Properti Tari Gandrung – Tari Gandrung, sebuah tari tradisional Suku Osing, yang tinggal di Jawa Timur khususnya daerah Banyuwangi. Meski asli milik keturunan warga Jawa Timur tarian ini ternyata memiliki perpaduan dari kebudayaan Bali khusunya dari Kerajaan Blambangan. Keturunan Kerajaan Blambangan yang sangat kental dengan agraris (pertanian) mereka awalnya kagum dengan Dewi Sri yang merupakan Sang Dewi Padi.
Dewi Sri dianggap dewi yang membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat sekitar, hingga akhirnya munculah Tari Gandrung. Tari ini biasanya ditarikan saat panen raya sebagai perwujudan rasa syukur pada Sang Dewi Padi. Termasuk dalam salah satu tari tradisional, tarian ini memiliki banyak property. Berikut penjelasan mengenai properti Tari Gandrung mulai dari kostum, musik pengiring, hingga aksesorisnya.
Properti Tari Gandrung
Tari Gandrung asli Banyuwangi ini merupakan tarian berpasangan atau tari yang dimainkan oleh perempuan dan laki-laki. Biasanya sang penari perempuan akan megajak menari salah satu penonton yang menyaksikan dengan cara menariknya dengan selendang. Ya selendang merupakan salah satu properti Tari Gandrung yang wajib ada. Selain selendang berikut beberapa properti lainnya.
1. Selendang
Selendang merupakan properti Tari Gandrung utama. Selendang ini memiliki panjang ukuran yang sama dengan selendang tari pada umumnya. Selendang tari ini disampirkan atau diletakkan pada bahu sang penari. Selain itu kegunaaan selendang ini yaitu sebagai aksesoris menari dan untuk menarik penonton yang akan diajak menari.
Prosesi mengajak menari para penonton dilakukan pada tahap maju atau setelah tahap jejer selesai dilakukan. Para tamu yang pertama kali diajak menari yaitu mereka yang memiliki kedudukan tinggi seperti pejabat negara atau pejabat daerah setempat. Kemudian barulah berganti dengan para penonton biasa (mereka yang tidak memiliki jabatan penting atau warga biasa).
Gandrung (sebutan untuk penari Gandrung perempuan) akan mengajak menari penonton dengan cara memasangkan selendang pada leher orang tersebut. Kemudian Gandrung akan mengajak maju orang tersebut ke atas panggung dengan menarik selendang yang telah digantungkan sebelumnya. Selanjutnya Gandrung akan menari dengan gerakan yang menggoda.
Ya Tari Gandrung dipentaskan memang dengan cara menggoda lawan jenis. Gerakan tersebut sudah menjadi gerakan umum dalam tarian ini. Sehingga terkadang terjadi pertengkaran antar penonton pria yang mabuk data menanti giliran menari. Namun semuanya bisa teratasi karena sebelumnya sudah pasti ada pihak berwajib (polisi atau petugas keamanan setempat) yang menjaga keamanan saat pementasan berlangsung.
2. Hiasan mahkota
Properti Tari Gandrung lainnya adalah hiasan mahkota atau dikenal dengan sebutan “Omprok”. Hiasan kepala tersebut terbuat dari kulit kerbau yang dihiasi dengan ornamen berwarna emas dan merah.
Ornamen Antasena juga ikut menghiasi omprok. Ornamen satu ini menutupi seluruh rambut sang penari, mulai dari bagian depan hingga belakang. Dahulu ornament satu ini tidak melekat pada mahkota melainkan dipasang setengah terlepas mirip seperti sayap burung. Namun seiring berkembangnya jaman ornament ini melekat pada mahkota seperti sekarang ini.
Selain ornamen Antasena ada juga ornament cundhuk menthol. Ornamen ini berbentuk bunga yang kecil dan cantik. Ada juga ornament hio dalam unsur hiasan kepala penari Gandrung. Hio ini menambah kesan magis bagi sang penari.
3. Kain Batik
Properti lainnya adalah kain batik. Kain batik digunakan sebagai bawahan sang penari. Kain dililitkan pada pinggang sehingga menyerupai rok yang pas badan. Kain batik yang digunakan biasanya merupakan corak gajah oling atau tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah.
Kain batik yang digunakanpun biasanya berwarna dasar putih. Tujuan penggunaan kain batik dengan dasar warna putih ini sebagai pelestarian ciri khas kain batik dari Banyuwangi. Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan corak dan warna dasar lain.
4. Baju atasan
Terpengaruh dari kebudayaan Bali membuat busana atau baju atasan Tari Gandrung berbeda dengan tarian jawa lain. Baju atasan para penari gandrung terbuat dari bahan dasar beludru hitam. Dihiasi dengan ornament emas dan manik-manik mengkilap seakan-akan menambah daya tarik sang penari.
Baju atasan ini berbentuk leher botol. Melilit mulai dari leher hingga bagian dada sang penari. Pada bagian pundak dan separuh punggung sengaja dibiarkan terbuka. Sebagai hiasan dipasang satu buah kelat pada masing-masing bahu, ilat-ilatan untuk penutup dada, dan ikat pinggang pada bagian pinggang.
5. Kipas
Selain selendang, ada sebuah kipas yang digunakan sebagai properti Tari Gandrung. Kipas memang bukan properti utama karena tidak digunakan setiap tahap tarian Gandrung. Kipas hanya digunakan sebagai properti saat tahap terakhir tarian yaitu tahapan Seblang Subuh.
Meskipun kini tahap Seblang Subuh sering dihilangkan karena dianggap mistis. Namun beberapa kesempatan tahapan ini tetap dilakukan karena merupakan tahap penyucian. Dalam tahapan ini para penari memagang sebuah kipas, sambil menyanyi lagu sedih para penari mengerak-gerakkan kipas mengikuti irama lagu.
6. Musik pengiring
Alat mudik pengiring juga termasuk dalam salah satu properti Tari Gandrung. Tanpa alat musik Tari Gandrung tidak akan berjalan dengan baik Alat musik pengiring Tari Gandrung awalnya adalah kendang dan rebana.
Tari gandrung pertama dilakukan oleh laki-laki yang berdandan seperti seorang wanita. Mereka membawa kendang dan rebana dengan sebuah gerobak. Menari dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian setelah masuknya Agama Islam yang melarang pria berdandan seperti wanita membuat tari gandrung kini ditarikan oleh wanita.
Perempuan pertama yang menjadi penari gandrung bernama Semi. Semi menjadi penari gandrung sejak nazar sang ibu ketika dia sakit keras dan hampir mati. Tarian gandrung yang ditarikan oleh perempuan ini sekarang tidak seperti dulu. Alat musik pengiring yang dahulu hanya kendang dan rebana sekarang sudah bertambah banyak.
Alat musik tersebut terdiri dari sebuah gong (kempul), sebuah kluncing atau triangle, biola, kendang (satu hingga dua buah), sepasang kethuk, dan tentunya seperangkat rebana. Terkadang ada alat musik tambahan khas Bali yang digunakan yaitu saron, angklung dan electone. Namun alat musik tambahan ini khusus digunakan pada Tari Gandrung kreasi saja.
Alat-alat musik tersebut dimainkan dengan apik dan berirama sehingga membentuk komponen musik yang beragam, menarik, dan unik. Bahkan para penonton juga dapat meminta judul lagu apa yang akan dibawakan sebagai pengiring Tari Gandrung saat prosesi maju atau menari bersama para tamu dan penonton yang hadir.
Unik bukan tari perpaduan budaya jawa dan bali ini. Bagi anda yang penasaran, tarian ini tidak hanya ditarikan di daerah Banyuwangi, Jawa Timur saja hlo. Namun sudah berkembang seantero Indonesia. Tarian yang sangat cocok bagi penyambutan tamu ini memang jadi primadona.
Properti Tari Gandrung juga mudah didapat, sehingga bagi anda yang ingin mempelajarinya tidaklah sulit menemukannya. Anda bahkan bisa membeli selendang di toko-toko terdekat. Selamat belajar kesenian khas Banyuwangi. semoga ulasan tari gandrung di atas bermanfaat untuk pembaca sekalian.