Kisah Nabi Ibrahim – Nama lengkap Nabi Ibrahim adalah Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Faligh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh as, Nabi Ibrahim as tumbuh kembang di Babilonia, lalu tumbuh menjadi remaja, kemudian hijrah ke daerah Haran dekat Bait al-Maqdis. Nabi Ibrahim meninggal pada usia 250 tahun. Istri Nabi Ibrahim adalah sarah yang melahirkan Nabi Ishaq, dan siti hajar yang melahirkan Nabi Ismail. Berikut adalah Kisah Nabi Ibrahim terlengkap:
وَإِذِ ابۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًاۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي الظَّٰلِمِيْنَ
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintahdan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia” . Ibrâhîm berkata: ” (Dan saya mohon juga) dari keturunanku” . Allah berfirman: ” Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim” (QS. al-Baqarah:124).
Daftar Isi
Kisah Nabi Ibrahim Saat Kelahirannya
Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang di utus oleh Allah kepada umat manusia untuk menyerukan kepada tauhid, beliau nabi ke 6, putra dari seorang pemahat patung yang terkenal pada masanya yaitu azar, dan ibu nya Nabi Ibrahim adalah Buna binti Karbina bin kartsi berasal dari bani Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh, ada juga sejarawan yang mengatakan Ibu Nabi Ibrahim bernama Amilah, Nabi Ibrahim mempunyai saudara yaitu Nahur dan Haran, dan haran melahirkan Luth yang kemudian di angkat menjadi Nabi oleh Allah dan di utus ke kaum Sodom.
Nabi Ibrahim masih keturunan Nabi Nuh as dan di lahirkan sekitar tahun 2295 SM di A’ram Babilonia Iraq selatan, beliau mendapatkan gelar Khalilullah yang artinya kesayangan Allah sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 125:
وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِينًا مِّمَّنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفًاۗ وَاتَّخَذَ اللهُ إِبۡرَٰهِيمَ خَلِيْلًا
Artinya : ” Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An-Nisa’: 125)
[/su_note]Kisah Kelahiran Nabi Ibrahim Kahlilullah as
Perlu di ketahui oleh para sahabat sekolahnesia.com bahwa Nabi Ibrahim dilahirkan pada masa kerajaan bailonia yang rajanya bernama Namrud yaitu sebuah kerajaan sangat besar yang hampir menguasai seluruh dunia dan telah lama memerintah hampir 400 tahun lamanya.
Umurnya yang panjang dan menguasai hampir seluruh dunia, raja babilonia ini lupa akan ajaran Sam bin Nuh as membuatnya menjadi sombong dan angkuh, puncak kesombongan raja namrud adalah dia menyembah berhala-berhala dan mengaku dirinya sebagai tuhan dan memerintahkan rakyatnya untuk menyembahnya, kalau ada yang menentang perintahnya akan di bunuh.
Raja Namrud adalah raja yang kejam dan bengis. Dia berkuasa secara mutlak dan tak tergantikan oleh siapa pun. Pada suatu malam Raja Namrud mimpi melihat bintang yang terbit dari arah barat. Semakin tinggi bintang itu naik, maka bertambah terang bintang itu bersinar. Sehingga bintang itu sampai ke zenith yaitu titik puncak dimana bintang itu bisa menerangi ke seluruh semesta alam. Raja Namrud keget dan bangun dari tidurnya, ia pun memanggil penasihatnya dan mentakwilkan arti mimpinya tersebut. Penasehat memberitahukan ada beberapa tafsir dari mimpi tersebut, antara lain :
- Akan ada anak lelaki lahir dalam jarak waktu setahun ini.
- Anak itu akan dilahir di kota Faddam A’ram.
- Anak itu akan menjadi penghancur batu berhala.
- Anak itu akan menguak semua kepalsuan Raja Namrud.
- Anak itu akan membawa risalah dan menyebarkan agama bahwa Tuhan itu Esa dari keturunannya akan menjadi para nabi dan aulia.
- Nabi terakhir dari keturunan ini disamakan dengan bintang zenith yang bisa menyinari seluruh alam semesta.
- Anak ini akan membawa kematian bagi Raja Namrud dengan cara mengerikan.
Setelah mendengarkan tafsir mimpi dari penasehatnya, Namrud menjadi gelisah. Ia sadar bahwa anak laki-laki yang akan lahir di Faddam A’ram akan membawa malapetaka bagi kerajaannnya, maka dalam hal ini Raja Namrud segera mengirim tentaranya ke Faddam A’ram untuk memisahkan Penduduk laki-laki dari istri-istri nya. Wanita yang diketahui sedang mengandung dibunuh.
Raja Namrud juga memerintahkan bahwa wanita yang sudah melahirkan anak lelaki akan dibunuh bersama anaknya. Setelah satu tahun berlalu ia mendapat firasat bahwa anak itu akan segera dilahirkan. Raja Namrud mencurigai Azar karena ia pernah diizinkan oleh Namrud untuk memasuki kota tersebut.
Azar menampik tuduhan Namrud kalau istrinya sedang hamil dan istrinya tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. tapi namrud tidak mempercayainya dan menugaskan seorang tentara untuk mengawasi istrinya Azar yang bernama Amilah (atau Buna). Setalah Setahun berlalu dan tidak ada bayi laki-laki, lahir tentara Namrud telah ditarik dari kota Faddam A’ram.
waktu itu Amilah memang sedang Hamil, tetapi dengan kekuasaan Allah kehamilan amillah tidak diketahui oleh orang lain kecuali oleh Azar sampai menjelang kelahirannya. Menjelang kelahiran amillah, Azar segera membawa pergi istrinya dari kota Faddam A’ram menuju tengah hutan ke sebuah gua. Dan Dibawanya juga seorang perempuan yang akan membantu kelahiran istrinya.
Setalah melihat keadaan amilah membaik pasca melahirkan Ibrahim, dengan hati sangat berat azar dan amilah beserta seorang bidan segera kembali ke kota Faddam A’ram, dan meninggalkan Ibrahim di dalam gua sendirian,
Seperti pada bayi umumnya Ibrahim kecil tertidur pulas di gua yang sunyi, sesekali beliau bangun karena lapar, dengan pertolongan Allah SWT Ibrahim kecil memasukkan jari tanggan ke mulutnya dan keluarlah susu, bukan hanya susu saja dalam riwayat lain jarinya juga bisa mengeluarkan madu, didalam gua Ibrahim kecil tidak pernah merasa sendirian karena Allah mengirim malaikat untuk menjaga Ibrahim kecil dari gangguan binatang buas.
Hari demi hari telah berlalu, tidak terasa selama tujuh bulan Ibrahim kecil berada di dalam gua, sang ibu Amilah tidak berhenti terus berdoa kepada tuhan yang maha kuasa untuk keselamatan Ibrahim kecil. Perasaan ibu yang sangat rindu ingin ketemu dengan Ibrahim kecil terus menghantui, dengan memeberanikan diri amilah minta izin ke azar untuk pergi ke gua ingin bertemu Ibrahim kecil, azar tidak tega melihat kondisi amilah seperti wanita yang tidak punya semangat hidup, sehingga azar mengizinkan amilah pergi ke gua. Sesampainya di gua amilah kaget melihat ibarahim tumbuh besar dengan sehat wal afiat, amillah terus bersukur melihat keadan Ibrahim kecil.
Masa Kecil Nabi Ibrahim Khalilullah as
Allah menjaga nabi Ibrahim dari kecil sampai dewasa dari kesesatan menyembah berhala, sebagai firman Allah :
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَآ إِبۡرَٰهِيْمَ رُشۡدَهُۥ مِنْ قَبۡلُ وَكُنَّا بِهِۦ عَٰلِمِيْنَ
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (Q.S Al-Anbiya’ : 51)
suatu hari ketika azar membuat patung, Ibrahim kecil bertanya tentang patung itu, azar menjawab itu adalah patung patung yang ayah buat lalu di sembah, Akal sehat Nabi Ibrahim waktu masih menolak penyembahan terhadap patung-petung yang tida berdaya dan tidak bisa apa-apa, uniknya iabrahim kecil sering bermain-main dengan patung patung buatan ayahnya dengan menungganginya seperti menunggangi keledai, ayahnya marah besar ketika melihat Ibrahim kecil menaiki punggung pahala besar yang bernama mardukh, dan memperingati Ibrahim kecil untuk tidak bermain-main lagi dengan patung.
Ibrahim kecil bertanya: “wahai ayahku Patung besar apakah ini? telinganya lebih besar dari telinga kita.” Ayahnya menjawab: “Itu Mardukh, pemimpin tuhan dari tuhan, telinga yang besar itu simbol dari kecerdasan.” Ibrahim kecil tertawa, waktu itu usianya menginjak tujuh tahun.
Pada suatu hari azar mengajak Ibrahim menghadiri pesta dan perayaan di hadapan patung-patung, di tengah-tengah perayaan tersebut seorang dukun menceritakan kehebatan berhala yang paling besar. Ibrahim kecil bertanya yang ditujukan kepada dukun tersebut: “Hai dukun, ia tidak akan pernah mendengarmu. Apakah engkau meyakini bahwa ia mendengar?” kemudian dukun itu mulai nampak kerisauan dan kemarahannya. Serta tidak bisa menajawab pertanyaan Ibrahim kecil.
Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan
Pada masa Nabi Ibrahim AS, manusia dibagi menjadi tiga kelompok yakni:
- Kelompok pertama menyembah berhala yang terbuat dari kayu dan batu.
- Kelompok kedua menyembah bintang dan bulan serta matahari
- kelompok ketiga menyembah para raja atau penguasa.
Padamnya cahaya akal terjadi kegelapan dari segala penjuru bumi, dan akhirnya kelaparan akan cahaya rahmat dan kebenaran semakin memuncak, pada suasana seperti itu Ibrahim dewasa mencari kebenaran tentang tuhan itu siapa dan apa?
Dalam pencarian tuhan ini di abadikan dalam al-Qur’an :
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيْمُ لِأَبِيْهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصۡنَامًا ءَالِهَةً إِنِّيْٓ أَرَىٰكَ وَقَوۡمَكَ فِيْ ضَلَٰلٍ مُّبِيْنٍ. وَكَذَٰلِكَ نُرِيْٓ إِبۡرَٰهِيْمَ مَلَكُوْتَ السَّمَٰوَٰتِ وَالۡأَرۡضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الۡمُوْقِنِيْنَ. فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ الَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبًاۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّيْۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ الۡأٓفِلِيْنَ. فَلَمَّا رَءَا الۡقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّيْۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَّمۡ يَهۡدِنِيْ رَبِّيْ لَأَكُوْنَنَّ مِنَ الۡقَوۡمِ الضَّآلِّيْنَ. فَلَمَّا رَءَا الشَّمۡسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّيْ هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّيْ بَرِيٓءٌ مِّمَّا تُشۡرِكُوْنَ. إِنِّيْ وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَٰوَٰتِ وَالۡأَرۡضَ حَنِيفًاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ الۡمُشۡرِكِينَ
Artinya : Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”.
Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat”. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S Al-An’am : 74-79)
Nabi Ibrahim meminta kepada Allah supaya diperlihatkan kepada dirinya bagaimana cara Allah menghidupkan orang-orang mati, dengan tujuan untuk memantapkan iman ku (Ibrahim), maka Allah menyuruh Nabi Ibrahim untuk mengambil burung dan mencincang nya, dan meletakkan di tiap-tiap bukit, Hal ini digambarkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 260:
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِۧمُ رَبِّ أَرِنِيْ كَيۡفَ تُحۡيِ الۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَ لَمۡ تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِيْۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةً مِّنَ الطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ اجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنۡهُنَّ جُزۡءًا ثُمَّ ادۡعُهُنَّ يَأۡتِيْنَكَ سَعۡيًاۚ وَاعۡلَمۡ أَنَّ اللهَ عَزِيْزٌ حَكِيمٌ
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: ” Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: ” (Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): ” Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian- bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Baqarah: 260).
Dakwah Nabi Ibrahim AS Pada kaumnya
Nabi Ibrahim merupakan bapaknya para Nabi, karena semua keturunannya banyak yang menjadi Nabi dan Rasul, Nabi Ibrahim juga termasuk Rasul Ulul Azmi, beliau di anugerahkan otak yang cerdas,
Perjalanan dakwah Nabi Ibrahim tidak mudah, beliau harus berdakwah kepada raja namrud bengis, dan kejam dan juga mengaku sebagai tuhan, dan juga menghadapi ayahnya yang sangat dihormati oleh kaumnya karena dialah yang membut patung-patung untuk di sembah oleh kaumnya, ayahnya yang sangat menentang dakwah Nabi Ibrahim, sehingga terjadi perdebatan yang sangat sengit antara ayah (azar) dan anak (Nabi Ibrahim)
Nabi Ibrahim : “Wahai bapakku, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara,
Nabi Ibrahim : “Wahai bapakku, aku telah di anugerahkan pengetahuan yang tidak datang pada engkau, maka ikutlah dengan ku, akan aku tunjukkan jalan yang benar yang diridloi oleh tuhan yang esa, tuhan semesta alam, dan jangan lah ikut langkah setan, sebab setan itu sesat dan durhaka
Nabi Ibrahim : “Wahai bapakku, sesungguhnya aku hawatir engkau akan di timpa adzab yang sangat pedih dari tuhan yang esa, tuhan semesta alam, dan menjadi teman setan.
Mendengar itu Sang ayah bangkit marah kepada Ibrahim,
Azar : “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak menghentikan dakwahmu, maka aku akan rajam dan membunuhmu dengan pukulan batu ini,
pada Akhirnya perdebatan Ibrahim dengan ayahnya mengakibatkan pengusiran Nabi Ibrahim dari rumahnya oleh azar ayahnya, walapun dapat ancaman dan pengusiran dari ayahnya, Beliau tetap menjaga akhlak kepada ayahnya, beliau anak yang soleh dan Nabi yang mulia. Beliau berdialog dengan ayahnya dengan menggunakan adab para nabi dan etika para nabi. Dan beilau tetap mendoakan ayahnnya.
Percakapan ini di abadikan dalam al-Qur’an :
إِذۡ قَالَ لِأَبِيْهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَلَا يُغۡنِيْ عَنكَ شَيْئَا. يَٰٓأَبَتِ إِنِّيْ قَدۡ جَآءَنِيْ مِنَ الۡعِلۡمِ مَا لَمۡ يَأۡتِكَ فَاتَّبِعۡنِيْٓ أَهۡدِكَ صِرَٰطًا سَوِيًّا. يَٰٓأَبَتِ لَا تَعۡبُدِ الشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّ الشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمَٰنِ عَصِيًّا. يَٰٓأَبَتِ إِنِّيْٓ أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحۡمَٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيۡطَٰنِ وَلِيًّا. قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنۡ ءَالِهَتِي يَٰٓإِبۡرَٰهِيْمُۖ لَئِن لَّمۡ تَنتَهِ لَأَرۡجُمَنَّكَۖ وَاهۡجُرۡنِيْ مَلِيًّا. قَالَ سَلَٰمٌ عَلَيۡكَۖ سَأَسۡتَغۡفِرُ لَكَ رَبِّيٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ بِيْ حَفِيًّا. وَأَعۡتَزِلُكُمۡ وَمَا تَدۡعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ وَأَدۡعُواْ رَبِّيْ عَسَىٰٓ أَلَّآ أَكُوْنَ بِدُعَآءِ رَبِّيْ شَقِيًّا. فَلَمَّا اعۡتَزَلَهُمۡ وَمَا يَعۡبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ وَهَبۡنَا لَهُۥٓ إِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوْبَۖ وَكُلًّا جَعَلۡنَا نَبِيًّا. وَوَهَبۡنَا لَهُمْ مِّنْ رَّحۡمَتِنَا وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ لِسَانَ صِدۡقٍ عَلِيًّا.
Artinya : Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”.
Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama”. Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”.
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi. (Q.S Maryam : 42-50)
Dan juga di ceritakan dalam al-Qur’an Surah Asy Syu’ara
وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ إِبۡرَٰهِيْمَ. إِذۡ قَالَ لِأَبِيْهِ وَقَوۡمِهِۦ مَا تَعۡبُدُوْنَ. قَالُوْا نَعۡبُدُ أَصۡنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَٰكِفِيْنَ. قَالَ هَلۡ يَسۡمَعُوْنَكُمۡ إِذۡ تَدۡعُوْنَ. أَوۡ يَنْفَعُوْنَكُمۡ أَوۡ يَضُرُّوْنَ. قَالُوْا بَلۡ وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا كَذَٰلِكَ يَفۡعَلُوْنَ. قَالَ أَفَرَءَيۡتُمْ مَّا كُنْتُمۡ تَعۡبُدُوْنَ. أَنْتُمۡ وَءَابَآؤُكُمُ الۡأَقۡدَمُوْنَ. فَإِنَّهُمۡ عَدُوٌ لِّيْٓ إِلَّا رَبَّ الۡعَٰلَمِيْنَ. الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهۡدِيْنِ. وَالَّذِيْ هُوَ يُطۡعِمُنِيْ وَيَسۡقِيْنِ. وَإِذَا مَرِضۡتُ فَهُوَ يَشۡفِيْنِ. وَالَّذِيْ يُمِيْتُنِيْ ثُمَّ يُحۡيِيْنِ. وَالَّذِيْٓ أَطۡمَعُ أَنْ يَغۡفِرَ لِيْ خَطِيْٓئََٔتِيْ يَوۡمَ الدِّيْنِ. رَبِّ هَبۡ لِيْ حُكۡمًا وَأَلۡحِقۡنِيْ بِٱلصَّٰلِحِيْنَ. وَاجۡعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدۡقٍ فِى الۡأٓخِرِيْنَ. وَاجۡعَلۡنِيْ مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ. وَاغۡفِرۡ لِأَبِيْٓ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ الضَّآلِّيْنَ
Artinya : Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah?” Mereka menjawab: “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya”. Berkata Ibrahim: “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa) mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?” Mereka menjawab: “(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”.
Ibrahim berkata: “Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”.
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, (Q.S Asy-Syu’ara : 69-86)
Kisah Nabi Ibrahim as Menghancurkan Berhala dan di Bakar Hidup-Hidup
Suatu hari Raja Namrud dan kaumnya pergi meninggalkan negeri babilonia, semuanya wajib ikut kecuali Nabi Ibrahim yang tidak ikut alasan sakit, Nabi Ibrahim menunggu-nunggu moment ini dan tidak melewatkan keadaan ini, dengan niat untuk menghancurkan berhala-berhala yang di sembah Namrud dan kaumnya, untuk membuktikan bahawa berhala-berhala itu tidak memberikan kebaikan sedikitpun pada manusia. Waktu masuk ke gedung itu nabi Ibrahim melihat sesembahan makanan untuk berhala-berhala itu, dengan nada mengejek Nabi Ibrahim berkata, hai berhala makanannya sudah dingin kenapa tidak di makan oleh kamu,
Pada waktu keadaan sepi dan semuanya ikut namrud, Beliau masuk ke gedung tempat para berhala-berhala itu, kemudian beliau menghancurkan berhala itu dengan menggunakan kampak dan hanya satu berhala yang tidak dihancurkannya yaitu berhala yang paling besar, setelah semua berhala hancur maka kapak itu dikalungkan pada leher berhala yang besar itu, setelah beberapa hari, pulanglah raja namrud dan pengikutnya dan mendapati semua berhala hancur, namrud dan pengikutnya marah, mereka saling bertanya siapa yang berani melakukan ini?
Mereka ada yang menjawab yang paling tidak suka terhadap patung-patung sesembahan namrud dan pengikutnya, dan yang tinggal dalam negeri tidak ikut namrud keluar, adalah Ibrahim, seketika itu Nabi Ibrahim di tangkap dan di adili,
Namrud/ Para Dukun : apakah benar kamu yang menghancurkan semua berhala sesembahan kami ini?
Ibrahim : dengan senyum Nabi Ibrahim menjawab, tidak! Lihatlah dan tanyakanlah pada patung yang besar itu, yang di lehernya ada sebuah kapak,
Namrud/ Para Dukun : kita harus tanya ke siapa?
Ibrahim : tanyalah pada tuhan patung-patung itu
Namrud/ Para Dukun : kamu (nabi Ibrahim) sudah tahu kalau patung patung itu tidak bisa bicara
Iabrahim : mengapa kalian menyembah pada patung patung yang tida bisa bicara dan tidak bisa memberikan kebaikan pada kehidupan ini,
Kemudian Nabi Ibrahim berbicara kepada semua nya, sesungguhnya patung-patung yang kalian sembah telah hancur tetapi patung yang paling besar hanya berdiri dan memandanginya. Patung-patung itu tidak mempunyai kemampuan menghindarkan gangguan dari diri mereka sendiri, dan bagaimana patung-patung itu bisa mendatangkan kebaikan buat kalian semua.
Maukah kalian berpikir sejenak. Kapak itu tergantung di leher patung tuhan kalian yang paling besar tetapi dia tidak mampu bicara untuk menceritakan apa yang telah terjadi. Bahkan dia tidak mendengar, dan tidak bergerak pula, tidak bisa melihat, tidak bisa memberikan manfaat pada kehidupan, dan tidak pula bisa memberikan bahaya. Ia hanya sekadar sebongkah batu, lalu mengapa kalianmenyembah batu itu? Di mana akal pikir yang sehat kalian?
Mendengar ucapan Ibrahim raja namrud dan para dukun beserta pengikutnya marah besar dan tidak bisa menjawab argument-arguman Nabi Ibrahim, lalu mereka sepakat untuk menjatuhi hukuman kepada Nabi Ibrahim dengan hukuman mati dengan cara di bakar hidup-hidup.
Bangunan besar di bangun untuk membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim dan dibuat pengumuman ke seluruh negeri, waktu hari telah ditetapkan untuk eksekusi, semua manusia berbondong bonding melihat hukuman itu, dan dibakarlah Nabi Ibrahim dengan tangan terikat selama 40 hari, Tetapi Allah lebih berkuasa dan memerintahkan api untuk menjadi dingin, maka dinginlah api itu dan tidak melukai Nabi Ibrahim sedikitpun hanya tali yang mengikat tangan Nabi Ibrahim yang terbakar.
Namrud dan pengikutnya Menyaksikan proses pembakaran itu dari kejauhan, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa terbahak-bahak senang melihat Nabi Ibrahim dibakar. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah mati menjadi abu bersama api. Namun, setelah api padam mereka terkejut melihat Nabi Ibrahim selamat tanpa luka seditkit puan.
Peristiwa ini diabadikan dalam al-Qur’an, Surah Al-Anbiya ayat 51-72:
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَآ إِبۡرَٰهِيْمَ رُشۡدَهُۥ مِنْ قَبۡلُ وَكُنَّا بِهِۦ عَٰلِمِينَ. إِذۡ قَالَ لِأَبِيْهِ وَقَوۡمِهِۦ مَا هَٰذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِيْٓ أَنْتُمۡ لَهَا عَٰكِفُوْنَ. قَالُوْا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا لَهَا عَٰبِدِيْنَ. قَالَ لَقَدۡ كُنْتُمۡ أَنْتُمۡ وَءَابَآؤُكُمۡ فِيْ ضَلَٰلٍ مُّبِيْنٍ. قَالُوْٓا أَجِئۡتَنَا بِالۡحَقِّ أَمۡ أَنْتَ مِنَ اللَّٰعِبِيْنَ. قَالَ بَلْ رَّبُّكُمۡ رَبُّ السَّمَٰوَٰتِ وَالۡأَرۡضِ الَّذِيْ فَطَرَهُنَّ وَأَنَا۠ عَلَىٰ ذَٰلِكُم مِّنَ الشَّٰهِدِيْنَ. وَتَاللهِ لَأَكِيْدَنَّ أَصۡنَٰمَكُمْ بَعۡدَ أَن تُوَلُّوْا مُدۡبِرِيْنَ. فَجَعَلَهُمۡ جُذَٰذًا إِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمۡ لَعَلَّهُمۡ إِلَيۡهِ يَرۡجِعُوْنَ. قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هَٰذَا بَِٔاٰلِهَتِنَآ إِنَّهُۥ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ. قَالُوْا سَمِعۡنَا فَتًى يَّذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيْمُ. قَالُوْا فَأۡتُوْا بِهِۦ عَلَىٰٓ أَعۡيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡهَدُوْنَ. قَالُوْٓا ءَأَنْتَ فَعَلۡتَ هَٰذَا بَِٔاٰلِهَتِنَا يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ. قَالَ بَلۡ فَعَلَهُۥ كَبِيْرُهُمۡ هَٰذَا فَسۡٔئَلُوْهُمۡ إِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ. فَرَجَعُوْٓا إِلَىٰٓ أَنْفُسِهِمۡ فَقَالُوْٓا إِنَّكُمۡ أَنْتُمُ الظَّٰلِمُونَ. ثُمَّ نُكِسُوْا عَلَىٰ رُءُوسِهِمۡ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَا هَٰٓؤُلَآءِ يَنْطِقُوْنَ. قَالَ أَفَتَعۡبُدُوْنَ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمۡ شَيۡٔٗئًا وَّلَا يَضُرُّكُمۡ. أُفٍّ لَّكُمۡ وَلِمَا تَعۡبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ. قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا ءَالِهَتَكُمۡ إِنْ كُنْتُمۡ فَٰعِلِيْنَ. قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِيْ بَرۡدًا وَّسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيْمَ. وَأَرَادُوْا بِهِۦ كَيۡدًا فَجَعَلۡنَٰهُمُ الۡأَخۡسَرِيْنَ. وَنَجَّيۡنَٰهُ وَلُوطًا إِلَى الۡأَرۡضِ الَّتِيْ بَٰرَكۡنَا فِيْهَا لِلۡعَٰلَمِيْنَ. وَوَهَبۡنَا لَهُۥٓ إِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوْبَ نَافِلَةًۖ وَكُلًا جَعَلۡنَا صَٰلِحِيْنَ. وَجَعَلۡنَٰهُمۡ أَئِمَّةً يَّهۡدُوْنَ بِأَمۡرِنَا وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡهِمۡ فِعۡلَ الۡخَيۡرَٰتِ وَإِقَامَ الصَّلَوٰةِ وَإِيْتَآءَ الزَّكَوٰةِۖ وَكَانُوْا لَنَا عَٰبِدِيْنَ.
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?” Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.
Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”. Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”. Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”. Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.
Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”, kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”. Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?” Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”.
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”, mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, (Q.S. Al-Anbiya’ 51-73)
Setelah kejadian itu banyak pengikut raja namrud yang memisahkan diri dari kekuasaanya dan berpencar ke berbagai negeri, sedangkan Nabi Ibrahim terus Melanjutkan Dakwah mengajarkan tauhid yaitu menyembah hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya Ke Berbagai Negeri. Nabi Ibrahim mencurahkan segenap tenaga untuk membimbing kaum yang dicintai ke jalan yang lurus.
namun mereka banyak yang menolak ajakan Nabi Ibrahim kecuali sarah yang selanjutnya menjadi istrinya dan kepaonaan nya yaitu luth yang kemudian menjadi seorang nabi juga. setalah itu Nabi Ibrahim hijrah ke kota Aur dan ke kota bernama Haran, kemudian beliau menuju Palestina bersama istrinya sarah, wanita yang beriman kepadanya. Dan juga bersama Luth, lelaki yang beriman kepadanya, sebelum itu Nabi Ibrahim mengajak ayahnya azar untuk hijrah bersama dan beriman kepadanya, namun ayahnya menolak dan lebih memilih keyakinannya menyembah berhala dan masih tetap menetap di babilonia.
[/su_note]KISAH NABI IBRAHIM DAN KELUARGA
Kisah Nabi Ibrahim lama berdakwah di Babilonia hanya sarah yang menjadi istri Nabi Ibrahim dan luth keponaan nya yang percaya pada ajaran yang disampaikan oleh nabi Ibrahim, setelah Nabi Ibrahim selamat dari hukuman di bakar hidup-hidup, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk hijrah ke negeri Syam yaitu palestina, sebaga imana Firman Allah SWT dalam al-Qur’an :
وَنَجَّيۡنَٰهُ وَلُوطًا إِلَى الۡأَرۡضِ الَّتِي بَٰرَكۡنَا فِيْهَا لِلۡعَٰلَمِيْنَ
Artinya : Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Q.S. Al-Anbiya’ : 71)
Nabi Ibrahim mencintai dan menikahi Sarah karena beberapa alasan antara lain:
- Agamanya kuat, akhlaknya baik
- Masih saudaranya yaitu sepupunya
- Sarah adalah seorang wanita yang sangat cantik, dari pernikahan Sarah dan Nabi Ibrahim keturunannya menjadi seorang Nabi antara lain Nabi Ishaq, Nabi Yakub, Nabi Yusuf.
Setelah negeri syam mengalami paceklik dan penyakit yang menular maka sarah dan Nabi Ibrahim pindah ke negeri mesir kecuali Nabi Luth yang tidak ikut karena di utus oleh Allah ke negeri yordania (Kaum Sodom), setelah sampai di mesir dan menetap di sana serta melanjutkan tugasnya sabagai nabi yaitu mengajak kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT. Di negeri mesir ini kesetian cinta sarah dan Nabi Ibrahim di uji.
Kesetian Cinta Sarah kepada Nabi Ibrahim di Uji oleh Allah SWT
Di negeri mesir ini dipimpin oleh raja yang kejam dan suka terhadap wanita-wanita cantik, raja ini tidak peduli status wanita perawan atau masih bersuami, kalau sudah bersuami maka dia tidak segan-segan membunuh suaminya dan di ambil wanitanya untuk di jadikan selirnya, suatu hari ada pengawal kerajaan fir’aun bertamu ke rumah Nabi Ibrahim dan sarah, setelah bertemu Nabi Ibrahim dan sarah, pengawal ini kagum akan kecantikan sarah, dan segera dia melapor ke fir’aun supaya mendapatkan imbalan, dia berkata kepada fir’aun bahwa ada seorang pendatang dan bersamanya ada seorang wanita yang sangat cantik, dan kecantikan nya tidak ada yang menandingi di seluruh negeri mesir ini, setelah mendengar laporan pengawalnya fir’aun menjadi penasaran dan mengutus seorang pengawal dan bertanya kepada Nabi Ibrahim,
Pengawal : siapa wanita cantik yang bersama kamu hai ibrahim?
Nabi Ibrahim : dia adalah saudariku
Setelah mendapat jawaban Nabi Ibrahim, pengawal itu melepaskan Nabi Ibrahim dan membawa sarah menghadap fir’aun, namun sebelum pergi Nabi Ibrahim menghampiri sarah, dan berkata, sesungguhnya aku bilang kepada orang tadi bahwa engkau adalah saudari ku, karena di muka bumi ini hanya aku dan kamu yang mukmin, maka janganlah engkau memberitahu kepadanya kalau saya bohong, maka berdoa’lah dan minta perlindungan kepada Allah dari fir’aun yang dzalim.
Setelah itu sarah mengambil wudlu dan mengerjakan shalat, “Ya Allah, Engkau telah mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, dan engkau mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku hanya untuk suamiku, maka janganlah engkau jadikan raja kafir dzalim itu berkuasa atasku,” do’a Sarah sambil menangis.
وَاسۡتَعِيْنُوْا بالصَّبۡرِ وَالصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ إِلَّا عَلَى الۡخَٰشِعِيْنَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (Q.S Al- Baqarah : 45)
Kemudian Sarah bertemu dengan Firaun. Melihat kecantikan sarah, hawa nafsu fir’aun berkecamuk dan berulang kali ingin menyentuh sarah, namun atas kuasa Allah tangan fir’aun menjadi lumpuh Tangannya tidak bisa digerakkan, kemudian fir’aun berkata pada sarah, saya janji tidak akan mengganggu mu lagi, berdo’alah pada tuhanmu untuk menyembuhkan tangan ku, maka sarah berdo’a dan atas kuasa Allah, sembuh tangan fir’aun, kejadian ini berulang sebanyak tiga kali, fir’aun menyerah dan takut pada sarah.
kemudian fir’aun memanggil pengawalnya dan berkata, hai pengawal kamu tidak membawakan wanita pada ku melainkan setan, fir’aun membebaskan sarah, sebelum sarah pulang dia diberi hadiah budak cantik yaitu siti hajar, Saat tiba di rumah, Ibrahim bertanya kepada Sarah, “Apa yang terjadi?” Lalu, Sarah menjawab, “Allah telah menolak tipu daya raja kafir itu dan ia memberiku seorang pelayan wanita yang cantik.” siti hajar namanya.
Sepanjang hidupnya Nabi Ibrahim pernah berbohong dalam 3 hal menurut hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali dalam tiga hal : ungkapannya ketika diajak untuk menyembah kepada tuhan-tuhan mereka, Ibrahim berkata: “sesungguhnya aku sakit”, “Sebenarnya patung-patung yang besarlah itulah yang melakukannya”, serta ungkapannya kepada Sarah bahwa ia adalah saudara perempuannya” (HR Abu Hurairah)
Tetapi ketiganya bukan lah kebohongan melainkan strategi Nabi Ibrahim, hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya :
مَامِنْهَا كَذِبَةٌ اِلَّامَاحَلَّ بِهَا عَنْ دِيْنِ اللهِ
Artinya : “tidak satupun diantara kebohongan itu kecuali demi membela agama Allah,” (HR At-Tirmidzi, nomor 3248)
Kisah Nabi Ibrahim, Siti Hajar, Dan Nabi Ismail
Kisah Nabi Ibrahim sudah lama menikah dengan sarah namun belum juga di karunia seorang anak, setiap malam Nabi Ibrahim bangun dan berdo’a untuk di karuniakan seorang anak, dan karena cintanya pada Allah, beliau setiap tahun menyembelih kurban berupa 1000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta, semua orang kagum pada Nabi Ibrahim, malaikat pun juga kagum atas kurbannya, mendengar seperti itu, nabi Ibrahim berkata:
“kurban yang aku lakukan dengan sejumlah itu tidak ada apa-apanya, kalau saya mempunyai anak laki-laki maka saya juga akan mengorbankannya, karena cinta saya pada Allah” sebelum mempunyai keturunan,
Melihat keadaan Ibrahim yang sangat menginginkan seorang anak, sarah merasa tidak bisa memberikan keturunan, maka sarah memberikan siti hajar kepada Nabi Ibrahim untuk dinikahinya, dengan berat hati Nabi Ibrahim menikahi siti hajar karena permintaan sarah, beberapa waktu setelah menikah akhirnya siti hajar hamil dan dikaruniai anak yang tampan yaitu ismail, sarah cemburu atas Kehamilan juga kelahiran siti hajar.
Sarah meminta kepada Nabi Ibrahim untuk membawa Siti Hajar ke suatu tempat yang sangat jauh, yang mana Siti Sarah tidak lagi dapat menemukan jejak Siti Hajar dan buah hatinya, dan sarah juga bersumpah akan memotong bagian tubuh siti hajar, namun diganti oleh Nabi Ibrahim dengan melubanig telinga siti hajar, dari inilah wanita pertama kali yang memakai anting-anting adalah siti hajar.
Setelah siti hajar melahirkan ismail di bawalah keduanya menuju mekkah atas perintah Allah, seperti yang diungkapkan ahli tafsir imam al –Tsa’labi (350-430 H) beliau mengatakan, waktu itu datang lah perintah Allah kepada Ibrahim untuk membawa siti hajar dan ismail ke tanah yang suci yaitu mekkah.
Sesampai di mekkah waktu itu masih gersang dan tandus, Nabi Ibrahim meletakkan siti hajar dan bayinya (Ismail) sendirian tanpa ada yang menemaninya dengan memberinya bekal setangkai kurma dan sekantong air, kemudian Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya, siti hajar mengikuti Nabi Ibrahim sambil menarik bajunya, hendak kemana engkau akan pergi, apakah engkau tega meninggalkan kami sendirian di sini, Nabi Ibrahim tidak menjawab, kemudian siti hajar bertanya lagi, apakah ini perintah dari Allah, Nabi Ibrahim menjawab, Iya, siti hajar berkata kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan hidup kami, Nabi Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, hingga sampai ditempat yang jauh di sebuah bukit, Nabi Ibrahim menghadap ke arah bait, dan berdoa seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an:
رَّبَّنَآ إِنِّيْٓ أَسۡكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيۡرِ ذِيْ زَرۡعٍ عِنْدَ بَيۡتِكَ الۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوْا الصَّلَوٰةَ فَاجۡعَلۡ أَفۡئِِٔدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهۡوِيٓ إِلَيۡهِمۡ وَارۡزُقۡهُمْ مِّنَ الثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُوْنَ
Artinya : Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Q.S Ibrahim : 37)
Setelah beberapa hari tinggal siti hajar dan ismail kecil kehabisan bekal, mereka kelaparan dan kehausan, ismail kecil terus menerus menangis menahan haus dan lapar, melihat kondisi ismail semakin menjadi menangis siti hajar mencari air dan berlari ke bukit terdekat yaitu shafa, setelah sampai di bukit shafa siti hajar melihat-lihat sekitarnya untuk mencari sumber mata air atau seseorang yang bisa menolongnya, tapi dia tidak menemukan sesuatupun di sana.
kemudian dia terus berlari menuju bukit marwa dengan tujuan yang sama, setelah lari-lari dari bukit shafa dan marwa tujuh kali, siti hajar melihat ismail kecil menghentakkan kakinya ke sebuah batu dan keluarlah mata air yaitu air zam zam, dan air itu di buat kan penampungan air,
Ibnu Abbas mengatakan: kemudian siti hajar meminum air zam zam dan meyusui anaknya, malaikat berkata kepada siti hajar, jangan lah takut engkau akan disia-siakan, sebab kelak disini letak baitullah yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan kelaurganya.
Setelah lama-kelaman datanglah sekelompok orang dari bani jurhum atau penduduk sekitar, mereka kelelahan dan singgah didataran rendah mekkah, dan melihat ada beberapa ekor burung terbang mengitari ari, mereka mengutus dua orang untuk melihat keadaan itu, ternyata mereka mendapatkan air di sekitar burung terbang, dan dua orang itu mengabari kepada rombongannya, merekapun menuju tempat air tersebut dan melihat siti hajar berada di sekitar sumur zam-zam, ketua rombongan bertanya kepada siti hajar bolehkah kami singgah di sini, siti hajar menjawab boleh, tapi kalian tidak punya hak atas air zam-zam ini, hingga akhirnya para rombongan mendirikan rumah disekitar air zam-zam itu, dan lama kelamaan menjadi ramai.
Kisah Penyembelihan Ismail
Setelah sekian lama siti hajar dan ismail di tinggalkan berada di kota mekkah, Allah menagih janji Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya ismail melalui mimpi, berikut adalah kisah penyembelihan Ismail:
- Waktu itu Ismail berusia kira-kira 7 tahun (ada yang mengtakan 13 tahun), pada hari tarwiyah, hari ke-8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi, “Hai Ibrahim! Penuhilah nadzarmu (janjimu), keesokan hari nya Nabi Ibrahim berpikir apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari inilah pada tanggal 8 dzulhijjah disebut hari tarwiyah,
- Pada malam ke-9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi lagi dengan mimpi yang sama, keesokan harinya, beliau yakin mimpi itu datang dari Allah SWT. Maka hari ke-9 Dzulhijjah disebut hari ‘Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan beliau berada di tanah Arafah.
- Mimpi yang ketiga, beliau mimpi lagi dengan seruan yang lebih jelas, yaitu “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu untuk menyembelih putramu, Ismail.” Lalu beliau berangkat ke mekkah dan menemui siti hajar dan ismail, sesampai di sana, beliau menemui istrinya siti hajar terlebih dahulu. Beliau berkata, “Dandanilah putramu ismail dan berilah dia pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Siti Hajar segera mengenakan pakaian paling bagus serta memberi wangi-wangian dan menyisir rambutnya.
Ditengah perjalanan Nabi Ibrahim menceritakan kepada ismail kalau dirinya mendapat perintah untuk menyembelih dirimu wahai ismail, bagaimana menurut mu, ismail menjawab kerjakanlah apa yang telah di perintahkan oleh Allah.
Setelah Mendengar jawaban ismail putranya, Nabi Ibrahim AS menjadi lega dan langsung mengucapkan tahmid (Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya.
Ismail berpesan kepada ayahnya, “Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku dengan erat supaya aku tidak berontak dan merepotkan. Telungkupkanlah wajahku supaya tidak timbul rasa iba dalam diri ayah. Singsingkanlah baju ayah supaya tidak terkena darahku sehingga dapat mengurangi pahalaku, dan ibu akan sedih jika melihatnya.”
“Tajamkanlah pisaunya supaya cepat proses maut ku. Kemudian bawalah pulang bajuku dan berikan kepada ibu supaya menjadi sebuah kenangan baginya, serta sampaikan salamku ‘Wahai ibu! Bersabarlah dan ikhlaskan dalam melaksanakan perintah Allah.’ Terakhir, jangan membawa anak sebaya saya ke rumah supaya ibu tidak semakin sedih.
Setelah mendengar pesan ismail putranya, Nabi Ibrahim AS berkata, “engkau adalah sebaik-baik teman dalam menajalankan perintah Allah”
Atas izin dan kuasa Allah SWT, ismail diganti dengan domba yang besar dari surga”
Godaan Syetan Terhadap Nabi Ibrahim
Pada waktu di tengah perjalanan Nabi Ibrahim dan Ismail berada di mina tepatnya, setan sangat sibuk luar biasa, dia mondar-mandir ke sana ke mari menggoda Nabi Ibrahim dan Ismail agar tidak melaksanakan perintah dari Allah SWT,
Setan : “Wahai Ibrahim! Tega kah kamu untuk menyembelih anak mu satu-satunya, coba engkau lihat dan perhatikan putramu ismail yang tampan dan lucu itu?” seru Iblis.
Nabi Ibrahim : “Benar katamu, namun aku telah diperintah oleh Allah untuk menyembelih ismail,” aku lebih mencintai dan taat pada Allah dari pada mencintai keluargaku, jawab Nabi Ibrahim as
Setelah semua usaha gagal membujuk Nabi Ibrahim ayahnya ismail, Iblsi berpikir untuk menggoda siti hajar, karena menganggpa wanita itu lebih mengedepankan perasaan dari pada akal sehat, iblis datang mendatangi siti hajar ibu ismail,
Setan : “Wahai Hajar. “kamu duduk-duduk santai dan tenang di rumah, tahukah kamu? suamimu membawa ismail anakmu untuk disembelih?” Iblis menggoda.
Siti hajar : “benarkah apa yang kamu katakan, jangan kamu berbohong pada ku, mana mungin ada seorang ayah yang tega menyembelih putranya sendiri satu-satunya lagi?” Siti Hajar menjawab.
Iblis : “coba kamu pikirkan hai siti hajar, lalu kenapa suamimu Ibrahim membawa tali dan pisau yang tajam kalau tidak untuk menyembelih putramu yang tampan dan lucu ismail,?” Iblis merayu lagi.
Siti hajar : “Ibrahim adalah Nabi Allah, kenapa seorang Nabi dan seorang ayah yang sangat mencintai putranya berniat untuk menyembelih ayahnya?” Siti Hajar menjawab dan bertanya pada iblis.
Iblis : “Ia menyangka Allah yang memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyembelih ismail putramu,”, Iblis menggoda dan meyakinkannya.
Siti Hajar : “Seorang Nabi yang dicintai oleh Allah, tidak mungkin mendapatkan tugas dari tuhannya untuk berbuat batil dan maksiat, Seandainya Allah benar memerintahkan suami ku (Ibrahim) untuk menyembelih ismail, jangan kan nyawa anakku, nyawaku sendiri siap dikorbankan demi memenuhi tugasnya yang mulia itu,!” Siti Hajar menjawab dengan yakin sepenuh hati. Dan melempar iblis dengan batu kecil,
Iblis gagal menggoda siti hajar, namun ia tetap berusaha keras untuk menggagalkan Nabi Ibrahim taat pada Allah. Maka, ia pun mendatangi Ismail dan membujuknya,
Iblis : “Wahai Ismail! Mengapa kamu tenang dan santai tahukah ayahmu membawamu untuk menyembelihmu.
Ismail : iya saya tahu,
Iblis : tapi kenapa kamu santai dan mau di bawa untuk di sembelih?
Ismail : “Demi menjalankan perintah dari Allah! Aku siap sepenuh jiwa ragaku, mendengar, patuh, dan melaksanakan semua perintah dari Allah,” Ismail menjawab dengan yakin.
Ketika iblis mau menggoda ismail lagi, dengan spontan ismail mengambil sejumlah batu kecil dan melempar iblis dengan batu itu, dan terkena sebelah matanya, peristiwa inilah yang di kenal dalam ibadah haji dengan Melontar Jumroh Tsani.
Kisah ini diabadikan di dalam al-Qur’an surah ash Shaaffaat ayat 99-113
وَقَالَ إِنِّيْ ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّيْ سَيَهۡدِيْنِ ﴿99﴾ رَبِّ هَبۡ لِيْ مِنَ الصَّٰلِحِيْنَ ﴿100﴾ فَبَشَّرۡنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيْمٍ ﴿101﴾ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيْٓ أَرَىٰ فِى الۡمَنَامِ أَنِّيْٓ أَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصَّٰبِرِيْنَ ﴿102﴾ فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِيْنِ ﴿103﴾ وَنَادَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيْمُ ﴿104﴾ قَدۡ صَدَّقۡتَ الرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيْنَ ﴿105﴾ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الۡبَلَٰٓؤُا الۡمُبِيْنُ ﴿106﴾ وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيْمٍ ﴿107﴾ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى الۡأٓخِرِيْنَ ﴿108﴾ سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيْمَ ﴿109﴾ كَذَٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيْنَ ﴿110﴾ إِنَّه‘ مِنۡ عِبَادِنَا الۡمُؤۡمِنِيْنَ ﴿111﴾ وَبَشَّرۡنَٰهُ بِإِسۡحَٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصَّٰلِحِيْنَ ﴿112﴾ وَبَٰرَكۡنَا عَلَيۡهِ وَعَلَىٰٓ إِسۡحَٰقَۚ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحۡسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفۡسِهِ مُبِينٌ ﴿113﴾ (الصافات : 99-113)
Artinya : Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata. (Q.S Ash Shaafaat : 99-113)
Kabar Kelahiran Nabi Ishaq
Suatu hari Nabi Ibrahim dan sarah kedatangan tamu yang akan memberikan kabar gembira kepada keduanya, yaitu kabar tentang kehamilan sarah, Malaikat yang berkunjung kepada Nabi Ibrahim sebelum melanjutkan ke Nabi Luth antara lain: Malaikat Jibril, Malaikat Mikail dan Malaikat Isrofil. Malaikat bertamu dalam bentuk laki-laki tampan, mengucapkan salam kepada kemudian beliau menyuruh siti sarah untuk memasak daging yang enak.
Setelah para malaikat masuk ke rumah Nabi Ibrahim dan di jamu dengan makanan yang enak berupa daging, nabi Ibrahim makan dahulu supaya para tamu itu juga ikut makan bersama, tetapai para malaikat itu tidak menjamah makanannya sedikitpun, Nabi Ibrahim heran dan takut melihat para tamu itu, kemudian Nabi Ibrahim bertanya, kenapa makanannya tidak di makan dan siapa kalian sebenarnya, malaikat menjawab kami adalah malaikat yang di utus oleh Allah untuk menghancurkan kaum Nabi Luth yang sudah melampui batas dengan menimpakan kepada kaum luth yang durhaka, selain itu kami juga memberikan kabar gembira kepada mu wahai Nabi Ibrahim, bahwa sarah akan hamil dan melahirkan keturunan yaitu ishak yang akan menjadi orang saleh, sarah yang mendengar kabar tersebut tidak percaya karena, umur siti sarah sudah tua sekitar 90 tahun, namun malaikat menjawab ini adalah ketetapan Allah yang maha kuasa.
Kisah ini diabadikan dalam surah Ad Dzariyat dan surah Hud
Surah Ad Dzariyat ayat 25-35
إِذۡ دَخَلُوْا عَلَيۡهِ فَقَالُوْا سَلَٰمًاۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوۡمٌ مُّنْكَرُوْنَ ﴿25﴾ فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجۡلٍ سَمِيْنٍ ﴿26﴾ فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيۡهِمۡ قَالَ أَلَا تَأۡكُلُوْنَ ﴿27﴾ فَأَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيفَةًۖ قَالُوْا لَا تَخَفۡۖ وَبَشَّرُوْهُ بِغُلَٰمٍ عَلِيْمٍ ﴿28﴾ فَأَقۡبَلَتِ امۡرَأَتُه‘فِيْ صَرَّةٍ فَصَكَّتۡ وَجۡهَهَا وَقَالَتۡ عَجُوزٌ عَقِيْمٌ ﴿29﴾ قَالُوْا كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِۖ إِنَّه‘هُوَ الۡحَكِيْمُ الۡعَلِيْمُ ﴿30﴾ قَالَ فَمَا خَطۡبُكُمۡ أَيُّهَا الۡمُرۡسَلُوْنَ ﴿31﴾ قَالُوْٓا إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمٍ مُّجۡرِمِيْنَ ﴿32﴾ لِنُرۡسِلَ عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةً مِّن طِيْنٍ ﴿33﴾ مُّسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلۡمُسۡرِفِيْنَ ﴿34﴾ فَأَخۡرَجۡنَا مَنْ كَانَ فِيْهَا مِنَ الۡمُؤۡمِنِيْنَ ﴿35﴾
Artinya : (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaamun”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan”. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: “(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul”.
Mereka berkata: “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan” Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Ibrahim bertanya: “Apakah urusanmu hai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas”. Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (Q.S. Ad Dzariyat ayat 25-35)
surah Hud 69-73
وَلَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُنَآ إِبۡرَٰهِيْمَ بِالۡبُشۡرَىٰ قَالُوْا سَلَٰمًاۖ قَالَ سَلَٰمٌۖ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَآءَ بِعِجۡلٍ حَنِيْذٍ ﴿69﴾ فَلَمَّا رَءَآ أَيۡدِيَهُمۡ لَا تَصِلُ إِلَيۡهِ نَكِرَهُمۡ وَأَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيفَةًۚ قَالُوْا لَا تَخَفۡ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمِ لُوْطٍ ﴿70﴾ وَامۡرَأَتُه‘ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتۡ فَبَشَّرۡنَٰهَا بِإِسۡحَٰقَ وَمِنْ وَرَآءِ إِسۡحَٰقَ يَعۡقُوْبَ ﴿71﴾ قَالَتۡ يَٰوَيۡلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزٌ وَهَٰذَا بَعۡلِيْ شَيۡخًاۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عَجِيبٌ ﴿72﴾ قَالُوْٓا أَتَعۡجَبِيْنَ مِنۡ أَمۡرِ اللهِۖ رَحۡمَتُ اللهِ وَبَرَكَٰتُه‘ عَلَيۡكُمۡ أَهۡلَ الۡبَيۡتِۚ إِنَّه‘حَمِيدٌ مَّجِيْدٌ ﴿73﴾
Artinya : Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat”. Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth”.
Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh”. Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”. (Q.S Hud : 69-73)
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah
- Mengucapakan salam dan wajib menjawab
- Menghormati tamu walau tidak di kenal dan menjamunya denga sebaik baiknya
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Membangun Ka’bah
Nabi ismail adalah orang pertama dan fasih dalam berbicara dengan Bahasa arab, Nabi Ismail belajar Bahasa arab kepada bani jurhum, kepada bani al amaliq dan belajar Bahasa arab dari penduduk yaman, yaitu penduduk asli sekitar mekkah sebelum Nabi Ibrahim, dan Setelah ismail beranjak dewasa, maka di nikahkan dengan salah satu wanita dari bani AL-Amalaiq yang bernama Imarah binti Sa’d bin Usamah bin Akil al Amaliqiy,
Siti Hajar meninggal dunia maka datang lah Nabi Ibrahim untuk menengok nya setelah nabi Ismail menikah, tapi beliau tidak bertemu dengan Nabi Ismail, yang ada hanya istrinya, Nabi Ibrahim bertanya, kemana suamimu, istrinya Nabi Ismail menjawab pergi mencarai nafkah, dan kemudian Nabi Ibrahim bertanya tentang kehidupannya, istri Nabi Ismail menjawab, kondisi kami memprihatinkan kehidupan kami serba kekurangan, dan kesusahan, mendengar jawaban istrinya Nabi Ismail, Nabi Ibrahim memberi pesan kepada istrinya agar disampaikan kepada Ismail.
setelah itu Nabi Ibrahim pulang, setelah itu Ismail datang bertanya kepada istrinya, adakah orang datang ke sinin, istrinya menjawab, iya ada dengan ciri-ciri begini dan begitu, dan bertanya kepada ku tentang kehidupan kita, maka saya menjawab bahwa kondisi kita memprihatinkan dan dalam kesusahan, lalu orang itu pergi dan titip salam kepada mu, dan mengatakan supaya kamu mengganti palang pintumu, Ismail berkata dia adalah ayahku Nabi Ibrahim, dan dia menyuruhku untuk menceraikan engkau, maka pulanglah kamu ke rumah orang tuamu.
Setelah menceraikan nya Nabi Ismail menikah lagi dengan wanita bani jurhum yang bernama, Sayyidah binti Madhadh bin Amr al Jurhumiy. Nabi Ibrahim datang lagi setelah Nabi ismail menikah untuk kedua kalinya, dan tidak bertemu dengan Nabi ismail tapi bertemu dengan istrinya, Nabi Ibrahim bertanya, ke mana suami mu ismail, istrinya menjawab dia keluar mencari nafkah, lalu Nabi Ibrahim bertanya tentang kehidupan nya, istrinya menjawab, segala puji bagi Allah, kehidupan kami sangat baik lapang, kami makan daging dan minum air, padahal waktu itu tidak memiliki apa-apa.
Kemudian Nabi Ibrahim pulang dan titip salam kepada Nabi Ismail kepada istrinya seraya berkata sampaikan kepada ismail, perkuat palang pintunya. Ketika ismail datang dia bertanya, apakah tadi ada orang datang ke sini, istrinya menjawab iya ada orang tua yang sangat baik penampilannya, dan dia bertanya tentang dirimu saya beritahu semuanya, dan dia juga bertanya tentang kehidupan kita, saya jawab segala puji bagi Allah kehidupan kita dalam kondisi baik dan serba kecukupan, lalu dia pulang dan titip salam seraya berkata kuatkan palang pintumu, ismail mengatakan dia itu adalah ayah ku, dan kamu adalah palang pintunya, beliau memerintahkan kepadaku supaya memeprtahankan dirimu,
Setelah beberapa waktu Allah memerintahkan kepada nabi Ibrahim untuk membuat bangunan di mekkah yaitu ka’bah, dan berkunjunlah Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail, setelah bertemu keduanya saling melepaskan rindu dan saling berpelukan serta ngobrol, setelah puas bincang-bincang Nabi Ibrahim berkata “Wahai ismail saya ke sini atas perintah Allah, maukah kamu membantu saya, Nabi Ismail berkata, kerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, dan aku akan membantu mu wahai Ayah, Nabi Ibrahim berkata : sesungguhnya aku diperintah untuk membangun sebuah bangunan di sini, dan Nabi Ibrahim menunjuk sebuah gundukan tanah yang agak tinggi, kemudian mereka berdua membangun dan meninggikan pondasinya.
Sebagai Firman Allah dalam al-Qur’an :
وَإِذۡ بَوَّأۡنَا لِإِبۡرَٰهِيْمَ مَكَانَ الۡبَيۡتِ أَنْ لَّا تُشۡرِكۡ بِيْ شَيۡٔٗئًا وَطَهِّرۡ بَيۡتِيَ لِلطَّآئِفِيْنَ وَالۡقَآئِمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ. وَأَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالۡحَجِّ يَأۡتُوْكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأۡتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ.
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (Q.S Al-Hajj : 26-27)
إِنَّ أَوَّلَ بَيۡتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلۡعَٰلَمِيْنَ. فِيهِ ءَايَٰتٌ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبۡرَٰهِيْمَۖ وَمَنْ دَخَلَه‘ كَانَ ءَامِنًاۗ وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الۡبَيۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلًاۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الۡعَٰلَمِيْنَ
Artinya : Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q.S Al-‘Imran : 96-97)
[/su_note]
Tambahan Bab
- Nabi Ibrahim diperintah khitan oleh Allah waktu menginjak usia 80 tahun, dan menggunakan kapak sebagai alat untuk berkhitan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad, dari abu Hurairah, ia berkata, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ibrahim berkhitan dengan kapak ketika dia berumur delapan puluh (80) tahun.
- Istri dan Putra-Putra Nabi Ibrahim antara lain :
Istri Nabi Ibrahim | Putra Nabi Ibrahim |
Hajar al Qibtiyah al Mishtiyah | Ismail bin Ibrahim |
Sarah | Ishaq bin Ibrahim |
Qathura binti Yaqthan al Kan’aniyah | 1. Madyan 2. Zamran 3. Saraj 4. Yaqsyan 5. Nusyuq |
Hajun binti Amin | 1. Kisan 2. Suraj 3. Amin 4. Lathan 5. Nafis |
Nah, itulah kisah Nabi ibrahim yang sangat lengkap, disertai dengan kisah nabi ismail, kisah disembelihnya ismail dan kisah siti hajar. semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. amiin..
Alhamdulillah,
والله اعلم بالصواب
wallahu a’lam bishshawab,
Penulis:
Moh. Nasiruddin
Kisah Nabi Ibrahim : Dakwah, Biografi, Mukjizat, Nabi Ismail (Terlengkap)