Seberapa Jauh Peran Orang Tua Sebagai Agen Pendidikan Informal Di Masa Pandemi Covid-19

Seberapa Jauh Peran Orang Tua Sebagai Agen Pendidikan Informal di Masa Pandemi Covid-19?

Pendidikan Informal di Indonesia – Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang diatur dalam Undang-undang tapi tidak mendapat pengakuan tertulis dari negara.

Pendidikan informal sangat memberikan efek serta mendukung pendidikan formal dan non-formal.

Seseorang yang sukses menjalani pendidikan formal atau non-formal biasanya mendapatkan pendidikan informal yang memadai.

Dengan perannya yang cukup penting, pengajaran informal sering dianggap sebagai sesuatu yang remeh-temeh.

Salah satu agen utama pembelajaran informal adalah keluarga. Anak mendapatkan dan merasakan aktivitas pembelajaran informal dari keluarga.

Keluarga Sebagai Agen Pembelajaran Informal

Keluarga Sebagai Agen Pembelajaran Informal

Peran orang tua sebagai pendidik mulai dilakukan sejak anak-anak berusia dini. Saat itu, sebagian besar aktivitas pembelajaran, melibatkan aktivitas bermain, interaksi sosial, dan pengembangan minat pribadi.

Hal yang paling mudah dilihat adalah anak-anak belajar banyak keterampilan dari orang tua. Salah satu aktivitas yang umum diajarkan orang tua adalah pemecahan masalah.

Dengan pemecahan masalah, anak-anak terdorong untuk berpikir sendiri, bertanya, dan bertindak menyelesaikan tugas.

Pemecahan masalah juga terkait dengan kemandirian. Kemampuan untuk mandiri merupakan keterampilan penting untuk membuat anak dapat berpikir sendiri dan percaya diri menentukan keputusan sendiri.

Keterampilan sosial juga dipelajari dari orang tua. Anak-anak belajar perilaku seperti apa yang bisa dan tidak bisa diterima saat melihat orang tua berinteraksi dengan orang lain.

Anak-anak juga akan segera mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan. Termasuk juga, bagaimana mendekati orang lain dengan kesopanan serta sikap baik.

Untuk anak-anak yang sudah berusia sekolah, pada umumnya orang tua akan mengajukan dua jenis pendidikan ke anak, yaitu pendidikan formal dan non-formal.

Kedua jenis pendidikan tersebut, pada akhirnya, bersifat saling mempengaruhi dan saling mendukung dengan pendidikan informal. Kolaborasi ini sangat mencolok saat anak menjalani pembelajaran jarak jauh.

Kolaborasi Tiga Jenis Pendidikan

Kolaborasi Tiga Jenis Pendidikan

Pendidikan formal adalah sekolah. Baik sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pendidikan formal ini akan mendapat pengakuan negara. Legalitas dari negara jadi modal penting anak saat dewasa.

Sedangkan, di sisi lain, pendidikan non-formal sangat beraneka-ragam. Akan tetapi, secara umum, anak akan dimasukkan ke bimbingan belajar (bimbel) atau kursus bidang tertentu.

Bimbel fokus sebagai supporting system pendidikan formal. Dengan asumsi ini, biasanya orang tua akan memilih bimbel yang memiliki pengalaman, jangkauan siswa, dan reputasi baik. Dengan pertimbangan tersebut, banyak orang tua memilih bimbel online sebagai pilihan utama.

Apalagi sejak pandemi Covid-19 dan pembelajaran jarak jauh, fokus dan aktivitas orang tua makin bertambah.

Orang tua harus jadi agen pendidikan informal sekaligus pendidikan formal. Maka, bimbel online jadi jawaban paling masuk akal atas masalah pendidikan anak.

Hal yang perlu diingat bersama bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sebuah tantangan besar di dunia pendidikan formal Indonesia.

Berbagai inovasi dan cara sudah dilakukan untuk mengikis kesenjangan pemahaman anak atas topik pelajaran. Bimbel online jadi salah satu inovasi pendidikan non-formal yang berhasil membantu mengikis kesenjangan tersebut.

Beberapa bimbel online terbaik yang ada di Indonesia berhasil membantu anak didiknya melewati masa pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.

Berhasil di sini bermakna mampu menjadi supporting system anak-anak memahami pelajaran dengan baik, menjaga ketertarikan anak dengan dunia sekolah, sambil tetap berada di rumah.

Keberhasilan tersebut bisa jadi adalah salah satu kesuksesan bersama kombinasi pendidikan pendidikan formal (pembelajaran jarak jauh), pendidikan non-formal (bimbel online), dan pendidikan informal (keluarga).

Kolaborasi tersebut juga bisa dibaca dari kecenderungan sejumlah kasus yang menunjukkan korelasi antara pembelajaran informal dengan hasil pengajaran formal atau non-formal.

Sejumlah contoh kasusnya adalah:

  1. Peserta didik yang gagal menyelesaikan pendidikan formal. Alias tidak tamat sekolah.
  2. Peserta didik yang berhasil menyelesaikan pendidikan formal tapi tidak mendapat pemahaman yang baik atas topik pelajaran.
  3. Anak yang tidak pernah merasakan pendidikan formal sama sekali.

 

Bermain Sebagai Alternatif di Tiga Jenis Pendidikan

Bermain Sebagai Alternatif Di Tiga Jenis Pendidikan

Aktivitas bermain sebenarnya bukan sesuatu yang salah. Anak akan lebih cepat memahami suatu topik dari bermain. Karenanya, bermain bisa menjadi salah satu aspek pendidikan informal yang penting.

Keluarga dan lingkungan jadi salah satu faktor penting aktivitas bermain dan permainan anak. Seperti diketahui bersama, anak-anak senang belajar dengan tangan mereka dan menjelajahi berbagai hal.

Fakta tersebut membuat aktivitas seperti berkebun, melukis dengan jari, bersepeda, menjelajah kebun, atau membuat objek dari playdough menjadi sangat menarik bagi anak-anak.

Anak-anak sering belajar tentang pekerjaan dan profesi dari bermain. Karenanya, mereka terlihat kerap berpura-pura jadi guru, koki, pilot, tentara, youtuber, atau dokter. Ada kalanya, dari aktivitas tersebut muncul cita-cita profesi untuk pertama kalinya.

Meski pun fenomena cita-cita tadi pasti akan berubah, setidaknya pemikiran tersebut membuat anak-anak berpikir tentang minat mereka sendiri dan jenis masa depan yang ingin dimiliki.

Peran orang tua sebagai agen pendidikan informal dalam aktivitas bermain jadi sangat penting. Setidaknya, orang tua akan jadi kolaborator sejumlah topik yang didapatkan di pendidikan formal, non-formal, dan informal.

Seberapa Jauh Peran Orang Tua Sebagai Agen Pendidikan Informal di Masa Pandemi Covid-19?