15 Contoh Teks Anekdot Menyindir Guru (Terlengkap) Sekolahnesia

15 Contoh Teks Anekdot Menyindir Guru (Terlengkap)

Contoh teks anekdot menyindir guru – adalah salah satu jenis teks anekdot yang paling banyak dicari. Teks ini bertujuan untuk mengekspresikan secara tidak langsung kepada sasaran yang dimaksud, yakni guru. Sindiran ini bertujuan agar target yang dimaksud menjadi peka atau minimal memberikan respon tertentu.

Selain tujuan tersebut, teks anekdot tetang sindiran pada guru juga bertujuan untuk memberikan hiburan bagi masyarakat umum yang membacanya. Jadi, teks anekdot bukan bermaksud untuk memperkeruh suasana melainkan untuk membuat publik merasa terhibur dengan teks menarik tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh dari teks anekdot berisi sindiran terhadap guru yang bisa Anda baca.

Contoh Teks Anekdot

Contoh Teks Anekdot

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa teks anekdot yang berisi sindiran terhadap guru membahas tentang isu-isu maupun persoalan nyata dalam dunia pendidikan. Teks anekdot berupa sindiran terhadap guru ini dirasa efisien dan lucu guna menyindir segala fenomena yang mengganjal dunia pendidikan khususnya profesi guru dan kinerjanya. Berikut adalah contoh teks anekdot menyindir guru yang bisa Anda simak.

Contoh Reaksi Kimia

Pada suatu pagi di SMA swasta ibukota, mata pelajaran kimia tengah berlangsung dengan khidmat. Hari ini guru mata pelajaran tersebut sedang membahas reaksi kimia. Untuk memperjelas pengetahuan murid-muridnya terhadap mata pelajaran yang telah dijelaskan, maka guru tersebut pun menanyai satu persatu murid-murid tersebut.

“Coba Listi, sebutkan contoh reaksi kimia yang sudah kamu pahami hari ini”, perintah guru kimia. Listi pun menjawab dengan tenang, “Reaksi kimia yang saya pahami adalah pembentukan verdigris pada tembaga dan perak, bu. Fe + 02 + H2O  Fe203.XH2O, begitu bu”. Mendengar jawaban memuaskan dari Listi, membuat guru tersebut senang bukan kepalang.

“Bagus sekali, Listi. Tidak salah jika kamu ibu masukkan ke dalam kelas olimpiade kimia SMA ini. Sekarang, coba kita lihat bagaimana reaksi kimia yang dipahami oleh Adila”, tunjuk guru tersebut pada siswi yang sedang asyik membaca catatan kimia miliknya.

“Reaksi pembakaran propana, bu guru. Biasanya ditemukan pada tungku perapian dengan rumus C3H8 + 5O2 4H2O + 3CO2 + energi”, jawab Adila dengan sangat baik. Hal tersebut semakin membuat guru kima merasa senang. Ia merasa berhasil mendidik murid-muridnya dengan baik.

Sekarang guru kimia tersebut ingin mengambil satu contoh reaksi kimia yang dipahami oleh salah satu siswanya lagi. “Luar biasa sekali, Adila. Baik sekarang giliran Sendy. Coba Sendy sebutkan reaksi kimia yang kamu ketahui dalam kehidupan sehari-hari”, minta guru tersebut. Kebetulan di saat yang bersamaan, Sendy nampak melamun walaupun matanya sedang melihat ke papan tulis di depan.

“Sendy?”, tanya guru tersebut ketika Sendy tidak merespon permintaannya. Sedikit terkejut, Sendy pun menjawab pertanyaan gurunya dengan semau dia. “Beras dimasak menjadi nasi, pak. Tempe dicampur sama bawang putih, garam dan ketumbar kemudian digoreng sampai matang”. Sontak seisi kelas menjadi riuh mendengar jawaban sembarangan dari Sendy.

“Apalagi nasinya hangat, ya Sen!”, celetuk siswa lainnya. Guru kimia tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepala, tidak habis pikir akan jawaban yang diberikan Sendy. “Tenang semuanya. Sendy, sekarang jawab pertanyaan saya. Kenapa kamu bisa seperti itu?”, tanya guru kimia.

Tidak jauh berbeda dengan ekspresi tenang Listi dan Adila ketika menjawab pertanyaan gurunya, Sendy pun menjawab, “Itu reaksi kimia, pak”. Guru kimia tersebut mengerutkan dahi, merasa aneh dengan jawaban Sendy. “Maksudnya bagaimana?”.

Sendy pun menjelaskan, “Bukankah bu guru bilang bahwa proses pembuatan makanan juga termasuk ke dalam reaksi kimia? Seperti yang ada di papan tulis tersebut”. Jari telunjuk Sendy menunjuk ke arah papan tulis yang berisi coretan spidol guru tersebut. “Saya kira jawaban saya barusan merupakan jawaban yang paling gampang dimengerti tanpa harus menggunakan rumus kimia yang bikin lapar”.

Sontak tawa murid-murid di kelas tersebut pecah saat mendengar perkataan Sendy. Kebetulan bel istirahat sudah berdering. Guru kimia menyuruh Sendy untuk segera makan siang.

Contoh Teks Anekdot Panjang

Contoh Teks Anekdot Panjang

Teks anekdot berupa sindiran maupun kritik terhadap guru biasanya dimuat dalam bentuk panjang. Biasanya teks tersebut bersumber dari kekesalan terkait kebijakan pengajaran, kinerja guru dan sebagainya. Meskipun berupa sindiran maupun kritik, teks tersebut tetap senantiasa memuat unsur humor di dalamnya. Berikut ini adalah contoh teks anekdot menyindir guru yang bisa Anda simak.

Mengintip

Di suatu SMA swasta ibukota, beberapa siswa laki-laki kedapatan mengintip di kamar mandi murid perempuan. Ketika sedang asyik-asyiknya mengintip, mereka tidak sadar bahwa ada seorang guru yang kebetulan lewat dan memergoki kejadian tersebut.

Diam-diam guru itu melangkah mendekat ke belakang murid-murid nakal tersebut dan tidak seorang pun yang menyadari kedatangannya. “Ehem, ehem”, gumam guru tersebut. Namun, tidak ada satupun yang merespon suara itu. Murid nakal yang berada paling belakang hanya berkata, “Sst”, untuk membuat suara tersebut tenang.

Mereka masih belum menyadari bahwa ada guru perempuan cantik yang sedang memergoki aksi nakal mereka. “Kalian mengintip siapa?”, ujar guru perempuan tersebut dan membuat murid-murid nakal itu tersentak kaget. Seketika mereka bersama-sama menoleh ke belakang.

“Ini kan jam pelajaran. Kenapa kalian malah masih keluyuran begini?”, tanya guru cantik itu. Namun, tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan guru tersebut. Mereka hanya diam seribu bahasa sambil menundukkan kepala.

“Baiklah. Karena disini cukup bau. Kita pindah ke ruang BK saja. Ayo, cepat!”, perintah guru tersebut untuk menggiring murid-murid nakal itu ke ruang BK. Sesampainya di ruang BK, guru cantik tersebut pun menanyai nama mereka satu per satu dan mencatatnya ke dalam buku.

“Raffi, Adi, Lukman, Joni dan Teo”, ujar guru itu. “Iya, bu”, jawab mereka kompak. “Baiklah, sekarang ibu mau tahu kenapa kalian tadi mengintip di toilet perempuan? Raffi cepat jawab”, perintah guru tersebut. “Maaf, bu. Saya ikut-ikutan Adi”, jawab Raffi. Mendengar jawaban Raffi, guru cantik tersebut pun langsung menatap Adi.

“Kenapa kamu mengintip, Adi?”, tanya guru itu. Mau tidak mau Adi pun menjawab dengan jujur, “Saya ikut-ikutan Lukman, bu guru”. Sekarang giliran Lukman yang ditanyai guru tersebut. “Kamu kenapa mengintip, Lukman?”. Lukman pun menjawab, “Saya ikut-ikutan Joni, bu guru”. Guru tersebut pun berdecak kesal.

“Joni, kenapa kamu mengintip?”, selidik guru itu. “Ehm, saya ikut-ikutan Teo bu guru”. Guru tersebut sekarang betulan marah. “Baiklah, sekarang Teo cari alasan yang paling masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan”, ketus guru cantik itu.

Dengan gugup, Teo pun menjawab pertanyaan guru itu. Saya ikut-ikutan Pak Mujiono, bu”. Mendengar jawaban Teo, guru tersebut pun terkejut bukan kepalang. “Bohong. Saya tidak melihat siapa-siapa lagi selain kalian berlima tadi”, cetus guru itu.

Teo memberi pembelaan dan menjelaskan semuanya kepada guru itu. “Maaf, bu. Tapi saya tidak bohong. Awalnya kami berlima duduk-duduk di mushola dekat kamar mandi karena jam pelajaran seni budaya kosong”.

“Kemudian, saya melihat Pak Mujiono sedang mengintip ke dalam kamar mandi perempuan. Karena penasaran, saya mengajak teman-teman saya untuk melakukan hal yang sama setelah Pak Mujiono pergi”. Mendengar penjelasan Teo, guru itu hanya bisa diam. Tidak lama berselang guru tersebut berkata, “Baiklah, ibu tidak akan menghukum kalian asal kejadian ini jangan sampai terdengar oleh orang lain”.

Contoh Teks Anekdot Singkat

Contoh Teks Anekdot Singkat

Teks anekdot menyindir guru tidak hanya bisa dijumpai dalam bentuk panjang saja. Anda juga bisa menemukan teks anekdot tersebut dalam bentuk yang singkat. Bagi Anda yang bingung dengan teks anekdot tentang sindiran terhadap guru dalam bentuk singkat, maka dapat melihat contoh teks anekdot menyindir guru seperti berikut.

Berjualan di Kelas

Pada suatu pagi di salah satu SMK swasta, seorang guru olahraga sedang memarkirkan motornya di parkiran guru. Tidak lama berselang, bel masuk berdering. Guru olahraga tersebut langsung menuju ke kelas yang akan diajarnya.

Setibanya di kelas 11 IPA 3, guru olahraga tersebut terkejut bukan kepalang. Di dalam kelas tersebut terdapat begitu banyak barang-barang yang diletakkan di meja siswa. Ada vas bunga, jajanan hingga alat tulis. “Pak, dibeli barangnya mari pak!”, ujar salah satu siswi. “Iya, pak. Masih baru loh ini”, tambah salah satu siswa.

“Loh, apa yang sudah kalian lakukan? Berjualan? Ini kelas bukan pasar!”, ujar guru olahraga tersebut dengan nada tinggi. Salah satu murid laki-laki berujar dengan santai, “Bapak sendiri kan sering berjualan di kelas. Memangnya kami tidak boleh, pak? Kan kami cuma meniru bapak”. Mendengar perkataan salah satu siswanya membuat guru tersebut semakin kesal.

“Memangnya bapak berjualan apa?”, tanya guru olahraga. Siswa tersebut menjawab, “Memangnya bapak tidak ingat? Bapak kan sering berjualan buku olahraga pada kami di kelas. Bukan hanya kepada angkatan kami saja, melainkan angkatan lain juga. Padahal buku tersebut pun tidak pernah dipakai. Mana mahal sekali lagi. Uang saku kami jadi habis, pak. Makanya kami berjualan biar bisa dapat uang untuk jajan”.

Guru olahraga tersebut hanya menunduk. Ia cukup tersindir dengan perlakuan murid-muridnya.

Contoh Teks Anekdot Sindiran Guru

Contoh Teks Anekdot Sindiran Guru

Teks yang berisi sindiran terhadap guru, tidak hanya bertujuan sebagai sarana pengkritik saja. Teks yang biasanya familiar dengan istilah teks anekdot ini juga bertujuan sebagai media hiburan bagi masyarakat luas. Berikut ini adalah contoh teks anekdot menyindir guru lainnya yang bisa Anda simak sebagai media hiburan.

Tanda-Tanda Orang Pintar

Pada suatu hari di sebuah SD Jakarta, seorang guru seni budaya sedang mengajarkan materi origami kepada murid-muridnya yang duduk di kelas 2. Kali ini guru seni budaya tersebut sedang memberikan contoh cara bagaimana cara membuat burung bangau. Ia meminta murid-muridnya untuk menyontek cara membuat burung bangau darinya agar bisa membuatnya sendiri dengan benar.

Guru : Dengan menyontek apa yang ibu ajarkan kepada kalian, maka kalian akan menjadi pintar.

Murid : Baik, bu.

Usai pelajaran seni budaya berakhir, kali ini giliran pelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung. Guru bahasa Indonesia sedang mengajarkan teks bacaan kepada murid-muridnya. Kali ini teks yang dipelajari bertema anak pintar. Setelah membaca teks tersebut, guru pun bertanya kepada murid-muridnya.

Guru : Baiklah, anak-anak. Sekarang ibu mau bertanya kepada salah satu di antara kalian. Coba, Fara.

Fara : Iya, bu.

Guru : Bagaimana caranya agar kamu menjadi pintar?

Fara : Menyontek bu.

Guru bahasa Indonesia tersebut kaget ketika mendengar jawaban dari Fara. Kemudian ia kembali bertanya kepada Fara.

Guru : Fara, apa maksudnya dengan menyontek bisa membuat kamu menjadi pintar?

Fara : Seperti yang diajarkan guru seni budaya tadi, bu.

Guru : Maksudnya?

Fara : Tadi, bu guru seni budaya bilang dengan menyontek maka saya bisa jadi pintar, bu.

Guru bahasa Indonesia hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ia pun berniat untuk bertemu dengan guru seni budaya setelah jam pelajarannya selesai.

Contoh Teks Anekdot untuk Menyindir Guru Killer

Contoh Teks Anekdot Untuk Menyindir Guru Killer

Pernahkah Anda mempunyai guru killer? Mau protes tapi takut kena marah? Sebaiknya Anda coba untuk memberikan kritik maupun sindiran melalui teks anekdot. Di samping dapat dijadikan sebagai sarana berkritik Anda, teks tersebut juga dapat menjadi hiburan yang menyegarkan bagi orang-orang di kalangan institusi pendidikan. Adapun contoh teks anekdot menyindir guru killer ialah sebagai berikut.

Berdiri Sendirian

Seorang guru matematika yang dikenal killer sedang mengajar murid-muridnya di kelas. Guru matematika itu memberikan materi gradien dan menuliskan grafiknya di papan tulis. Saat guru tersebut sibuk menjelaskan materi sambil berdiri, beberapa muridnya justru nampak asyik mengobrol sendiri. Guru tersebut pun mulai marah-marah.

“Kalian ini mengobrol saja kerjanya. Apa kalian tidak ada yang memperhatikan materi saya?”, tanya guru killer tersebut. “Tidak bu!”, seru murid-murid nakal tersebut kompak. Sontak jawaban tersebut semakin membuat guru killer tersebut kesal. “Dasar kalian semua murid-murid bodoh! Kenapa kalian bisa masuk ke sekolah ini?”, tanya guru killer dengan nada tinggi.

“Karena kami ingin pintar, bu”, jawab mereka kompak. “Baiklah, sekarang siapa yang merasa dirinya bodoh segera berdiri”, pinta guru killer itu. Namun, tidak ada satupun yang berdiri. Sampai akhirnya seorang murid yang bernama Kuncoro berdiri.

Melihat Kuncoro berdiri, guru killer tersebut pun berkata, “Apa yang kamu lakukan bagus, Kuncoro. Kamu merasa diri kamu bodoh ya?”. Segera Kuncoro menjawab, “Tidak bu”. Guru killer itu menggernyitkan dahi dan berujar, “Lantas, kenapa kamu berdiri?”. “Maaf, bu. Saya hanya tidak tega saja, bu”, kata Kuncoro membuat seisi kelas menjadi hening.

“Maksudnya? Tidak tega bagaimana Kuncoro?”, tanya guru killer. “Saya tidak tega melihat ibu berdiri sendirian”, jawab Kuncoro membuat seisi kelas riuh. Guru tersebut berusaha menahan kekesalan yang mendalam pada muridnya tersebut. Setelah kelas berakhir, barulah Kuncoro diberi tugas tambahan sebagai hukuman atas perlakuannya tadi di kelas.

Contoh Teks Anekdot untuk Menyindir Guru Galak

Contoh Teks Anekdot Untuk Menyindir Guru Galak

Apakah Anda pernah memiliki guru galak? Ingin protes tapi takut kena marah? Ada baiknya Anda coba untuk menyindirnya melalui teks anekdot. Selain bisa dijadikan sebagai media pengkritik guru gala Anda, teks anekdot juga bisa menjadi hiburan yang menarik bagi banyak orang. Berikut ini adalah salah satu contoh teks anekdot menyindir guru galak untuk Anda.

Kanker Otak

Seorang guru fisika yang terkenal galak sedang mengabsen murid-muridnya sebelum memulai pembelajaran. Hari ini ia cukup senang karena semua bangku di kelas tersebut tampak terisi dengan tertib dan komplit. “

Guru : Ajeng Prananingtyas?

Ajeng : Hadir, pak.

Guru : Baim Hidayat?

Baim : Hadir, pak.

Guru : Satria Dwi Prayogo?

Satria : Hadir, pak.

Guru : Akhirnya, kamu sudah hadir Satria.

Guru fisika tersebut senang atas kehadiran Satria, karena pada pertemuan kemarin siswa tersebut tidak bisa hadir seperti biasa.

Satria : Iya, pak.

Satria menjawab dengan tersenyum. Teman-temannya mengira kalau Satria lupa bahwa guru tersebut terlalu galak untuk diberi senyuman.

Guru : Kenapa kamu tersenyum sendiri begitu? Bukannya cerita kenapa kamu tidak masuk kemarin.

Satria : Oh, iya pak. Maaf, saya terlalu senang karena kemarin saya habis dari dokter.

Guru : Apa yang membuat kamu senang setelah pergi ke dokter?

Satria : Dokter bilang kalau saya kena kanker stadium lanjut, pak. Itu yang membuat saya senang.

Guru : Kamu bodoh atau bagaimana? Kamu mengerti tidak apa maksud dokter itu?

Satria : Tentu saja. Saya mengerti benar apa kata dokter itu, pak.

Guru : Lantas, kenapa kamu begitu gembira?

Satria : Karena pak guru tidak akan menyebut saya tidak punya otak lagi.

Contoh Teks Anekdot tentang Menyindir Guru Bahasa Inggris

Contoh Teks Anekdot Tentang Menyindir Guru Bahasa Inggris

Bahasa Inggris bukan pelajaran yang mudah untuk dipelajari. Namun, para guru bahasa Inggris kerap menggampangkan materi yang diajarkan itu kepada murid-muridnya. Hal tersebut seringkali membuat murid-murid kesal karena tidak semua murid memahami maksud guru bahasa Inggris tersebut. Kekesalan tersebut bisa Anda tuangkan melalui contoh teks anekdot menyindir guru bahasa Inggris berikut.

Belajar Bahasa Inggris

Pada suatu hari, sebuah kelas tengah mempelajari bahasa Inggris dengan salah satu guru cantik yang menyebalkan. Banyak murid-murid yang menyebutnya sok bule karena selalu menomorsatukan aksen British ala Hermione Granger di film Harry Potter. Padahal ia sama sekali tidak cantik dan fasih berbahasa Inggris layaknya bintang Hollywood tersebut. Kali ini ia sedang mengajarkan materi verb atau kata kerja.

Guru : Work artinya kerja. Kalau working artinya bekerja. Sampai disini sudah paham, anak-anak?

Murid : Paham, bu.

Guru : Nah, sekarang kalian cari kata kerja lain dan lakukan seperti apa yang ibu ajarkan kepada kalian.

Murid : Baik, bu.

Guru : Ibu mulai dari Yusuf. Ayo, Yusuf sebutkan kata kerja yang kamu tahu.

Yusuf : Sing artinya nyanyi. Kalau singing artinya menyanyi.

Guru : Wah, bagus sekali Yusuf. Baiklah sekarang giliran Anwar.

Anwar : Write artinya tulis. Kalau writing artinya menulis.

Guru : Good job, Anwar. Selanjutnya, coba ibu mau dengar suara Martin.

Martin yang sedari tadi melamun, seketika menjadi gugup mendapat giliran tersebut. Sampai akhirnya ia menemukan kata kerja yang ia mau.

Martin : Sing artinya lagu. Singing artinya belagu.

Sontak suasana kelas menjadi riuh gara-gara perkataan Martin. Guru bahasa Inggris tersebut tidak habis pikir, kenapa Martin bisa menjawab demikian.

Anekdot Bertema Guru

Anekdot Bertema Guru

Selain berkaitan dengan pembelajaran di kelas, guru juga kerap menjadi subjek sindiran yang berkaitan dengan segala komponen berbau pendidikan. Salah satunya adalah kurikulum. Berikut ini adalah contoh teks anekdot menyindir guru yang berhubungan dengan komponen pendidikan berupa kurikulum.

Kurikulum 2013

Pada suatu kelas di jenjang pendidikan menengah atas, seorang guru tengah mengajar siswa-siswanya. Guru tersebut tengah mensosialisasikan kurikulum baru yang hendak diterapkan dalam pembelajaran di kelas yakni kurikulum 2013. Akan tetapi, tiba-tiba ada seorang murid yang menyela penjelasan dari guru tersebut.

“Apanya yang asyik, bu guru?”, tanya salah satu siswa. Guru tersebut pun menjawab. “Ya, kurikulumnya”. Seakan belum puas, murid tersebut kembali bertanya kepada gurunya. “Kenapa begitu, bu guru?”. Guru tersebut menghela napas dan berkata, “Memangnya menurutmu bagaimana? Tidak asyik?”. Spontan siswa tersebut merespon pertanyaan gurunya, “Biasa saja sih, bu”.

Guru tersebut nampak bingung dengan perkataan salah satu siswanya tersebut. “Kenapa biasa saja?”. Siswa tersebut justru menghela napas dan berkata, “Katanya asyik, tapi fasilitasnya saja tidak ada”. Perkataan tersebut membuat guru nampak kesal. “Mana buktinya kalau fasilitasnya tidak ada?”, tanya guru dengan nada kesal.

Dengan santainya siswa itu berkata, “Apakah buku dari pemerintah sudah ada, bu?”. Guru itu menjawab dengan santai dan apa adanya, “Belum”. Siswa tersebut kembali menghela napas dan merespon jawaban gurunya, “Nah, kalau fasilitas pendukungnya saja tidak ada, belajarnya kan jadi tidak maksimal bu. Bagaimana pembelajaran jadi asyik?”.

Seisi kelas nampak menahan senyum mendengar perkataan siswa itu. Guru tersebut diam beberapa saat sampai akhirnya berinisiatif untuk menutup pembelajaran karena lima menit lagi bel pergantian pelajaran berdering.

Contoh Teks Anekdot Guru dan Murid

Contoh Teks Anekdot Guru Dan Murid

Membicaran persoalan pendidikan yaitu guru dan murid, nampaknya memang tidak pernah menemui titik jengah. Ada saja hal-hal yang menarik untuik diulas lebih lanjut. Salah satunya dengan memuatnya ke dalam teks anekdot bertema guru dan murid. Adapun contoh teks anekdot menyindir guru dan murid yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari ialah seperti berikut ini.

Penerapan Kurikulum 2013

Pada suatu hari di sebuah sekolah menengah ke atas, terlihat seorang guru sedang menjelaskan penerapan kurikulum 2013 kepada murid-muridnya. Guru tersebut nampak antusias sekali dengan kurikulum baru yang akan diterapkan di sekolah tersebut.

“Baiklah, bapak akan menjelaskan tentang kurikulum 2013 yang akan diterapkan di sekolah ini. Jadi, pada kurikulum yang familiar dengan istilah K13 ini kita semua diwajibkan agar senantiasa lebih aktif lagi dalam pembelajaran”, jelas guru itu. Seorang murid bertanya kepada gurunya, “Contohnya pak seperti apa?”. Dengan semangat guru itu menjawab, “Misalnya kalian harus rajin bertanya”.

Murid tersebut mengangguk-angguk seolah paham apa maksud gurunya sambil merespon, “Oh, begitu ya pak?”. “Iya. Selain itu, tingkau laku kalian juga akan bapak nilai. Misalnya, dengan memberi salam, memberi senyum dan menyapa bapak, ibu guru dan lainnya”, jelas guru itu. “Jadi, kalau kami bertemu bapak atau ibu guru, kami harus tersenyum ya?”, tanya murid itu lagi.

“Betul sekali. Seperti yang sudah bapak katakan tadi”, jawab guru itu santai. Murid tersenyum lantas tiba-tiba tersenyum sambil bertanya kepada gurunya, “Pak. Saya mau bertanya. Buku yang dipakai di K13 apa beda dengan buku yang dipakai di KTSP?”. Dengan raut wajah senang, guru itu mejawab pertanyaan muridnya, “Tentu saja berbeda. Kalian sudah disediakan buku di perpustakaan oleh pemerintah”.

Sambil tersenyum, murid itu kembali merespon perkataan gurunya, “Oh, begitu ya pak. Lalu, kenapa saya belum bisa mendapatkan bukunya?”. Guru kembali merespon pertanyaan muridnya itu, “Itu karena kamu belum meminjamnya di perpustakaan. Kamu hanya perlu mengambilnya saja dan jangan membeli buku di luar sekolah, ya”.

Murid itu kembali bertanya kepada gurunya dengan masih tersenyum, “Kalau buku tulisnya bagaimana, pak? Apakah juga disediakan oleh pemerintah?”. Guru tersebut mulai kesal. Namun, ia tetap menjawab pertanyaan muridnya, “Kalau itu tentu tidak. Kalian harus membeli buku tulis sendiri”. Lagi-lagi murid itu tersenyum dan bertanya, “Buku tulis yang dipakai, ukurannya besar atau kecil, pak?”.

Guru itu nampak semakin kesal dengan pertanyaan konyol dari muridnya. “Terserah kamu. Kan kamu yang mau pakai”. Murid itu kembali bertanya kepada gurunya sambil tersenyum, “Pak, apakah menolong bapak dan ibu guru di jalan juga bisa menjadi nilai tambahan kami?”. Guru tersebut nampak benar-benar naik pitam. Ia merasa sudah habis kesabaran menjawab pertanyaan murid itu.

“Mengapa kamu dari tadi bertanya terus sambil tersenyum?”, tanya guru itu dengan nada tinggi. Dengan snatai dan lugunya, murid itu menjawab, “Kan tadi bapak bilang kami harus senantiasa aktif bertanya dan tersenyum saat bertemu dengan guru. Jadi, dari tadi saya mulai mempraktikan apa yang bapak beritahu”. Guru itu hanya diam sambil menahan kesal. Beruntung bel istirahat berdering lebih cepat.

Anekdot Percakapan Guru dan Siswa

Anekdot Percakapan Guru Dan Siswa

Sajian anekdot bertemakan pembelajaran antara guru dan siswa bukan hanya bisa berwujud teks saja. Anekdot yang memuat sindiran guru dan siswa juga bisa berbentuk percakapan. Adapun contoh teks anekdot menyindir guru dan murid dalam bentuk percakapan dapat Anda simak sebagai berikut.

Tempat dan Tanggal Lahir

Pada jam pelajaran kosong, seorang guru SD sedang menjelaskan meminta murid-murid kelas 6 untuk mengisi data diri pribadi. Guru itu memberikan selebaran kepada murid-murid tersebut agar diisi dengan data diri mereka.

Guru : Baiklah. Sekarang kalian isi formulir data diri kalian dan kumpulkan kepada ibu. Ibu tunggu, ya.

Murid : Baik, bu.

Sebagian besar siswa mulai mengumpulkan formulir data diri yang sudah diisi. Hingga akhirnya murid terakhir mengumpulkan formulir data diri tersebut. Akan tetapi, lain daripada teman-temannya ia tidak mengisi salah satu kolom isian formulir.

Guru : Iqbal, mengapa kamu tidak mengisi kolom data tempat dan tanggal lahir?

Iqbal : Saya tidak tahu, bu. Saya tidak tahu kapan saya lahir.

Guru : Mengapa kamu tidak tanya saja pada ibumu? Kamu boleh isi data dirimu di rumah.

Iqbal : Ibu saya sedang di luar kota, bu.

Guru : Kalau begitu, kamu bisa tanya pada ayahmu.

Iqbal : Wah, tidak bisa bu.

Guru : Kenapa tidak bisa?

Iqbal : Ah, ibu ini ada-ada saja. Ayah saya kan memang tidak tahu kapan dan dimana saya dilahirkan.

Guru : Tidak mungkin. Ayahmu pasti tahu.

Iqbal : Yang melahirkan kan ibu saya, bukan ayah saya. Jadi, tidak mungkin ayah saya tahu.

Guru tersebut nampak kesal mendengar jawaban Iqbal. Akhirnya, guru tersebut meminta Iqbal untuk mengisi formulir data diri siswa di rumah dengan bertanya kepada ayahnya.

Cerita Anekdot Tentang Guru

Cerita Anekdot Tentang Guru

Profesi guru ternyata bisa dilihat dari dua sudut pandang. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap guru sebagai profesi yang perlu mendapatkan kritikan dan sindiran. Jika tidak bisa mengutarakan kritik tersebut secara langsung, Anda bisa menuangkannya ke dalam teks anekdot. Adapun contoh teks anekdot menyindir guru yang bisa Anda simak ialah sebagai berikut.

Pekerjaan Rumah

Di suatu kelas, seorang guru sedang meminta murid-muridnya untuk mengumpulkan pekerjaan rumah mereka. Kemarin guru tersebut sudah memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah bagi murid-murid di kelas tersebut. Namun, seorang siswa justru kedapatan tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, namanya Atria.

Guru tersebut pun memutuskan ingin memberikan efek jera pada Atria. Oleh karena itu, guru tersebut meminta Satria untuk berdiri di depan kelas sambil menjewer kupingnya sendiri.

Guru : Dari 35 siswa di kelas ini, ternyata hanya kamu yang tidak mengerjakan PR. Kenapa, Atria?

Atria : Maaf, pak. Saya hanya mengingat pesan bapak saja.

Guru tersebut bergerenyit. Ia cukup tidak mengerti dengan maksud perkataan Atria.

Guru : Maksud kamu apa?

Atria : Seperti apa yang pernah bapak katakan bahwa kita tidak boleh memikirkan apapun saat belajar.

Guru : Lantas?

Atria : Karena hal itu kita bisa tidak konsentrasi dalam belajar.

Guru : Jangan berputar-putar begitu, Atria. Bapak tidak paham apa maksud kamu. Apa hubungannya?

Beberapa murid di kelas itu nampak menahan tawa dengan kelakuan Atria.

Atria : Ada hubungannya, pak. Kalau di rumah, saya tidak mungkin memikirkan pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, saya tidak akan pernah mengerjakan PR. Saya hanya akan fokus untuk membantu orangtua saja.

Sontak seisi kelas tertawa bersama-sama. Guru tersebut hanya diam tidak habis pikir kenapa ada muridnya yang bisa berpikiran demikian.

Contoh Teks Anekdot untuk Guru

Contoh Teks Anekdot Untuk Guru

Guru adalah salah satu profesi yang selalu menarik untuk disorot. Bukan karena prestasinya saja, akan tetapi guru juga kerap disorot karena adanya perilaku yang terkadang kurang pantas untuk ditiru. Untuk itu, demi melakukan kritik maupun memberikan sindiran kepada guru dapat dilakukan melalui teks anekdot. Adapun contoh teks anekdot menyindir guru dapat Anda lihat seperti berikut.

Cari Ilmu

Pada suatu hari, kegiatan pembelajaran sedang berlangsung di kelas. Seorang guru tengah mengajarkan materi bahasa Mandarin dengan sangat cepat dan cenderung mirip seorang pembalap ketika berada di sirkuit balapan. Sementara itu, Sammy yang duduk paling pojok belakang kebingungan dengan materi yang diajarkan oleh guru tersebut.

Bukan hanya Sammy saja, banyak siswa lainnya yang merasa kesulitan untuk mencerna penjelasan dari guru tersebut. Teman sebangku Sammy sampai menghela napas berkali-kali melihat penjelasan yang super cepat tersebut. Sammy pun mengajak teman sebangkunya untuk berbicara diam-diam.

Sammy : Bingung, ya?

Dimas : Bukan bingung lagi, Sam. Ini namanya sama sekali tidak paham.

Sammy : Yaudah, kita belajar fisika saja. Setelah ini mata pelajaran fisika, lebih susah tapi lebih bermutu.

Dimas : Ogah.

Namun, Sammy tetap belajar fisika walaupun saat ini masih jam pelajaran bahasa Mandarin. Tiba-tiba ketika Sammy sedang asyik belajar fisika, guru bahasa Mandarin pun memergoki aksinya tersebut. Ia pun menjadi murka melihat kelakukan salah satu murid di kelasnya itu.

Guru : Sammy Imam Mas’ud. Kenapa kamu tidak memperhatikan penjelasan saya?

Sammy yang merasa sedang tertangkap basah, hanya diam seribu bahasa. Namun, tidak ada raut wajah menyesal padanya.

Guru : Seharusnya kamu memperhatikan apa yang sedang saya jelaskan di papan tulis bukannya malah belajar mata pelajaran lain. Kalau kamu tidak memperhatikan penjelasan saya, apakah nilai kamu masih bisa bagus? Coba pikirkan, Sammy.

Kemudian, Sammy pun menjawab dengan tenang apa yang barusan dikatakan oleh guru tersebut.

Sammy : Maaf, bu. Saya kurang jelas. Bisakah ibu mengulangi lagi penjelasan ibu barusan?

Guru : Tuhkan. Kenapa kamu malah tidak memperhatikan penjelasan saya tadi? Memangnya kamu tidak takut nilai kamu jelek, apa?

Sammy : Jadi, begini bu. Saya minta maaf sebelumnya karena tidak memperhatikan penjelasan dari ibu. Hal ini karena ibu menjelaskan materi terlalu cepat. Coba tanyakan saja kepada murid lainnya. Oh, ya selain itu saya tidak takut nilai saya menjadi jelek jika tidak memperhatikan penjelasan ibu. Karena sejak awal saya sekolah ingin mencari ilmu, bukan mencari nilai.

Contoh Anekdot untuk Guru

Contoh Anekdot Untuk Guru

Anekdot bisa digunakan sebagai sarana penyindir atau pengkritik kinerja dari suatu instansi maupun profesi tertentu. Salah satunya tenaga kependidikan seperti guru. Bagi Anda yang masih bingung mencari tahu seperti apa contoh teks anekdot menyindir guru, maka sebaiknya bisa menyimak teks berikut ini.

Alasan Datang Terlambat

Pada suatu pagi di kelas, kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung dengan khidmat. Pagi ini seorang guru Kimia sedang mengajarkan materinya kepada murid-murid tersebut. Dua puluh menit kemudian, seorang murid datang dengan santainya masuk ke kelas tersebut. Hal itu, tentu membuat guru tersebut kesal dan akhirnya menegur siswa tersebut.

“Rio, kenapa kamu terlambat datang ke jam pelajaran saya? Bukankah aturannya kalian tidak boleh terlambat dan baru bisa masuk kelas setelah saya mengizinkan kamu masuk?”, tanya guru tersebut dengan nada tinggi. Kemudian, dengan santainya Rio pun menjawab, “Saya hanya mencontoh apa yang dilakukan oleh bapak saja”.

Guru tersebut nampak tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh muridnya itu. “Maksudnya apa, Rio?”. Rio kembali menjawab apa yang ditanyakan oleh gurunya dengan tenang, “Bukankah semua yang dilakukan seorang guru harus ditiru, pak? Kemarin saya melihat bapak terlambat masuk ke kelas sebelah dan melanjutkan pelajaran tanpa meminta maaf terlebih dahulu”.

Guru tersebut mulai tersulut api amarah dan berkata, “Loh, saya kan guru. Saya punya alasan ketika saya datang terlambat”. Bukan Rio namanya kalau tidak lekas merespon apa yang dikatakan gurunya. “Loh, saya juga murid, pak. Saya juga punya alasan mengapa bisa datang terlambat. Seharusnya sebagai guru dan murid, kita harus sama-sama sadar diri kalau kita saling membutuhkan”, ujar Rio santai.

Anekdot Guru Selalu Benar

Anekdot Guru Selalu Benar

Pernahkah Anda mendengar lelucon guru selalu benar? Tentu Anda akan merasa tergelitik dengan lelucon tersebut. Padahal realitanya guru tidaklah selalu benar. Bagi Anda yang ingin memberikan sindiran terkait hal tersebut, maka bisa menjadikan teks anekdot sebagai sarana pengkritik yang ampuh. Contoh teks anekdot menyindir guru selalu benar dapat Anda simak seperti berikut.

Guru Garing

Di suatu kelas, guru geografi sedang mengajarkan materinya dengan penuh khidmat. Murid-murid di dalam kelas tersebut juga nampak begitu antusias dengan materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Walaupun, mereka semua tahu bahwa guru geografi itu seringkali berkelakuan aneh, terutama ketika sedang melucu di hadapan murid-murid dan rekan sesama pengajar.

Di tengah keheningan suasana pembelajaran, guru tersebut pun bertanya, “Anak-anak. Negara Indonesia ini terletak di antara dua samudera dan dua…?”. Seketika dengan kompaknya, murid-murid SMA tersebut menjawab pertanyaan guru mereka, “Benua, pak”. Akan tetapi, jawaban tersebut nampaknya bukan jawaban yang diinginkan oleh guru tersebut.

“Salah. Negara Indonesia ini terletak di antara dua samudera dan kedua-duanya sangat dalam”, kata guru tersebut kemudian tertawa. Murid-murid di kelas tersebut dibuat kesal oleh tingkah guru geografi itu. “Sekarang, tentang flora dan fauna. Jika ikan paus adalah hewan mamalia, buaya adalah hewan reptil, kambing adalah hewan herbivora, maka harimau adalah hewan…?”.

Murid-murid di dalam kelas tersebut kompak menjawab, “Karnivora”. Namun, lagi-lagi jawaban tersebut bukan merupakan jawaban yang diinginkan oleh guru itu. “Salah. Jika ikan paus adalah mamalia, buaya adalah reptil, kambing adalah herbivora, maka harimau adalah hewan menakutkan”. Murid-murid tersebut kembali dibuat kesal.

“Jika Medan ibukota Sumatera Utara, Padang adalah ibukota Sumatera Barat, maka dimana letak Bandar Lampung?”, tanya guru itu. Salah satu murid yang sudah jengah, akhirnya menjawab pertanyaan guru itu. “Indonesia, pak!”. Guru tersebut sekarang menepuk dahi. “Bandar Lampung, ya di provinsi Lampunglah. Bagaimana sih kalian ini?”. Kemudian terdengar bel istirahat berdering mengakhiri pelajaran tersebut.

Anekdot Guru sebagai Panutan

Anekdot Guru Sebagai Panutan

Guru memang patut digagas dan ditiru. Akan tetapi, tidak semua yang ada pada guru bisa dijadikan panutan. Guru juga manusia yang tidak selalu berbuat benar. Maka dari itu, guru perlu mendapatkan kritikan agar tidak menampilkan perlakuan buruk sehingga tidak ditiru oleh murid-muridnya. Seperti contoh teks anekdot menyindir guru berikut yang bisa Anda simak.

Mari Belajar Geografi

Pak Kautsar adalah salah satu guru SMA yang mengajar mata pelajaran geografi. Ia dikenal sebagai guru yang cukup aneh dan terkesan garing dalam memberikan lelucon pada mata pelajaran yang diampunya. Pada suatu hari, Pak Kautsar bertugas untuk mengajar mata pelajaran geografi di kelas 11 IPS 2. Kali ini ia memberikan materi tentang nama-nama daerah di Indonesia.

Pak Kautsar : Bogor dijuluki sebagai Kota Hujan. Bagaimana kalau Cirebon? Ada yang bisa jawab?

Riangga : Kota Udang, pak.

Pak Kautsar : Betul sekali, Riangga. Bagaimana kalau Bandung. Ada yang bisa jawab?

Heri : Kota Kembang, pak.

Pak Kautsar : Betul sekali, Heri. Kalau Jogja? Adakah yang bisa menjawab?

Laila : Kota Gudeg, pak.

Jennie : Kota Pelajar, pak.

Pak Kautsar : Bagus sekali. Jogja adalah kota yang dikenal sebagai Kota Gudeg dan Pelajar.

Jennie : Terimakasih, pak.

Pak Kautsar : Kalau kota yang setiap hari kotor? Adakah yang tahu apa nama kota tersebut?

Seisi kelas mencoba berpikir keras. Sampai akhirnya beberapa murid mulai menjawab pertanyaan Pak Kaustar sambil mengacungkan jari tangan ke atas.

Ilham : Bekasi, pak. Karena di sana saya banyak menemukan tempat pembuangan sampah.

Pak Kautsar : Salah.

Arida : Jakarta, pak. Karena banyak polusi.

Pak Kautsar : Salah. Bocorannya, kota ini ada di luar negeri.

Lisna : Jalur Gaza, pak. Karena disana terus terjadi peperangan.

Pak Kautsar : Salah. Apa kalian sudah menyerah?

Bahendra : Amerika Serikat, pak. Karena Donald Trump.

Pak Kautsar : Salah.

Sampai akhirnya murid-murid tersebut menyerah dengan pertanyaan sulit dari guru tersebut. Lalu, dengan mudahnya Pak Kautsar menjawab.

Pak Kautsar : Jawabannya adalah Kualalumpur. Karena disana banyak lumpurnya.

Pak Kautsar terbahak-bahak sendiri. Sementara itu, murid-muridnya justru terdiam mendengar jawaban tidak masuk akal dari gurunya itu.

Contoh teks anekdot menyindir guru tersebut kiranya dapat bermanfaat bagi Anda. Selain dapat digunakan sebagai media sindiran atau kritikan terhadap kinerja guru di dunia pendidikan maupun pengajaran, teks anekdot tersebut juga bisa dijadikan sebagai media hiburan bagi Anda. Diharapkan agar guru senantiasa dapat menjadi pendidik yang baik dan berlaku sesuai dengan profesinya.

Contoh Teks Anekdot Menyindir Guru (Terlengkap)