Kisah Nabi Ismail – Assalamu’alaikum para sahabat www.sekolahnesia.com, sekarang kita akan membahas sekilah tentang kisah keturunan Nabi Ibrahim yaitu putra tertuanya Adz Dzabih yaitu yang disembelih adalah Nabi Ismail as. Didalam Kisah Nabi Ismail
Kisah Nabi Ismail Masih Kecil
Dalam Kisah Nabi Ismail, selama tiga belas tahun Nabi Ismail menjadi anak pertama dari siti hajar setelah sekian lama menunggu, adapun di lihat dari sejarah dalam al-Qur’an ismail adalah seorang putra yang dibawa hijrah oleh ayahnya Nabi Ibrahim ketika dia (Ismail) masih menyusu kepada ibunya siti hajar, atas petunjuk dari Allah kemudian Nabi Ibrahim meninggalkan siti hajar dan putranya di pegunungan faran, yaitu pegunungan yang ada di sekitar mekkah, dan keduanya diberi bekal yang sedikti, Nabi Ibrahim dan siti hajar percaya kalau ini semua perintah dari Allah maka tidak kehawatiran karena Alllah yang akan mencukupi kehidupan mereka di mekkah yang gersang waktu itu,
Dari kisah siti hajar dan ismail yang kehabisan bekal dan keduanya kehausan dan kelaparan, maka siti hajar berlari ke bukit shafa dan marwa untuk mencari air atau seseorang yang bisa dimintai bantuan, siti hajar bolak balik dari bukit shafa dan marwa sampai tujuh kali, itulah yang menjadi ibadah sai dalam ibadah haji, setelah itu siti hajar menghampiri ismail kecil, atas kuasa Allah muncullah air dari batu yang dihentakkan oleh kaki kecil ismail, itulah air zam-zam,
Setelah Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim berkunjung ke siti hajar dan Nabi ismail, dengan membawa perintah dari Allah untuk menyembelih Nabi ismail, dan memerintahkan siti hajar untuk memberi pakaian bagus, parfum, dan ismail kecil dihiasi untuk menghadap Allah, setelah didandani ismail kecil di bawa pergi oleh Nabi Ibrahim.
ditengah perjalanan Nabi Ibrahim menceritkan bahwa dirinya mendapat perintah untuk menyembelih mu wahai ismail, jawaban ismail kecil sangat mengagumkan dengan sabar dan pasrah ismail berkata, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah padamu wahai bapakku, maka dari itu ismail termasuk sabar, santun, taat pada Allah dan orang tua, serta orang yang selalu menepati janji, seperti yang tertuang dalam al-Qur’an:
فَبَشَّرۡنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيْٓ أَرَىٰ فِى الۡمَنَامِ أَنِّيْٓ أَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصَّٰبِرِيْنَ. فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ‘لِلۡجَبِيْنِ
Artinya : Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (Q.S Ash Shaffaat : 101-103)
Didalam kisah Nabi Ismail, Waktu proses penyembelihan beliau, iblis sibuk berusaha untuk menggagalkan ketaataan Nabi Ibrahim dan Ismail kecil kepada Allah, iblis menggoda Nabi Ibrahim dengan menggoda dengan berkata bahwa ismail begitu tampan dan imu serta lucu, apakah kamu tega untuk menyembelih ismail wahai Ibrahim, iblis berkata, tapi rayuan iblis tidak di gubris karena Nabi Ibrahim lebih mencintai dan memilih taat kepada Allah SWT, setelah gagal menggoda Nabi Ibrahim, iblis mendatangi ibunya siti hajar, karena mengira wanita lebih mendahulukan perasaan dari pada akal pikiran,
Iblis berkata kepada siti hajar, wahai hajar tahukah bahwa Ibrahim suamimu membawa ismail untuk disembelih, siti hajar berkata, kenapa seorang Nabi berbuat seperti itu, iblis menjawab, itu atas perintah Allah, dengan nada yang tegas siti hajar menjawab jangan kan anak ku, kalau itu perintah Allah maka jiwa ragaku akan aku serahkan untuk taat pada Allah, sebelum iblisa berkata lagi siti hajar melempar iblis dengan batu, larilah iblis dan gagal menggoda iman siti hajar, setelah itu iblis masih mencari cara untk menggagalkan proses penyembelihan itu, iblis datang ke ismail kecil,
Lalu iblis berkata, wahai ismail tahukah kamu mau dibawa ke mana, ismail menjawab dengan tenang iya saya tahu, saya mau di sembelih oleh ayahku, iblis kebingungan atas jawaban ismail dan berkata, kenapa kamu mau, Nabi Ismail berkata karena ini perintah Allah, aku siap jiwa ragaku untuk taat kepada Allah, ismail menjwab pertanyaan iblis, sebelum iblis berkata lagi ismail mengambil batu dan melemparkan nya kepada iblis, dan larilah iblis dan gagal untuk menggoda orang-orang pilihan yang taat kepada Allah, dari kisah inilah diabadikan sebagai salah-satu ibadah haji yaitu menyembelih kurban dan melontar jumroh sebagai tanda perlawanan dan penyataan bahwa iblis dan setan adalah musuh abadi yang haru kita lawan.
Kisah Nabi Ismail Beranjak Dewasa
Kisah Pernikahan Nabi Ismail
Setelah beranjak dewasa dan mempu mengerjakan segalanya dengan mandiri ismail menikah dengan Imarah binti Sa’d bin Usamah bin Akil al Amaliqiy, selang beberapa hari setelah ibunya siti hajar meninggal dunia, maka berkunjunglah Nabi Ibrahim untuk takziah namun Nabi ismail tidak ada dirumah, hanya ada istrinya, kemudian bertanyalah Nabi Ibrahim kepada istri ismail, kemana Ismail, istrinya menjawa dia sedang keluar mencari nafkah.
kemudian Nabi Ibrahim bertanya mengenai kehidupan mereka, istrinya menjawab kehidupan kami pas-pasan hidup serba kekurangan, setelah mendengar jawaban istrinya ismail, Nabi Ibrahim pergi dengan meninggalkan pesan supaya disampaikan kepada ismail, beliau berpesan agar ismail mengganti palang pintu, setelah Nabi Ibrahim pergi, datanglah Ismail dan disambut oleh istrinya, Nabi Ismail bertanya kepada istrinya apakah tadi ada orang yang datang, istrinya menjawa iya, tadi ada orang tua yang datang dan bertanya tentang keadaan kehidupan kita, maka saya menjawab bahwa kita hidup serba kekurangan, dan orang tua tadi meninggalkan pesan supaya engkau mengganti palang pintu, Nabi ismail berkata tadi itu adalah ayahku dan palang pintu adalah kamu, saya diperintahkan untuk menceraikan kamu,
Setelah menceraikannya, Nabi Ismail menikah lagi untuk yang kedua kalinya dengan wanita dari suku jurhum yang bernama Sayyidah binti Madhadh bin Amr al Jurhumiy, setelah menikah dengan wanita dari bani Jurhum, Nabi Ibrahim berkunjung ke ismail ismail tidak ada di rumah, hanya ada istrinya, Nabi Ibrahim bertanya kepadanya, kemana suami mu Ismail, istrinya menjawab dia sedang keluar untuk mencari nafkah, dan kemudian Nabi Ibrahim bertanya perihal kehidupannya, istrinya menjawab kami semua baik-baik saja, makan kami daging dan minum air, lalu kemudian Nabi Ibrahim pergi dan meninggalkan pesan kepada istrinya supaya di sampaikan kepada ismail.
setelah beberapa lama setelah Nabi Ibrahim pergi, datang Nabi Ismail dan disambut istrinya, Nabi Ismail bertanya apakah tadi ada orang ke sini, istrinya menajwab ya ada, orang tua yang apik penampilannya, dan orang tua itu tanya tentang kehidupan kita, saya menjawab, kehidupan kami baik-baik saja, makan kami daging dan minumannya air putih, lalu orant tua tadi titip pesan kepada engkau wahai suami ku, perkuatlah palang pintunya, nabi ismail berkata, tadi itu adalah ayahku, dan aku diperintahkan untuk mempertahankan kamu wahai istriku, palang pintu itu adalah kamu. Dari pernikahan dengan wanita dari bani jurhum Nabi Ismail mempunyai 12 keturuanan.
Kisah Nabi Ibrahim dan kisah Nabi Ismail Membangun Kakbah
Setelah beberapa lama Nabi Ibrahim berkunjung lagi ke Nabi ismail, karena mendapatkan perintah dari Allah untuk membangun Baitullah di mekkah, Nabi Ibrahim berkunjung ke Nabi Ismail, dan bertemulah anak dan ayah melepas rindu saling berpelukan, dan menjamu ayahnya, Nabi Ibarahim dan nabi ismail berbincang-bincang.
Nabi Ibrahim berkata “Wahai ismail saya ke sini atas perintah Allah, maukah kamu membantu saya, Nabi Ismail berkata, kerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, dan aku akan membantu mu wahai Ayah, Nabi Ibrahim berkata : sesungguhnya aku diperintah untuk membangun sebuah bangunan di sini, dan Nabi Ibrahim menunjuk sebuah gundukan tanah yang agak tinggi, kemudian mereka berdua membangun dan meninggikan pondasinya.
Sebagai Firman Allah dalam al-Qur’an :
وَإِذۡ بَوَّأۡنَا لِإِبۡرَٰهِيْمَ مَكَانَ الۡبَيۡتِ أَنْ لَّا تُشۡرِكۡ بِيْ شَيۡٔٗئًا وَطَهِّرۡ بَيۡتِيَ لِلطَّآئِفِيْنَ وَالۡقَآئِمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ. وَأَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالۡحَجِّ يَأۡتُوْكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأۡتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ.
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (Q.S Al-Hajj : 26-27)
Kisah Nabi Ismail saat Berdakwah Kepada Kaumnya
Sudah sekian lama Nabi Ismail mendampingi ayahnya untuk berdakwah. Kemudian dalam kisah Nabi Ismail, beliau diangkat menjadi Nabi dan rasul diantara kaumnya yaitu sekitar mekkah yang terdiri dari Bani Jurhum, Bani Al-Amaliq, Dan Penduduk Yaman, Nabi Ismail senantiasa memerintahkan untuk mengerjakan sholat dan menunaikan zakat, Allah berfirman :
وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتَٰبِ إِسۡمَٰعِيْلَۚ إِنَّهُ‘ كَانَ صَادِقَ الۡوَعۡدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا. وَكَانَ يَأۡمُرُ أَهۡلَهُ‘ بِالصَّلَوٰةِ وَالزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ مَرۡضِيًا
Artinya : Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. (Q.S Maryam : 54-55)
Nabi Ismail Meninggal Dunia
Pada Kisah Nabi Ismail, beliau meninggal dunia pada usia 137 tahun dan dimakamkan di dekat ibunya yaitu di hijr ismail dan kenabian diserahkan kepada saudaranya yaitu nabi Ishaq, sebelum meninggal Nabi Ismail menikahkan putrinya dengan putra dari Nabi Ishaq.
Pelajaran Yang Dapat Diambil Dari Kisah Nabi Ismail
Beberapa Pelajaran yang dapat kita contoh Dari Kisah Nabi Ismail antara lain :
- Ketaatan menjalankan perintah Allah dengan sabar dan ikhlas.
- Ketaatan Nabi Ismail terhadap perintah orang tuanya
- Ketinggian akhlak dan budi pekerti yang tinggi dimiliki oleh Nabi Ismail
- Nabi ismail adalah seorang yang selalu Menepati janji,
Demikianlah sepenggal Kisah Nabi Ismail yang syarat akan makna dan hikmah yang bisa kita petik sebagai pelajaran dalam kehidupan kita. Semoga kita semua dirahmati oleh Allah SWT. Silahkan bisa mencopy atau menyebarkan artikel ini, asalkan
Alhamdulillah,
والله اعلم بالصواب
wallahu a’lam bishshawab,
ALLAH YANG MAHA TAHU DENGAN SEBENAR-BENARNYA
Penulis :
Moh. Nasiruddin
Kisah Nabi Ismail : Biografi, Kisah Pembangunan Kakbah dan Dakwah (Paling Lengkap)