Rukun Sholat: Tata Cara Lengkap, Penjelasan Serta Bacaannya Sekolahnesia

RUKUN SHOLAT: Tata Cara lengkap, Penjelasan serta Bacaannya

Rukun Sholat – Bagi orang Islam, sholat adalah tiang agama. Orang islam yang meninggalkan sholat makan bisa membuat tiang agamanya runtuh. Ibadah yang memiliki hukum fardhu dan sunnah ini tidak bisa dilaksanakan dengan asal-asalan karena sudah diatur dalam rukun sholat yang benar sesuai dengan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Namun, perlu diketahui bahwa sebelum Anda menunaikan sholat, Anda harus bersuci terlebih dahulu ya. Bisa dengan wudhu atau tayamum apabila tidak ada air. Bisa jadi sholat Anda tidak diterima karena Anda dalam kondisi yang belum suci. Selanjutnya, Anda sholatlah sesuai dengan rukun sholat.

1. Sholat dengan berdiri jika mampu

Sholat Dengan Berdiri Jika Mampu

Rukun adalah sesuatu yang harus ditegakkan dalam melakukan sebuah perkara karena perkara tersebut tidak akan tegak tanpa adanya rukun. Nah, untuk rukun pertama yang harus dipenuhi agar sholat Anda sah yaitu melakukan sholat dengan posisi berdiri bagi yang mampu. Sesuai dengan firman Allah Q.S: Al-Baqarah ayat 238, yaitu:

 ﴾٢٣٨﴿ قَانِتِينَ لِلَّـهِ وَقُومُوا الْوُسْطَىٰ وَالصَّلَاةِ الصَّلَوَاتِ عَلَى حَافِظُوا

Artinya: Jagalah shalat-salat kalian dan shalat wustha dan berdirilah menghadap kepada Allah dengan penuh ketundukan. (Q.S Al-Baqarah: 238)

Namun, bagi orang yang tidak mampu sholat dengan posisi berdiri maka diperbolehkan sholat dengan duduk. Hal ini termasuk keringanan atau toleransi yang diberikan oleh Nabi Muhammad untuk kaumnya. Berdasarkan dengan sunnah Nabi yang tertulis di HR. Bukhari. Nabi bersabda:

فَقَاعِدًا تَسْتَطِعْ لَمْ فَإِنْ قَائِمًا صَلِّ

Artinya: Shalatlah dalam keadaan berdiri dan jika engkau tidak mampu maka duduklah. (HR. Bukhari)

Selain itu, jika sedang sakit keras atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berdiri dan duku, maka Anda bisa melakukan sholat dengan berbaring. Seperti sunnah yang dicontohkan oleh junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

جَنْبٍ فَعَلَى تَسْتَطِعْ لَمْ فَإِنْ

Artinya: Dan jika engkau tidak mampu maka shalatlah dalam keadaan berbaring.” (HR. Bukhari)

Sesungguhnya, Agama Islam memudahkan hambanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun tetap saja sebagai hamba yang bertaqwa Anda harus menjalankan hukum-hukum yang sudah tertulis di Al-Quran dan disunnahkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu A’alaihi wa Sallam. Pernyataan tersebut berdasarkan pada Firman Allah SWT yang tertuang pada Q.S At-Taghabun ayat 16 yang berbunyi:

اسْتَطَعْتُمْ مَا اللَّـهَ فَاتَّقُوا

Artinya: Dan bertakwalah kepada Allah semampu kalian. (QS. At-Taghabun: 16)

2. Melakukan takbiratul ihram dan membaca niat

Melakukan Takbiratul Ihram Dan Membaca Niat

Takbiratul ihram atau yang biasa disebut dengan pembuka sholat merupakan rukun kedua sholat. Takbiratul ihram dilakukan dengan membaca lafadz takbir Allahu Akbar yang artinya adalah Allah Maha Besar. Lafadz yang diucapkan telah dicontohkan oleh Nabi dan barang siapa yang memulai ibadah sholat tanpa membaca takbir maka sholatnya tidaklah sah.

Gerakan takbiratul ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan dan harus disejajarkan dengan telinga Anda. Bersamaan dengan mengangkat kedua telapak tangan, Anda melafadzkan takbir dan membaca niat sholat di dalam hati. Kemudian meletakkan kedua tangan tepat di atas pusar dengan tangan kanan berada di atas. Setelah itu baru Anda bisa melanjutkan rukun-rukun dalam sholat yang lain.

Niat dalam sholat berbeda-beda tergantung dengan sholat yang akan dijalankan. Niat harus Anda lafadzkan dalam hati, karena sesungguhnya niat itu berasal dari hati Anda. Anda bisa melafadzkan niat dalam hati menggunakan bahasa yang Anda bisa agar Anda dapat merasakan di dalam hati bahwa Anda akan melakukan sholat yang merupakan perintah Allah SWT dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, sebelum takbiratul ihram Anda bisa melafadzkan niat secara lirih dan berniat lagi di dalam hati bersamaan dengan saat melafadzkan takbir untuk takbiratul ihram. Niatkan sholat Anda semata-mata hanya untuk Allah SWT dan demi menggapai ridho Allah SWT.

3. Membaca surat Al-Fatihah

Membaca Surat Al-Fatihah

Al-Fatihah memiliki nama lain yaitu Ummul Qur’an. Al-Fatihah memiliki banyak sekali kandungan pelajaran-pelajaran detail yang sangat bermanfaat. Hendaklah seseorang yang membaca Al-Fatihah mengetahui artinya yang berarti seseorang membaca Al-Fatihah dengan memahami apa isi yang terkandung dan tujuan-tujuannya. Jika Anda memahami surat ini, Anda akan merasa memanjatkan do’a agar ditunjukkan jalan yang lurus kepada Allah SWT.

Dalam rukun sholat ini, setelah takbiratul ihram maka rukun yang harus  Anda lakukan membaca surat Al-Fatihah. Surat pertama Al-Qur’an ini dibaca pada setiap rakaat pada sholat Anda. Jika Anda tidak membaca surat Al-Fatihah ini maka sholatnya tidak sah karena telah meninggalkan rukun dalam sholat.

Membaca surat ini dalam posisi berdiri tegap, tangan di atas pusar, dan wajah tunduk menghadap ke tempat sujud atau shajadah. Bacalah surat al-fatihah dalam kondisi tenang dan tidak tergesa-gesa. Agar Anda bisa khusyuk saat membaca surat ini maka pahamilah artinya dan saat bibir mengucapkan ayat per ayat dalam hati juga ikut merasakan kandungan arti di setiap ayatnya.

4. Melakukan ruku’ dengan tumakninah

Melakukan Ruku’ Dengan Tumakninah

Setelah membaca Al-Fatihah dan kadang diselingi oleh surat-surat pendek, Anda melakukan takbir dan melakukan rukun sholat selanjutnya yaitu ruku’. Perintah ruku’ ini terdapat pada Firman Allah yang tertuang pada Surat Al-Hajj di Al-Qur’an, yang berbunyi:

رَبَّكُمْ وَاعْبُدُوا وَاسْجُدُوا ارْكَعُوا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَا يَا

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, ruku’lah, sujudlah dan sembahlah Rabb kalian.” (QS. Al-Hajj: 77)

Bacaan yang dibaca pada saat ruku’ yaitu:

وَبِحَمْدِهِ الْعَظِيمِ رَبِّىَ سُبْحَانَ

Artinya: Mahasuci Tuhanku yang Mahaagung dan segala puji bagiNya

Bacaan tersebut harus Anda baca berulang sebanyak tiga kali. Ruku’ harus Anda lakukan secara tumakninah yaitu dalam kondisi hati Anda tenang, persendian juga tenang, dan tidak terburu-buru. Tidak sah sholatnya apabila saat sholat tidak melakukan ruku’ dan tumakninah.

Meskipun ruku’ ditinggalkan dengan tidak sengaja maka sholatnya tetap tidak sah dan batal. Jika ditengah-tengah sholat Anda ingat bahwa belum melakukan ruku’ maka Anda bisa mengganti dengan menambah rakaat atau melakukan sujud syahwi.

Ruku’ dilakukan dengan cara posisi badan menunduk hingga membentuk tunduk yang sempurna dan posisi punggung sejajar dengan posisi kepala. Pada saat ruku’ kedua tangan diletakkan pada lutut sebagai penyangga badan saat menunduk. Dan wajah menghadap ke tempat sujud dengan membaca bacaan ruku’ sebanyak tiga kali. Ruku’ dilakukan sekali di setiap rakaat sholat.

5. Iktidal, berdiri setelah ruku’

Iktidal, Berdiri Setelah Ruku’

Agar sholat Anda sah maka Anda harus melakukan rukun setelah ruku’ yaitu iktidal. Kadang ada orang yang mencuri gerakan sholat yaitu terburu-buru saat setelah ruku’ dan akan melakukan sujud. Sesungguhnya hal tersebut sudah meninggalkan iktidal yang merupakan rukun sholat. Sholat yang seperti itu tidak sah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

 سُجُوْدُهَا وَلاَ رُكُوْعُهَا يُتِمُّ لاَ :قَالَ صَلاَتِهِ؟ مِنْ يَسْرِقُ وَكَيْفَ اللهِ رَسُوْلَ يَا :قَالُوْا صَلاَتِهِ، مِنْ يَسْرِقُ الَّذِي سَرِقَةً النَّاسِ أَسْوَأُ

Artinya: “Sejelek-jelek pencuri adalah yang mencuri dalam shalatnya” Para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seorang mencuri dalam shalatnya?” Beliau mengatakan, “Ia tidak menyempurnakan ruku’nya dan sujudnya.” (HR. Ahmad)

Yang dimaksud pada hadits di atas adalah orang yang tergesa-gesa sehingga tidak sempat melakukan iktidal dan membaca doa iktidal. Dan seseorang yang seperti itu sholatnya tidak sah dan tidak diterima. Maka agar sholat Anda sah setelah ruku’ bangkitlah berdiri dengan membaca bacaan iktidal, yaitu:

حَمِدَهُ لِمَنْ اللَّهُ سَمِعَ

Artinya: Allah Maha Mendengar (pujian) orang yang memuji-Nya.

بَعْدُ شَيْءٍ مِنْ شِئْتَ مَا وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ السَّمَاوَاتِ مِلْءَ الْحَمْدُ كَلَرَبَّنَا

Artinya: Wahai Rabb kami, bagiMu segala puji, (pujian) sepenuh langit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu setelahnya.

Berdasarkan rukun sholat ini, iktidal dilakukan dengan bangkit dari ruku’ bersamaan dengan membaca “حَمِدَهُ لِمَنْ اللَّهُ سَمِعَ”. Dan berdiri tegap menghadap ke tempat sujud dengan tangan di letakkan di samping badan sambil membaca do’a iktidal yang kedua. Setelah itu, pada saat akan sujud gerakan dilakukan bersamaan dengan membaca takbir “Allahu Akbar”.

6. Melakukan sujud dengan tumakninah

Melakukan Sujud Dengan Tumakninah

Rukun sholat selanjutnya adalah dengan melakukan sujud. Tata cara melakukan sujud adalah dengan meletakkan tujuh anggota tubuh agar menyentuh tempat sholat. Tujuh anggota tubuh yang dimaksudkan adalah dahi hingga hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung kedua kadi (jari-jari kaki). Tata cara sujud ini adalah perintah Nabi untuk melakukan sholat agar sholatnya sempurna dan sah.

Sama dengan melakukan ruku’, saat Anda melakukan gerakan sujud ini maka Anda harus memiliki hati yang tenang, persendian badan yang tenang, dan tidak terburu-buru. Jika orang yang sujud tidak tenang sehingga membuat salah satu bagian tujuh tubuh tidak menyentuh tempat sholat, maka sholatnya tidak sah. Atau jika seseorang sujud namun tubuhnya tidak di posisi yang benar, maka tidak sah sholatnya.

Adapun bacaan yang harus dibaca ketika sujud yaitu:

وَبِحَمْدِهِ الْأَعْلَى رَبِّىَ سُبْحَانَ

Artinya: Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi dan segala puji bagiNya

Bacaan sujud ini di baca sebanyak tiga kali (3x). Sujud dilakukan dua kali di setiap rakaat sholat yang diselingi dengan duduk di antara dua sujud yang merupakan salah satu rukun dalam sholat juga. Jadi apabila satu sujud saja lupa tidak dilakukan maka sholat Anda tidak sah.

7. Bangkit dari sujud dan duduk di antara dua sujud

Bangkit Dari Sujud Dan Duduk Di Antara Dua Sujud

Setelah sujud maka Anda bangkit untuk dan mengucap takbir “Allahu Akbar”. Duduk yang dimaksudkan disini adalah duduk di antara dua sujud. Mengapa dikatakan sujud di antara dua sujud? Karena setelah duduk ini Anda masih harus melakukan gerakan sujud yang kedua dalam satu rakaat sholat. Bacaan yang harus dibaca adalah:

وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْحَمْنِى لِى اغْفِرْ رَبِّ

Artinya: Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, penuhilahkebutuhanku, berilah aku petunjuk dan tingikanlah aku

Untuk duduk di antara dua sujud, sikap Anda yang baik adalah dengan badan diluruskan (agak tegap), jari-jari tangan Anda tumpukan ke di atas lutut, bagian jari-jari kaki kanan Anda tumpukan di atas tempat sholat, sedangkan untuk bagian luar kaki kiri Anda letakkan juga di lantai. Posisi Anda menduduki kaki kiri.

8. Duduk tahiyat awal

Duduk Tahiyat Awal

Duduk tasyahud awal merupakan duduk yang Anda lakukan setelah mendapatkan sholat sebanyak dua rakaat pada sholat fardhu yaitu dhuhur, ashar, maghrib, dan isya’. Untuk sholat shubuh yang hanya dua rakaat, tidak ada tahiyat awal sehingga langsung pada tahiyat akhir. Duduk ini dilakukan setelah sujud yang kedua. Adapun bacaan dari tahiyat awal ini yaitu:

أَنْ أَشْهَدُ الصَّالِحِينَ اللَّهِ عِبَادِ وَعَلَى عَلَيْنَا السَّلاَمُ وَبَرَكَاتُهُ اللَّهِ وَرَحْمَةُ النَّبِىُّ أَيُّهَا عَلَيْكَ السَّلاَمُ لِلَّهِ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ الْمُبَارَكَاتُ التَّحِيَّاتُ

اللَّهِ رَسُولُ مُحَمَّدًا أَنَّ وَأَشْهَدُ اللَّهُ إِلاَّ إِلَهَ لاَ

Artinya: Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkahNya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah (HR. Muslim)

Berdasarkan rukun sholat yang tertulis di sini. Tata cara duduk tahiyat awal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sama dengan tata cara duduk di antara dua sujud yaitu dengan menumpukan tangan di atas lutut, badan sedikit tegap, jemari kaki kanan dan luaran kaki kiri diletakkan di lantai dengan posisi menduduki kaki kiri.

9. Duduk tahiyat akhir

Duduk Tahiyat Akhir

Untuk melengkapi rukun sholat maka rukun yang akan Anda kerjakan adalah duduk tahiyat akhir. Duduk tahiyat ini Anda lakukan jika Anda telah lengkap melaksanakan rakaat masing-masing sholat. Bacaan untuk rukun sholat pada duduk tahiyat akhir yaitu:

أَنْ أَشْهَدُ الصَّالِحِينَ اللَّهِ عِبَادِ وَعَلَى عَلَيْنَا السَّلاَمُ وَبَرَكَاتُهُ اللَّهِ وَرَحْمَةُ النَّبِىُّ أَيُّهَا عَلَيْكَ السَّلاَمُ لِلَّهِ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ الْمُبَارَكَاتُ التَّحِيَّاتُ

اللَّهِ رَسُولُ مُحَمَّدًا أَنَّ وَأَشْهَدُ اللَّهُ إِلاَّ إِلَهَ لاَ

Artinya: Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkahNya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah (HR. Muslim)

Bacaan untuk duduk tahiyat akhir sama dengan bacaan untuk duduk tahiyat awal. Hanya yang membedakan bacaan antara kedua rukun ini adalah di tahiyat akhir akan ditambahkan shalawat untuk junjungan Anda Nabi Muhammad SAW. Membaca shalawat adalah rukun tersendiri dalam sholat.

Tata cara untuk duduk tahiyat akhir ini berbeda dengan duduk tahiyat awal. Duduk tahiyat akhir dilakukan dengan cara kedua tangan di letakkan di atas tumpuan lutut, jari-jari kaki kanan menyangga di lantai, luaran kaki kiri diletakkan di depan jari-jari kaki kanan, sehingga membuat badan agak miring ke kanan, dan posisi Anda duduk di tempat sholat.

10. Sholawat untuk Nabi Muhammad SAW

Sholawat Untuk Nabi Muhammad Saw

Sholat yang telah Anda lakukan haruslah di awali dengan menyanjung dan memuji Allah dan setelah itu ketika hendak mengakhiri sholat Anda diharuskan membaca sholawat untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Sholawat untuk Nabi dibaca setelah selesai membaca do’a tasyahud akhir sehingga seperti satu rangkaian dalam bacaan tasyahud awal. Padahal kedua hal tersebut adalah terpisah.

Adapula bacaan sholawat yang bagus untuk Anda baca setelah membaca do’a tasyahud akhir saat Anda akan mengakhiri sholat yaitu:

مُحَمَّدٍ سَيِّدِنَا عَلٰى وَبَارِكْ إِبْرَاهِيْمَ سَيِّدِنَا أَٰلِ وَعَلٰى إِبْرَاهِيْمَ سَيِّدِنَا عَلٰى صَلَّيْتَ مَاكَمُحَمَّدٍ سَيِّدِنَا أٰلِ وَعَلٰى مُحَمَّدٍ سَـيَّدِنَا عَلٰى صَلِّ اَللّـٰـهُمَّ

.مَجِيْدٌ حَمِيْدٌ إِنَّكَ الْعٰلَمِيْنَ فِى إِبْرَاهِيْمَ سَيِّدِنَا أٰلِ وَعَلٰى إِبْرَاهِيْمَ سَيِّدِنَا عَلٰى بَارَكْتَ كَمَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِنَا أٰلِ وَعَلٰى

Artinya: Ya Alloah, limpahkan sholawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana yang telah Engkau limpahkan pada Ibrahim dan keluarganya, berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Bacalah sholawat nabi, jika Anda tidak membaca sholawat nabi di akhir sholat Anda, maka sholat Anda tidak akan sah karena meninggalkan salah satu rukun. Shalawat nabi hendaklah Anda baca dengan tajwid yang baik dan benar seperti bacaan sholat yang lain.

11. Salam

Rukun Sholat : Salam

Untuk menutup sholat Anda, Anda diwajibkan untuk mengucapkan salam. Salam dilakukan saat Anda sudah selesai membaca do’a tasyahud akhir atau melakukan gerakan duduk tahiyat akhir. Ada beberapa perbedaan salam oleh para ulama. Sehingga dapat Anda mendapati beberapa model salam untuk mengakhiri sholat.

  1. Mengucapkan “Assalamu’alaikum wa rohmatullah” dengan menoleh ke kanan dan ke kiri.
  2. Mengucapkan “Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh” menoleh ke kanan dan mengucapkan “Assalamu’alaikum wa rohmatullah” menoleh ke kiri.
  3. Mengucapkan “Assalamu’alaikum wa rohmatullah” menoleh ke kanan dan mengucapakan “Assalamu’alaikum” menoleh ke kiri, atau
  4. Hanya mengucapkan “Assalamu’alaikum” menoleh ke kanan.

Keempat pilihan di atas adalah beberapa salam yang menjadi perbedaan para ulama. Untuk meyakinkan Anda bisa mencari sunnah yang sesuai dengan ulama yang Anda ikuti. Namun, apabila lengkap akankah lebih baik. Yang terpenting adalah Anda harus menutup sholat Anda dengan salam. Apabila Anda tidak melakukan rukun yang satu ini bisa jadi sholat Anda tidak diterima karena tidak sah.

12. Dilakukan secara berurutan

Rukun Sholat : Dilakukan Secara Berurutan

Sholat Anda akan dikatakan sah apabila Anda melakukan rukun-rukun sholat secara berurutan dan tidak meninggalkan satu rukun saja. Rukun sholat tersebut ada yang berbeda-beda setiap sholatnya. Anda hanya harus menyesuaikan sesuai rakaat yang ada pada aturan sholat. Namun, secara garis besar hal-hal yang menjadi rukun sholat tidak boleh satupun yang terlewat.

Apabila rukun sholat ada yang terlewat bisa Anda ganti dengan melakukan sujud syahwi. Sujud syahwi juga bisa dilakukan saat Anda lupa berapa rakaat yang telah Anda kerjakan. Bacaan yang Anda lafalkan pada setiap gerakan juga harus berdasarkan tajwid, jangan terburu-buru karena kesalahan dalam membaca bacaan juga bisa merubah arti pada bacaan tersebut.

13. Gerakan-gerakan yang tumakninah

Gerakan-Gerakan Yang Tumakninah

Di setiap rukunnya hendaklah Anda lakukan secara tumakninah. Tumakninah tidak hanya dilakukan pada saat Anda ruku’, iktidal, ataupun sujud. Melainkan di setiap tahapan gerakan demi gerakan yang Anda lakukan untuk sholat dengan hati tenang, badan tenang, dan tidak tergesa-gesa. Hal tersebut akan memberikan ketenangan tersendiri kepada Anda saat sholat dan setelah sholat.

Tutuplah sholat Anda dengan membaca dzikir dan do’a atas pengampunan dan permohonan yang Anda panjatkan pertolongan dan hidayahnya kepada Allah SWT. Meskipun sholat merupakan sarana berdoa bagi kaum muslimin kepada Allah tidak ada salahnya Anda memanjatkan doa tambahan setelah sholat. Dengan melakukan doa dan dzikir setelah sholat akan membuat Anda merasa lebih dekat dengan Allah SWT.

Lakukan sholat fardhu dan sholat sunnah untuk menggapai ridho Allah diatas, InsyaAllah sholat yang Anda kerjakan akan diterima oleh Allah dan mendapat pahala karena telah mengikuti sunnah-sunnah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Semoga penjelasan mengenai rukun sholat di atas bermanfaat bagi anda karena dalam islam wajib hukumnya untuk mengetahui dan mengamalkannnya.

RUKUN SHOLAT: Tata Cara lengkap, Penjelasan serta Bacaannya