15 Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan (Lengkap) Sekolahnesia

15 Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan (Lengkap)

Teks Berita Tentang Pendidikan (Lengkap)-Salah satu teks yang biasa dibaca adalah teks berita. Di koran dan majalah-majalah maupun artikel, kita sering menemukan berbagai macam berita, termasuk berita pendidikan yang sedang hangat akhir-akhir ini. Teks berita merupakan suatu teks narasi yang tidak diperkenankan adanya hal fiktif yang dimuat di dalamnya. Contoh teks berita tentang pendidikan berikut mungkin bisa menjadi gambaran.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, suatu teks berita tersusun dari 5W (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa) dan 1H (bagaimana). Unsur-unsur tersebut lah yang menyusun suatu teks berita sehingga menjadi bahan bacaan yang memberikan informasi mengenai suatu peristiwa.

Contoh Teks Berita Pendidikan Tentang Penghapusan UN

Contoh Teks Berita Pendidikan Tentang Penghapusan Un

Ujian Nasional memang akhir-akhir ini menjadi topik bahasan yang tidak bisa lepas di dunia pendidikan. Banyak pihak-pihak yang mempertengkan adanya Ujian Nasional tersebut, dengan alasan tidak efektif, sia-sia, dan yang lainnya. Berikut merupakan contoh teks berita tentang pendidikan mengenai Ujian Nasional yang sedang hangat diperbincangkan publik.

Klarifikasi Menteri Pendidikan mengenai Penghapusan UN

Kaitannya dengan wacana penghapusan Ujian Nasional pada 2021, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan klarifikasi tentang hal tersebut. Nadiem mengatakan dengan tegas bahwa UN bukan dihapuskan, namun lebih tepat dikatakan sebagai diganti menjadi sitem asesmen kompetensi.

Dalam rapat bersama Komisi X DPR di DPR, Senayan, Jakarta, pada Kamis (12/12/2019) Nadiem mengungkapan bahwa berita mengenai penghapusan UN merupakan headline media agar banyak diklik masyarakat untuk meningkatkan pembaca.

Sistem asesmen kompetensi juga melibatkan survei karakter yang menggantikan Ujian Nasional yang selama ini menuai banyak kontroversi dalam pelaksanaannya. Asesmen kompetensi dan survei karakter dinilai bisa menyederhanakan UN. Bahkan Nadiem juga menegaskan bahwa kata menghapus kurang tepat, lebih tepatnya penggantian sistem UN.

Nadiem memaparkan beberapa poin yang dihapus dari UN yakni format yang ada seperti sekarang, yaitu format mata pelajaran yang kelengkapan silabus pada kurikulum. Format tersebut memiliki kemiripan dengan PISA yang di dalamnya mencakup literasi, numerasi, dan juga survei karakter.

Menurut Nadiem, ada tiga alasan perlunya sistem Ujian Nasional digantikan. Yang pertama, UN hanya mengandalkan hafalan siswa, jadi paham atau tidaknya dikesampingkan, sementara pelajaran yang diterima siswa sangat padat. Yang kedua, adanya UN membuat stres tak hanya bagi siswa, namun juga guru dan orang tua karena penentu nilai kelulusan adalah UN. Yang terakhir, pelaksanaan Ujian Nasional kurang bisa mengukur kemampuan kognitif siswa.

Terkait dengan adanya wacana penggantian UN tersebut, dalam sambutannya di depan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia, Rabu (11/12/2019) Muhadjir Effendy selaku mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga menyatakan setuju. Menurutnya keberadaan UN juga merupakan akibat adanya pembaharuan.

Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan Karakter

Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan Karakter

Perlunya penguatan karakter dalam diri generasi bangsa, menjadikan pemerintah berupaya keras untuk merevolusi mental generasi muda. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajarkan sejak dini mengenai pentingnya pendidikan karakter. Berikut merupakan contoh berita yang membahas mengenai pendidikan karakter.

Sinergi Budaya Lokal dalam Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional menyuarakan kembali mengenai pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Arie Budhiman selaku staf ahli Mendikbud bidan Pembangunan Karakter dalam konfersi pers (3/5/2018) mengungkapkan bahwa ia mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan semacam WVI dalam menguatkan karakter generasi bangsa di setiap wilayah Indonesia. Untuk meneruskan amanat mengenai ‘Revolusi Mental’, hal ini akan terus disinergikan.

Nurman Siagian selaku Koordinator Program Pendidikan WVI juga mengungkapkan mengenai Program Pendidikan Karakter telah memberi dampak kepada 295 sekolah yang telah diberlakukan di 17 wilayah di Indonesia. Penerapan program tersebut telah disesuaikan berdasarkan konteks budaya, agama, dan lingkungan asal mereka tinggal.

Nurman juga menambahkan bahwa WVI telah menerapkan ‘sekolah hijau’ di Sambas yang mengajarkan anak-anak untuk cinta kepada lingkungan. Contoh yang telah mengedepankan nilai budaya adalah di Ngada. Fokus layanan WVI adalah kepada anak-anak, untuk itu semua upaya dilakukan bersama dengan pemerintah, masyarakat, dan juga anak-anak itu sendiri.

Masyarakat menjadi unsur terpenting yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan karakter. Sedangkan elemen pendukung yang menunjang keberhasilan pendidikan karakter adalah tokoh agama, Kepala Sekolah, guru atau tenaga pendidik, tokoh masyarakat, dan keluarga.

Seperti yang telah diungkapkan oleh salah satu guru sekolah SDN 07 Sasak, Yostina, yang turut menghadiri pertemuan tersebut bahwa sekolah tempatnya mengajar, SDN 07 Sasak, telah menerapkan kurikulum ‘Sekolah Hijau’ yang memberikan perubahan cara dalam mengajar.

Di Kecamatan Sajingan Besar terjadi peningkatan nilai ujian menjadi yang paling tinggi, anak mulai memiliki partisipasi yang besar untuk bersekolah, dan tenaga pengajar juga menjadi lebih kreatif dalam memberikan pelajaran kepada murid. Bahkan SDN 07 Sasak menyabet penghargaan MDG’s Award pada tahun 2019.

Salah seorang pemerhati pendidikan Indonesia, Najeela Shihab, mengungkapkan mengenai keberlanjutan pendidikan karakter yang merupakan proses dalam jangka waktu yang berkelanjutan. Pendidikan karakter tidak bisa hanya didapatkan di sekolah, namun juga keluarga terutama orang tua memiliki peranan penting.

Selain itu faktor lingkungan mencakup masyarakat, penggerak lingkungan, serta tokoh agama juga turut andil dalam menerapkan pendidikan karakter ini. Hal ini dikarenakan upaya mencerdaskan anak harus dimulai dari dini dan berkaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya yang juga memengaruhi.

Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki banyak sekali budaya dan perbedaan lain di dalamnya. Dengan pembelajaran Pendidikan Karakter Kontekstual, diharapkan generasi muda dapat menjadi pribadi yang memiliki keterampilan dan kecerdasan serta karakter nilai toleransi untuk bisa mengarungi kehidupan berbineka tunggal ika.

Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan, “Kebocoran UN”

Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan, “Kebocoran Un”

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia pasti tak lepas dari adanya kontroversi mengenai Ujian Nasional. Contoh teks berita tentang pendidikan di bawah ini merupakan salah satu contoh berita yang membahas mengenai masalah UN, yakni kebocoran soal Ujian Nasional.

Soal UN Bocor, Ujian Akan Diulang?

Seluruh siswa SMP di Indonesia pada Rabu, 22 Mei 2015 akan melaksanakan Ujian Nasional secara serempak di seluruh wilayah. Namun pelaksanaan tersebut ternodai dengan adanya kebocoran soal UN bagi tingkat SMP. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan, mengungkapkan ia dan timnya sedang menyelidiki pelaku pembocor soal. Pelaku pembocoran soal akan dikenakan hukuman sesuai pasal hukuman yang berlaku.

Pelaksanaan beberapa verifikasi oleh PUSPENDIK menghasilkan penemuan unggahan sebanyak 30 buket soal ke internet yang illegal dari 11.735 buket. Adanya laporan tersebut Menteri Pendidikan bersama Menteri Komunikasi dan Informasi segera melakukan koordinasi untuk melakukan pemblokiran terhadap tautan yang terdapat di Google berisi konten illegal tersebut. Google pun turut dilibatkan dalam proses pemblokiran tersebut agar blokasi bisa berjalan maksimal.

Adanya kebocoran soal tersebut tentu turut menyeret sederet oknum pihak-pihak percetakan negara yang memiliki tugas untuk mencetak soal-soal UN yang akan diujikan ke siswa. Berbagai upaya pun dilakukan, termasuk menggeledah secara internal pihak percetakan untuk mengungkap siapa dalang dari peristiwa kebocoran soal UN tersebut.

Adanya kebocoran soal tersebut membuat Menteri Pendidikan masih memikirkan mengenai pelaksanaan ujian ulang. Namun banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan seperti besarnya biaya untuk melakukan percetakan soal UN menjadi faktor yang tidak memungkinkan pelaksanaan ulang Ujian Nasional.

Teks Berita mengenai Prestasi Siswa Indonesia

Teks Berita Mengenai Prestasi Siswa Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang di dalamnya memiliki anak-anak dengan kecerdasan luar biasa yang berprestasi membawa nama Indonesia dalam kancah dunia. Teks berita berikut akan membahas mengenai siswa Indonesia yang meraih prestasi pada Olimpiade Sains Internasional.

Kembali Bawa Harum Nama Indonesia, Siswa Ini Berhasil Menyabet Medali Perak di Olimpiade Sains Internasional

Muhammad Adyan Dafi (15) siswa tahun ketiga SMP Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School, Bogor, Jawa Barat yang mewakili Indonesia dalam ajang Internasional Junior Science Olympiad 2019 berhasil menyabet medali perak yang tentunya membuat harum nama Indonesia di kancah internasional.

Acara yang dilaksanakan pada 3-12 Desember di Doha, Qatar ini diikuti oleh lebih dari 400 siswa dari 72 negara-negara besar. Selain Dafi, panggilan akrabnya, 5 siswa Indonesia lainnya juga turut menyumbangkan medali bagi Indonesia. Kompetisi tersebut merupakan kompetisi dalam bidang sains atau Ilmu Pengetahuan Alam yang memperkenalkan dan menumbuhkan minat siswa terhadapnya.

Dalam IJSO tersebut peserta ditantang untuk berpikir kritis untuk memecahkan masalah dan juga kreatif serta kolaborasi yang menjadi penilaian.

Menurut Dafi, saingan terberatnya adalah siswa dari India dan China Taipei. Pasalnya, mereka sudah terbiasa latihan soal-soal sains yang lebih sulit dibandingkan soal IJSO sendiri. India pun berhasil memperoleh 6 medali emas dan mendominasi perolehan medali.

Dafi menceritakan bahwa ia merasa senang sekaligus sedikit kecewa karena sudah beberapa kali kompetisi IJSO digelar, Indonesia belum mampu menyabet medali emas. Menurutnya, dalam penilaian Biologi dan Fisika, tim Indonesia sudah cukup bagus namun kurang dalam kolaborasi eksperimen tim, sehingga tim harus melakukan eksperimen ulang.

Manajer Umum Cahaya Rancamaya Boarding School, Ari Rosandi, menuturkan bahwa ia dan pembimbing lainnya selalu memberikan motivasi kepada seluruh siswanya agar bisa lebih memerhatikan kemampuan dan mengembangkannya, bukan hanya kemampuan akademik saja melainkan kemampuan lain yang dimilikinya seperti keahlian komputer, budaya, maupun olahraga.

Ia juga melanjutkan, menurutnya pemerintah perlu membuat suatu lembaga khusus yang menangani masalah olimpiade sains. Menurutnya, ASIAN Games saja mempunyai Komite, tentu olimpiade juga layak memiliki komite agar siswa yang berprestasi bisa merasa dilindungi dan diperhatikan. Tentu akan sangat sayang jika pemerintah tidak peduli dengan masalah ini dan bisa saja diambil negara lain.

Ari menuturkan pentingnya berorientasi menjadi SDM unggul Indonesia bagi siswa, bukan hanya sekedar olimpiade menjadi sesuatu yang memaksakan siswa. Ia sangat setuju dengan semangat Merdeka Belajar yang disampaikan oleh Mendikbud baru Indonesia, Nadiem Makarim.

Berita Singkat Tentang Pendidikan Indonesia

Berita Singkat Tentang Pendidikan Indonesia

Pendidikan Indonesia menjadi salah satu PR yang terus dikerjakan dan diperbaiki pemerintah. Setiap kali pergantian kepemimpinan, masalah pendidikan menjadi salah satu hal yang tidak bisa lepas dari perubahan dan pembaharuan agar bisa menjadi lebih berkualitas dan lebih baik. Berikut salah satu berita mengenai pendidikan Indonesia.

Pandangan Stafsus Jokowi mengenai Pendidikan Indonesia

Aminudin Ma’ruf mengungkapkan pandangannya mengenai pendidikan di Indonesia. Menurutnya antara dunia pendidikan dan industri kerja tidak terjadi adanya kesesuaian. Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi tersebut mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 187 juta warna Indonesia yang masuk dalam kategori usia produktif.

Dalam acara Milenial Fest yang dilaksanakan Sabtu, 14 Desember 2019 di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, ia menyampaikan bahwa Presiden Jokowi sangat berharap kepada generasi milenial yang ada dalam acara tersebut untuk berkontribusi memajukan bangsa Indonesia dengan menjadi tulang punggung pembangunan nasional hingga tahun 2045 menjadi generasi emas Indonesia yang menjadi skala makro.

Ia juga menambahkan, pentingnya pemerintah dalam memberdayakan generasi milenial yang produktif agar bisa mewujudkan Indonesia emas tersebut. Kelompok mahasiswa, komunitas pedesaan, dan santri merupakan tiga kelompok yang menjadi fokus tujuan pemberdayaan. Menurutnya tiga kelompok tersebut merupakan kelompok yang strategis dalam cakupan milenial.

Menurutnya ada beberapa tantangan yang sedang dihadapi pemerintah, yakni tidak adanya kesinkronan antara dunia pendidikan dan akses kerja. Ia juga berharap kepada Mendikbud baru, Nadiem Makarim, agar bisa memecahkan tantangan tersebut agar menjadi pemecahan masalah dalam dunia pendidikan.

Aminudin juga berpendapat bahwa generasi milenial saat ini belum bisa memperoleh pengajaran yang membangun nalar kritis dan masih berpikir secara linier sehingga arus informasi yang masuk menjadi terkendala.

Berita Pendidikan mengenai Siswa Korban Bullying

Berita Pendidikan Mengenai Siswa Korban Bullying

Kasus bullying memang kerap terjadi di kalangan para pelajar, tak terkecuali Indonesia. Adanya geng-geng di kelas maupun di sekolah memang menjadi salah satu penyebab bullying. Geng-geng yang ada di sekolah tentu saja dilatarbelakangi oleh kesamaan misi. Lalu seberapa besar kasus bullying itu terjadi di sekolah Indonesia? Berikut contoh teks berita yang membahas hal tersebut.

PISA Ungkap 41% Siswa Indonesia Merupakan Korban Bullying

Indonesia berada pada posisi 10 besar terbawah dari 79 negara menurut kategori kemampuan matematika, membaca, dan sains, sesuai dengan hasil survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018. Survei tersebut juga menyebutkan bahwa dalam dunia pendidikan Indonesia juga terjadi adanya kasus bully.

Pada Rabu 4 Desember 2019 Detik.com melansir dari laporan PISA 2018 yang menyebutkan bahwa sebesar 41% pelajar di Indonesia mengalami kasus bullying, bahkan tidak hanya sekali dalam sebulan. Angka tersebut tentu jauh lebih besar dibandingkan presentase rata-rata negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) yang berada di angka 23%.

Selama proses survei melalui tes PISA tersebut, sebanyak 21% siswa di Indoneisa pernah tidak masuk sekolah dalam satu hari dan sebanyak 52% siswa mengalami terlambat saat datang ke sekolah pada periode tersebut.

Angka tersebut menggambarkan bahwa siswa yang sering mengalami kasus bully lebih cenderung ingin membolos sekolah, sedangkan sebagian yang lainnya masih menikmati kedisiplinan dalam bersekolah dan juga mendapat dukungan dari orangtua yang menyebabkannya enggan untuk membolos.

Selain korban bully, dari laporan tersebut juga menyebutkan bahwa sebesar 17% siswa di Indonesia mengalami kesepian.

Laporan PISA 2018 yang dirilis pada Selasa, 3 Desember 2019 lalu juga membahas mengenai penilaian di 79 negara kepada 600.000 anak berusia 15 tahun untuk membandingkan kemampuan membaca, matematika, dan kinerja sains masing-masing anak.

Dari hasil tersebut, Indonesia berada di peringkat 74 atau urutan 6 dari bawah untuk kategori kemampuan dalam membaca dengan skor 371. Untuk kategori matematika, Indonesia memperoleh skor sebesar 379 yang menjadikan Indonesia berada di peringkat 73 atau 7 dari bawah. Lalu Indonesia meraih skor 396 untuk kategori kinerja sains yang membuat Indonesia duduk di peringat 71 atau 9 dari bawah.

Nadiem Makarim mengatakan dengan adanya hasil pemaparan PISA mengenai hal ini justru menjadi koreksi untuk Indonesia agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Diharapkan dengan adanya hal ini, pemerintah bisa lebih giat dalam melakukan pembaharuan atau perubahan sistem pendidikan untuk menghadapi tantangan abad ke-21.

Contoh Teks Berita Pendidikan Singkat

Contoh Teks Berita Pendidikan Singkat

Usaha pemerintah dalam menyamaratakan fasilitas dan infrastruktur yang menunjang proses pembelajaran memang sedang giat dilakukan. Namun hal tersebut diperlukan kerjasama antar elemen. Berikut merupakan contoh teks berita singkat mengenai pembangunan sarana pendidikan di daerah tertinggal dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.

Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah 3T, Kemendes Bangun Asrama Sekolah

Kualitas pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan, termasuk di daerah tertinggal. Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong pembangunan asrama siswa dan rumah tinggal untuk tenaga pengajar.

Direktur PDTT, Samsul Widodo, mengungkapkan perlu dibangunnya asrama sekolah dikarenakan belum mencukupinya tenaga pendidik karena akses sekolah yang jauh sedangkan infrastruktur belum tersedia secara penuh. Asrama tersebut diperuntukkan bagi siswa yang memiliki tempat tinggal jauh dari sekolah. Samsul, pada Senin, 2 Desember 2019 dalam keterangan tertulis mengungkapkan bahwa terdapat tiga pertanyaan yang menjadi tujuan.

Pertama, bagaimana menjadikan manajemen asrama tersebut dapat menjadi lebih baik dan memiliki standar. Kedua, bagaimana agar Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk transportasi pedesaan dapat menopang kebutuhan transportasi menuju sekolah. Dan yang terakhir, bagaimana agar asrama sekolah memiliki fungsi lebih, apakah menjadi aset pemerintah daerah atau desa.

Samsul juga menjelaskan mengenai perlunya DAK afirmasi yang digunakan untuk moda transportasi di pedesaan meliputi bus sekolah, angkutan anak sekolah, truk, dan untuk angkutan pedesaan. Hal tersebut dikarenakan siswa di daerah tertinggal sangat sulit menjangkau sekolahnya. Ia berharap adanya moda transportasi yang memadai bisa menjadikan siswa mudah dalam menuju ke sekolah dan lebih bersemangat menimba ilmu.

Selanjutnya, ia juga mengharapkan adanya mahasiswa-mahasiswa yang melakukan KKN agar bisa membina pada awal-awal pembentukan asrama sekolah. Hal ini diharapkan bisa membantu dalam mengembangkan asrama sekolah tersebut. Lebih lanjut lagi ia berbicara mengenai kurangnya tenaga pengajar di daerah tertinggal.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah akan bekerjasama dengan Zenius dan Quipper untuk membantu meng-handle siswa. Rencananya, tiga kelas akan ditangani oleh satu orang guru melalui teknologi. Hal tersebut tentu membutuhkan koneksi internet yang stabil, untuk itu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kolaborasi antar-sektor ini bertujuan memaksimalkan pembangunan asrama sekolah serta menaikkan kualitas pendidikan untuk daerah tertinggal.

Untuk dana desa, ia merencanakan penggunaan dana desa yang bisa digunakan untuk membangun PAUD, memberi gaji guru, memberi intensif untuk guru PAUD untuk menempuh pendidikan D1 di Universitas Terbuka.

Harapan kedepannya, dengan kolaborasi dan pemanfaatan dana desa disertai dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, harapan sekolah dan partisipasi sekolah anak di daerah tertinggal bisa meningkat disertai dengan peningkatan indeks pembangunan manusia.

Contoh Berita Penghargaan dari PGRI

Contoh Berita Penghargaan Dari Pgri

Kemajuan sektor pendidikan di sebuah kota menjadi salah satu hal yang bisa menginspirasi kota yang lainnya. Sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha memajukan pendidikan tersebut maka PGRI yang merupakan wadah dari tenaga pengajar di Indonesia memberikan penghargaan atas usaha tersebut. Berikut merupakan contoh mengenai penghargaan yang diberikan oleh PGRI.

PGRI Berikan Penghargaan pada Pemkot Semarang

Pemerintah Kota Semarang mendapatkan penghargaan Anugerah Dwija Praja Nugraha dari PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Pemkot Semarang dinilai telah meningkatkan sektor pendidikan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Penghargaan diberikan oleh Mendikbud, Nadiem Makarim, kepada Walikota Semarang, Hendar Prihadi pada puncak Peringatan HUT ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional 2019 di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, Bekasi pada tanggal 30 November 2019 lalu.

Anugerah Dwija Praja Nugraha merupakan penghargaan sebagai bentuk apresiasi dari PGRI yang merupakan kumpulan guru-guru di seluruh Indonesia, kepada kepala daerah yang berkomitmen kuat dalam usahanya memajukan kualitas pendidikan dan upaya meningkatkan kesejahteraan guru.

Kota Semarang mendapatkan penghargaan tersebut setelah sebelumnya dilaksanakan penilaian serta verifikasi oleh Pengurus Besar PGRI dan sebelumnya telah diusulkan oleh Pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah dan juga Pengurus PGRI Kota Semarang.

Setelah penghargaan diterima, Hendi mengungkapkan rasa terimakasihnya serta memberikan apresiasi kepada guru dan semua pihak yang ikut terlibat dalam memerhatikan kemajuan sektor pendidikan di Kota Semarang. Hendi menuturkan bahwa kemajuan tersebut tidak lain karena banyaknya dukungan dari semua pihak. Pemerintah Kota Semarang berencana mengeluarkan kebijakan mengenai pemberlakuan sekolah swasta gratis di seluruh Kota Semarang meliputi 7 TK swasta, 14 SD swasta, serta 20 SMP swasta.

Menurutnya selama ini sekolah swasta kurang diperhatikan oleh Dinas Pendidikan. Oleh karena itu mulai dari sekarang untuk menghidupkan semangat belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Semarang, Dinas Pendidikan akan dituntut untuk memerhatikan sekolah swasta juga.

Selama ini memang sekolah swasta dikenal memiliki biaya pendidikan yang mahal. Untuk itu upaya menggratiskan sekolah swasta di tahun mendatang akan dilakukan dalam rangka memerhatikan tenaga pengajar, siswa, dan juga fasilitas yang menunjangnya.

Contoh Berita Tentang Pendidikan Usulan DPR

Contoh Berita Tentang Pendidikan Usulan Dpr

Di bawah ini merupakan berita yang membahas mengenai program pemerintah yang mendapat koreksi dari salah satu anggota DPR yang mengusulkan mengenai konsep ‘Merdeka Belajar’ yang diusung Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kritikan tersebut disampaikan salah satu DPR.

Anggota Komisi X Usulkan Tes Psikomotorik Masuk ke Asesmen Pengganti UN

Salah satu anggota Komisi X DPR, Zainuddin Maliki, berpendapat bahwa Asesmen Kompetensi yang direncanakan akan mengganti Ujian Nasional sebagai tes kelulusan akhir belum lengkap. Hal tersebut dikarenakan belum dicantumkannya unsur psikomotorik dalam ujian tersebut. Menurutnya yang, Asesmen Kompetensi belum detail karena hanya mencakup dua aspek. Pendapat tersebut sampaikan di kantor Pergerakan Indonesia Maju, Pejaten, Jakarta Selatan, pada Kamis 19 Desember 2019.

Menurut Zainuddin, dua aspek tersebut belumlah lengkap tanpa ada satu aspek, yakni aspek psikomotorik. Nadiem Makarim selaku Kemendikbud hanya memasukkan aspek kognitif yakni literasi dan numerasi, dan aspek afektif yakni survei karakter. Ia menyatakan bahwa tiga unsur yang harus ada tersebut sangatlah penting untuk memenuhi kriteria kecerdasan dasar, kemampuan otak saja tidak cukup.

“Iya, harus masuk ke asesmen kompetensi itu. Ya harus utuh, to. Fisik nggak sehat gimana kita mau sukses. Materi ini kan bagian dari fisik. Karena ada kan ungkapan mens sana in corpore sano (dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat),” sambung Zainuddin seperti yang dikutip dari news.detik.com

Nadiem Makarim memang sebelumnya merencanakan Ujian Nasional yang akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada 2021 nanti, jadi taun 2020 adalah Ujian Nasional yang terakhir.

Unsur kognitif berupa literasi merupakan tes kemampuan siswa dalam menganalisis suatu bacaan beserta pemahaman dalam konsep dari adanya tulisan tersebut. Sedangkan unsur kognitif numerik merupakan tes yang menguji siswa dalam hal kemampuan analisis menggunakan angka. Dan yang terakhir adalah survei karakter yang merupakan penguatan dalam pendidikan karakter.

Contoh Berita Kritikan DPR terhadap Mendikbud

Contoh Berita Kritikan Dpr Terhadap Mendikbud

Setiap rencana program yang dikeluarkan pemerintah tentu mendapat ulasan, termasuk kritik agar bisa menjadi suatu program yang matang dan bisa berhasil. Seperti program pemerintah melalui Kemendikbud berikut yang menuai kritikan dari anggota DPR, yang akan dibahas pada berita berikut.

Kritik F-PAN DPR terhadap Program ‘Merdeka Belajar’ Mendikbud Nadiem

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mendapat kritikan dari program yang direncanakannya yakni program ‘Merdeka Belajar’. Kritikan tersebut disampaikan oleh anggota Komisi X dari Fraksi PAN DPR, Zainuddin Maliki, Kamis 19 Desember 2019 di Kantor Pergerakan Indonesia Maju, Pejaten, Jakarta Selatan saat berlangsungnya diskusi ‘Indonesia Maju: Kehidupan Bangsa Nan Cerdas’.

Setidaknya terdapat empat program yang ia kritik dan menurutnya program tersebut masih lompat-lompat, belum urut. Menurutnya seharusnya Nadiem mengurutkan dengan posisi yang benar yakni zonasi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian baru dilanjutkan dengan USBN dan UN. Karena USBN merupakan evaluasi, sedangkan RPP adalah prosesnya.

Menurut Zainuddin pemikiran Mendikbud yang satu ini masih lompat-lompat, namun ia tetap mengapresiasi rencana program tersebut dan memaklumi bahwa latar belakang Nadiem yang memang lebih kepada teknologi, dan hal tersebutlah yang menjadi titik kelemahannya. Namun masalah ini masih harus diperbaiki karena menyangkut nasib pendidikan Indonesia ke depannya. Untuk itu Zainuddin menegaskan bahwa urutan dalam konsep merdeka belajar masih perlu diperbaiki lagi.

Seperti yang disampaikan Nadiem, urutan merdeka belajar yang ia usung meliputi USBN dan UN serta di belakangnya RPP, kemudian zonasi. Ia berpendapat bahwa adanya merdeka belajar merupakan langkah perubahan awal dalam membenahi sistem pendidikan di Indonesia.

Contoh Berita Mengenai Universitas Unggulan

Contoh Berita Mengenai Universitas Unggulan

Di Indonesia banyak sekali perguruan tinggi yang berlomba-lomba menjadi kampus unggulan dengan cara memperbaiki sistem pengajaran untuk melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang berkualitas. Berita di bawah ini membahas salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat yang menargetkan menjadi kampus unggulan.

Unwim Targetkan Jadi Kampus Unggulan Agroektopreneur Tahun 2024

Pada acara wisuda Universitas Winaya Mukti yang ke-42 di Pusdai Bandung, Kamis (19/12/2019), Rektor Unwim, Prof. Ai Komariah menyampaikan bahwa tahun 2024 mendatang, Universitas Winaya Mukti targekan akan menjadi kampus unggulan Agroektopreneur. Artinya potensi lokal yang berbasis teknologi pertanian dan pengelolaan lingkungan hidup bisa dimanfaatkan oleh para lulusannya dengan tetap mengedepankan kewirausahaan.

Dihadapan 626 lulusan Sarjana dan Magister dari berbagai Fakultas ia menyampaikan harapannya agar kedepannya Unwim dapat lebih meningkatkan kualitas agar menjadi perguruan tinggi yang unggul. Ia menandaskan bahwa semua alumni atau lulusan Unwim akan diberikan bekal wirausaha yang juga dibekali dengan kompetensi profesi berupa Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang di dalamnya terdapat sertifikat profesi. Sehingga lulusan Unwim tak hanya bisa melamar dan berburu pekerjaan namun bisa membuka lapangan pekerjaan.

Ai juga menuturkan bahwa Unwim telah bekerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi baik nasional maupun internasional dalam menciptakan uji kompetensi. Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dalam tempat yang sama menyampaikan permintaanya yang menginginkan semua perguruan tinggi di Jabar untuk ikut berkontribusi dalam membangun Jabar.

Terlebih Jawa Barat memiliki 1,9 juta warga yang tidak bekerja alias menganggur. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi antara kota dan desa di Jabar belum seimbang, dan juga belum selesainya pembangunan infrastruktur.

Wakil Gubernur Jabar juga menyampaikan harapannya untuk perguruan tinggi agar dapat melahirkan tak hanya intelektual dan ilmuwan, namun juga harus menyejajarkan antara kemajuan Jabar di segala bidang.

Teks Berita Tentang Program Pendidikan Pemerintah

Teks Berita Tentang Program Pendidikan Pemerintah

Untuk memajukan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah melakukan banyak program. Program-program tersebut selain bisa memajukan sistem pendidikan juga diharapkan bisa menuntaskan angka anak yang tidak mampu sekolah. Berikut merupakan berita Presiden Jokowi yang enggan mendengar alasan biaya mahal sebagai akibat tidak sekolah.

Jokowi Enggan Dengar Alasan Tak Sekolah Karena Biaya Mahal

Menegaskan akan pentingnya pendidikan bagi rakyat Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta kepada para jajarannya agar turut menyukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal tersebut ditujukan agar semua masyarakat di Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang layak dan tidak ada lagi alasan tidak pernah mencicipi bangku sekolah karena ketidaksediaan biaya atau biaya yang mahal. Hal tersebut disampaikan Jokowi di kantor Presiden, Jakarta Pusat saat membuka rapat terbatas yang membahas program pendidikan serta beasiswa.

Jokowi menuturkan bahwa saat ini masyarakat dapat memanfaatkan program pendidikan yang dicanangkan pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP-Kuliah, dan juga beasiswa untuk mengenyam pendidikan yang layak. Dalam rapat yang dilaksanakan Selasa (12/11/2019) tersebut Jokowi juga meminta agar penyaluran bantuan pendidikan tersebut bisa dikawal dengan baik agar penyaluran bisa menjangkau ke seluruh masyarakat dan juga tepat sasaran. Ia meminta kepada seluruh jajaran kabinet kerja agar menyegerakan proses renovasi terhadap gedung-gedung sekolah yang khususnya berada di daerah.

“Walau ini ranah kewenangan daerah, dan mestinya harus menjadi fokus pemerintah daerah, namun saya minta ada skema program bersama antara pusat dan daerah dalam lakukan percepatan rehabilitasi gedung-gedung yang rusak berat, sedang, atau ringan,” jelas Jokowi seperti yang dikutip dari finance.detik.com.

Selain itu, Jokowi juga meminta percepatan perubahan sistem pendidikan di Indonesia agar lebih fleksibel dan bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat. Selanjutnya ia meminta pemerataan infrastruktur segera diratakan dengan sebuah terobosan agar akses pendidikan lebih mudah, mengingat Indonesia yang terdiri dari banyak pulau.

Contoh Berita Pendidikan di Perbatasan

Contoh Berita Pendidikan Di Perbatasan

Daerah perbatasan merupakan daerah yang rawan terjadi adanya pencaplokan wilayah oleh negara tetangga. Selain itu bisa saja fasilitas di negara tetangga lebih unggul dibandingkan negara sendiri. Seperti contoh teks berita tentang pendidikan di daerah perbatasan berikut.

Ketika Sekolah di Negeri Tetangga Lebih Menjadi Pilihan

SD Negeri 04 Merakai Panjang yang merupakan sekolah di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia tahun ini mengalami kekurangan siswa. Seperti yang diungkapkan Kepala SDN 04 Merakai Panjang, Lambertus Ngenget, saat diwawancarai pada Minggu (17/11/2019), kekurangan siswa disebabkan karena orangtua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke negeri sebelah, Malaysia.

Akibat adanya hal tersebut, jumlah siswa di SDN 04 Merakai Panjang terus berkurang hingga tahun ini hanya menyisakan sejumlah 12 orang siswa. Bahkan lebih parahnya lagi, setiap tahun terdapat siswa yang pindah dari sekolah tersebut dan lebih memilih sekolah di Malaysia.

Menurut penuturannya, selaku pihak sekolah sudah berusaha memberikan pemahaman kepada wali murid dan para orang tua. Namun hal tersebut bukan menjadi sebuah penghalang untuk tetap menyekolahkan anak mereka ke luar negeri.

Seperti yang dilansir Antara, Lambertus mengungkapkan penyebab hal tersebut terjadi adalah karena faktor sarana dan prasarana, yakni kondisi sekolah yang memiliki banyak kerusakan dalam bangunannya. Selain itu banyaknya pertimbangan lain yang dilakukan orang tua juga turut memengaruhi pola pikir mereka.

Menurut Petrus Kusnadi, selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, pertimbangan yang dilakukan yakni pertimbangan politis yang berupa jaminan pendidikan dan pekerjaan yang diterapkan bagi anak-anak yang lahir di Malaysia, dan hal ini terjadi pada anak-anak perbatasan yang rata-rata lahir di Malaysia. Selain itu pendidikan di Malaysia juga memiliki kualitas yang cukup baik.

Lambertus mengharapkan melalui adanya program pengabdian tanpa batas tentara di daerah perbatasan atau disingkat Petasan bisa membantu mengatasi hal ini, salah satunya adalah merehab bangunan sekolah. Ia juga berharap dengan adanya Petasan bisa menjadikan motivasi bagi para guru agar semangat mencerdaskan generasi bangsa.

Teks Berita Tentang Sarjana Termuda

Teks Berita Tentang Sarjana Termuda

Jika biasanya sarjana lulus di usia kepala dua, lain halnya dengan bocah asal Belgia yang satu ini. Ia menjadi sarjana dengan usia termuda yang masih dikategorikan sebagai anak-anak. Bukannya bermain dengan anak-anak seusianya, bocah tersebut justru hampir menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi dengan jurusan yang sulit. Berikut merupakan berita mengenai anak tersebut.

Bocah Beligia Jenius yang Jadi Lulusan Universitas Termuda di Usia 9 Tahun

Bocah jenius asal Belgia bernama Laurent Simons kini menjadi topik pembicaraan di seluruh dunia karena ia akan menjadi sarjana termuda di dunia. Bagaimana tidak, di usianya yang menginjak 9 tahun tersebut ia akan menyelesaikan pendidikan teknik elektro di Eindhoven University of Technology (TUE) yang merupakan jurusan sulit bagi siswa usia rata-rata lulusan, seperti yang dikutip dari CNN pada Jumat (15/11/2019). Rencananya, setelah lulus Laurent akan melanjutkan studinya mengambil program PhD dalam bidang teknik listrik yang juga sambil menempuh gelar kedokteran.

Orang tua Laurent pun merasa terkejut dan bangga dengan kecepatan belajar yang dimiliki putra mereka. Lydia, ibu Laurent, berkata bahwa dia memakan banyak ikan selama kehamilan, dan hal ini menjadi teorinya mengapa anaknya sangatlah jenius. Para staf pengajar di universitas tempat Laurent belajar pun memuji tentang hal tersebut dan berkata bahwa hal ini tidak biasa, tetapi luar biasa.

Kata Sjoerd Hulshof yang merupakan direktur pendidikan gelar sarjana TUE di bidang teknik listrik, Laurent merupakan satu-satunya siswa tercepat yang dimiliki TUE, tak hanya sangat jenius namun Laurent juga anak yang simpatik.

Bocah yang sangat menggemari mata kuliah teknik elektro tersebut tak luput dari incaran universitas-universitas besar dunia yang menginginkannya. Namun keluarga Laurent menegaskan bahwa mereka belum menentukan universitas mana yang akan menjadi tujuan Laurent untuk memperoleh gelar PhD. Seperti kebanyakan anak pada umumnya, orang tua Laurent juga tidak menginginkan anaknya terlalu serius dalam pendidikannya karena ia juga butuh bermain dan bersenang-senang menikmati hal kesukaannya.

Teks Berita Singkat Tentang Putus Sekolah

Teks Berita Singkat Tentang Putus Sekolah

Tingkat putus sekolah di Indonesia memang masih tergolong tinggi karena adanya pandangan masyarakat yang rendah mengenai pentingnya pendidikan bagi generasi bangsa. Teks berita di bawah ini ditulis pada tahun 2015 yang menggambarkan jumlah angka siswa yang putus sekolah di Kabupaten Sampang, Madura.

Sebanyak 1.302 Anak di Sampang, Madura Tidak Bisa Lanjut Sekolah

Dilansir dari Antara, Kamis (10/12/2015) sebanyak 1.302 anak di Kabupaten Sampang, Madura tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Kabid Kurikulum Dinas Pendidikan Sampang, Arief Budiansor, mengatakan bahwa jumlah angka siswa putus sekolah ini terdiri dari berbagai tingkatan mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas sederajat. Mayoritas anak putus sekolah berasal dari SD/MI sebanyak 657 siswa, disusul SMP/MTs sebanyak 500 siswa putus sekolah, dan SMA/SMK/MA sebanyak 145 siswa.

Menurutnya, biaya pendidikan bukan menjadi penyebab putus sekolah, namun ada hal lain yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. Faktor yang menonjol adalah menikah di usia dini. Selain itu faktor lain seperti mereka lebih memilih merantau baik di dalam negeri maupun menjadi TKI ke luar negeri mengikuti jejak orang tua atau saudara-saudara mereka.

Umumnya wilayah pedesaan yang lembaga pendidikannya berada di bawah naungan yayasan maupun pesantren menjadi wilayah yang memiliki tingkat putus sekolah tinggi. Berbeda dengan wilayah kota yang sudah tercukupi dan masyarakatnya sudah berpandangan maju, kalaupun ada itupun karena ketidaksanggupan biaya.

Disdik setempat telah melakukan pemberian pemahaman kepada para orang tua mengenai pentingnya menuntaskan sekolah. Mereka menjelaskan bahwa pendidikan yang tuntas dan berkualitas merupakan bekal untuk hidup bermasyarakat nanti.

Berdasarkan data yang ada pada BPS pada tahun 2013, untuk angka putus sekolah skala nasional berada pada rentang usia 7-12 tahun sebanyak 0,67% (182.773), atau rentang usia 13-15 tahun sejumlah 2,21% (209.976), dan rentang usia 16-18 tahun sebanyak 3,14% (223.676).

Banyaknya angka putus sekolah pada siswa di Madura juga turut serta membuat angka putus sekolah di Kabupaten Sampang sekaligus di Jawa Timur menjadi yang terbanyak di Indonesia dengan angka mencapai 35.546 anak.

15 contoh teks berita tentang pendidikan di atas merupakan contoh teks berita yang sudah sesuai dengan struktur yang membangun teks berita.

Seperti yang telah dibahas pada poin sebelumnya, berita yang baik harus mengandung unsur 5W + 1H yang dikenal dengan what (apa), who (siapa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Untuk itu menulis berita perlu memerhatikan unsur-unsur tersebut agar berita yang dihasilkan bisa lebih baik.

Selain itu suatu berita yang baik juga harus mencakup beberapa syarat seperti aktual yang artinya berita tersebut merupakan berita yang hangat dibicarakan dan baru diberitakan oleh media. Yang selanjutnya adalah faktual, artinya berita yang disampaikan merupakan berita yang bisa dibuktikan keberadaan dan kebenarannya, tidak bisa bersifat khayalan atau fiksi seperti cerita fiksi.

Contoh berita di atas bisa menjadi contoh bagi Anda yang ingin membuat teks berita yang baik dan benar, yakni sesuai dengan unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan juga mencakup kebenaran dan keadaan yang terjadi di dunia nyata, khususnya dalam kaitannya dengan pendidikan baik di Indonesia maupun di dunia.

Contoh Teks Berita Tentang Pendidikan (Lengkap)