Pemerintah lndonesia mengangkat Sutan Syahrir selaku Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1966.

Rangkayo Rasuna Said

Rangkayo Rasuna Said

Lahir : Maninjau Sumatera Barat, 14 September 1910

Wafat : Jakarta 9 November 1965

Rangkayo Rasuna Said lahir di Maninjau, Sumatera Barat tanggal 18 September 1910. Sejak kecil ia taat pada agama dan mempunyai keberanian yang luar biasa.

Ia berani mengutarakan kebenaran dan berani pula menanggung resikonya. ia menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Maninjau, Diniyah School dan Sekolah Thawalib. Dia satusatunya santri perempuan di sekolah tersebut. Rasuna Said selalu memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan agar sama dengan Iaki-laki . Untuk itu dirinya memfokuskan usahanya pada pendidikan bagi kaum perempuan Indonesia.

Dalam usia 20 tahun, ia sudah aktif berpolitik. ia pernah menjadi sekretaris cabang Sarekat Islam di Sumatera Barat. Ia juga berga-bung dengan Persatuan Muslim Indonesia, organisasi politik yang kemudian beralih nama menjadi Partai Muslimin Indonesia (Permi).

Suaranya amat lantang dan berani mengecam kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1932 ia ditangkap pemerintah Belanda dan dipen-jarakan di Semarang.

Hukuman dan penjara tidak membuatnya jera. Perempuan Minangkabau yang pemberani ini tetap menghendaki bangsanya terbuka kesadaran politik dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Rasuna Said tidak hanya berpolitik saja namun juga langsung berkiprah dalam pendidikan bangsanya. Ia mendirikan Sekolah Thawalib di Padang dan juga mendirikan Perguruan Putri di Medan. Ia berkiprah dalam dunia jurnalistik dengan menjadi pengasuh majalah Menara Poetri di Medan.

Setelah Indonesia merdeka. la tercatat menjadi salah satu anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Ia juga diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat dan juga DPR Sementara serta juga diangkat menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada tahun 1959.

Rangkayo Rasuna Said wafat di Jakarta tanggal 2 November 1965 dan di kebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkatnya selaku Pahlawan Nasional pada tahun 1974.

Dr Suharso

Dr Suharso

Lahir : Boyolali Jateng 13 Mei 1912

Wafat :  Boyolali Jateng 27 Februari 1971

Suharso lahir di Ampel, kabupatan Boyolali, tanggal 13 Mei 1912.Pendidikannya terma-suk lengkap. Dari mulai HIS di Sa-Iatiga, MULO di Solo, AMS bagian B di Yogyakarta hingga Sekolah Dokter Hindia Belanda (Neder-land Indische Artsen Schoon di Surabaya.

Tahun 1939 ia tamat dari sekolah kedokteran dan langsung bekerja sebagai asisten di Rumah Sakit Umum Pusat Surabaya. Pada saat itu dokter pribumi mendapat perlakuan yang tidak adil oleh pemerintah Belanda.

ia sering kali berselisih dengan seorang perawat berke-bangsaan Belanda, ia dimutasi-kan ke daerah Sambas, Kalimantan Barat.

Suharso mengerti, ia adalah target yang harus dilenyapkan pemerintah pendudukan Jepang. Maka ia bergegas kembali ke pulau Jawa lalu bekerja di rumah Sakit Jebres, Solo. Suharso. amat bersedih hati .

ketika mendapati banyaknya orang-orang yang mengalami cedera dan cacat karena peperangan. Ia kemudian melakukan berbagai percobaan untuk membuat alat pengganti bagian tubuh yang hilang. Kepiawaiannya dalam membuat prothese (anggota tubuh manusia buatan) tersebut kian baik setelah ia berkesempatan memperdalam pengetahuan perihal pembuatan prothese di Inggris pada tahun 1950 Sekembalinya dari Inggris, ia mendirikan Pusat Rehabilitasi di Solo. Dengan sigap Suharso mengobati para korban perang. Mereka yang cacat dan cedera sangat tertolong dengan keberadaan Rehabilitation Center tersebut. Para korban perang tidak saja mendapat pengganti anggota tubuhnya yang hilang tetapi juga mendapat latihan untuk hidup mandiri dengan memberikan ketrampilan yang agar tak menjadi beban bagi orang lain.

Usahanya mendapat dukungan berbagai pihak, tidak hanya dari Pemerintah Indonesia, melainkan datang dari luar negeri pula.

Pada tanggal 27 Februari 1971 Suharso wafat di Solo dan dimakamkan di daerah asalnya, Ampel, Boyolali. Pemerintah lndonesia mengangkatnya selaku Pahlawan Pembela Kemerdekaan padatahun1973.

Sultan Mahmud Badarudin II

Sultan Mahmud Badarudin Ii

Lahir : Palembang Sumsel 1767

Wafat : Ternate 26 November 1852

Nama aslinya adalah Raden Hasan. Dilahirkan di kota Palembang tahun 1767. Ia naik tahta dan memiliki gelar Sultan Mahmud Badaruddin II.

Pada saat Batavia diduduki Inggris pada tahun 1881, Sultan Mahmud Badaruddin II justru berhasil membebaskan Palembang dari cengkeraman penjajah Belanda pada tanggal 14 Mei 1811.

Inggris yang telah berhasil mengalahkan Belanda mengirimkan 3 utusannya ke Palembang untuk mengambil alih kongsi Belanda yang terdapat di Palembang pada tahun1812.

Kedatangan mereka disambut dengan perlawanan rakyat Palembang di bawah pimpinan Suitan Mahmud Badaruddin II. Inggris berhasil mengalahkan pasukan Sultan Mahmud Badaruddin ll dan memaksa penguasa sah Kerajaan Palembang itu menyingkir ke Muara Rawas. Inggris kemudian menunjuk Najamuddin untuk bertahta selaku sultan di Palembang.

Setelah berkuasa selama 5 tahun, Inggris mengembalikan Hindia Belanda kepada Belanda pada tahun 1816. Selain itu, Inggris juga mengembalikan tahta

kerajaan Palembang kepada Sultan Mahmud Badaruddin II.

Belanda bermaksud kembali berkuasa di Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin ll segera menyerukan rakyat Palembang untuk melakukan perlawanan. Peperangan pun meletus dengan dahsyat.

Pasukan Belanda terpukul Meski mereka telah mendatangkan bala bantuan, tetap juga tidak mampu mematahkan perlawanan rakyat Palembang. Seperti biasa Belanda akhirnya dapat menangkap Sultan Mahmud Badaruddin II melalui “strategi perundingan. Sultan Mahmud Badaruddin ll diasingkan ke Batavia, kemudian dipindahkan ke Ternate, Maluku utara, hingga akhirnya beliau wafat pada tanggal 26 November 1852.

Jenazahnya dimakamkan di Ternate.  Pemerintah Indonesia mengangkat Sultan Mahmud Badaruddin II menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada tahun1984.

Tengku Nyak Arif

Tengku Nyak Arif

Lahir : Ulee Lheue Aceh 17 Juli 1899

Wafat : Takengon 4 Mei 1946

Ketika berusia 28 tahun, Tengku Nyak Arif ditunjuk menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat). Selama 4 tahun, 1927-1931, ia memanfaatkan jabatannya untuk menentang kebijaksanaan pemerintah kolonial Belanda.

Ia dikenal sangat berani menyuarakan tuntutan demi kesejahteraan rakyat banyak. ia juga terkenal akan kegagahannya di medan pertempuran selaku Panglima Sagi. Sepak terjangnya begitu hebat sehingga orang pun menggelarinya Si RencongAceh.

Pejuang ini sulit untuk ditaklukkan Belanda. Hingga penjajahannya berakhir, Belanda tetap tidak dapat menangkap Tengku Nyak Arif, meski mereka telah berusaha keras melakukannya.

Sikap perlawanan tetap juga ditunjukkan Tengku Nyak Arif pada masa pendudukan Jepang. Polisi Militer Jepang (Kempetei) memang pernah menangkap Tengku Nyak Arif, namun segera dilepaskannya kembali. Mereka kawatir dengan pengaruh penangkapan tersebut di kalangan rakyat Aceh.

Setelah Indonesia merdeka, Tengku Nyak Arif dipercaya menjadi Residen Aceh. Ia menolak kedatangan pasukan Sekutu di Aceh dan berniat melucuti sendiri persenjataan pasukan Jepang yang masih tersisa di Aceh. Maka meletuslah perang yang lebih dikenal denganPeristiwa

Krueng Panjo (Bireun) setelah pasukan Jepang tidak bersedia dilucuti persenjataannya oleh para pejuang Aceh.  Para pejuang Aceh kemudian malah harus berhadapan dengan tiga kekuatan ketika itu. Selain berperang melawan Jepang dan juga pasukan Sekutu, mereka harus pula berhadapan dengan kaum agama Aceh yang ingin merebut kekuasaan dari kaum bangsawan (Ulu Balang). Tengku Nyak Arif yang tidak ingin terjadi perang saudara antar sesama rakyat Aceh itu membiarkan dirinya ditangkap Laskar Mujahidin dan Tentara Perlawanan Rakyat. Ia pun dibawa ke Takengon. Tengku Nyak Arif seolah-olah tidak memperhatikan kesehatan dirinya ketika berjuang. Sejak lama ia telah terserang penyakit gula. Keaktifannya dalam perjuangan menyebabkan kondisi kesehatannya semakin menurun. Pada tanggal 4 Mei 1968 ia wafat di Takengon. Jenazahnya dimakamkan di Banda Aceh.

Pemerintah Indonesia sangat menghargai jerih payah dan perjuangan hebat Tengku Nyak Arif. la dianugerahi gelar kehormatan Pahlawan Nasional pada tahun 1974.

Usman bin H. Muhammad Ali

Usman Bin H. Muhammad Ali

Lahir : Purbalingga 18 Maret 1943

Wafat : 17 Oktober 1968

Usman bin H. Muhammad Ali alias Janatin dilahirkan di Jatisobo, Banyumas, tanggal 18 Maret 1943. Setelah tamat dari SMP (Sekolah Menengah Pertama), ia memasuki dinas militer pada Korps Komando Angkatan Laut (KKO) terhitung sejak tanggal 1 Juni1962.

Ketika ia memasuki dinas militer, Indonesia tengah terlibat sengketa politik dengan Malaysia.

Usman adalah sosok prajurit yang tegas, disiplin dan dinilai cakap menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.

Melalui saringan yang ketat, Usman kemudian terpilih menjadi salah satu prajurit yang mendapat tugas yang berat lagi sangat berbahaya, menyusup ke Singapura dan membuat sabotase di sana.

Bersama dengan Harun bin Said dan Gani bin Arup, Usman berhasil masuk ke Singapura. Ia berhasil meledakkan bangunan gedung pusat” kegiatan masya rakat Singapura dalam rangka”

melakukan sabotase pada tanggal 10 Maret 1965.

Mereka bersegera meninggalkan Singapura untuk menuju pulau Sambu yang menjadi pangkalan semula dengan menggunakan

gantung di perahu boat yang telah dipersiapkannya. Sungguh malang, perahu boat yang mereka tumpangi mendadak rusak.

Tanpa bisa berkutik Pasukan khusus dari Australia berhasil mengepung dan menangkapnya di pelabuhan Singapura.

Mereka segera digiring dan dihadapkan pada pengadilan Singapura, Usman dinyatakan bersalah karena melakukan perbuatan yang dianggap membahayakan masyarakat Singapura dan divonis hukuman yang amat berat yakni hukuman mati. Pada tanggal 17 Oktober 1968 Usman menjalani hukuman dalam penjara Changi, Singapura.

Jenazahnya kemudian dibawa ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia terkesan atas perjuangannya yang hebatitu. Ia dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan Pada waktu kematiannya itu pula 17 Oktober 1969.

Wage Rudolf Supratman

Wage Rudolf Supratman

Lahir : Jatinegara 9 Maret 1903

Wafat : 17 Agustus 1938

Wage Rudolf Supratman lahir pada tanggal 9 Maret 1903 di Batavia. Ia menamatkan pendidikannya di Klein Amtenaar Examen dan melanjutkan sekolah di Normaal School, yang setara dengan Sekolah Pendidikan Guru, di Makassar. Ia lalu menjadi guru HIS (Hollandsche Inlandsche School) di Makassar.

Ia meninggalkan dunia pendidikan kemudian dan pindah kerja pada sebuah perusahaan perdagangan di Makassar. ia tidak betah bekerja dan memutuskan pulang ke Batavia. Selanjutnya ia menjadi wartawan.

Wage Rudolf Supratman pernah menjadi wartawan surat kabar Kaoem Moeda Bandung, redaksi surat kabar Kaoem Kita, dan pembantu lepas pada harian Cina berbahasa Melayu, Sin Po. Bersama P. Harahap, ia mendirikan Kantor Berita Alphena. Ia juga menulis roman yang diberinya judul Perawan Desa yang kemudian dibredel pemerintah kolonial Belanda.

Sekitar tahun 1924 ia membaca seruan Agus Salim kepada para komponis untuk menciptakan lagu kebangsaan di harian Fadjar ASia. Ia Iantas menggubah sebuah lagu yang diberinya judul Indonesia Raya.

Lagu bersyair patriotik itu lantas direkam Tio Tek Fong dan pertama kali didengar para pemuda pada malam penutupan Kongres Pemuda II tanggal 28 Okotober 1928 di Jakarta yang amat memukau mereka.

Pemerintah kolonial Belanda serta merta melarang lagu Indonesia Raya diperdengarkan. Untuk mengatasi pembredelan pemerintah kolonial Belanda, lirik lagu Indonesia Raya sedikit diperlunak, dengan mengganti kata merdeka menjadi mulia.

Selain indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman juga menggubah lagu-lagu perjuangan; Beberapa karyanya itu adalah: Bendera Kita, Bangunlah Hai Kawan, Di Timur Matahari, dan R.A.Kartini.

Pada bulan April 1937 Wage Rudolf Supratman menuju Surabaya. Pada tanggal 17 Agustus 1937 ia wafat karena penyakit paru-paru,  dimakamkan di Surabaya depan Kuburan Rangkah. Pemerintah Indonesia mengangkatnya selaku Pahlawan Pergerakan Nasional pada tanggal 20 Mei 1971.

Pahlawan Kemerdekaan “Yos Sudarso”

Pahlawan Kemerdekaan &Quot;Yos Sudarso&Quot;

Lahir : Salatiga Jateng 24 November 1925

Wafat : 13 Januari 1962

Yos Sudarso lahir di Salatiga pada tanggal 24 November 1925. Pendidikannya bermula di Sekolah Guru Muntilan. Namun pendidikan itu tidak ia tamatkan setelah Jepang masuk ke Indonesia.

Ia kemudian memasuki Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang, kemudian melanjutkan pendidikannya dengan memasuki Pendidikan Opsir pada Giyu Usamu Butai. Dua bekal pendidikan tersebut sangat berharga bagi Yos Sudarso untuk memasuki BKR-Laut setelah Indonesia meraih kemerdekaannya.

Kariernya terus menanjak di dinas militer Angkatan Laut Berbagai jabatan pernah disandangnya. Ia juga pernah menjadi Komandan Kapal RI Gajah Mada, Kapal RI Rajawali, Kapal RI Alu dan juga Kapal Rl Pattimura. Jabatan terakhirnya adalah Deputi Kepala StafAngkatan Laut dengan pangkat Komodor.

Ketika terjadi ketegangan antara indonesia dan Belanda karena masalah Irian Barat, Presiden Sukarno menyerukan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk membebaskan Irian Barat.

Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah Indonesia pada tanggal 2 Januari 1962 membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Pada tanggal 15 Januari 1962, Komodor Yos Sudarso sedang berada di atas Kapal RI Macan Tutul yang tengah berpatroli bersama Kapal RI Macan Kumbang dan Kapal RI Harimau di sekitar Iaut Aru.

Secara mendadak muncul kapaI-kapal perusak Belanda yang langsung menyerang ketiganya. Pertempuran pun tak terelakkan. Mengingat kondisi yang telah terjepit, Yos Sudarso dengan kapal RI Macan Tutulnya segera membuat maneuver yang membahayakan keselamatan dirinya. Dia sengaja memancing dan menjadikan umpan serangan pihak lawan agar dua kapal Rl lainnya dapat selamat.

Usaha dan keberanian Yos Sudarso tidak sia-sia, pihak Belanda merasa terganggu fokusnya dengan manuver Kapal Rl. Macan Tutul.

Akhirnya serangan terpusat pada kapal perang yang dikemudikan oleh Komodor Yos Sudarso. Kapal tersebut dibombardir berkardu4srtueli-kali hingga akhirnya tenggelam. Komodor Yos Sudarso gugur sebagai ksatria di laut Aru.

Pemerintah Indonesia memberi gelar Komodor Yos Sudarso sebagai Pahlawan  Nasional pada tahun 1973.

Sri Sultan Hamengku Buwono lX

Sri Sultan Hamengku Buwono Lx

Lahir : yogyakarta Jawa tengah 12 april 1912

Wafat : Washington DC, 2 Oktober 1988

Nama kecilnya adalah Raden | Mas Dorojatun. Lahir tanggal 12 April 1912. Ia putra Sri Sultan Hamengku Buwono Vlll.Setelah menamatkan Neutrale Europese School, ia Iantas melanjutkan pendidikannya di HBS (Hogere Burger School) Semarang. Setahun kemudian ia dipindahkan ke HBS Bandung hingga tamat.

Ia melanjutkan pendidikan di Gymnasium Haarlem Holands hingga tamat 1934 dan seterusnya bersekolah di Rijsuniversiteitdi kota Leiden dengan mengambil jurusan Indologi hingga lulus tahun 1937. Ia diminta segera pulang mengingat situasi Eropa yang tidak menentu dan menjurus ke arah peperangan besar.

Sepulangnya ke Yogyakarta, 1939, ia dinobatkan menjadi putra mahkota. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Sultan Yogyakarta dan bergelar Sri Sultan Hamengku BuwonolX.

Ketika Jepang menduduki Indonesia, ia memerintahkan pembuatan Selokan Mataram, yakni selokan yang menyatukan sungai Progo dan sungai Opak untuk pengairan pertanian. Dengan cara itu warga Yogyakarta terbebas dari kewajiban menjadi romusha yang diterapkan pemerintah pendudukan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, ia langsung menyatakan wilayah kesultanan Yogyakarta merupakan bagian Indonesia. ia juga mengijinkan Yogyakarta menjadi Ibukota negara Indonesia dan bahkan menggaji pejabat pemerintah yogyakarta.Ketika Belanda melancarkan agresi ll dengan sasaran menguasai Yogyakarta, ia menggagas adanya serangan umum tentara indonesia untuk menguasai Yogyakarta.

Gagasan itu kemudian disampaikannya kepada Letkol Suharto hingga terjadilah Serangan Umum tanggal 1 Maret 1949. Dalam Serangan Umum itu Tentara Nasional Indonesia mampu menduduki Yogyakarta meski dalam waktu 6jam.

Ia pernah menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan indonesia, di antaranya Menteri Pertahanan dan Keamanan dalarn 3 kabinet, yaitu Kabinet Hatta ll, Kabinet Republik Indonesia Serikat, dan Kabinet Wilopo, serta Wakil Perdana Menteri Kabinet Muhammad Natsir. la juga menjadi Wakil Presiden Kabinet Pembangunan ll, mendampingi Presiden Suharto.

Sekitar 10 tahun setelah menyelesaikan tugasnya selaku Wakil Presiden, Sultan Hamengku Buwono IX wafat di Amerika Serikat. Jenazahnya dimakamkan di kompleks pemakaman Imogiri Yogyakarta.

Pemerintah Indonesia mengangkat Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 1990. semoga bermanfaat.

85 Pahlawan kemerdekaan indonesia