Sunan Gresik: Sejarah, Biografi, Nama Asli, Letak Makam (Paling Lengkap) Sekolahnesia

Sunan Gresik: Sejarah, Biografi, Nama Asli, Letak Makam (Paling Lengkap)

Sunan Gresik – Indonesia merupakan negara yang percaya dengan adanya Tuhan dan mayoritas dari masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Seperti yang sudah diketahui, masuknya agama Islam, terutama di Pulau Jawa disebarkan oleh para ulama Walisongo. Salah satu Walisongo pertama yang hadir ke Pulau Jawa menyebarkan agama Islam adalah Sunan Gresik.

Nama Walisongo adalah  nama dari sebuah majelis dakwah dan majelis dakwah tersebut didirikan oleh Sunan Gresik pada abad ke-14. Keberadaan Walisongo bisa membuat sebuah pembaharuan di lingkungan masyarakat Jawa pada zaman tersebut.

Biografi Sunan Gresik

Biografi Sunan Gresik

Sunan Gresik merupakan salah satu orang yang termasuk ke dalam Walisongo, yang dianggap sebagai orang yang pertamakali menyebarkan mengenai agama Islam di daerah Jawa. Sunan Gresik yang memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim merupakan seorang wali senior diantara Walisongo lain yang hadir dalam menyiarkan agama Islam di Indonesia.

Beliau juga memiliki nama panggilan lain, seperti Syekh Maghribi, sebagian masyarakat juga menyebutnya dengan sebutan Kakek Bantal. Maulana Malik Ibrahim adalah saudara dari Maulana Ishak, di mana Maulana Ishak adalah seorang ulama yang juga terkenal di daerah Samudera Pasai, beliau adalah ayah dari Raden Paku atau Sunan Giri.

Maulana Malik Ibrahim merupakan anak dari seorang ulama Persia, ulama tersebut bernama Maulana Jumadil Kubro yang bertempat tinggal di Samarkand. Masyarakat meyakini bahwa Maulana Jumadil Kubro adalah keturunan kesepuluh dari Syaidina Husein, cucu dari Nabi Muhammad saw.

Maulana Malik Ibrahim juga pernah tinggal di daerah Campa, kini lebih dikenal sebagai Kamboja dari tahun 1379. Di Campa, beliau menikah dengan putri raja dan memiliki dua orang putra. Dua orang anak dari Maulana Malik Ibrahim yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha.

Di Campa, beliau menjalankan misi dakwah hingga tahun 1392, kemudian beliau hijrah sampai ke Pulau Jawa untuk melanjutkan perjalanan dakwahnya. Di dalam beberapa versi menyebutkan bahwa kedatangan Maulana Malik Ibrahim disertai dengan beberapa orang. Daerah yang didatangi pertama kali didatangi beliau adalah desa Sembalo yang berada di wilayah kerajaan Majapahit.

Saat ini, Desa Sambalo merupakan bagian daerah Leran, Kecamatan Manyar, tidak jauh dari Gresik,  sekitar 9 km di utara Kota Gresik. Hal yang pertama kali yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim adalah berdagang. Warung dagangan tersebut menjual berbagai macam kebutuhan pokok yang dijual dengan harga yang murah.

Maulana Malik Ibrahim juga secara khusus menawarkan diri untuk mengobati banyak masyarakat di daerah tersebut dengan gratis. Kabarnya, pada saat beliau di Campa, beliau pernah diundang ke kerajaan untuk mengobati seorang istri raja.

Kakek Bantal juga sangat dikenal dengan cara-caranya dalam mengajarkan masyarakat bercocok tanam. Beliau merangkul masyarakat yang berada dalam kalangan atau kasta rendah yang disisihkan di dalam Hindu. Dengan begitu, misi Maulana Malik Ibrahim telah tercapai dalam mencari tempat di hati rakyat yang pada saat itu sedang mengalami perang saudara dan masalah ekonomi.

[/su_note]

Nama Asli Sunan Gresik

Nama Asli Sunan Gresik

Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim, sebenarnya belum ada bukti sejarah yang menjelaskan tentang asal keturunan dari Sunan Gresik, namun sudah disepakati bahwa beliau bukan merupakan orang Jawa Asli. Maulana Malik Ibrahim memiliki sebutan Syekh Maghribi yang diberikan oleh masyarakat, sehingga kemungkinan beliau berasal dari daerah Maroko, Afrika Utara.

Jika berdasarkan tulisan yang terdapat di naskah babad Tanah Jawi oleh J.J Menisma, Maulana Malik Ibrahim juga memiliki nama Makhdum Ibrahim As-Samarqandi. Sering disebut orang Jawa dengan pelafalannya menjadi Syekh Ibrahim Asmarakandi. Berdasarkan nama itu, Maulana Malik Ibrahim diperkirakan lahir di daerah Samarkand pada awal abad ke-14.

Sementara itu, hal berbeda dijelaskan menurut buku The History of Java yang menceritakan mengenai asal mula dan perkembangan dari Kota Gresik yang dibuat oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Di dalam buku tersebut, dikatakan bahwa Suann Gresik merupakan seorang Pandita yang berasal dari daerah Arabia.

Beliau merupakan keturunan Jenal Abidin dan juga sepupu dari raja Chermen. Sehingga, dalam buku tersebut bisa dikatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari salah satu daerah di negeri Arab.

Berdasarkan hasil pembacaan baris kelima dari prasasti makan Maulana Malik Ibrahim oleh  J.P Moquette, silsilah beliau adalah salah satu silsilah terkuat. Dalam Prasasti Gapura Wetan diperoleh kesimpulan jika Maulana Malik Ibrahim berasal dari daerah Kashan, Iran.

Kisah Sunan Gresik

Kisah Sunan Gresik

Kedatangan Sunan Gresik ke Pulau Jawa untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam sekitar tahun 801 Hijriyah atau 1392 M. Daerah pertama yang disinggahi oleh beliau adalah daerah Leran. Selanjutnya, beliau menyebarkan agama Islam di Jawa Timur dengan mendirikan masjid pertama, yaitu terletak di Desa Pasucinan, Manyar.

Syekh Maulana Malik Ibrahim memulai kegiatan dakwah di Leran, beliau juga memulai usaha dalam berdagang di Desa Romoo. Romoo adalah desa yang terletak sekitar 4 km dari timur Desa Leran. Letak daerah tersebut sangat cocok untuk perdagangan, di sebelah utara merupakan Laut Jawa dan di sebelah timur merupakan Pelabuhan Gresik, sehingga sangat pas untuk transaksi jual beli.

Sambil menawarkan barang dagangannya, Sunan Gresik ternyata memiliki tujuan untuk mempelajari bahasa daerah masyarakat yang ada di sana, hal tersebut dilakukan agar mempermudah komunikasi beliau dengan masyarakat daerah dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Hal tersebut adalah salah satu bagian dari strategi beliau berdakwah.

Sunan Gresik juga aktif dan sangat baik dalam membantu banyak masyarakat yang membutuhkan pengobatan, beliau memberikan pengobatan gratis bagi masyarakat yang memerlukan. Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal oleh banyak masyarakat akan keramahan dan kebaikan hatinya.

Setelah dua tahun kegiatan dakwah Sunan Gresik berlangsung dengan cara berdakwah dari satu tempat ke tempat lainnya dan berdagang, nama Sunan Gresik akhirnya terkenal sampai di alangan bangsawan Kerajaan Majapahit. Kemudian, beliau menyampaikan niatnya untuk datang berkunjung bertemu Prabu Brawijaya yang merupakan Raja Majapahit.

Setelah Raja Majapahit mengatakan kemauannya untuk menerima kedatangan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, maka beliau bersiap untuk pergi ke pusat Kerajaan Majapahit.

Di sana, Sunan Gresik menyampaikan mengenai ajaran agama Islam, raja terlihat sangat terkesan dengan budi pekerti dan sopan santun beliau. Namun, Raja Majapahit belum bersedia untuk mameluk agama Islam. Syekh Maulana Malik Ibrahim tidak menjadi putus ada, beliau meminta izin dari raja untuk melakukan dakwah di Majapahit.

[/su_note]

Sejarah Sunan Gresik

Sejarah Sunan Gresik

Lama sebelum Sunan Gresik datang ke daerah Pulau Jawa, telah ada masyarakat yang beragama Islam di daerah dekat pantai utara, hal tersebut dibuktikan dengan adanya sebuah makam dengan nama Fatimah Binti Maimun. Pada makam tersebut tertulis bahwa wanita yang bernama Fatimah meninggal tahun 1082 M atau 475 Hijriyah.

Jadi, di Pulau Jawa di daerah Leren dan Jepara sudah terdapat agama Islam sebelum Walisongo hadir. Namun, pada saat itu Islam belum berkembang secara pesat.

Maulana Malik Ibrahim yang juga dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Kakek Bantal diperkirakan datang  ke Pulau Jawa pada 1404 M. Di Gresik, beliau melakukan kegiatan dakwah menyebarkan agama Islam kepada banyak masyarakat hingga beliau wafat di tahun 1419 M.

Saat itu, kerajaan yang berkuasa dan merupakan kerajaan yang besar di daerah Jawa Timur merupakan Majapahit. Raja dan masyarakat di sana menganut ajaran Hindu atau Budha. Pada saat itu juga sudah ada sebagian masyarakat yang beragama Islam. Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Gresik menggunakan strategi dengan cara yang bijaksana sesuai ajaran Al-Quran.

Ada juga yang mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari negara Turki dan pernah mengembara ke Gujarat, sehingga beliau memiliki pengalaman dalam menghadapi orang-orang yang beragama Hindu di daerah Jawa. Gujarat merupakan salah satu wilayah di negara Hindia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Perjuangan Sunan Gresik dalam Agama Islam

Perjuangan Sunan Gresik Dalam Agama Islam

Di Jawa, beliau bukan hanya dihadapkan dengan masyarakat yang beragama Hindu, namun beliau juga harus menghadapi dan memiliki kesabaran dengan orang-orang yang tidak memiliki agama atau mengikuti aliran sesat. Beliau berusaha untuk meluruskan pemikiran orang-orang Islam yang melakukan kegiatan bercampur dengan kegiatan musyrik.

Cara beliau dalam menghadapi orang-orang tersebut adalah dengan tidak secara langsung menentang kepercayaan dan kegiatan yang mereka yang diyakini selama ini. Maulana Malik Ibrahim melakukan pendekatan dengan cara yang halus dan sangat bisa diterima oleh rakyat. Beliau menunjukkan keindahan dan akhlak islami sesuai dengan ajaran Nabi.

Dari huruf arab yang tertulis di batu nisannya, diketahui bahwa Sunan Gresik adalah seorang yang suka menolong fakir miskin, beliau juga sangat dihormati oleh para sultan dan para pangeran. Hal tersebut memperlihatkan bahwa beliau adalah seseorang yang memiliki pribadi yang sangat hebat dan bagus, bukan hanya dikenal oleh kalangan atas, namun juga dikalangan rakyat bawah.

Berdasarkan literatur yang ada, Kakek Bantal juga merupakan ahli pengobatan dan ahli pertanian. Sejak beliau tinggal di daerah Gresik, hasil pertanian sawah dan ladang masyarakat Gresik meningkat pesat. Banyak orang yang sakit di daerah tersebut juga datang kepada beliau, masyarakat tersebut diberi pengobatan menggunakan daun-daunan tertentu yang memiliki khasiat untuk pengobatan.

Beliau memiliki sifat yang ramah, lemah lembut, serta welas asih kepada semua orang tanpa terkecuali, baik itu dengan sesama muslim ataupun dengan non muslim. Hal tersebut membuat beliau dikenal sebagai tokoh masyarakat yang dihormati dan disegani oleh masyarakat.

Metode Dakwah Sunan Gresik

Metode Dakwah Sunan Gresik

Kepribadian beliau yang halus dan baik membuat hati masyarakat daerah tersebut tersentuh dan akhirnya tergerak untuk memeluk agama Islam secara suka rela. Banyak masyarakat yang kemudian  menjadi pengikut setia Sunan Gresik.

Salah satu contoh hal yang dilakukan beliau dalam menghadapi masyarakat yang memiliki pengetahuan yang rendah adalah dengan menjelaskan mengenai Islam dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami oleh mereka.

Rakyat tersebut diajari cara mengolah tanah supaya ladang dan sawah bisa menghasilkan lebih banyak hasil panen. Sesudah mereka berhasil dan mendapatkan hasil pertanian yang banyak, rakyat tersebut dibimbing untuk bersyukur kepada Allah SWT, Sang Pemberi Rezeki.

Sunan Gresik adalah seseorang yang sangat terkenal di semua kalangan masyarakat, termasuk kalangan masyarakat kasta rendah. Dalam agama Hindu, masyarakat terbagi menjadi empat kasta, brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Dari kasta tersebut, kasta sudra merupakan kasta yang paling rendah, sering ditindas, dan diperlakukan tidak adik oleh kasta lainnya.

Beliau mencoba mendekati orang-orang dari kasta rendah, beliau menjelaskan mengenai kedudukan seseorang di dalam agama Islam adalah sama dan sederajat. Banyak orang-orang yang berasal darikasta waisya dan sudra yang tertarik dengan penjelasan beliau.

Sunan Gresik mengatakan bahwa orang sudra juga bisa bergaul dengan kalangan di atasnya. Di hadapan Allah SWT, semua manusia adalah sama. Takwa terletak di dalam hati seseorang, hati mengendalikan seluruh gerak dari kehidupan manusia untuk mengerjakan seluruh perintah Allah dan berusaha menjauhi larangan.

Manusia bisa hidup bahagia, baik itu di dunia maupun di akhirat dengan taqwa. Beliau menjelaskan dengan cara yang sangat halus, bahwa orang sudra yang memiliki ketakwaan bisa jadi menjadi lebih mulia daripada orang yang berasal dari kasta yang lebih tinggi.

Mendengar penjelasan dan keterangan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, banyak rakyat dari kalangan kasta waisya dan sudra merasa senang dan lega, mereka merasa bahwa mendapatkan hak menjadi manusia yang utuh. Akhirnya, banyak warga yang berbondong-bondong memeluk agama Islam dengan hati yang senang dan tanpa paksaan.

Setelah beliau memiliki pengikut yang semakin banyak, beliau mendirikan bangunan ibadah yaitu masjid. Masjid tersebut diperuntukkan untuk beribadah bersama, misalnya untuk sholat dan mengaji. Dalam membuat masjid. Beliau mendapatkan banyak bantuan dari Raja Carmain.

Sunan Gresik Menyebarkan Agama Islam Hingga Pelosok

Sunan Gresik Menyebarkan Agama Islam Hingga Pelosok

Untuk mempersiapkan generasi umat yang dapat meneruskan perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam ke banyak tempat, beliau juga mendirikan pesantren yang digunakan sebagai tempat untuk mendidik banyak santri sebagai seorang calon mubaligh. Pendirian pesantren ini diawali dengan pemikiran dari kebiasaan masyarakat Hindu yang mendidik para Biksu di mandala.

Hal tersebut menjadi salah satu strategi yang sangat bagus pada saat itu. Beliau mendirikan pesantren yang serupa dengan bangunan mandala milik kelompok Budha dan Hindu. Pesantren ini digunakan untuk menjaring banyak umat untuk mempelajari agama Islam. Hasil dari pendirian pesantren tersebut ternyata sangat memuaskan.

Pesantren menghasilkan banyak mubaigh yang akhirnya menyebar ke seluruh penjuru Nusantara untuk mengenalkan agama Islam. Hingga saat ini, tradisi pesantren masih terus eksis, banyak para ulama yang mendirikan pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam untuk mendidik calon mubaligh.

Apabila ada orang yang datang dan bertanya mengenai masalah agama kepada beliau, maka beliau akan mencoba menjawab dengan jawaban yang mudah dan terang-terang dan tidak berbelit-belit. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, dalam menganjurkan agama yaitu tidak dipersulit, mudah, tidak ditakut-takuti, dan umat harus dibuat bergembira.

Setelah dua tahun Sunan Gresik menyiarkan agama di Gresik, beliau tidak hanya membimbing umat untuk lebih mengenal dan memperdalam agama Islam, beliau juga memberi arahan supaya tingkat kehidupan masyarakat di sana menjadi lebih baik.

Beliau memiliki banyak gagasan-gagasan baru, misalnya mengalirkan air dari daerah gunung untuk mengairi lahan yang ada di bawahnya. Sistem pengairan menjadi lebih baik dan membuat hasil pertanian semakin melimpah, para petani juga menjadi lebih makmur dan bisa melakukan ibadah dengan hati yang tenang.

Jika saja Syekh Maulana Malik Ibrahim tidak ikut dalam membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Gresik, tentu masyarakat di sana lebih susah untuk diajak beribadah dengan tenang dan baik.

Letak Makam Sunan Gresik

Letak Makam Sunan Gresik

Makam Sunan Gresik terletak di Gapura Waten di Gresik, Provinsi Jawa Timur. Hingga saat ini, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim selalu ramai didatangi oleh masyarakat muslim untuk ziarah. Warga yang datang untuk berziarah ke makan berasal dari banyak daerah dan akan sangat ramai terutama saat hari libur dan weekend.

Kompleks makam tidak terlalu luas, terdapat dua bagian utama, yaitu makam Syekh Maulana Malik Ibrahim yang berbentuk pendopo dan makan para ulama yang lain. Akses menuju lokasi makan tidak terlalu sulit, letak makam dekat dengan alun-alun Kota Gresik.

Banyak hal baik yang bisa diambil dari kisah dan perjuangan Sunan Gresik dalam menyebarkan agama Islam juga dalam kehidupannya dengan banyak masyarakat. Beliau bisa merangkul dan berbaik hati kepada semua orang, baik dengan sesama muslim maupun non muslim serta dengan masyarakat yang kurang sampai kalangan kelas atas. Dimana dimakamkannya Sunan Gresik? Sunan Gresik menikah dengan? Kapan Sunan Gresik wafat dan dimana makamnya? Sunan Gresik lahir pada tahun berapa? semua sudah ada jawabannya di atas.

Sunan Gresik: Sejarah, Biografi, Nama Asli, Letak Makam (Paling Lengkap)