Contoh Teks Hikayat – Hikayat menjadi salah satu karya sastra yang kurang diminati bahkan masih terdengar asing di telinga Anda. Pada dasarnya hikayat merupakan karya sastra lama yang berbentuk prosa yang berisikan mengenai cerita, kisah atau dongeng mengenai kepahlawanan dan kesaktian seseorang. Untuk lebih jelas dalam memahami Hikayat, Anda perlu membaca beberapa contoh teks hikayat singkat berikut ini.
Sebelum membahas tentang contoh teks hikayat, Anda juga perlu mengetahui tentang ciri dari hikayat. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa melayu lama dan jarang dipakai untuk masa sekarang. Dalam contoh hikayat, Anda akan menemukan cerita dalam lingkup kerajaan dan berkisah kesaktian seseorang, sehingga seringkali cerita dalam hikayat tidak logis atau tidak bisa diterima oleh nalar.
Daftar Isi
Contoh Teks Hikayat Si Miskin dan Marakarma
Walaupun teks hikayat biasanya menggunakan bahasa melayu lama, tetapi pada pembahasan contoh teks hikayat ini akan menggunakan bahasa Indonesia untuk memudahkan Anda dalam memahaminya. Hikayat Si Miskin adalah salah satu contoh hikayat melayu asli yang bercampur dengan unsur islami. Cerita dari hikayat berlatar belakang kehidupan kerajaan beserta tokoh seperti raja atau ratu.
Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.
Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersana Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut di minta pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.
Keduanya berlari ke hutan. Marakamah di sangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang kelaut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.
Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.
Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”
Contoh Teks Hikayat Abu Nawas
Hikayat Abu Nawas dikenal dengan kisah seribu satu malam dan berasal dari timur tengah. Hikayat Abu Nawas mengisahkan tentang seorang anak yang sangat cerdik dan unik dalam menyelesaikan suatu hal yang aneh dan bahkan tidak mungkin terjadi. Berikut beberapa contoh teks hikayat Abu Nawas yang menarik dan menghibur untuk dibaca :
1. Contoh Teks Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib
Kisah Abu Nawas dimulai ketika Raja Harun Ar-Rosyid memanggil Abu Nawas di Istana. Setiba di istana Abu Nawas disambut dengan senyuman oleh Baginda Raja. Maksud dan tujuan Abu Nawas di panggil ke istana tidak lain untuk menyelesaikan masalah Baginda Raja Harun Ar-Rosyid.
Baginda mengalami sakit perut yang cukup sering dan berdasarkan pemeriksaan tabib istana Baginda Raja mengalami serangan angina. Abu Nawas hanya terheran dan bingung dengan ucapan Baginda. Kemudian dia memberanikan diri untuk bertanya kepada baginda pekerjaan apa yang sebenarnya akan ditugaskan kepadanya.
“Tangkap dan penjarakan angin itu untukku”, perintah Baginda sekaligus menjawab pertanyaan Abu Nawas tersebut. Dan betapa terkejutnya Abu Nawas tentang perintah yang diberikan kepadanya. Abu Nawas hanya diberi waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugas dari Baginda Raja tersebut.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Abu Nawas hanya terdiam dan bingung mecari cara bagaimana mungkin untuk menangkap angin. Padahal angin adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat bahkan ditangkap. Waktu terus berjalan, hingga pada hari kedua Abu Nawas tidak mendapatkan cara untuk menyelesaikan perintah raja. Abu nawas terus berfikir keras hingga ia tersadar tentang Jin yang juga tidak bisa terlihat.
Abu Nawas dengan sangat gembira menyiapkan botol dan bergegas menuju istana untuk bertemu dengan Baginda Raja. Saat tiba di istana, Baginda langsung bertanya keberadaan angin yang diperintahkan kepada Abu Nawas. Diberikan botol yang dibawa kepada Baginda dan menunjukkan bahwa angin ada didalam botol.
Baginda membuka botol sesuai dengan arahan Abu Nawas. Betapa terkejutnya Baginda Raja dengan bau busuk yang keluar dari botol tersebut dan bertanya kepada Abu Nawas bau apa yang busuk itu. Dengan ketakutan, Abu Nawas menjelaskan bahwa itu adalah angin kentut dirinya dan menutup botol agar angin tidak keluar.
Baginda tidak marah karena yang dijelaskan oleh Abu Nawas sangat masuk akal dan ia mendapatkan imbalan karena selesai menjalankan perintah Baginda Raja Harun Ar-Rosyid.
2. Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir
Ada seorang lelaki kikir hidup di rumah yang luas dengan seorang istri dan tiga anaknya. Lelaki itu merasa rumahnya sangat sempit dan berniat untuk memperluas rumah tanpa mengeluarkan uang. Maka pergilah lelaki itu ke Abu Nawas yang dikenal sebagai orang yang cerdik di kampungnya. Sesampainya di kediaman Abu Nawas, lelaki kikir itu menceritakan persoalan yang dihadapinya. Sontak, Abu Nawas tampak tepekur dan tersenyum.
Abu Nawas menyarankan untuk membeli sepasang ayam lengkap dengan kandang yang berada didalam rumah. Selang 3 hari, si lelaki datang ke Abu Nawas, dengan mengatakan rumahnya sekarang bau. Abu Nawas kemudian menyarankan lagi untuk membeli sepasang bebek lengkap dengan kandang. Selang 3 hari, si lelaki datang lagi dengan keluhan yang sama.
Abu Nawas lagi – lagi memerintahkan untuk membeli sepasang kambing dan lengkap dengan kandangnya. Walaupun mengeluh dan tidak yakin dengan solusi yang diberikan oleh Abu Nawas, tetapi si lelaki tetap saja melakukan sesuai perintah Abu Nawas. Kemudian setelah 3 hari, lelaki datang ke Abu Nawas dan menceritakan kondisi rumah yang semakin sempit, bau dan membuat anggota kelurga lain tidak nyaman untuk tinggal dalam rumah.
Mendengar keluhan dari si lelaki kikir, Abu Nawas kemudian menyarankan untuk menjual semua hewan ternak tersebut. Si lelaki itu kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Abu Nawas. Keesokan harinya, si lelaki datang ke rumah Abu Nawas dengan wajah berseri dan menceritakan rumahnya sekarang menjadi lebih lega tanpa ada keributan dan bau dari hewan ternak.
Abu Nawas mendengar itu tampak tersenyum dan mengingatkan kepada si lelaki kikir itu bahwa rumah yang ditempati sekarang sudah sangat luas hanya hati si lelaki yang sempit dan kurang bersyukur untuk apa yang dimiliki sekarang. Si lelaki termenung dan tersadar, kemudian ia pulang dan sebelumnya berterima kasih dengan Abu Nawas karena telah mengingatkannya.
3. Contoh Teks Hikayat Abu Nawas dan Dua Orang Ibu
Abu Nawas diminta Raja Harun untuk memecahkan persoalan tentang perebutan seorang bayi oleh 2 orang yang mengaku ibu kandung dari bayi tersebut. Persoalan ini sempat di tangani oleh hakim pengadilan, tetapi para hakim tidak mendapatkan solusi hingga meminta Raja Harun untuk menyelesaikan masalahnya.
Abu Nawas terkenal sebagai seorang yang cerdik hingga diberi kepercayaan untuk menangani masalah ini. Saat sidang diselenggarakan, Abu Nawas meletakkan bayi diatas sebuah meja dan meminta Algojo untuk membelah bayi tersebut.
“Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu diantara kalian bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibu kandungnya?” tanya Abu Nawas sebelumnya.
Ibu pertama tidak bersedia menyerahkan bayi tersebut karena merasa dia yang berhak atas bayi tersebut.
“Tolonglah, jangan belah bayi itu. Berikanlah bayi itu kepada perempuan yang mengaku sebagai ibu kandungya. Aku rela asalkan bayi itu tetap bisa hidup.”Jawab ibu yang kedua.
Mendengar jawaban dari masing – masing ibu, Abu Nawas sudah mengetahui secara pasti siapa yang memang ibu kandung dari bayi tersebut. Abu Nawas menyerahkan bayi kepada ibu yang kedua, karena tidak ada seorang ibu yang rela anak kandungnya terluka. Ia juga meminta kepada hakim untuk menghukum ibu yang pertama karena telah berbohong.
4. Hakikat Abu Nawas : Menipu Gajah
Saat hari cerah, Abu Nawas keluar rumah untuk jalan – jalan. Perhatian Abu Nawas tertuju oleh kerumunan warga yang sedang asyik menyaksikan suatu peristiwa. Kemudian Abu Nawas bertanya kepada salah satu warga.
“Apa yang sedang terjadi disana?” tanya Abu Nawas pada salah satu orang yang dijumpai
“Sedang ada pertunjukan gajah ajaib. Konon gajah itu mengerti bahasa manusia dan hanya tunduk pada pemiliknya saja.”jawab pemuda itu
Abu Nawas semakin penasaran mendekati kerumunan itu. Sang pemilik mengadakan sayembara, siapa saja yang bisa membuat gajah mengangguk – angguk, maka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang cukup banyak. Tibalah Abu Nawas untuk mencoba memenangkan tantangan sayembara tersebut.
Mendekatlah Abu Nawas ke gajah itu. Dia melontarkan beberapa pertanyaan yang tetap saja gajah ajaib hanya menjawab dengan menggeleng – gelengkan kepalanya. Hingga Abu Nawas memberikan pertanyaan terakhirnya
“Apa kau takut dengan Tuan mu?”tanya Abu Nawas
Gajah tampak bingung
“Jika kau tidak takut kepada Tuan mu, aku akan melaporkanmu kepadanya!”ancam Abu Nawas kepada gajah ajaib. Ancaman ini berhasil membuat gajah mengangguk – angguk dan Abu Nawas mendapatkan imbalan.
Pemilik gajah sangat marah, hingga ia mencari cara agar mampu mengalahkan Abu Nawas.
Pada pertunjukan berikutnya, diadakan lagi sayembara: barangsiapa mampu membuat gajah mengangguk – angguk maka ia akan menerima hadiah yang sangat menarik. Semua orang mencoba tak ketinggalan Abu Nawas.
Abu Nawas mengeluarkan balsam, dan bertanya kepada gajah itu “bersediakah jika balsam ini aku gosokan ke tubuhmu?
Gajah itu tampak ragu tapi ia lebih takut jika pemiliknya marah. Jadi, terpaksa gajah mau tubuhnya diberi balsam oleh Abu Nawas.
“Apa boleh balsam ini ku gosokan ke selangkanganmu?”tanya Abu Nawas lagi
Gajah itu tambah takut, hingga ia lupa perkataan Tuannya untuk tetap menggeleng – gelengkan kepala bila Abu Nawa bertanya.
Akhirnya, Abu Nawas berhasil mengalahkan gajah ajaib itu. Dan untuk kedua kalinya Abu Nawas berhasil memenangkan sayembara dan pulang membawa hadiah.
Contoh Teks Hikayat Sri Rama Mencari Shinta
Contoh teks hikayat ini merupakan dongeng tentang Ramayana yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Tema dari hikayat rama dan sinta adalah tentang percintaan dan makna yang terkandung didalam hikayat adalah kesetiaan dan ketulusan cinta dua sepasang kekasih. Berikut kisahnya :
Legenda percintaan Rama dan Shinta dimulai, ketika mereka dan lesmana (adik Rama) pergi memburu di hutan Dandaka. Dalam perjalanan Shinta menginginkan seekor kijang emas dan segeralah Rama pergi menangkap kijang emas tersebut. Karena Rama pergi terlalu lama, Lesmana pergi menyusul Rama. Sebelum pergi, Lesmana membuat lingkaran untuk melindungi Shinta.
Berbagai usaha yang dilakukan Rahwana untuk menculik Shinta selalu gagal, hingga akhirnya Rahwana menjelma menjadi seorang musafir dan berpura-pura meminta bantuan kepada Shinta. Alhasil, Shinta berhasil diculik oleh Rahwana.
Kijang emas hanya jelmaan anak buah Rahwana, dan betapa terkejutnya Rama mengetahui Shinta tidak ada dalam lingkaran yang dibuat Lesmana. Dalam perjalanan mencari Shinta, Rama bertemu dengan Jatayu yangs edang terluka parah dan sebelum meninggal Jatayu menceritakan apa yang terjadi pad Shinta. Untuk membalas jasa Jatayu, Rama kemudian membantu untuk menguburkan sesuai keinginan Jatayu.
Pencarian Shinta membuahkan hasil, mereka berhasil menemukan Shinta dengan bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh kera putih bernama Hanoman. Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan pasukannya. Bukan kebahagiaan yang didapat Shinta, melainkan kekecewaan karena Rama menganggap Shinta sudah tidak suci lagi.
Untuk membuktikan kesetiaan, Shinta menceburkan diri dalam kobaran api. Shinta tidak terbakar sama sekali dan tubuhnya masih utuh. Hal ini dikarenakan kesucian dan bantuan dari Dewa Api. Rama sangat bahagia mengetahuinya dan akhirnya mereka hidup bahagia kembali.
Contoh Teks Hikayat Bunga Kemuning
Inilah contoh teks hikayat Bunga kemuning yang berlatar belakang kerajaan beserta dengan tokoh kerjaan. Teks hikayat ini menceritakan tentang asal usul dari tanaman bunga kemuning. Walaupun cerita sulit untuk diterima akal sehat, tetapi banyak moral yang bisa didapat dari sepenggal cerita bunga kemuning.
Kisah dimulai dari seorang raja yang bijaksana memiliki 10 orang putri yang berwajah cantik. Dikarenakan istri raja telah meninggal seusai melahirkan anak bungsu, sehingga kesepuluh putri dijaga oleh pengasuh kerajaan. Puteri Kuning adalah anak bungsu sang raja dan memiliki perilaku yang paling baik dibanding dengan kakak perempuan lainnya.
Pada suatu hari, Raja akan pergi ke kerajaan lain untuk menjaga hubungan baik antar kerajaan. Sebelum pergi Raja mengumpulkan semua puteri untuk dengan menanyakan oleh – oleh apa yang diinginkan mereka. Kesembilan anak perempuan Raja mengingkan untuk oleh-oleh yang mahal dan mewah seperti perhiasan. Sedangkan, Puteri Kuning hanya meminta ayahnya kembali dengan selamat.
Sepeninggalan Raja untuk berkunjung ke kerajaan lain, perilaku kesembilan anak perempuan semakin buruk dan nakal hingga membuat para pelayan kewalahan. Berbeda dengan kakak perempuan lainnya, Puteri Kuning sangat rajin mengurus taman kesayangan anaknya. Melihat perilaku Puteri Kuning tersebut, kakak perempuan malah meledeknya.
Akhirnya Sang Raja pulang, namun hanya Puteri Kuning yang menyambut Raja dengan perasaan gembira. Walaupun tidak meminta oleh – oleh, Raja tetap memberi kalung batu hijau. Keesokan harinya, semua puteri berkumpul untuk mendapatkan oleh – oleh dari Raja.
Puteri Hijau iri melihat kalung berbatu hijau yang dipakai oleh Puteri Kuning. Putri Hijau sempat meminta kalung batu hijau, tapi Puteri Kuning menolak karena itu adalah pemberian dari sang ayah. Tidak tinggal diam, Puteri Hijau mengadu ke kakak perempuan lainnya bahwa Puteri Kuning mengambil barang miliknya.
Pertengkaran tidak terhentikan hanya masalah Kalung batu hijau, hingga Puteri Kuning meninggal akibat pukulan dari kakak perempuannya. Puteri Kuning di kuburkan dengan sangat rapi agar tidak terlihat. Raja memerintahkan semua penjaga dan pelayan untuk mencari Puteri Kuning. Namun, hasilnya nihil, Raja tidak menemukan kepergian Puteri Kuning.
Sang Raja menyesal karena tidak mampu mendidik puteri – puterinya dengan benar, hingga ia memerintahkan semua puteri untuk pergi ke negeri seberang agar bisa belajar memperbaiki perilaku mereka. Suatu hari, diatas tanah yang menjadi kuburan Puteri Kuning, tumbuh tanaman yang baru pertama kali dilihat oleh raja.
Tanaman itu diberi nama bunga kemuning, karena daun berwarna hijau bagai kalung batu hijau, batang seperti jubah Puteri Kuning, dan bunga berwarna putih kekuningan sangat wangi. Tanaman kemuning sering digunakan untuk pengharum rambut dan kulit kayu dijadikan bedak penghalus wajah.
Contoh Teks Hikayat Penggembara yang Lapar
Teks hikayat penggembara yang lapar bukan berlatar belakang kerajaan. Salah satu pesan moral yang bisa diambil pada hikayat yakni untuk tetap mengontrol perkataan dan berhati – hati dalam membuat janji.
Buyung, Kendi, dan Awang adalah sahabat baik yang sedang mengembara lengkap dengan bekal makanan mereka masing – masing. Ditengah hutan yang lebar, mereka mulai kehabisan persediaan makanan dan rasa lapar mulai muncul. Tidak ada seorang yang bisa dijumpai untuk diminta pertolongan.
Ketika ketiga sahabat tersebut beristirahat di bawah pohon ara yang rindang. Dengan rasa lapar mereka mulai berandai – andai terkait makanan. Kendi mengatakan bisa menghabiskan nasi sekawah. Begitu juga dengan Buyung yang sanggup makan 19 ekor ayam panggang. Berbeda dengan Awang yang hanya menginginkan nasi dan lauk yang cukup untuk mengobati kelaparan.
Pohon Ara mengabulkan permintaan ketiga sahabat itu. Kendi mendapatkan nasi satu kawah dan langsung memakannya. Buyung juga mendapatkan 10 ayam panggang sesuai yang dia inginkan.Namun, baik buyung dan Kendi tidak mampu menghabiskan makanan yang mereka dapat. Nasi dan ayam sisa makanan berubah dengan menyerang kedua orang tersebut. Awan dalam situasi yang aman karena apa yang didapat sesuai yang dibutuhkannya.
Awang yang melihat kejadian penyerangan tersebut merasa kalau kejadian tersebut hanya sebatas mimpi. Setelah Awang bangun, betapa terkejutnya melihat dua orang sahabatnya sudah meninggal.
Contoh Teks Hikayat Malim Demam dan Bidadari
Hikayat Malim Demam dan Bidadari merupakan sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang seorang pemuda dan bidadari khayangan. Pada akhir cerita Malim mengalami penyesalan yang cukup mendalam karena kehilangan anak dan istrinya akibat perbuatannya. Berikut cerita selengkapnya :
Hiduplah seorang pemuda bernama Malim Demam yang bekerja sebagai penjaga ladang milik Paman nya. Tak jauh dari ladang tersebut, ada seorang janda tua yang sering berbagi makanan dengan Malim Demam. Janda tua yang baik hati kepada Malim bernama Mandeh Rubiah.
Suatu malam, Malim pergi ke rumah Mandeh untuk meminta minum.Namun, ia terkejut dengan suara sejumlah perempuan yang berada di kolam dekat rumah Mandeh. Tanpa berpikir panjang, Malim menuju kolam tersebut dan terkejutlah Malim melihat 7 Bidadari sedang mandi disana. Malim terpesona dengan kecantikan 7 bidadari tersebut.
Tak berselang lama, mata Malim tertuju pada 7 selendang yang berada tak jauh dari kolam. Malim mengambil satu selendang dan menyimpan di rumah Mandeh. Ketika para bidadari selesai mandi, mereka kembali ke khayangan dengan memakai selendang masing-masing. Hanya satu bidadari yang tidak bisa pulang, yaitu di bungsu.
Bidadari bungsu kemudian diangkat anak oleh Mandeh dan Maling semakin sering berkunjung ke rumah tersebut. Akhirnya, Bidadari Bungsu dan Malim Demam menikah, kebahagiaan mereka terasa lengkap dengan kehadiran sang anak laki-laki.
Suatu hari, Malim tidak pulang karena perilaku yang gemar berjudi. Sang isteri sangat marah dengan kelakuan Malim. Sampai akhirnya Bidadari bungsu menemukan selendang miliknya di dalam rumah Mandeh. Putri Bungsu menyuruh Malim untuk segera pulang dan mengancam apabila tidak segera pulang, Malim tidak akan pernah melihat isteri dan anaknya lagi.
Ancaman sang isteri tidak diperhatikan oleh Malim. Akhirnya, sang isteri pergi ke khayangan dengan membawa anak lelakinya. Betapa terkejutnya Malim saat pulang kerumah yang tidak dapat menemukan anak dan isterinya lagi. Akibat kejadian ini, Malim sangat menyesal terhadap sikapnya selama ini.
Contoh Teks Hikayat Antu Ayek
Teks hikayat satu ini merupakan cerita legenda yang berkembang di masyarakat. Berbeda dengan Contoh teks hikayat lainnya, hikayat ini tidak berlatar belakang kerajaan hanya berlatar belakang kehidupan keluarga di sebuah perkampungan. Berikut cerita selengkapnya
Alkisah berawal dari keluarga petani yang memiliki anak gadis yang berparas cantik rupawan. Gadis itu bernama Juani, yang berkulit kuning langsat, tubuh langsing, serta rambut hitam berkilau yang terurai. Banyak pemuda yang datang kerumah orang tua Juani bermaksud untuk meminang gadis cantik itu. Namun, semua pemuda yang datang ditolak oleh Juani hingga membuat orang tuanya resah.
“Kenapa kau Juani, pemuda datang hendak meminang kau tolak semua?””ujar ibu Juani saat mereka bersantai. Ayah dan Ibu Juani resah anaknya terlalu pemilih sehingga bisa menjadi perawan tua.
“Nantilah Ibu, belum ada yang cocok.”jawab Juani singkat.
Kemarau melanda desa dimana Juani tinggal. Semua masyarakat pada dusun tersebut gagal panen tak terkecuali orang tua Juani. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Ayah Juani meminjam uang kepada renternir. Uang yang dipinjam ayah Juani semakin lama semakin menumpuk hingga tidak mampu melunasinya.
Reternir tersebut adalah orang paling kaya di kampungnya dan memiliki anak laki-laki yang buruk rupa. Karena ayah Juani tidak mampu melunasi hutang, kemudian reternir meminta Juani untuk menikah dengan anak satu-satunya. Walalupun cukup berat, Juani tetap mematuhi keputusan ayahnya untuk menikah dengan anak renternir itu.
Hari pernikahan telah tiba, Juani dikediamannya sudah dihias dengan begitu cantik. Namun, tidak ada kebahagiaan yang terpancar di wajah Juani dan keluarganya. Malam itu, Juani mengurung diri di kamar, hingga ia memberanikan diri untuk pergi ke bibir sungai yang curam.
Dia meratapi nasibnya, walaupun hidup mewah tapi Juani tidak sudi untuk hidup bersama dengan laki – laki yang sangat ditakuti anak – anak. Terbayang wajah buruk calon suaminya yang penuh dengan kurap hingga akhirnya Juani menyeburkan diri di sungai.
Dirumah, Ibu Juani kaget melihat kamar pengantin kosong. Semua orang yang berada di rumah itu bergegas mencari Juani dengan menyusur sungai. Namun, pencarian malam itu sia – sia saja. Pada hari ketiha, disaat Bapak Juani dan sanak keluarga melintasi pasar kalangan, mereka mendengar ditemukan jasad seorang wanita.
Bapak Juani kemudian menggali kuburan mayat yang ditemukan di sungai, dan ternyata jasad wanita itu adalah Juani. Bapak Juani menangis sangat sedih. Kematian Juani tersebut menjadi buah bibir dikalangan masyarakat hingga menyebar ke dusun lain.
Setelah peristiwa itu, konon pada saat bulan purnama terdengar suara tangisan seorang perempuan yang berasal dari sungai. Banyak warga yang menyebut bahwa tangisan tersebut adalah tangisan Juani sebagai penunggu sungai hingga disebut sebagai Antu Ayek.
Contoh Teks Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat ini merupakan salah satu karya sastra melayu lama yang mendapatkan pengaruh dari cerita India. Hikayat Indera Bangsawan merupakan contoh teks hikayat yang populer, hingga pernah diterbitkan Balai Pustaka dalam buku Perintis Sastar karangan C. Hooykaas. Seperti pada kebanyakan contoh hikayat, latar belakang dalam cerita ini juga tentang kehidupan kerjaan. Berikut ceritanya
Disebuah kerjaan, Raja Indra Bungsu memiliki dua anak kembar yang bernama Syahpri dan Indra Bangsawan. Kedua anak lelaki itu mendapatkan kasih sayang penuh dari Sang Raja. Mereka tumbuh sebagai pemuda yang baik, tanggung, dan sakti.
Pada suatu waktu, Raja Indra Bungsu mulai bingung siapa diantara kedua anak lelakinya yang akan menggantikannya sebagai seorang Raja. Hingga suatu malam, Raja bermimpi dengan buluh perindu yaitu semacam alat musik yang memiliki suara merdu. Raja sangat terpesona dengan buluh perindu, hingga Sang Raja mengadakan sayembara barang siapa yang bisa membawa pulang buluh perindu, ia akan menjadi seorang raja.
Kedua anak lelaki raja berangkat untuk mencari buluh pelindu. Mereka berdua terpisah dikarenakan badai besar. Syahpri berada disebuah taman dan menemukan gendang. Dalam gendang bersembunyi seorang puteri Ratna Sari yang diculik oleh garuda. Singkatnya, Syahpri menikahi puteri Ratna Sari.
Saudara kembar lainnya, Indra Bangsawan tersesat dalam gua yang berpenghuni raksasa perempuan. Karena ketangguhan dan kesaktian Indra, Raksasa akhirnya dapat ditaklukan oleh Indra, Raksasa memberikan ajimat untuk Indera. Dalam perjalanananya, Indera mendapatkan seorang isteri sebagai hadiah sayembara yang ia menangkan. Indra juga berhasil mendapatkan buluh pelindu.
Ketika Indra dan istrinya pulang ke negeri Indra, mereka diserang oleh Buraksa hingga mereka sakit keras. Mendengar hal itu, Syahpri menyusul saudaranya dan membawa pulang untuk diobati hingga sembuh.
Indra mendapatkan tahta sebagai raja karena mampu membawa buluh pelindu pulang.
Sebagai balas budi, indra memberikan ajimat yang bisa digunakan untuk membangun kerajaan dan semua perlengkapannya. Seiring berjalan waktu, kedua negara hidup damai dan saling membantu.
Contoh Teks Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Bayan Budiman merupakan teks hikayat melayu lama yang disusun kembali oleh Sukasaptati India. Hakikat Bayan Budiman menceritakan tentang sepasang Burung Bayan yang memperingatkan seorang isteri untuk tidak berselingkuh. Berikut ceritanya
Pada kerajaan Azam, hiduplah saudagar kaya dan keluarganya. Saudagar kaya yang dimaksud bernama Khojan Mubarok. Walaupun hidup bergelimang harta, tetapi kebahagiaan belum lengkap tanpa kehadiran seorang anak. Mereka berdoa tanapa putus asa tetap memanjatkan doa kepada Allah agar segera diberikan momongan.
Harapan serta doa dari Khojan Mubarok dan isteri telah dikabulkan oleh Allah. Khojan Maimun adalah anak laki – laki yang hadir ditengah keluarga Khojan Mubarok dan isterinya. Anak laki – laki itu tumbuh menjadi pribadi yang baik dan saleh. Khojan Maimun mendapatkan seorang isteri bernama Bibi Zaenab yang juga anak dari saudagar kaya.
Setelah menikah, Khojan Maimun meminta ijin sang isteri untuk pergi berlayar. Sebelum pergi, sang suami memberikan sepasang burung tiung sebagai teman bercerita Bibi Zaenab. Tiba saatnya Khojan Mubarok berlayar, dan tinggallah Bibi Zaenab yang sangat kesepian.
Suatu hari, ada anak raja yang tertarik dengan Bibi Zaenab. Akhirnya mereka berkenalan hingga pergi bersama. Sebelum pergi bersama anak raja, Bibi Zaenab berpamitan dengan butung tiung. Namun, Bibi Zaenab marah dan membanting sangkar karena butung tiung mencegahnya pergi.
Bibi Zaenab berpamitan juga dengan burung bayan yang sedang berpura – pura tidur.
“Anda boleh pergi. Hamba akan menanggung semua yang telah Anda lakukan. Apa yang dicari manusia selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Aku ini hanya seekor burung bayan yang dicabut bulunya oleh istri tuanku.” jawab burung bayan.
Sejak saai itu, Bibi Zaenab sering berpergian bersama anak raja. Setiap berpamitan, burung bayan selalu menasehati Bibi Zaenab dengan menceritakan berbagai kisah. Akhirnya, Bibi Zaeanab sadar dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Contoh Teks Hikayat Hang Tuah
Cerita teks Hikayat Hang Tuah mengambil latar belakang Malaka pada abad ke-14 Masehi. Hakekat ini menceritakan tentang kehebatan dari seorang Laksama pada masa Kesultanan Malaka. Karya sastra lama ini juga bercerita tentang kesetiaan Hang Tuah terhadap Sri Sultan. Berikut ceritanya
Hang Tuah dikenal sebagai seorang ksatria hebat. Pada saat berumur 10 tahun, Hang Tuah dan empat sahabatnya berlayar ke laut Cina. Dalam perjalanan, mereka diserang oleh gerombolan lanun tapi mereka dapat melawannya.
Kegigihan dan kehebaran para ksatria tersebut menjadikan mereka sebagai Tuan Bendara karena menyelamatkan dari serangan pengamuk. Berita tentang ksatria sampai pada telinga Raja, hingga mereka diundang ke kerajaan. Baginda Raja mengangkat mereka sebagai seorang anak angkat.
Beberapa tahun kemudian, Baginda Raja berhasil mencari pusat kerjaan yang baru. Baginda Raja ingin meminang Raden Galuh Mas Ayu yang merupakan putri tunggal Seri Betara Majapahit. Sehari sebelum pernikahan, terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh Taming sari.
Namun, Hang Tuah berhasil menghalangi dengan menukar keris Taming. Keberhasilan tersebut menjadikan Hang Tuah sebagai seorang laksamana dan mendapatkan hadiah berupa keris Taming.
Bertahun – tahun Hang Tuah menjadi kepercayaan raja dan pasti sangat disayang oleh raja, hingga membuat yang lain merasa iri. Suatu hari, Hang Tuah di fitnah telah berperilaku tidak sopan kepada dayang istana. Sebagai hukuman, Hang Tuah pergi meninggalkan istana dan menjadi anak angkat Tun Bija Sura di Indrapura. Selang beberapa lama, Hang Tuah ditarik kembali oleh Baginda Raja.
Fitnah kedua muncul dan membuat Baginda Raja sangat marah, hingga menyuruh Hang Tuah untuk dibunuh. Berkat Tuan Bendahara, Hang Tuah diminta mengungsi ke Hulu Melaka. Posisi Hang Tuah digantikan oleh Hang Jebat seorang pemabuk berat.
Raja tidak tahan dengan perilaku Hang Jebat dan meminta Hang Tuah untuk mengalahkan Hang Jebat. Pertarungan dua sahabat tidak bisa dihindarkan, hingga akhirnya Hang Jebat meninggal dipangkuan Hang Tuah. Kemudiang Hang Tuah mejabar sebagai laksamana.
Pada suatu kejadian, saat Sang Baginda dan Isteri berlayar, tiba – tiba mahkota Raja jatuh. Hang Tuah telah mencoba berkali – kali tapi gagal. Akibat serangan dari buaya putih, mahkota dan keris Taming Sari hilang hingga membuat Sang Baginda dan Hang Tuah menjadi sakit – sakitan.
Walaupun masih sakit, tetapi Hang Tuah tetap melaksanakan perintah Baginda Raja untuk memimpin perang. Perang antara portugis tidak ada kalah dan miskin.
Contoh Teks Hikayat Malin Kundang
Hikayat Malin Kundang merupakan hikayat yang cukup populer di kehidupan masyarakat Indonesia. Dongeng ini diceritakan secara turun temurun, dan seringkali menjadi contoh teks hikayat yang sering digunakan di sekolah. Tak hanya itu, cerita tentang Malin Kundang juga pernah diangkat menjadi sebuah film. Contoh teks Hikayat ini menceritakan tentang seorang anak durhaka yang mendapat karmanya. Berikut cerita selengkapnya
Pada perkampungan nelayan Pantai Air Manis di Padang, hiduplah seorang janda dengan satu anak lelakinya. Janda itu bernama Mande Rubayah dan anak lelakinya bernama Malin Kundang. Mereka hidup saling menyayangi, dan Malin tumbuh menjadi anak yang rajin. Mande Rubayah bekerja sebagai penjual kue untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka.
Suatu hari ada kapal besar yang merapat di perkampungan Malin Kundang. Ia meminta izin ibunya untuk merantau, namun Mandeh menolak dan cemas dengen rencana Malin untuk merantau.
“Ibu, tidak akan yang terjadi padaku. Ini kesempatan besar bagi kita untuk menguah nasib kita bu.” kata Malin sambil menenangkan ibunya
Dengan berat hati, Mande Rubayah memberikan izin Malin untuk pergi merantau. Setelah kepergian Malin, waktu terasa sangat berat dan lama. Setiap hari ia menanti kedatangan Malin sambil melihat ke arah laut. Ketika ada kapal yang mendarat, Mande selalu menanyakan kabar anaknya kepada Nahkoda dan awak kapal. Namun, belum ada kabar tentang Malin Kundang.
Waktu berlalu, Mande Rubayah mendapatkan kabar bahwa Malin telah memiliki istri cantik dan putri seorang bangsawan. Mande Rubayah yang sudah semakin tua merasa sangat senang dan berharap Malin segera mengunjunginya. Tibalah saatnya, sebuah kapal mewah merapat di perkampungan Mandeh. Di anjungan kapal berdiri sepasang anak muda dengan pakaian yang berkilau.
Melihat pemuda itu, Mandeh sangat yakin bila itu adalah anak lelakinya. Segeralah Mandeh merangkul anak lelakinya yang sangat dirindukan. Malin sangat terkejut dengan ada wanita tua yang berpakian compang – camping merangkulnya. Isteri Malin juga sangat terkejut dan tidak percaya bahwa wanita tua itu adalah ibunya.
“Apakah wanita jelek ini ibumu?” tanya isteri Malin dengan ekspresi jijik
“Bukankah dulu kau bilang kepadaku bahwa ibumu juga seorang bangsawan yang sama denganku.” kata Isteri Malin keheranan
Mendengar pertanyaan isterinya yang seperti itu, Malin langsung mendorong ibunya hingga jatuh ke lantai. “Bukan, dia bukanlah ibuku.” kata Maling. Mendengar perkataan Malin, Mande segera berkata dan meyakinkan Malin bahwa dia adalah ibunya.
Malin sangat takut dan kacau dengan perkataan isterinya, sehingga ia tidak memperdulikan ibunya. Semua orang terkejut melihat kejadian itu, Ibu Malin sangat sedih dan terluka. Ia jatuh pingsan dan ketika sadar sudah tidak ada kapal dan gerombolan orang seperti sediakala. Dengan menatap penuh kesedihan melihat kapal maling pergi menjauh, Ibu Malin berkata “Ya Tuhan, apabila dia bukan anakku aku maafkan. Namun, jika dia benar anakku aku meminta keadilan dari-MU.”
Seketika itu, terjadi cuaca menjadi buruk hingga badai dan petir menghantam kapal Malin dan rombongan. Akhirnya, kapal itu hancur berkeping – keping dan terseret hingga ke pantai. Keesokan hari, tampak kepingan kapal Malin yang menjadi batu, dan tidak jauh dari situ juga nampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh seorang manusia.
Menurut cerita yang berkembang, batu yang menyerupai tubuh manusia merupakan Malin Kundang. Ikan keci yang berada di sela – sela batu Malin adalah serpihan tubuh isterinya yang mencari keberadaan Malin. Apabila ombak besar menghantam batu itu, terdengar seperti jeritan manusia yang dalam penyesalan dan meminta Ampun.
Contoh Teks Hikayat Telaga Warna
Contoh teks hikayat ini menceritakan legenda dari telaga warna yang berada di Jawa Barat. Disebut sebagai telaga warna karena danau tersebut dapat berubah warna,kadang hijau, biru atau kuning. Menurut cerita jaman dahulu, perubahan telaga warna disebabkan akibat tetesan air mata seorang permaisuri. Berikut cerita selengkapnya
Kerajaan Kutatanggeuhan memiliki seorang Raja bijaksana bernama Prabu Suwartalaya dengan permaisurinya yang bernama Ratu Purbamanah. Namun, kebahagiaan mereka belum lengkap karena tak kunjung mendapatkan momongan. Pada suatu hari, Sang Raja bertapa disebuah Gua dan memohon doa akan mendapatkan momongan.
Doa tersebut dikabulkan dan beberapa minggu setelah itu permaisuri hamil. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik bernama Putri Gilang Rukmini. Tidak hanya mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya, semua rakyat di Kerajaan Kutatanggeuhan juga sangat menyayangi sang puteri. Akan tetapi, sikap putri menjadi sangat manja hingga berperilaku kasar.
Pada suatu acara untuk merayakan ulang tahun puteri yang ke-17, Sang Raja mengadakan pesta besar-besaran dan semua rakyat boleh datang. Rakyat sangat antusias dan menyiapkan hadiah istimewa untuk si puteri. Mereka membuat jalung yang sangat indah, terbuat dari emas terbaik dengan batu permata yang beraneka warna.
Tibalah saatnya acara dimulai. semua rakyat berkumpul dan sangat antusias dengan kehadiran Raja, Permaisuri, dan juga Sang Puteri. Rakyat memberikan kotak berisi kalung kepada Raja. Sang Raja dan Permaisuri memberikan kotak kepada Puteri dan meminta untuk membukanya. Melihat kalung tersebut, puteri enggan untuk membuka dan tidak terlalu tertarik dengan hadiah tersebut.
Di depan rakyat dan kedua orang tuanya, Puteri membanting kalung hingga jatuh berkeping – keping. Ratu menangis melihat kelakuan puterinya. Semua rakyat juga ikut menangis tiada henti, sampai istana basah oleh air mata. Tiba – tiba dalam tanah keluar air yang sangat deras dan semakin banyak. Kerajaan kutatanggeuhan tenggelam dan tercipta sebuah danau.
Konon danau tersebut sering berubah warna ketika memantulkan cahaya matahari. Warga percaya perubahan warna pada danau dikarenakan kalung dari Putri Gilang Rukmini. Karena perubahan warna itulah, Telaga tersebut dinamai Telaga Warna.
Contoh teks hikayat diatas dapat membantu Anda untuk lebih paham dengan sebuah Hikayat. Berdasarkan contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa hikayat dapat dipahami sebagai sebuah dongeng yang kebanyakan berlatar belakang kehidupan kerajaan. Ceritanya sedikit tidak masuk akal, tetapi terkadang menghibur. Setiap teks hikayat memiliki pesan moral yang berbeda ataupun sama.