Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi

4 Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi (beserta strukturnya)

Teks Cerita Sejarah Fiksi – Cerita sejarah fiksi pada dasarnya adalah kisah fiksi atau rekaan pengarang namun yang diinspirasi dari sejarah. Oleh sebab itu, contoh teks cerita sejarah fiksi mengandung plot, dialog, penokohan yang bukan berasal dari kisah nyata namun terinspirasi dari cerita sejarah.  Umumnya, teks cerita sejarah fiksi ini berupa novel, legenda dan juga roman.

Struktur Teks Cerita Sejarah Fiksi

Struktur Teks Cerita Sejarah Fiksi

Sama seperti teks cerita lainnya, sebuah teks cerita sejarah fiksi juga harus memiliki struktur cerita sehingga pembaca akan lebih mudah memahami isi dari teks dari cerita sejarah fiksi. Hal tersebut disebabkan karena setiap penulis cerita sejarah fiksi tentunya ingin menghidupkan emosi pembaca setelah membaca teks cerita sejarah fiksi tersebut.

Pada dasarnya, struktur teks cerita fiksi itu mengandung tiga bagian, yaitu:

Orientasi yang merupakan bagian pembukaan atau pengenalan karakter dalam sebuah teks cerita sejarah fiksi. Kemudian dilanjutkan dengan bagian urutan peristiwa yang akan menjelaskan peristiwa sejarah dan biasanya ditulis secara kronologis, dan bagian yang terakhir (boleh ada boleh tidak ) adalah reorientasi yang merupakan komentar dari kejadian sejarah yang diceritakan dalam teks tersebut.

Setelah mengetahui struktur dari sebuah teks cerita sejarah fiksi, kini saatnya bagi Anda untuk mempelajari contoh teks cerita sejarah fiksi, seperti di bawah ini.

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi

Contoh teks cerita sejarah yang bisa Anda simak di bawah ini merupakan teks fiksi yang terinspirasi dari kisah sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dalam teks cerita sejarah ini tema yang diangkat adalah tentang rasa cinta tanah air dan persatuan untuk mendapatkan kemerdekaan. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh rekaan, namun berisi fakta tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Indonesia Merdeka

Orientasi:

Namaku Sanusi, saat itu umurku masih sekitar 14 tahun. Tepat di tanggal 17 Agustus 1945, saat itu juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga aku, ayah dan adikku keluar rumah tidak sarapan karena kami sedang menjalankan ibadah puasa. Kami keluar rumah pukul 09.00 pagi, namun tidak seperti biasanya jalan-jalan di sekitar rumahku sepi dari lalu lalang warga.

Urutan Peristiwa:

Sebenarnya aku merasa heran, namun aku diam saja dan terus berjalan mengikuti ayahku dan ternyata ayahku membawa aku dan adikku ke sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Dari jauh saja sudah terlihat bahwa di sekeliling rumah bercat putih dengan sebuah tiang bendera dari bambu itu sudah ramai dipenuhi banyak orang.

Melihat banyak orang berkumpul seperti itu tentu saja semakin menambah rasa penasaran dalam diriku. Ada banyak pemuda yang berbaris rapi, serta banyak pula tampaknya tamu undangan yang duduk dengan rapi di deretan kursi yang telah disediakan. Sementara itu, pada bagian luar rumah sudah berkumpul masyarakat dari berbagai kalangan.

Hampir semua masyarakat yang berkumpul di sekitar rumah tersebut membawa bambu runcing, batu, sekop, parang, golok dan berbagai barang yang bisa dijadikan sebagai senjata. Segala benda yang dibawa oleh mereka seakan menggambarkan tekad mereka untuk berani mati demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Saat aku, ayah dan adikku semakin berjalan mendekat ke area rumah itu, semakin terdengar seruan masyarakat yang berteriak-teriak “Sekarang, Bung, Sekarang!, Segera nyatakan sekarang”. Masyarakat tampaknya memang sudah tidak sabar menunggu dan tentu saja seruan itu juga menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap tentara Jepang yang akan menghalangi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Tak seberapa lama kami menunggu, akhirnya dari dalam rumah tersebut keluar dua orang berkemeja putih. Salah satu diantara orang yang keluar itu membawa selembar kertas dan dengan tegas, beliau membacakan isi dari kertas yang berisi pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Re-Orientasi:

Mendengar teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu aku sangat terharu. Aku tidak menyangka di usiaku yang baru 14 tahun waktu itu, aku menyaksikan sebuah peristiwa besar dalam perjalanan Indonesia. Aku sangat bangga dapat menjadi bagian dari kemerdekaan bangsaku yang tercinta ini.

Aku berharap semoga rakyat Indonesia bisa terus bersatu seperti saat masa-masa perjuangan Indonesia melawan penjajah. Semoga satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia akan terus bertahan selamanya. Setelah Proklamasi dibacakan itu, aku, ayah dan adikku pulang dengan rasa bahagia dan bangga sebab Indonesia sudah merdeka.

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi Pribadi

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi Pribadi

Selain teks cerita fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata, ada pula teks cerita sejarah fiksi pribadi. Contoh teks cerita sejarah pribadi berikut ini menceritakan tentang pengalaman pribadi seseorang khususnya tentang masa-masa sekolah yang pernah dialaminya.

Kenangan Berharga yang Tidak Terlupakan

Orientasi:

Saya bernama Minarti Atikah Dewi, biasa dipanggil Tika, anak keempat dari lima bersaudara. Saya lahir di Malang, 11 Januari 1998 dan kini tinggal dan bekerja di Surabaya.

Urutan Peristiwa:

Masa kecil saya cukup menyenangkan, saya masuk ke taman kanak-kanak pada tahun 2003, dan selalu diantar setiap pagi oleh ayah dan siang harinya giliran ibu yang menjemput saya pulang sekolah. Ayah saya adalah seorang petani yang sehari-hari pergi ke sawah untuk bercocok tanam, sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga namun juga membuka warung kecil-kecilan di rumah.

Saat libur tiba, saya biasanya akan ikut ayah ke sawah, bukan untuk membantu namun hanya bermain-main di sekitar sawah, setelah itu biasanya ayah juga akan mengajak saya untuk mandi dan main air di sungai. Setelah saya lulus TK, saya melanjutkan pendidikan di sebuah SD Negeri yang letaknya cukup dekat dari rumah.

Setelah saya masuk SD, saya sudah tidak pernah lagi diantar jemput oleh ayah dan ibu, karena saya selalu berangkat dan pulang bersama dengan Sari, tetangga yang juga menjadi sahabat saya hingga saat ini. Bersama Sari, saya juga duduk satu meja dengannya, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 SD. Sayangnya, setelah lulus SD, saya dan Sari harus berpisah sekolah.

Saya melanjutkan pendidikan, di SMP Negeri 3 Malang sedangkan Sari melanjutkan pendidikannya ke MTS Muhammadiyah Malang. Di SMP saya mendapatkan banyak teman baru dan tentunya kenangan-kenangan bersama teman-teman itu tidak mudah untuk terlupakan. Salah satu kenangan yang sulit dilupakan itu adalah ketika masa orientasi siswa dan saya cukup sering dikerjain oleh kakak kelas.

Setelah saya lulus SMP, ayah memutuskan untuk menyekolahkan saya di Surabaya, sehingga saya harus lebih mandiri walau sebenarnya di Surabaya saya masih tinggal dengan saudara, yaitu dengan keluarga kakak pertama saya.

Satu hal yang paling menyenangkan adalah ternyata Sari juga akan bersekolah di Surabaya, sebab ayah Sari dipindah tugaskan ke Surabaya, sehingga mau tidak mau Sari harus ikut juga ke Surabaya. Nah, di SMA 9 Surabaya inilah saya dan Sari akhirnya melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama. Masa-masa SMA juga cukup menyenangkan dan sulit dilupakan.

Re-Orientasi:

Masa-masa sekolah mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA cukup banyak kenangan yang tercipta. Suka duka bersama teman-teman memang begitu berharga, apalagi hingga saat ini saya juga masih sering berkomunikasi dengan teman-teman sekolah khususnya Sari yang masih menjadi sahabat saya sampai detik ini.

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi Legenda

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi Legenda

Legenda bisa dikategorikan ke dalam contoh teks cerita sejarah fiksi karena cerita berdasarkan legenda ini biasanya dianggap sebagai cerita yang benar-benar terjadi. Legenda biasanya diceritakan secara turun temurun yang umumnya mengandung banyak pesan moral dan nilai budaya yang cukup tinggi.

Legenda Batu Menangis

Orientasi:

Di sebuah daerah di Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin. Rumah si janda miskin itu ada di sebuah bukit yang letaknya cukup jauh dari desa. Janda miskin itu tinggal di rumah tersebut tidak sendiri sebab ia memiliki seorang anak gadis yang cantik jelita. Sayangnya, perilaku si anak gadis sangatlah buruk sebab bukan hanya pemalas, anak gadisnya itu sehari-hari pekerjaannya hanyalah bersolek saja.

Anak gadis yang cantik jelita itu juga tidak tahu diri, sebab sikapnya sangat manja sehingga segala permintaannya harus segera dikabulkan. Anak gadis itu seperti tidak mau tahu bahwa ibunya harus banting tulang setiap hari dan penghasilannya itu biasanya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Urutan Peristiwa:

Suatu hari, janda miskin mengajak anak gadisnya pergi ke desa untuk berbelanja. Letak rumah janda miskin yang ada di atas bukit itu terbilang cukup jauh dari pasar yang ada di desa, sehingga perjalanan dari rumah ke pasar tersebut tentu sangat melelahkan. Si anak gadis dengan santai melenggang dengan pakaian bagus, ia ingin orang-orang mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuhnya.

Sedangkan ibunya dibiarkannya berjalan di belakang dengan pakaian yang sangat dekil. Tempat tinggal mereka yang jauh dari desa itu membuat semua penduduk desa tidak tahu bahwa kedua perempuan yang sedang berjalan ke arah pasar itu adalah ibu dan anak. Banyak penduduk desa yang terpesona melihat kecantikan si anak gadis, khususnya para pemuda desa.

Namun, saat melihat seorang ibu tua dengan pakaian dekil yang berjalan di belakang gadis tersebut, membuat banyak penduduk desa yang melihat itu bertanya-tanya. Benar saja, akhirnya ada seorang pemuda yang mendekati gadis tersebut dan bertanya “Hai, gadis cantik, siapakah yang berjalan di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?”

Mendengar pertanyaan itu, si gadis langsung menjawab dengan ketus dan angkuh, “Tidak, ia adalah pembantuku” setelah menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu pemuda desa itu, ibu dan anak itu melanjutkan perjalanannya. Tidak seberapa jauh dari lokasi tersebut, ada pemuda lain yang bertanya hal yang sama dan lagi-lagi gadis tersebut tidak mengakui ibunya yang malang itu.

Berkali-kali ditanya hal yang sama selama perjalanan menuju pasar, si gadis tetap menyangkal bahwa perempuan tua yang berjalan di belakangnya itu adalah ibunya. Awalnya, janda miskin yang mendengar jawaban dari anak gadisnya itu tidak terlalu mempedulikan dan masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali mendengar jawaban dari anak gadisnya itu, si ibu tua itu akhirnya mengeluh dalam hati.

Dalam hatinya, janda miskin itu berdoa “Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan yang diberikan oleh anak kandung hamba sendiri. Mengapa dia begitu tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak durhaka ini.” Setelah janda miskin itu selesai berdoa, tiba-tiba suatu keajaiban terjadi.

Perlahan-lahan tubuh si anak gadis itu berubah menjadi batu, dimulai dari bagian kaki hingga perlahan-lahan ke setengah badan. Melihat perubahan tubuhnya itu, anak gadisnya itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya yang telah dihinanya berulang kali itu. Anak gadis itu terus menerus menangis sambil meratap dan memohon ampun.

Namun, semuanya telah terlambat, akhirnya seluruh tubuh gadis angkuh dan tak tahu diri itu berubah menjadi batu. Meskipun sudah menjadi batu, banyak orang yang melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata seperti orang yang sedang menangis. Oleh sebab itu, batu itu akhirnya dikenal dengan sebutan batu menangis.

Reorientasi:

Itulah legenda batu menangis yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sebuah peristiwa yang benar-benar nyata pernah terjadi. Maka dari itu, janganlah durhaka kepada ibu sebab perbuatan laknat itu layak mendapat hukuman dari Tuhan.

Teks cerita dalam bahasa Indonesia memang terdiri dari beragam jenis dan sangat menarik untuk dipelajari. Berbagai contoh teks cerita sejarah fiksi diatas diharapkan bisa memperkaya pengetahuan Anda tentang jenis-jenis teks cerita dalam bahasa Indonesia.

Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi (beserta strukturnya)