23+ Adat Istiadat Yang Unik Di Seluruh Indonesia Sekolahnesia

23+ Adat Istiadat Yang Unik Di Seluruh Indonesia

Adat Istiadat -Indonesia dikenal sebagai Negara yang akan keragaman kebudayaannya. Meski begitu, Indonesia tetap jaya dengan keragaman. Sebab faktor keragaman itulah adat istiadat setiap daerah berbeda-beda. Adat istiadat adalah suatu budaya nenek moyang atau kebiasaan masyarakat setempat yang masih dilakukan sampai sekarang. Bahkan masih banyak yang menjaga kesaklaran adat istiadat tersebut sebelum atau setelah melakukan sesuatu.

Indonesia memiliki beribu pulau dengan 34 provinsi serta ribuan daerah dengan tradisi yang berbeda-beda. Keyakinan antar suku dan keyakinan akan tradisi nenek moyang membuat adat istiadat antar daerah berbeda-beda. Sebut saja budaya daerah Papua pasti berbeda dengan budaya daerah Bali dan sebagainya. Mengenal tradisi di Negara sendiri dinilai sangat penting agar tidak punah atau diakui oleh Negara lain. Karena dengan keberagaman adat istiadat Indonesia menjadi Negara yang kaya.

Pengertian Adat Istiadat

Pada dasarnya adat istiadat adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh satu orang yang kemudian diikuti oleh anggota masyarakat setempat dan sudah dilakukan dalam waktu lama. Nilai dari adat istiadat juga seharusnya bisa melambangkan jiwa dan kepribadian masyarakat tersebut. Selain itu, banyak teori mengenai adat istiadat karena maknanya memang lebih luas dari sekedar kebiasaan masyarakat.

Oleh karena itu, coba kita menilik pengertian adat istiadat menurut para ahli berikut ini:

  1. Koen Cakraningrat

Koen Cakraningrat

Koen menggambarkan adat istiadat sebagai bentuk tata kelakuan. Selain itu, koen menuturkan bahwa adat istiadat merupakan aturan tidak tertulis namun diakui keberadaannya, dimana memiliki kesan mengikat dan menuntut untuk dilakukan. Akan ada sanksi yang berat apabila tidak dilakukan.

  1. Jalaludi Tusam

Jalaludi Tusam

Menurut Jalaludi Tusam, adat istiadat berasal dari kata “adah” yang mana dalam bahasa Arab berarti cara atau kebiasaan. Terminologinya adat istiadat berarti gagasan yang memiliki kandungan nilai, norma, kebudayaan, kebiasaan, yang dihukumi lazim untuk dilakukan. Apabila ada yang tidak melakukan pasti akan mendapat sanksi secara tertulis maupun tidak.

 

  1. Harjito Notopura

Harjito Notopura

Hampir sama dengan pendapat Koen, Harjito juga menuturkan bahwa adat istiadat merupakan aturan tidak tertulis dimana dijadikan pedoman kehidupan. Adat istiadat juga digunakan untuk menyelenggarakan keadilan demi masyarakat yang sejahtera.

 

  1. Soekanto

Soekanto

Adat istiadat memiliki pengaruh besar terhadap suatu masyarakat dimana sifatnya adalah mengikat masyarakat tersebut untuk menjalankannya. Kuatnya ikatan yang ada dalam adat istiadat didasarkan pada dukungan kelompok tersebut.

 

  1. Raden Soepomo

Raden Soepomo

Adat istiadat adalah hukum legislative yang sifatnya tidak tertulis. Dimana dalam hukum tersebut ada suatu cara hidup suatu masyarakat yang ada di kelompok tersebut, baik perkotaan maupun pedesaan.

Contoh Adat Istiadat Sulawesi

Salah satu wilayah yang juga masih kental akan tradisinya yaitu Sulawesi. Berbagai macam suku yang ada di Sulawesi ikut mewarnai keanekaragaman adat yang ada. Selain itu, sebagian adat istiadat yang ada di Sulawesi juga banyak dipengaruhi oleh Islam. Beberapa adat istiadat yang masih dijalankan oleh masyarakat setempat adalah…

  1. Mappalili

Mappalili

Upacara yang satu ini akan diselenggarakan ketika musim panen padi telah tiba. Pendeta dari suku bugis atau yang disebut Bissu akan memimpin serangkaian ritual yang dijalankan. Bissu tersebut akan menuju rumah arajang yakni tempat bajak sawah pusaka berada. Pakaian yang digunakan juga merupakan sebuah tradisi yaitu sarung putih polos dengan kemeja bergaris.

 

  1. Adat kehamilan

Adat Kehamilan

Kehamilan adalah suatu hal yang menjadi  perhatian tersendiri oleh masyarakat Bugis. Saat bulan pertama seluruh anggota keluarga harus memenuhi permintaan calon ibu, apalagi yang berupa makanan. Masa yang satu ini disebut anggirang yang mana berlangsung hingga bulan keempat kehamilan.

 

Saat kandungan sudah mencapai usia 7 bulan akan dilaksanakan upacara yang disebut dengan anynyapu battang. Pada mas ini keluarga darii kedua belah pihak akan menyiapkan beberapa makanan yang mengandung makna dan symbol tertentu. Upacara ini sebenarnya sedikit mirip dengan upacara siraman dimana calon ibu dan ayah tersebut akan akan dimandikan. Upacara dilanjutkan dengan memakaikan pakaian adat kepada kedua belah pihak dan disandingkan. Keluarga atau sanak saudara akan mengerumuni pasangan tersebut dengan membawa makanan dan mereka bisa memilih makanan tertentu.

 

  1. Ammateang

Ammateang

Sejumlah keturunan dewan adat Bate Salapang dari Lembaga Adat Daerah (LAD) Kabupaten Gowa melakukan pencucian benda pusaka di Balla Lompoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (12/9). Pencucian benda pusaka seperti badik, pedang, mahkota dan gelang emas milik kerajaan Gowa tersebut rutin dilakukan setahun sekali bertepatan dengan hari raya Idul Adha. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pd/16

Tradisi yang satu ini adalah suatu hal yang dilakukan saat ada orang meninggal. Layaknya masyarakat Jawa, apabila ada orang yang  meninggal masyarakat bugis akan memandikan jenazah tersebut, mengkafani, dan dikubur dengan semestinya, setelah prosesi pemakaman selesai, keluarga yang berduka akan mengadakan tahlilan dan khataman al qur’an.

Contoh Adat Istiadat Sumatera

Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, pulau dimana masyarakatnya masih banyak yang menjalankan adat istiadat yang bersumber dari para nenek moyang. Seperti yang diketahui pulau Sumatera memiliki beberapa Provinsi dengan suku yang berbeda-beda dan tentunya adat yang berbeda pula. Katakan saja tradisi masyarakat Sumatera Barat pastinya memiliki tradisi yang berbeda dengan masyarakat sumatera Selatan. Berikut ini ada beberapa tradisi masyarakat Sumatera yang perlu Anda ketahui sebagai masyarakat Indonesia.

  1. Mangongkal Holi – Sumatera Utara

Mangongkal Holi - Sumatera Utara

Tradisi ini sudah sangat lama dilakukan oleh masyarakat Batak. Ada beberapa kepercayaan yang mengiringi tradisi ini. Bagaimana tidak upacara mangongkal holi adalah upacara pemindahan tulang belulang mayat yang telah lama. Jadi, orang yang sudah lama mati akan digali kuburannya dan diambil tulang belulang lalu akan dipindahkan ke kuburan yang baru.

 

Masyarakat Batak percaya bahwa orang yang meninggal tidak benar-benar meninggalkan dunia ini. kepercayaan ini dilanjutkan dengan anggapan bahwa manusia yang meninggal akan mencapai proses kesempurnaan, dimana mereka ditempatkan di alam yang lebih abadi dari pada dunia yang fana. Menurut mereka, arwah orang yang meninggal masih bisa berkumpul dengan keluarganya yang telah meninggal pula. Bahkan adat yang telah dilakukan dalam waktu yang lama ini biasa diikuti dengan membuat Tugu marga.

 

  1. Nganggung – Bangka Belitung

Nganggung - Bangka Belitung

Tradisi Nganggung adalah upacara untuk memperingati hari besar Islam yakni Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, tahun baru Hijriyah, atau tradisi menyambut tamu penting. Saat akan dilaksanakan tradisi Nganggung, masyarakat akan berbondong-bondong membawa dulang yang berisi makanan ke masjid. Sebelum menyantap makanan tersebut, dulang akan didoakan oleh tokoh agama.

 

  1. Ngobeng – Sumatera Selatan

Ngobeng - Sumatera Selatan

Upacara Ngoben masih dilaksanakan oleh masyarakat Palembang hingga sekarang, dimana upacara ini adalah upacara penyambutan tamu. Sebenarnya, ngobeng dilaksanakan sebagai bentuk menghargai tamu yang datang agar silaturahmi tetap terjaga. Apabila ada tamu yang berkunjung masyarakat yang melakukan tradisi ini akan menyiapkan hidangan serta air untuk mencuci tangan. Hidangan yang disiapkan berupa gulai kambing, tumisan, opor, sambal dan masih banyak lagi.

Contoh Adat Istiadat Jawa

Jawa adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia. Dimana di dalamnya terdapat berbagai suku, bahasa, dan istiadat. Masyarakat Jawa juga dikenal sebagai masyarakat yang masih kental akan warisan nenek moyang. Sehingga adat istiadat dijunjung tinggi untuk selalu dijalankan. Ada beberapa adat istiadat di wilayah Jawa yang menarik untuk kita ulas.

Adat di Jawa memang meliputi berbagai hal, mulai dari acara pernikahan, upacara kematian, syukuran kehamilan, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaannya adat istiadat memang terkadang merupakan kebiasaan baik yang dilakukan dengan cara yang salah. Oleh karena itu, seiring dengan masuknya islam ke Indonesia kebiasaan masyarakat setempat mulai berubah. Islam membawa warna baru dalam melakukan adat yang mana pelaksanaannya disesuaikan dengan aturan Allah. Berikut ini ada beberapa adat Jawa yang sampai sekarang masih dilaksanakan, meliputi:

  1. Sekaten

Sekaten

Saat menjelang mauled Nabi tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahuh Hijriyah akan diselenggarakan upacara sekaten. Di yogyakarta, upacara sekaten akan dilaksanakan setiap tahun. Upacara yang terlaksana akan dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut. Bahkan upacara sekaten yang dilaksanakan seakan menjadi momen unik tersendiri sehingga mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung.

 

Upacara sekaten juga sebuah bentuk rasa syukur akan nikmat yang diberikan Tuhan. Hal ini dikarenakan saat upacara, keraton akan melakukan iring-iringan dengan membawa hasil bumi dimana diikuti oleh masyarakat setempat. Selain itu, iring-iringan tersebut juga akan dikawal oleh para abdi serta prajurit Keraton Jogja. Bagian dari kearifan lokal ini masih dilaksanakan sampai sekarang.

 

  1. Pernikahan

Pernikahan

Pernikahan adalah momen dimana pengucapan ikrar antara dua makhluk Tuhan untuk hidup sebagai keluarga. Di Jawa, ada berbagai macam kebiasaan yang harus dilakukan saat melangsungkan upacara pernikahan. Di beberapa daerah mungkin upacara yang kental akan tradisi Kejawen sudah banyak ditinggalkan. Namun, memang masih ada yang melakukan upacara adat pernikahan seperti orang jaman dulu.

 

Sehari sebelum akad baik pengantin laki-laki maupun perempuan akan melakukan upacara midodareni atau siraman. Siraman ini dilakukan dengan air bunga yang sudah diberi doa-doa. Selain itu, ada momen dimana pengantin wanita akan diberikan beberapa barang seserahan oleh pengantin pria. Setelah akad sudah dilaksanakan, kedua pengantin tersebut akan melaksanakan tradisi balangan suruh yang mana artinya adalah lempar daun sirih, pertemuan kedua mempelai juga akan diiringi oleh seorang dalang, lalu, tibalah di sebuah tradisi saling menyuap antar pengantin. Untuk prosesi pernikahan yang terakhir adalah sungkeman pengantin kepada orang tua.

 

  1. Tidak siten

Tidak Siten

Tidak siten berarti turun ke tanah jika dalam masyarakat Jawa. Upacara yang dilakukan untuk bayi yang sudah mulai bisa berjalan ini merupakan tanda syukur kepada Tuhan. Selain itu, juga sebagai bentuk rasa suka cita karena telah diberi kesehatan. Saat pelaksanaannya bayi tersebut akan dimasukkan ke dalam kurungan ayam lalu didekatnya diletakkan beberapa barang seperti uang, alat tulis dan masih banyak lagi. Konon apapun barang yang dipilih adalah watak atau bisa merupakan perwujudan nasibnya di masa depan.

Contoh Adat Istiadat Kalimantan

Kalimantan memiliki berbagai tradisi yang masih dilestarikan hingga sekarang. Salah satu bentuk keragaman Indonesia adalah adat istiadat yang berbeda di setiap wilayahnya. Masyarakat Kalimantan juga masih menjunjung tinggi nilai budaya dalam pelaksanaan adat mereka. Selain itu, mereka juga memiliki beragam pakaian adat, tarian, alat music dan masih banyak lagi. Mengenal berbagai bentuk keragaman tradisi di Indonesia tentunya menjadi salah satu bentuk cinta tanah air.

Masyarakat Kalimantan masih kental akan tradisi nenek moyang mereka dan adat istiadat berikut ini telah dilaksanakan secara turun temurun dari masa ke masa.

  1. Aruh baharin

Aruh Baharin

Aruh baharin melibatkan lima balian (sebutan untuk tokoh adat) yang berlarian dengan membunyikan gelang yang berbahan dasar kuningan. Saat tradisi ini dilaksanakan akan disediakan terlebih dahulu tempat pemujaan. Lalu, lima balian tersebut akan mengitari tempat pemujaan dengan membaca mantera tertentu. Upacara yang dilakukan oleh suku dayak ini bermakna syukur atas panen padi yang melimpah dan dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut.

 

Masyarakat setempat percaya bahwa saat upacara dilaksanakan akan dihadiri oleh roh leluhur. Dimana pemanggilan roh tersebut akan dilakukan oleh para tokoh adat. Sehingga ketika tradisi dilaksanakan masyarakat percaya bahwa roh leluhur mereka juga turut hadir melakukan ritual tersebut. Selain itu, masyarakat setempat juga menyediakan sesajen yang dikhususkan untuk para arwah.

 

  1. Mandi Tian Mandaring

Mandi Tian Mandaring

Upacara ini dilakukan untuk orang hamil yang usia kandungannya sudah mencapai 7 bulan. Mungkin bagi masyarakat Jawa tradisi yang satu  ini akrab disebut dengan mitoni. Masyarakat Kalimantan akan membuat pagar mayang terlebih dahulu. Pagar ini terbuat dari batang tebu yang telah diikat dan di dalam pagar tersebut akan diletakkan air mayang, keramas asam kamal dan lain-lain.

 

  1. Maccera Tasi

Maccera Tasi

Masyarakat Kalimantan massih mmeempertahankan tradisi yang satu ini dimana tradisi tersebut melibatkan hewan kurban. Maccera Tasi adalah upacara yang meyakini adanya kehidupan laut. Dimana mereka menyembelih hewan seperti kambing, kerbau ataupun ayam untuk diambil darahnya. Setelah darah terkumpul maka akan dibuang ke laut sebagai symbol pemberian darah. Pada dasarnya, Maccera Tasi masih dijalankan hingga sekarang yang mana mereka percaya bahwa dengan melakukan tradisi ini hasil laut akan melimpah.

Contoh Adat Istiadat Bali

Bali adalah wilayah yang masih kental dengan adat istiadat atau tradisi nenek moyang. Apalagi provinsi yang dikenal dengan kearifan lokalnya ini kaya akan keanekaragaman masyarakat. Dimana dibuktikan dengan banyaknya wisatawan yang ingin menyaksikan berbagai kebudayaan Bali secara langsung.

Meski termasuk pulau yang kecil, banyak dari tradisi mereka yang bahkan sudah terkenal hingga mancanegara. Sebut saja tradisi ngaben yaitu upacara pembakaran mayat.

  1. Ngaben

Ngaben

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang mana merupakan tradisi nenek moyang mereka. Upacara yang satu ini memang telah dilakukan dari ratusan tahun silam dan masih dilakukan sampai sekarang. Masyarakat Bali yang beragama Hindu percaya bahwa tradisi ini akan menyucikan arwah orang yang meninggal sehingga bisa beristirahat dengan tenang. Ngaben memerlukan panggung untuk pembakaran dan melibatkan orang banyak sehingga memerlukan biaya yang cukup banyak.

 

Namun, biasanya para anggota keluarga akan menanggung biaya upacara tersebut secara bersama-sama. Sehingga mereka mungkin harus menunggu beberapa saat sampai persiapan telah selesai.

 

  1. Adat Istiadat “Melasti”

Adat Istiadat &Quot;Melasti&Quot;

Upacara yang dilakukan menjelang nyepi ini dilakukan setiap tahunnya. Tiga hari sebelum masa nyepi masyarakat Bali akan mendatangi sumber air untuk menyucikan diri mereka. Selain itu, sumber air yang didatangi adalah seperti danau, laut dan sumber air lain yang disakralkan. Untuk menghilangkan kotoran yang ada dalam jiwa manusia, kepala adat akan memercikkan air tersebut ke kepala masyarakat setempat.

 

  1. Omed-omedan

Omed-Omedan

Jika melasti dilakukan sebelum hari raya Nyepi, maka omed-omedan adalah tradisi yang dilakukan saat masa Nyepi telah usai. Omed-omedan adalah salah satu tradisi dari puluhan tahun silam yang masih dilaksanakan sampai sekarang. Upacara ini akan melibatkan muda-mudi yang belum menikah mulai dari yang berumur 18 sampai 30 tahun. Muda-mudi tersebut akan diguyur air lalu bertarung, setelah pertarungan selesai mereka akan saling berciuman.

Contoh Adat Istiadat Papua

Papua, salah satu pulau besar yang terletak di bagian paling timur Indonesia ini masih  kental akan tradisi nenek moyang. Papua adalah pulau dengan istiadat yang patut untuk kita ketahui, misalnya tentang suku Dani. Berikut beberapa tradisi masyarakat Papua yang cenderung ekstrim.

  1. Tradisi potong jari

Tradisi Potong Jari

Tradisi yang satu ini bukanlah isapan jempol belaka, karena nyatanya masih dilakukan sampai sekarang. Tradisi potong jari yang dilakukan oleh suku Dani adalah symbol duka dan kesedihan. Tradisi yang menyeramkan ini biasa dilakukan ketika ada keluarga yang meninggal. Selain itu, masyarakat suku Dani percaya bahwa dengan memotong jari akan menghilangkan kesialan atau mencegah terulangnya kemalangan di keluarga tersebut.

 

  1. Pesta batu bakar

Pesta Batu Bakar

Tradisi ini biasa dilakukan saat suku Dani sedang merayakan pernikahan, kelahiran, ataupun kemenangan. Dalam perayaan ini, anggota suku akan memasak makanan untuk dimakan bersama-sama. Makanan tersebut bisa berupa umbi-umbian sampai daging babi.

 

Suku Dani akan menyiapkan lubang yang berisi batu dan dedaunan untuk meletakkan bahan makanan yang telah tersedia. Selanjutnya, makanan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat setempat. Saat memasak suku dani akan menyalakan api menggunakan batu yang digosok hingga memercikkan api.

  1. Tradisi mumi

Tradisi Mumi

Salah satu tradisi suku Dani yang masih dijalankan hingga sekarang adalah mengawetkan mayat. Jika biasanya mumi akan dibalut dengan kain, maka suku Dani akan menjemur mayat tersebut dan akan disimpan di dalam goa. Terkadang mumi juga diletakkan di dalam rumah dan ditunjukkan kepada wisatawan yang ingin melihatnya. Sampai saat ini diketahui mumi tertua di daerah tersebut berusia 300 tahun.

Indonesia kaya dengan keberagaman. Selain itu, perbedaan adat istiadat tidak akan memecah belah Negara kita. Sebaliknya, kita patut bangga dengan keanekaragaman. Selain itu, melestarikan budaya juga sebagai bentuk menjaga aset negara kita agar tidak diakui oleh Negara lain. Mari lestarikan kebudayaan Indonesia karena seperti apa yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara “Hormati segala adat istiadat yang kuat dan sehat di daerah manapun, selagi tidak mengganggu atau menghambat persatuan Negara dan bangsa Indonesia”.

23+ Adat Istiadat Yang Unik Di Seluruh Indonesia