3 Contoh Cerpen Singkat Cocok Untuk Dijadikan Referensi

3+ Contoh Cerpen Singkat Cocok untuk Dijadikan Referensi

Contoh Cerpen Singkat – Cerita pendek atau yang biasa disebut dengan cerpen banyak diminati karena ceritanya bisa diselesaikan sekali duduk. Tidak hanya diminati oleh pembaca, cerpen juga banyak jadi pilihan bagi para penulis. Karenanya tidak sulit untuk menemukan contoh cerpen singkat.

Contoh Cerpen Singkat Berbagai Judul

Cerpen bisa ditulis dengan berbagai tema terlebih dengan judul yang beragam. Tidak jarang proses awal bagi seseorang sebelum menulis karya adalah dengan melihat contoh terlebuh dulu. Berikut contoh cerita pendek berbagai judul yang bisa digunakan sebagai inspirasi penulisan.

1. Cerpen Singkat: Burung Gagak dan Patung Pangeran

Cerpen Singkat Burung Gagak Dan Patung Pangeran

Suatu hari di kota yang tenteram di Piladelvina, terdapat patung pangeran yang begitu gagah berdiri dengan hiasan permata di mata dan ujung pegangan pedangnya. Patung tersebut sering disebut sebagai patung bahagia. Alasannya sederhana, karna patung selalu tersenyum dan selalu membuat yang melihatnya tersenyum.

Patung ini juga sering disebut juga sangat disayangi oleh para penduduk kota karena bentuknya yang sangat bagus. Tidak jarang para burung berteduh di belakang jubah pangeran sangat cuaca tidak bersahabat.

Suatu hari singgahlah seekor burung gagak singgah di bahu patung pangeran. Saat itu salju turun untuk pertama kalinya. Lalu gagak mulai bicara pada patung pangeran.

“Tidakkah kamu merasa sepi selalu berdiri sendiri di tenagh kota ini?” ujar burung gagak

“Tentu saja aku kesepian, setelah semua orang pergi dan masuk ke dalam rumahnya hanya aku yang berdiri sendiri di sini” balas patung pangeran

“Tapi aku juga selalu bersedih saat aku melihat anak di ujung rumah sana yang sangat kelaparan” sambung pangeran.

“Apa kau tahu siapa anak itu?”

“Tentu tidak, tapi aku selalu melihat anak itu kelaparan bersama ibunya. Andaikan aku bisa membantunya”

“Betapa malang anak itu”

Setelah sekian lama berhenti saling berbicara, patung pangeran tiba-tiba melontarkan ide cemerlangnya. Ia berencana memberikan satu buah permata dari dirinya agar anak dan ibu di rumah ujung kota tidak kelaparan.

“Wahai burung, bisakah kau membantuku melakukan sesuatu?”

“Tentu saja, apakah itu, pangeran?”

“Sebagai gantinya, kau boleh tinggal di belakang jubahku yang hangat untuk waktu yang lama”

“Baiklah, apa yang hendak kau lakukan, pangeran?”

“Di musim salju yang cukup dingin ini aku ingin memberi hadiah permata pada keluarga di sana agar mereka bisa makan kenyang”

“Baiklah”

“Ini, ambil permata di ujung pedangku. Lalu tolong berikan pada keluarga kecil itu agar segera bisa membeli makanan dan menghangatkan diri”

Akhirnya burung gagak mengambil permata yang ada di pedang patung lalu segera pergi menemui keluarga tersebut. Tidak lama kemudian burung gagak kembali bertengger di pundak patung untuk melihat sekitar.

“Aku ingin memberikan permataku yang lain untuk keluarga diujung barat” ujar patung tiba-tiba

“Baiklah akan aku bantu kau mewujudkan keinginanmu”

Burung gagak kembali mencungkil permata yang ada di salah satu mata patung pangeran. Lalu segera ia terbang ke  rumah keluarga miskin di ujung barat. Setibanya di sana keluarga tersebut sangat senang karena mendapat permata yang berharga.

Keluarga ini pun akhirnya hidup bahagia karena dapat membeli banyak makanan. Terlebih tidak lagi merasa kedinginan di musim salju ini. Mereka juga berhasil membangun rumah yang layak seperti orang kota kebanyakan.

“Wahai, di tepi utara itu ada satu keluarga lagi. Aku ingin memberikan sisa yang aku miliki pada mereka”

“Tapi kau akan dibuang bila permatamu hilang semua”

“Tidak masalah bagiku karena aku akhirnya bisa berlaku baik pada orang yang tidak bisa aku jangkau di ujung sana. Terlebih ada kau yang kini jadi temanku”’

“Tidakkah kau menyesal bila nanti masyarakat kota akan menggantimu dengan patung baru?”

“Tentu tidak, aku sudah lama berdiri di sini sambil melihat banyak perilaku orang. Dan nyatanya aku tidak tahan melihat penderitaan di ujung kota sana. Jadi kau mau, kan membantuku memberikan permata terakhir ini?”

“Baiklah akan ku berikan permata tersebut”

Akhirnya burung mengambil permata terakhir di patung pangeran. Ia pun segera terbang dan memberikan permata terakhir tersebut pada keluarga di tepi utara. Seperti biasa akhirnya keluarga yang menerima permata itu berakhir senang dan bahagia.

Sama seperti burung gagak dan patung pangeran, akhirnya mereka bisa lega melihat orang disekitarnya bahagia. Burung gagak pun sering bertengger di pundak patung bahkan ia membuat sarang sendiri di belakang jubah pangeran.

Namun pada musim panas setelah musim salju masyarakat kota mulai risi melihat patung pangeran. Tidak lama berdiri patung pangeran digantikan dengan patung lain namun burung gagak tetap menyertainya pergi.

2. Cerpen Singkat: Riko dan Bang Jo

Cerpen Singkat Riko Dan Bang Jo

Riko adalah namaku. Aku sering disebut jantan karena perawakanku yang jangkung dengan otot paha dan dada yang begitu besar. Aku juga dijuluki tampan karena aku paling berkilau di bawah sinar matahari dibanding teman temanku.

Perkenalkan, namanya Bang Jo. Abangku ini sudah membesarkan aku sejak mungkin aku masih dibentuk. Ia berhasil membesarkanku menjadi seorang yang jantan nan perjaka juga banyak disegani oleh orang-orang.

Aku memang hidup di lingkungan keluarga yang begitu keras. Aku sering terlibat dalam perkelahian dengan teman-temanku. Tentu saja aku selalu menang dan bang Jo selalu mendapat bayaran uang yang cukup tinggi.

Sejak kecil pun aku telah banyak dilatih untuk bertarung dengan orang yang lebih besar. Maka mental dan fisikku terbangun begitu gagah. Aku benar-benar tidak terkalahkan oleh satu pun jenis pejantan perkasa lainnya di desa ini.

Tidak masalah bagiku untuk memberikan semua bayaran pertarungan padanya. Karena bagaimana pun bang Jo kesayanganku itu sudah sejak lahir menjaga dan menjadikanku seorang jantan yang cukup disegani.

Namun makin lama kelakuannya makin aneh. Terlebih pada akhir bulan Ramadhan ini. Ia jadi lebih banyak membaca resep ketimbang membawaku berlaga di lapangan seperti biasanya. Ia bahkan bisa menunduk berjam jam demi memahami resep kesukaannya, opor.

Ia juga pernah berkata kepadaku:

“Riko, enak ya makan opor di hari idul fitri nanti. Tidak perlu lagi suruh mak memasak, aku bisa masak sendiri’

Anehnya kenapa ia berkata demikian kepadaku. Hingga malam ini pun aku pulas tertidur tanpa dibawanya ke pertandingan. Hingga saat aku membuka mata, betapa terkejutnya bukan main. Aku telah terlentang dengan kaki terikat. Bahkan dengan jelas aku melihat pisau diayunkan padaku.

Bila memang ini akhir hidupku, sungguh aku ikhlas berakhir di tangan bang Jo sebagai bahan dasar opor untuk idul fitri besok. Sungguh aku rela habis di tangan orang yang tepat dan juga telah menyayangiku. Aku rela hidupku sebagai riko si ayam jantan nan perjaka ini berakhir di mangkok opor untuk bang Jo. Bang, terima kasih ya, semua yang abang lakukan akan selalu ku ingat. Selamat tinggal.

3. Cerpen Singkat: Jekjek dan Sarung Ajaib

Cerpen Singkat Jekjek Dan Sarung Ajaib

Nama asliku Zaki, anak Pak Ustaz Jamal yang termasyhur di desa Jampong. Tapi saking terkenalnya aku di kalangan teman-teman, mereka memanggilku Jekjek. Nama yang keren bukan? Aku tentu bangga dipanggil dengan sebutan ini.

Ada satu rahasia yang tidak diketahui siapa pun. Aku hanya akan bercerita padamu. Jangan sampai orang lain tahu rahasia terbesarku ini. Sudah sejak lama aku memiliki sarung ajaib. Ya, selimut ini bisa membuatku menghilang dari pandangan orang.

Aku bisa menghilang kapan saja aku mau tanpa harus bilang terlebih dulu pada orang tuaku. Awalnya aku mendapatkan selimut ini dari seorang kakek tua di masjid setelah solat magrib berjamaah.

Sebelum aku pulang bersama abah, aku pergi mencari sendalku yang hilang satu. Entah kenapa aku bertemu dengan kakek ini yang juga memegang satu pasang sendalku. Kakek orang yang baik, aku sering melihatnya bersih-bersih di sekitar masjid agar orang-orang nyaman ibadah di sana.

Kakek itu duduk di sebelahku sambil memberikan pasangan sendal yang hilang. Katanya jangan sampai lupa lagi menyimpan pasangan sendal di sekitar masjid. Yang paling aneh ia menyodorkan sarung dengan corak kotak kecil yang khas.

Katanya sarung ini bisa membuatku hilang bila diinginkan. Dan nyatanya benar, saat aku mencobanya untuk pertama kali di kamar, abah tidak bisa melihatku. Akhirnya aku sering menggunakan sarung ini untuk misi rahasia. Dulu abah pernah berkata aku harus memberantas orang jahat.

Jadi aku putuskan untuk menolong anak baik dan membalas perbuatan anak jahat. Seperti saat itu, lepas solat magrib aku melihat Dul, anak gendut yang suka sembunyikan sendal Afif saat ia sedang solat.

Tentu saja berbekal sarung pemberian kakek aku meluncurkan aksiku. Aku menyelubungi diri dengan sarung dan, tring.. aku menghilang dari pandangan. Saat Dul hendak mengambil sendal Afif aku menghampirinya.

“Dul..” kataku pelan.

Tentu saja ia sontak kaget karena suaraku yang timbul tanpa wujud.

“Siapa kamu?” tanyanya kaget

“Jangan ambil sendal”

“Siapa kamu jangan ganggu!”

“JANGAN AMBIL SENDAL AFIF!” aku menyentak

“Lariiiii…” katanya sambil berlari kencang entah kemana.

Sedikit menyenangkan dapat mengganggu anak yang nakal. Aku bisa melindungi sendal Afif teman baikku sejak kecil. Akhirnya ia bisa pulang dengan selamat dan dengan sendal yang utuh. Wajah dengan ekspresi heran karena sendalnya hilang tidak lagi muncul.

Pernah sekali juga aku menolong seorang ibu-ibu yang nyatanya diganggu oleh preman. Ia pulang dari pengajian lewat gang yang memotong jalan utama. Memang di sana aku biasanya lewat bersama Afif dan teman lainnya untuk melakukan patroli. Patroli mencari mamang gulali.

Namun disaat aku jalan sendiri aku melihat ibu-ibu dengan tentengan Qur’an di tangannya. Tiba-tiba terlihat satu orang preman mengikuti di belakangnya. Set set set.. Aku langsung menggunakan sarung ajaibku.

Aku pun loncat memegang leher si preman. Tentu saja preman sontak membalik badan ke belakang seraya berkata: “Siapa di sana?!”

Tentu saja aku tidak menjawab. Dua kali loncat memegang leher preman ternyata cukup untuk membuatnya lari dan menjauhi ibu-ibu yang baru pulang pengajian. Rasanya sangat senang bisa mengusir preman nakal yang bahkan tubuhnya lebih besar dariku. Tapi teman, tetap jaga rahasiaku ini ya.

Tiga contoh cerpen singkat di atas bisa jadi bahan referensi bagi Anda untuk membuat cerpen buatan sendiri. Jangan ragu untuk menyematkan unsur imajinatif seperti tokoh fiksi, alat ajaib hingga latar tempat tidak biasa pada cerpen yang dibuat agar hasilnya lebih menarik.

3+ Contoh Cerpen Singkat Cocok untuk Dijadikan Referensi