Properti Tari Gong – Suku Dayak merupakan suku penghuni asli penduduk pedalaman Pulau Kalimantan. Seperti suku-suku lain di Indonesia, Suku Dayak memiliki tari tradisional. Salah satu tari tradisionalnya adalah Tari Gong. Ya sesuai namanya, tarian ini menggunakan gong sebagai salah satu propertinya.
Tari Gong ini merupakan tarian suka cita karena digunakan untuk menyambut tamu termasuk penyambutan keturunan baru (bayi baru lahir) dari para pejabat daerah setempat terutama sang kepala suku. Berasal dari Suku Dayak Kenyah Kalimantan Timur, tari tersebut memiliki nama lain Tari Kancet Ledo. Dalam aritikel ini akan dijabarkan penjelasan mengenai tarian tersebut khusunya tentang properti Tari Gong langsung saja berikut penjelasannya.
Properti Tari Gong
Tarian kelembutan, begitulah sebutannya. Ya memang Tari Lancet Ledo terkenal dengan gerakan dan lenggak-lenggok penarinya yang lembut dan lemah gemulai. Tarian ini memang tidak memiliki banyak gerakan namun tarian ini memiliki banyak properti. Apa sajakah itu? Berikut beberapa properti Tari Gong atau Tari Kancet Ledo.
1. Gong
Pada pertunjukan tari tradisional lain mungkin anda juga pernah melihat gong. Gong biasanya digunakan sebagai alat musik pelengkap yang menggiringi tarian. Namun berbeda dengan Tari Kancet Ledo ini. Gong dalam tarian ini justru sebagai properti sang penari.
Gong yang digunakan sebagai properti tarian ini difungsikan bukan untuk dipukul atau dibunyikan. Ya gong dalam tarian ini emang bukan sebagai alat musik pengiring tari. Namun gong dalam tarian ini akan dinaiki oleh sang penari perempuan, karena memang Tari Gong ditarikan oleh seorang perempuan. Sang penari akan melenggak-lenggokan badan di atas gong tersebut.
Merupakan jenis tarian yang tidak memiliki banyak variasi gerakan. Tarian ini hanya memaksimalkan gerakan dari tangan dan kaki saja. Melambai dan mengerak-gerakkan tangan, melenggak-lenggokkan badan di sekitar gong, dan gerakan naik turun gong saja.
Ya kebanyakan gerakan tarian ini berfokus dengan properti gong. Gong memang menjadi properti utama dalam tarian ini. Ukuran gong yang digunakan pun bervariasi, biasanya disesuaikan dengan proporsi badan sang penari. Sedangkan untuk warna biasanya dipilih gong emas atau gong yang berwarna emas kekuningan. Namun ada juga yang memakai warna seperti warna koin logam atau warna tembaga.
2. Hiasan tangan dari bulu ekor dari Burung Enggang
Properti Tari Gong kedua yang wajib ada yaitu bulu ekor dari Burung Enggang. Burung tersbebut merupakan simbol kemuliaan dan kebesaran bagi Suku Dayak. Ekor burung ini panjang, simbol dari kemakmuran rakyat terutama mereka yang merupakan bagian dari Suku Dayak.
Beberapa bulu ekor burung yang panjang itulah akan diselipkan diantara jari-jari sang penari sehingga membentuk menyerupai sebuah kipas yang cantik dan menawan. Properti ini menambah keanggunan sang penari. Filosofi tarian yang menggunakan bulu Burung Enggan ini sebenarnya mengambil dari sifat sang burung tersebut. Sifat yang dimaksudkan yaitu adanya kelincahan dan kecepatan yang dibalut dalam sebuah kelembutan.
3. Baju Manik
Menggunakan pakaian tradsional Suku Dayak Kenyah, baju manik dengan corak khas Dayak berwarna cerah mendominasi kostum sang penari. Manik-manik yang digunakan biasanya berukuran kecil-kecil dan memiliki warna yang beraneka ragam. Warna-warna tersebut disusun sedemikian rupa sehingga indah dipandang mata.
Sedangkan untuk corak biasanya dipilih corak dengan bentuk hewan dan tumbuhan. Ada dua perbedaan dalam hal ini, bila corak yang dipakai berupa corak hewan (biasanya harimau atau burung enggang) maka orang tersebut merupakan keturunan bangsawan. Namun bila corak yang dipakai hanya dari tumbuh-tumbuhan maka orang tersebut merupakan warga biasa.
Corak hewan terutama harimau dan burung enggang memang tidak boleh dipakai sembarangan orang. Karena dalam Suku Dayak harimau dan burung enggang melambangkan kekuasaan dan kehebatan sang pemimpin. Terlebih pada corak burung enggang yang dianggap sakral bagi keturunan Suku Dayak.
Sangat mewah dan anggun, begitulah perpaduan antara manik warna-warni dan corak khas Suku Dayak. Kostum yang dipakai semuanya memiliki warna senada mulai dari atasan, bawahan dan hiasan kepala. Corak yang dipilih juga sama dari baju atasan hingga bawahan.
4. Ta’ah
Berbentuk kain persegi panjang, biasanya terbuat dari kain tenun khas Suku Dayak. Kain ini dililitkan memutari pinggang sang penari. Kain yang merupakan ciri khas Suku Dayak ini dikenal dengan nama Ta’ah. Ta’ah merupakan nama dari busana tradisional Suku Dayak bagi kaum perempuan yang bercorak hewan atau tumbuhan.
Ta’ah tidak hanya dipakai sebagai kostum para penari gong saja, namun hampir semua tari tradisional Dayak memakainya. Ta’ah tersebut semakin menambah kesan eksotis, alami, dan elegan pada kostum sang penari. Ta’ah biasanya memiliki warna dan corak yang sama dengan baju atasan dan hiasan kepala yang dikenakan.
5. Hiasan Kepala
Properti Tari Gong lainnya adalah ikat kepala. Ikat kepala tersebut terbuat dari kain tenun yang berhiaskan bulu dari ekor Burung Enggang. Namun ada juga yang menggunakan rotan sebagai bahan dasar ikat kepala. Meskipun berbeda bahan pembuat namun ikat kepala yang dipakai selalu menyertakan tambahan bulu ekor burung elang untuk hiasannya.
Bulu ekor burung enggan dipilih karena memiliki ukurang yang lebih panjang bila dibanding dengan bulu pada bagian lain dari tubuh burung enggang. Bulu ekor yang panjang dengan corak eksotis nan cantik dipasang pada kepala sang penari seakana-akan menambah kemewahan dan menyimpan filosofi tersendiri bagi Suku Dayak.
6. Sapeq dan Kecapi
Salah satu keunikan tarian ini adalah meski bernama tari gong, tarian ini tidak menggunakan gong sebagai pengiringnya. Justru sapeq dan kecapilah yang digunakan sebagai alat musik utama. Alat musik tersebut merupakan alat musik tradisional utama yang digunakan sebagai pengiring. Alunan musik yang lembut dan bertempo lambatlah yang sering digunakan. Tempo lambat memang sesuai dengan gerakan sang penari yang mencerminkan keangunan dan kelemah-lembutan. Selain Sapeq dan kecapi ada juga alat musik lain yang digunakan dalam tarian ini.
7. Aksesoris
Aksesoris pelengkap properti Tari Gong yaitu kalung dan gelang. Memang bukan properti utama namun properti tersebut menambah daya tarik sang penari. Kalung yang digunakan biasanya terbuat dari manik-manik berwarna yang bergerigi atau taring macan. Kalung juga dihiasi dengan bulu Burung Enggang.
Gelang yang dipakai sang penari juga berbahan sama yaitu manik-manik warna-warni atau gigi macan. Bedanya pada gelang tidak dihiasi dengan bulu Burung Enggang.
Beberapa properti Tari Gong diatas dapat menjadi referensi bagi anda yang ingin mengenal lebih dalam mengenai Tari gong. Bagi anda yang ingin menyaksikan pertunjukan tari ini dapat menontonnya di YouTube atau langsung datang berkunjung ke Kalimantan Timur.
Ingat tarian ini hanya ditarikan pada acara-acara khusus saja. Sesuaikan jadwal anda dengan acara tersebut agar tidak menyesal karena gagal menyaksikan Tari Gong khas Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur.