Zakat Mal Pertanian, Barang Dagangan, Harta Karun Lengkap Sekolahnesia

Zakat Mal Pertanian, Barang Dagangan, Harta Karun Lengkap

ZAKAT MAL – Seseorang lahir di dunia di kenai kewajiban berzakat termasuk zakat mal, zakat fitrah dll Mari kita Simak untuk pemaparan pengertian zakat mal.

Pengertian Zakat Mal

Pengertian Zakat Mal

Zakat untuk membersihkan jiwa dan harta kita dari kotoran dibedakan menjadi dua (2) macam:

  1. Zakat badan atau jiwa (zakat Nafs), zakat ini di kenal sebagai zakat fitrah atau zakat fitri, yaitu zakat yang wajib di keluarkan oleh semua orang muslim pada bulan Ramdlan sampai sebelum sholat idul fitri. (lihat di artikel tentang zakat fitrah)
  2. Zaka Mal (Zakat Harta) zakat yang wajib di keluarkan oleh setiap muslim yang mempunyai harta simpanan atau harta yang bisa tumbuh dan berkembang yang telah memenuhi syarat haul dan nishabnya. ……(1)

Keterangan :

  • Haul adalah batasan setahun kekayaan yang wajib di keluarkan zakat hartanya yang telah mencapai nishab nya
  • Sedangkan Nishab adalah batasan kadar minimum kepemilikan harta yang wajib di keluarkan zakatnya, bila kepemilikan harta tidak mencapai nishabnya maka tidak di wajibkan mengeluarkan zakat, kadar harta itu di tentukan spesifikasi dari harta dan jenisnya.

Menurut pendapat Syekh Nawawi Banten : zakal mal, Secara umum meliputi hewan ternak yang telah memenuhi syaratnya, zakat logam mulia yaitu emas dan perak, zakat bahan makanan pokok yang ada di negara itu, kalau di Indonesia adalah  beras, jagung, kedelai, tumbuh-tumbuhan seperti buah-buahan, dan zakat mal tijarah (zakat perdagangan).

وزكاة مال وهي  واجبة في ثمانية اصناف من أجناس المال وهي الذهب والفصة والزروع والنخل والعنب والإبل والبقر والغنم : إلى أن قال : وأما عرض التجارة فهي ترجع للذهب والفضة لأن زكاتها تتعلق بقيمتها، وهي إنما تكون منهما

Artinya : “Zakat mal (harta) yang wajib ada delapan jenis harta. Yaitu, emas, perak, hasil pertanian (bahan-bahan makanan pokok), kurma, anggur, unta, sapi, kambing … dan beliau menambahkan Sedangkan aset perdagangan dikembalikan pada golongan emas dan perak karena zakatnya terkait dengan kalkulasinya (jumlahnya) sedangkan kalkulasinya tidak lain ukurannya dengan menggunakan emas dan perak.”(Syekh an-Nawawi Banten) ……. (2)

Dari pengertian di atas zakat mal adalah zakat harta benda yang menjadi milik sepenuhnya yang wajib di keluarkan apabila sudah mencapai nishab dan haulnya,

 

  1. Zakat Mal (Harta) Yang Wajib di Keluarkan Zakatnya
  2. Zakat Mal (Binatang ternak)
  • Zakat Mal (Binatang ternak)

Zakat mal (binatang ternak) yang wajib dizakati ada 3, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, meliputi binantang ternak Unta, Sapi, Baqor sesuai teks hadits yaitu kerbau, dan kambing/domba. Untuk selainnya (Unta, Sapi, Baqor, dan Kambing), Seperti kuda, ayam dll. Tidak terbebani hukum zakat dengan catatan apabila ternak tersebut tidak diperdagangkan (diperjual belikan), apabila di perjual belikan maka dikenai zakat tijarah atau jual beli. Nabi Bersabda :

إِنَّ النَّبِيُ ﷺ قَالَ : فِى الْإِبِلِ صَدَقَتُهَا وَفِى الْبَقَرِ صَدَقَتُهَا وَفِى الْغَنَمِ صَدَقَتُهَا (رواه أحمد والترمذ والبيهقى)

Artinya : “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda: di dalam unta ada zakatnya, di dalam sapi ada zakatnya, di dalam kambing ada zakatnya” (HR. Imam Ahamad, Turmudzi dan Baihaqi) …..(3)

وَفِى صَدَقَةِ الْغَنَمِ فِى سَائِمَتِهَا إِذَا كَانَتْ أَرْبَعِيْنَ إِلَى عِشْرِيْنَ وَمِائَةٍ شَاةٌ (رواه البخارى)

Artinya : “Dan mengenai zakat pada kambing yang digembalakan (dan diternakkan) jika telah mencapai 40-120 ekor maka dikenai zakat 1 ekor kambing.” (HR. Bukhar). ……..(4)

  • Syarat Wajib Zakat Binatang Ternak
  • Islam : pemiliknya beragama islam
  • Merdeka : pemilikinya orang yang merdeka bukan hamba sahaya

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW

لَيْسَ عَلَى الْمُسْلِمْ فِى عَبْدِهِ وَلَا فَرَسِهِ صَدَقَةَ (رواه المسلم)

Artinya : “tidak mempunyai kewajiban zakat atas diri seorang muslim (budak) dan kudanya.” (HR. Al-Bukhari No. 1464 dan Muslim No. 982)

  • Hak milik sempurna : binatang ternak milik nya sepenuhnya
  • Telah mencapai wajib mengeluarkan zakat yaitu satu nishab
  • Telah genap mencapai satu tahun (haul)
  • Digembalakan

pemilik harus mengembalakan atau di gembalakan oleh wakilnya di tempat pengembalaan (umum) atau di gembalakan di tempat orang lain dengan biaya relative murah.

  • Tidak di gunakan Untuk bekerja

Sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW,

لَيْسَ فِى الْبَقَرَ الْعَوَامِلِ صَدَقَةَ (رواه ابو دواد)

Artinya : tidak mempunyai kewajiban zakat atas sapi yang di perkerjakan, (HR Abu Daud, No. 1572) ……(5)

  • Batas (Nishab) Zakat Ternak

  • Zakat Mal Unta

Unta

Batas zakat ternak unta yang wajib di keluarkan adalah lima (5) ekor, kalau belum mencapai batas 5 ekor maka tidak wajib di keluarkan zakatnya. Perincian zakat unta sebagai berikut :

JUMLAH UNTA YANG WAJIB DI KELUARKAN KETERNGAN
5 s/d 9 ekor 1 ekor kambing Zakatnya bisa jenis Jadha’atu Dlo’nin atau Tsaniatu Ma’zin
10 s/d 14 ekor 2 ekor kambing
15 s/d 19 ekor 3 ekor kambing
20 s/d 24 ekor 4 kambing
25 s/d 35 ekor 1 ekor unta jenis Bintu Makhadl
36 s/d 45 ekor 1 ekor unta jenis Binta Labun
46 s/d 60 ekor 1 ekor unta jenis Hiqqoh
61 s/d 75 ekor 1 ekor unta jenis Jadza’ah
76 s/d 90 ekor 2 ekor unta jenis Binta Labun
91 s/d 120 ekor 2 ekor unta jenis Hiqqoh
121 s/d 129 ekor 2 ekor unta jenis Binta Labun

Setelah unta mencapai jumlah 130 maka wajib zakatnya adalah :

  • Setiap bilangan unta yang bisa di bagi 40, zakatnya nya adalah unta jenis Bintu Labun
  • Setiap bilangan unta yang bisa di bagi 50, zakatnya nya adalah unta jenis Hiqqoh
  • Setiap bilangan unta yang tidak habis di bagi 40 dan 50, maka tidak wajib mengeluarkan zakat.

Keterangan :

  1. Jadha’atu atau Dlo’nin : Domba yang genap berumur 1 tahun, dan memasuki tahun ke 2
  2. Tsaniatu Ma’zin : kambing kacang yang telah umur 2 tahun, dan memasuki tahun ke 3
  3. Bintu Makhadl : unta yang genap berumur 1 tahun, dan memasuki tahun ke 2
  4. Bintu Labun : unta yang genap berumur 2 tahun, memasuki tahun ke 3
  5. Hiqqoh : unta yang genap berumur 3 tahun, memasuki tahun ke 4
  6. Jadza’ah : unta yang genap berumur 4 tahun, memasuki tahun ke 5
Contoh 1 : Unta dengan jumlah 130 zakatnya adalah :

Jumlah unta 130 : 40 = 2 (Bintu Labun), sisanya 50 ekor

50 : 50 = 1 (Hiqqoh)

Jadi zakat yang wajib dikerluarkan adalah : 2 unta Bintu Labun dan 1 unta Hiqqoh

Contoh 2 : Unta dengan jumlah 145 zakatnya adalah :

Jumlah unta 145 : 50 = 2 (Hiqqoh), sisanya 45 ekor

45 : 40 = 1 (Bintu Labun), sisanya 5 ekor

Jadi zakat yang wajib dikerluarkan adalah : 2 unta Hiqqoh dan 1 unta Bintu Labun, sisa 5 ekor tidak wajib mengeluarkan zakat

 

Sapi atau kerbau

Sapi Atau Kerbau

Batas zakat ternak Sapi atau Kerbau yang wajib di keluarkan adalah Tiga Puluh (30) ekor, kalau belum mencapai batas 30 ekor maka tidak wajib di keluarkan zakatnya. Perincian zakat unta sebagai berikut :

JUMLAH SAPI ZAKAT YANG DIKELUARKAN
30 s/d 39 ekor 1 ekor sapi yang berjenis Tabi’
40 s/d 59 ekor 1 ekor sapi yang berjenis Musinnah
60 s/d 69 ekor 2 ekor sapi yang berjenis Tabi’
70 s/d 79 ekor 1 ekor sapi yang berjenis  Tabi’ dan 1 ekor berjenis Musinnah
80 s/d 89 ekor 2 ekor berjenis Musinnah
90 s/d 99 ekor 3 ekor berjenis Tabi’
100 s/d 109 ekor 1 ekor sapi yang berjenis  Musinnah dan 2 ekor berjenis Tabi’
110 s/d 119 ekor 1 ekor sapi yang berjenis Tabi’ dan 2 ekor berjenis Musinnah
120 s/d 129 ekor 4 ekor sapi yang berjenis Tabi’ atau 3 ekor berjenis Musinnah

Prinsipnya, sapi kalau sudah mencapai 40 ekor, maka rumus yang berlaku adalah :

  • Setiap jumlah sapi yang bisa di bagi 30, maka wajib mengeluarkan zakat jenis sapi Tabi’
  • Setiap jumlah sapi yang bisa di bagi 40, maka wajib mengeluarkan zakat jenis sapi Musinnah
  • Setiap bilangan sapi yang tidak habis di bagi 30 dan 40, maka tidak wajib mengeluarkan zakat.

Keterangan :

  • Tabi’, sapi jantan yang telah berumur genap 1 tahun, memasuki tahun yang ke 2
  • Musinnah : sapi betina yang telah berumur genap 2 tahun, memasuki tahun yang ke 3
  1. Kambing

Batas zakat ternak Kambing atau Domba yang wajib di keluarkan adalah Empat Puluh (40) ekor, kalau belum mencapai batas 40 ekor maka tidak wajib di keluarkan zakatnya. Perincian zakat unta sebagai berikut :

JUMLAH KAMBING ZAKAT YANG DIKELUARKAN
40 s/d 120 ekor 1 ekor kambing yang berjenis Jadha’atu Dlo’nin atau Tsaniatu Ma’zin
121 s/d 200 ekor 2 ekor kambing yang berjenis Jadha’atu Dlo’nin atau Tsaniatu Ma’zin
201 s/d 399 ekor 3 ekor kambing yang berjenis Jadha’atu Dlo’nin atau Tsaniatu Ma’zin
400 s/d 499 ekor 4 ekor kambing yang berjenis Jadha’atu Dlo’nin atau Tsaniatu Ma’zin

Dan seterusnya, setiap kelipatan 100 ekor kambing, maka wajib mengeluarkan zakat 1 ekor kambing.

  1. Zakat Emas dan Perak

Zakat Emas Dan Perak

  • Zakat emas dan perak

Emas dan perak merupakan logam mulia yang bernilai tinggi, islam memandang emas dan perak mempunyai potensi harta yang bisa tumbuh dan berkembang maka diwajibkan untuk membayar zakat atas keduanya. Dan pada perhiasan yang dipakai asal tidak berlebihan maka tidak wajib mengerluakan atas zakat tersebut. Meskipun demikian emas dan perak yang di jadikan perhiasan akan tetap di kenai zakat apabila:

  • Perhiasan emas dan perak di niati untuk disimpan atau tidak dipakai,
  • Perhiasaan tersebut penggunaannya makruh menurut syara’, seperti seorang laki-laki yang membeli perhiasan untuk dipakai atau tidak, bejana emas, gigi emas, dll
  • Berlebihan dalam memakai perhiasan, artinya ukuran yang dinamakan berlebihan menurut daerah masing-masing. …..(6)

Kewajiban membayar zakat emas menurut al-qur’an, Hadits dan Ijma Ulama

Firman Allah dalam surat At-taubah ayat 34

يَٰٓأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْٓا اِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الْأَحۡبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِۗ وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ (التوبة : 34)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! sesungguhnya banyak dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil, dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (Q.S. At-Taubah : 34)

  • Syarat Wajib Zakat Emas
  • Orang islam, non muslim tidak wajib zakat
  • Milik diri sendiri sempurna,
  • Mencapai satu nishab
  • Mencapai haul: Telah genap satu tahun
  • Nishab Emas dan Perak
  1. Zakat emas

Sabda Nabi Muhmmad SAW

لَيْسَ فِيْمَا دُوْنَ خَمْسَةِ اَوَاقٍ مِنَ الرِّزْقِ صَدَقَةٌ (اخرجه البخارى والمسلم)

Artinya : “Riqqah (emas dan perak) yang kurang dari lima auq (40 dirham) tidak wajib mengeluarkan zakat,” (HR. Bukhari dan Muslim) ….(7)

 

Muhammad Khairil Musthofa, M.PdI mengemukakan pendapatnya bahwa batas nishab emas yaitu 85 gram emas, dan 595 gram untuk perak, dengan rumusan menghitung harga per gram kemudian di kalikan dengan batas nishab, dan kemudian dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%

Contoh :

Harga emas saat ini     : 400.000

Nishab emas                : 85 gram

Cara hitung nya           : 400.000 X 85 = 34.000.000

: 34.000.000 : 100 = 850.000,. ……(8)

Jadi zakat nya apabila mempunya emas dengan berat 85 gram, atau mempunyai uang 34.000.000 dalam waktu setahun, maka wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 850.000.

Menurut H. Tolhah Ma’ruf dkk, Zakat emas yang wajib di keluarkan sebesar 20 mitsqol, maka emas yang kurang dari 20 mitsqol tidak wajib mengeluarkan zakatnya, tetapi takaran emas sekarang menggunakan gram, maka 20 mitsqol harus di jumlah kan ke dalam gram dahulu, caranya sebagai berikut:

1  mitsqol        = 3, 879 gram

3, 879 gram x 20 Mitsqol  = 77, 58 gram

Maka kalau di perkirakan gram maka 20 Mitsqol adalah 77,58 gram.

Jadi kalau setiap emas yang kadar nya sudah mencapai 77,58 gram maka wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 1/40 atau 2,5%, dengan hitungan :

77,58 : 40 x 2,5% = 1,9395 gram (dan dibulat kan menjadi 1,94 gram)

Contohnya :

Nasir mempunyai emas dengan berat 135 gram, Zakat yang harus dia keluarkan adalah: 135 : 40 x 2,5% = 3,375 gram

maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar: 3,375 gram, kalau di rupiahkan dengan harga 400 ribu per gram, maka uang yang ia bayarkan adalah sekitar 1.450.000, an.

Catatan:

Nishab sebesar 77,58 gram atau lebih, itu untuk emas dengan kadar 24 karat(100%) murni, sedangkan untuk emas yang tidak murni bisa di cari zakatnya dengan rumus sebagai berikut :

“Nishab kadar emas murni 77,58 gram, di bagi dengan kadar emas tidak murni, dan hasilnya kemudian di kali dengan kadar emas murni”

Contoh nya:

  • Emas dengan kadar murni 90% adalah :

77,58 : 90 x 100 = 86,2 gram

Jadi nishab emas kadar 90% adalah 86,2 gram

Maka yang wajib di keluarkan zakatnya adalah :

86,2 : 40 x 2,5% = 2,155 gram,

  • Emas dengan kadar murni 75% adalah :

77,58 : 75 x 100 = 103,44 gram

Jadi nishab emas kadar 75% adalah 103,44 gram

Maka yang wajib di keluarkan zakatnya adalah :

103,44 : 40 x 2,5% = 2,586 gram,

  1. Zakat perak

Takaran yang wajib dikeluarkan zakat untuk perak adalah 200 dirham. Maka dapat difahami, setiap perak dengan kadar kurang dari 200 dirham tidak terkena beban zakat. 200 dirham apabila dijadikan gram adalah;

10 dirham        = 7 mitsqol

1 mitsqol         = 3,879 gram, berarti

10 dirham        = ( 3,879 x 07 ) 27,153 gram

200 dirham      = ( 27,153 x 20 ) 543,06 gram

Jadi, 200 dirham diperkirakan sama dengan 543,06 gram. Jadi kalau kadar perak sudah mencapai 543, 06 gram atau lebih, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 atau 2,5 % yaitu;

543, 06 : 40 ( x 2, 5 % ) = 13, 5765 gram. ( 13,6 gram )

Contoh

Diakhir tahun nasir mempunya perak seberat 975,5 gram. Maka zakatnya adalah;

975, 5 : 40 x 2, 5 %  = 24, 3875 gram ( 24,4 gram ) …..(9)

  1. Zakat Pertanian (Tanaman Biji-Bijian dan Buah-Buahan)

Zakat Pertanian (Tanaman Biji-Bijian Dan Buah-Buahan)

  1. Zakat Petanian

Firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 141

وَهُوَالَّذِيْٓ اَنشَأَ جَنَّٰتٍ مَّعْرُوْشَٰتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوْشَٰتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَٰبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍۚ كُلُوْا مِن ثَمَرِهِۦٓ إِذَآ أَثْمَرَ وَءَاتُوْا حَقَّهُۥ يَوۡمَ حَصَادِهِۦۖ وَلَا تُسْرِفُوْٓا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ (الأنعام :141)

Artinya : Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) apabila ia berbuah, dan tunaikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al-An’am : 141)

 

Zakat pertanian adalah hasil pertanian yang berupa makanan pokok dan tidak mudah busuk jika di simpan lama misalnya, jagung, beras, dan gandum, sedangkan yang dari jenis buah-buahan berupa kurma dan anggur, hal ini dikarenkan makanan pokok adalah kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan oleh siapapun baik kaya maupun miskin. …..(10)

  1. Syarat Wajib Zakat Pertanian (Tanaman)
  2. Beragama islam (Pemiliknya)
  3. Merdeka (pemilikinya)
  4. Milik penuh (sempurna)
  5. Ditanam oleh seseorang bukan tanaman liar
  6. Makanan pokok dan tahan lama bila disimpan
  7. Jumlahnya mencapai wajib zakat (nishab)
  8. Kadar Nishab pertanian

Semua ulama madzhab sepakat kadar zakat yang harus di keluarkan dari hasil pertanian adalah 10% apabila pertanian itu di airi atau irigasinya dari air hujan, sungai atau mata air, tapi apabila pertanian itu di siram atau irigasinya ada tambahan biaya maka zakatnya hanya 5%, Zakat pertanian wajib di keluarkan jika hasil panen sudah nishabnya, setelah dikurangi oleh biaya produksi, dengan rumusan sebagai berikut:

  • Jika pertanian itu tidak ada biaya perairan maka zakatnya adalah 1/10 atau 10% setelah dikurangi biaya tambahan, (benih, tenaga kerja)
  • Jika pertanian itu ada biaya perairan maka zakatnya adalah 1/20 atau 5% setelah dikurangi biaya tambahan, (benih, tenaga kerja, perairan)

Adapun nishab zakat pertanian dan buah-buahan sebesar lima (5) ausuq.

Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sho’

1 sho’ sama dengan 2,176 Kg, maka cara menghitung 5 wasaq adalah :

5 x 60 x 2,176 = 652,8 Kg, kalau di bulatkan menjadi 653 Kg Beras. Kalau belum sampai nishabnya 5 wasaq maka tidak wajib mengeluarkan zakat, Sabda Nabi Muhammad SAW:

لَيْسَ فِيْ حَبِّ وَلَا ثَمَرٍ صَدَقَتُهُ حَتَّى يَبْلُغَ خَمْسَةَ اَوْسُق (رواه المسلم)

Artinya : tidak ada kewajiban membayar zakat pada kurma yang kurang dari 5 ausuq (HR. Muslim)

  1. Zakat Mal Perdagangan/ Perniagaan (Tijarah)

Zakat Mal Perdagangan/ Perniagaan (Tijarah)

  1. Pengertian zakat perdagangan / perniagaan (tijarah)

Menurut H. Tolhah Ma’ruf dkk, perdagangan atau tijarah mengelola harta atau barang dari hasil pertukaran dengan maksud mendapatkan laba dan dengan niat berdagang.

Zakat perdagangan atau zakat perniagaan (Tijarah) adalah zakat yang wajib di keluarkan oleh pedagang baik secara perorangan maupun perserikatan yaitu usaha yang didirikan oleh beberapa orang, zakat ini untuk barang-barang yang diperdagangkan yang nilai barang nya mencapai nisab emas (20 dinar = 85 gram emas) atau nisab perak sebesar 200 dirham = 595 gram perak), jumlah zakat yang di keluarkan sebesar 2,5% dari nilai barang dagangan plus labanya. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oelh Abu Daud dan Baihaqi dari Samurah bin Jundub, Sabda Nabi Muhammad SAW,

عَنْ سَمُرَةَ بن جُنْدُبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ : يَأْمُرُنَا اَنْ نُخْرِجَ الصَّدَقَةَ مِنَ الَّذِيْ نُعِدُّهُ لِلْبَيْعَ (رواه ابو داود)

Artinya : “dari Samurah bin Jundub Ra, dia berkata: sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, pernah menyuruh kepada kami untuk mengeluarkan zakat dari barang-barang yang kami sediakan untuk berdagang, (HR Abu Daud) ….(11)

  1. Syarat wajib zakat perdagangan
  • Barang milik sendiri yang di dapat melalui proses ’iwad (pertukaran) jual beli
  • Niat berdagang
  • Tidak ada niat untuk di simpan (memenuhi kebutuhan pribadi)
  • Tidak diwujudkan emas, misal modal pertama emas, dan tidak diwujudkan kembali menjadi emas, maka haul niaga akan terputus dan akan terbentuk haul baru.
  • Mancapai wajib zakat (satu nishab)
  1. Kalkulasi harta niaga
  • Barang dagang : sisa barang dagang yang belum terjual.
  • Laba : keuntungan yang di dapat dari dagang
  • Piutang : yakni hutang dari harta dagangan, dengan syarat hutang tersebut sudah jatuh tempo akhir tahun (haul)
  • Benda produktif dari hasil dagang : artinya diwujudkan menjadi benda produktif dengan niat untuk jengebangkan usaha.

Contoh :

Nasir mempunya usaha konveksi, dia membeli 10 mesin jahit dari hasil dagangannya, dengan niat untuk mengembangkan usahanya, disamping bayar tunai, dia sering menerima order dengan pembayaran tempo, pada akhir tahun di kalkulasi zakat yang harus dia bayar sebagai berikut :

Rincian kegiatan Harga
·         Barang dagang

·         Piutang jatuh tempo

·         Keuntungan dagang

·         10 mesin jahit

Rp 100.000.000,-

Rp   75.000.000,-

Rp   50.000.000,-

Rp   10.000.000,-

Jumlah Rp 235.000.000,-

Jadi zakat yang harus di bayar oleh nasir sebesar : Rp 235.000.000 : 40 x 2,5%

= Rp 5.875.000

  1. Zakat Barang Tambang (Ma’din)

Zakat Barang Tambang (Ma’din)

  1. Pengertian Pertambangan

Pengertian Barang Tambang (ma’din) dari kalangan madzhab :

  1. Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, dan madzhab Hanbali : memberikan pengertian harta tambang (ma’din) adalah harta bernilai ekonomi yang diciptakan oleh Allah dalam perut bumi, seperti Emas, Perak, Timah, Kuningan atau belerang dll, atau seperti Kristal, batu mulia seperti zamrud, batu permata, batu belian, dan lain sebagainya.
  2. Sedangkan menurut pendapat kalangan mazdhab Imam Syafi’i harta tambang itu hanya sebatas logam mulia yaitu Emas dan Perak. …….(12)

Sedangkan menurut Muhammad Khairil Musthofa, hasil barang tambang (ma’din) adalah benda-benda yang ada dalam perut bumi yang diciptakan olah Allah SWT, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, seperti logam mulia (emas, perak) dan benda-benda lainnya seperti timah, tembaga, marmer, dan juga batu mulia (zamrud, permata, berlian, akik, safir, dan batu delima) batu bara, serta minyak bumi yang bersifat cair.

  1. Kadar Zakat Barang tambang

Untuk zakat pertambangan yaitu 1/5 atau 20%, zakat tambang tidak disyaratkan berulang tahun, tapi zakatnya selesai melakukan tambang dan sudah mencapai nishabnya.

Nabi Muhammad SAW, bersabda dari Abu Hurairah :

وَالْمَعْدِنُ جُبَارٌ، وَفِى الرِّكاَزِ الْخُمُسُ (رواه الخارى)

Artinya : “Barang tambang adalah harta yang terbuang-buang sedangakan harta rikaz (harta karun) zakatnya sebesar 1/5 (20%) (HR. Bukhari) …..(13)

Dari hadits di atas para ulama sepakat bahwa zakat barang tambang sebesar 1/5 atau 20%, namun berbeda pendapat dari segi kadar nishabnya. Namun dikalangan pendapat para ulama dan pendapat Yusuf Al-Qardhawi bahwa zakat barang tambang tetap harus memenuhi nishabnya, baik yang dimiliki dari individu maupun dari negara. …..(14)

 

  • Menurut pandangan Imam hanifah tentang Nishab barang tambang

Imam Hanifah mengemukakan barang ma’din (tambang) dan harta rikaz (harta karun) zakatnya tidak ditentukan nishabnya, walaupun jumlahnya sedikit maka dikeluarkan zakatnya sebesar 20%

  • Menurut Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal serta Imam Ishaq, berpendapat bahwa zakat harta ma’din (tambang) dan harta rikaz (harta karun) disamakan kepada nishab emas murni yaitu 20 mitsqol.
  1. Tempat membayar zakat tambang

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ “تُؤْخَذُ صَدَقَاتُ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَى مِيَاهِهِمْ” (رواه احمد) وَالِأَبِى دَاوُد أَيْضًا “لَاتُؤْخَذُ صَدَقَاتِهِمْ إِلَّا فِى دُوْرِهِمْ”

Artinya : Dari amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Ra. Berkata: “Rasulullah SAW bersabda” Zakat orang-orang muslim diambil atau di pungut di tempat mereka memebri minum binatang ternaknya” (HR. Ahmad/ Bulughul Maram: 626)

Dan hadits menurut Abu Daud juga menyebutkan : “Janganlah di ambil atau di pungut kecuali dari perkampungan mereka.”

Di Indonesia sudah ada badan lembaga yang menampung pembayaran zakat, seperti Nu Care, Laziznu dll.

  1. Zakat Rikaz/ Harta Karun (Barang temuan)

Zakat Rikaz/ Harta Karun (Barang Temuan)

  1. Pengertian Harta Rikaz

Harta rikaz adalah harta yang terpendam dari masa jahiliyah atau masa purbakala yang mendapatkannya tanpa susah payah dan tanpa biaya, apabila mendapatkan harta karun itu menggunakan biaya dan dengan susah payah kadang berhasil dan kadang tidak, maka itu bukan disebut dengan harta karun (Rikaz) ….. (15)

dengan catatan harta itu ditemukan ditempat yang tak bertuan. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW,

إن كنت وجدته في قرية مسكونة، أوفي سبيل ميتا، فعرفه، وإن كنت وجدته في خربة جاهلية، أوفي قرية غير مسكونة، أوغير سبيل ميتاء، ففيه وفي الركاز الخمس

Artinya “seandainya kamu menemukan harta karun atau harta terpendam di sebuah negeri yang ada penduduknya atau di jalan yang bertuan, maka umumkanlah seperti barang temuan (luqothoh). Sedangkan jika kamu menemukannya di tanah yang menunjukkan harta tersebut berasal dari zaman jahiliyah (sebelum islam) atau menemukan ditempat yang tidak ada manusianya (tak bertuan) atau di jalan yang tidak ada manusianya tak bertuan), maka ada kewajiban membayar zakat rikaz (barang temuan) sebesar 20%. ……(16)

 

  1. Kadar zakat Harta Rikaz

Adapun zakat yang wajib di keluarkan oleh harta rikaz seperti hadits di atas yaitu 20%, Nabi Muhammad SAW juga bersabda tentang zakat rikaz (barang temuan)

وَالْمَعْدِنُ جُبَارٌ، وَفِى الرِّكاَزِ الْخُمُسُ (رواه الخارى)

Artinya : “Barang tambang adalah harta yang terbuag-buang sedangakan harta rikaz (harta karun) zakatnya sebesar 1/5 (20%) (HR. Bukhari)

وَعَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ قَالَ : “وَفِى الرِّكَازِ الْخُمُسُ”  (متفق عليه)

Artinya : Dari Abu Hurairah Ra. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dalam harta rikaz (barang temuan) zakatnya seperlima (1/5) (Muttafaq Alaihi/ Bulughul Maram: 645)

  1. Tempat membayar zakat ٌRikaz

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ “تُؤْخَذُ صَدَقَاتُ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَى مِيَاهِهِمْ” (رواه احمد) وَالِأَبِى دَاوُد أَيْضًا “لَاتُؤْخَذُ صَدَقَاتِهِمْ إِلَّا فِى دُوْرِهِمْ”

Artinya : Dari amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Ra. Berkata: “Rasulullah SAW bersabda” Zakat orang-orang muslim diambil atau di pungut di tempat mereka memebri minum binatang ternaknya” (HR. Ahmad/ Bulughul Maram: 626)

Dan hadits menurut Abu Daud juga menyebutkan : “Janganlah di ambil atau di pungut kecuali dari perkampungan mereka.”…….(17)

Di Indonesia sudah ada badan lembaga yang menampung pembayaran zakat, seperti Nu Care, Laziznu dll.

  1. Zakat Hasil Laut (Kekayaan Laut)

Zakat Hasil Laut (Kekayaan Laut)

  1. Hukum Zakat Hasil Laut

Para Ulama berbeda pendapat tentang hukum wajib tidaknya zakat yang dieksplorasi dari laut seperti mutiara, marjan, dan wangi-wangian sepertiambar yang konon satu potong saja dapat mencapai berat 1000 mitsqol.

Menurut jumhur ulama hasil laut baik itu berupa mutiara, merjan (manik-manik), zabarjad (Kristal batu permata) maupun berupa ikan besar dan ikan kecil, tiak wajib di kenai zakat

Tapi menurut imam hanbali mempuyai pendapat hasil laut wajib di keluarkan zakat nya apabila sudah mencapai satu nishab, Imam ahmad mengatakan barang yang di hasilkan dari laut, seperti mutiara, ikan, dll yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya sama dengan sejumlah hasil bumi satu nishab maka di kenai zakat, hal senada dengan pendapat Abu Yusuf dari madzhab Hanafi yang paling utama mengenai batu mulia. Sedangkan Muhammad Abu Zahra mengemukakan pendapatnya bahwa ikan yang di hsailkan dari laut disamakan dengan hasil pertambangan. (18)

Dari perbedaan pendapat diatas tentang wajib dan tidaknya zakat hasil dari laut, maka seharusnya hasil laut mempunyai nilai ekonomis yang besar, hukum zakat dari hasil laut itu wajib di keluarkan.

Sebagaimana Firman Allah Surat At-taubah ayat 103

خُذۡ مِنۡ اَمۡوَالِهِمۡ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ اِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمۡۗ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (التوبة : 103)

Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (Q.S. At-taubah ayat 103)

Dari ayat diatas menerangkan keumuman dari harta untuk mengeluarkan zakatnya seperti yang telah disyariatkan oleh islam, ayat diatas sangatlah tepat apabila diterapkan pada zakat hasil dari laut yang mempunyai nilai ekonomis dan telah menjadi komoditas yang mempunyai pendapatan sangat tinggi, oleh sebab itu zakat hasil dari laut wajib dikeluarkan, maksud dari wajib membayar zakat diperuntukkan kepada orang-orang kaya, seperta dalam hadits di bawah ini yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Ahmad.

عن ابن عباس انه صلى الله عليه وسلم : لمابعث معاذا الى اليمن قال له انك قدم على قوم اهل كتاب فليكن اول ماتدعوهم اليه عبادة الله. فاذاعرفواالله فاخبرهم االله قد فرض عليهم الزكاة في اموالهم تؤخذ من اغنيائهم وترد في فقرائهم. فاذا اطاعوك فخذو منهم وتوق كرائم اموال الناس (رواه البخارى)

Artinya : Dari Ibnu Abbas Ra, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, ketika mengutus mu’adz ke Yaman, maka beliau bersabda: sesunnguhnya engkau akan mendatangi kaum ahli kitab. Hendaklah yang menjadi permulaan/ pertama sekali engkau serukan atau ajakan kepada mereka itu, iman kepada Allah. Apabila mereka sudah beriman kepada Allah itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka sholat lima waktu dalam sehari semalam. Apabila mereka sudah melakukan sholat itu, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka zakat hartanya yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan dikembalikan kepada orang-orang fakir diantara mereka. Apabila mereka sudah mematuhi seruan mu itu, maka pungutlah zakat itu dari mereka dan jagalah kesucian harta manusia. (HR. Bukhari)…(19)

  1. Kadar Zakat hasil Laut

Menurut M. Ali hasan dalam bukunya Zakat dan Infak, tantang besaran atau kadar zakat

Menurut pendapat Ulama ada tiga hal, atas dasar qiyas dari zakat lainnya, antara lain:

  1. Zakatnya 1/5 (20%) di qiyaskan dengan ghanimah dan barang tambang.
  2. Zakatnya 1/10 (10%) qiyaskan dengan zakat pertanian.
  3. Zakatnya 2,5% qiyaskan pada zakat perdagangan. …..(20)

 

untuk nishabnya berdasarkan jenis yang dieksplorasi dari dalam laut seperti

  1. Untuk tumbuhan laut dengan cara budidaya seperti tumbuhan bakau, rumput laut, dan sejenisnya, nisabnya: 10 wasaq = 1.400 kg. sedangkan tumbuhan yang didapatkan dari laut lepas nishabnya 5 wasaq atau 700 kg.
  2. Untuk hewan budidaya seperti ikan, kepiting, kerang, dll, maka nishabnya: 10 wasaq yaitu 1.400 kg. sedangkan hewan yang didapatkan di laut lepas 5 wasaq atau 700 kg.
  3. Pertambangan Laut seperti pengeboran minyak, dan sejenisnya, nishabnya: 20 mitsqal atau 200 dirham, ……(21)

Dapat disimpulkan nishab zakat yang di hasilkan dari laut dilihat dari jenis hasil laut, disamakan dengan zakat pertanian dan petambangan (ma’din) dengan alasan kesamaan kedudukan, sifat, dan cara memeperolehnya.

 

Alhamdulillah,

والله اعلم بالصواب

wallahu a’lam bishshawab,

ALLAH YANG MAHA TAHU DENGAN SEBENAR-BENARNYA

 

 

DAFTAR ISI

  1. Muhammad Khairil Musthofa, Fikih dasar, Surabaya: Imtiyaz, 2018, hal 86
  2. Syekh an-Nawawi Banten, Nihayatz Zain, Surabaya, al-Haramain, cetakan pertama, halaman: 168)
  3. Tolhah Ma’ruf dkk, Fiqih Ibadah Panduan lengkap Beribadah versi Ahlu Sunnah Waljamaah, PP Al-Falah Ploso Mojo Kediri, hal 217
  4. Bukhari no. 1454.
  5. https://asysyariah.com/zakat-hewan-ternak/
  6. Muhammad Khairil Musthofa, Fikih dasar, Surabaya: Imtiyaz, 2018, hal 89
  7. Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Analisis Fiqih Para Mujtahid, Jakarta: Pustaka Amani, 2007, hal 572
  8. Muhammad Khairil Musthofa, Fikih dasar, Surabaya: Imtiyaz, 2018, hal 93
  9. Tolhah Ma’ruf dkk, Fiqih Ibadah Panduan lengkap Beribadah versi Ahlu Sunnah Waljamaah, PP Al-Falah Ploso Mojo Kediri, hal 217-226
  10. Fakhrudin, M.HI, Fiqih dan manajemen Zakat di Indonesia, Malang: UIN Malang Press, 2008, hal 90
  11. Abubakar Muhammad, Terjemah Subulus Salam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1991, cet ke 1, hal 532
  12. Hassan Ayub, Fiqih Ibadah, Depok, PT Fathan Prima Media, 2014, cet 1, hal 357
  13. HR Bukhari No 1499 dan Muslim No 1710
  14. Fakhrudin, M.HI, Fiqih dan manajemen Zakat di Indonesia, Malang: UIN Malang Press, 2008, hal 122
  15. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Bandung : Alma’arif, 1990, hal 73
  16. https://muslim.or.id/9539-panduan-zakat-10-zakat-harta-karun-dan-barang-tambang.html
  17. Ahmad Muhammad Yusuf, Lc, M.A, Eksiklopedi tematis Ayat al-Qur’an dan hadits, Jakarta: Widya Cahaya, 2013, hal 298
  18. Pedoman Zakat 9 Seri, Jakarta: Proyek Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf, 1998, hal 135-150
  19. Abubakar Muhammad, terjemah Subulus Salam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1991, hal 480
  20. Ali Hasan, Zakat dan Infak, salah satu solusi mengatasi problema sosial di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, hal 68-69
  21. Moh. Rifai, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang: CV. TOHA PUTRA, 1978, hal 358-359

Zakat Mal Pertanian, Barang Dagangan, Harta Karun Lengkap