30+ Keanekaragaman Hayati : Pengertian, Manfaat, Tingkatan, Kerusakan, Penanggulangan Sekolahnesia

30+ Keanekaragaman Hayati : Pengertian, Manfaat, Tingkatan, Kerusakan, Penanggulangan

Keanekaragaman Hayati – Bumi menjadi satu-satunya planet di tananan galaksi bimasakti yang dapat di huni. Berbagai macam makhluk hidup yang mendiami bumi tercinta ini. Mulai dari manusia, hewan-hewan dan tumbuhan antara satu dengan yang lainnya saling berkaian. Adanya kebergaman itu yang kemudian kita kenal sebagai keanekaragaman hayati.

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Istilah keanekaragaman hayati (biodiversity) untuk pertama kalinya digunakan dalam versi yang panjang (biological diversity) oleh Lovejoy pada tahun 1980. Pada awalnya, istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah atau kekayaan spesies. Karena dinilai terlalu sederhana, kemudian istilah ini menimbulkan perdebatan di kalangan para ahli. Jika di bandingkan dengan istilah awalnya yaitu biological diversity, biodiversity lebih banyak mendapatkan perhatian dan lebih di terima. Hal ini dikemukakan oleh Amin S. Leksono dalam tulisannya.

Sebagian besar menyatakan keanekaragaman hayati tidaklah sama dengan jumlah spesies. Karena istilah yang pertama lebih mempunyai sifat umum. Jika yang dimakasud keanekaragaman terbatas pada jumlah spesies, menurut kalangan ini lebih sesuai dipakai istilah kekayaan spesies. Keanekaragaman hayati juga tidak sama dengan keanekaragaman spesies yang di definisikan oleh Pielou sebagai jumlah spesies di suatu area dan jumlah kelimpahannya.

Manfaat Keanekargaman Hayati

Banyak manfaat yang diberikan dari adanya keanekaragaman hayati. Seperti sebagai sumber pangan, sumber obat dan kosmetik, sebagai sumber sandang dan papan dan juga mengandung nilai budaya. Berikut ini pemaparan mengenai manfaat dari keanekaragaman hayati :

  1. Keanekaragaman hayati berfungsi untuk sumber pangan.

Keanekaragaman Hayati Berfungsi Untuk Sumber Pangan.

Seperti yang kita ketahui bersama, masyarakat di Indonesia bergantung pada beras dalam urusan pemenuhan karbohidrat. Meskipun di beberapa daerah masih menjadikan umbi-umbian, jagung, singkong, ubi jalar, talas dan sagu sebagai makanan pokoknya. Namun sebagian besar sudah mulai meninggalkanya. Adaya ketergantungan pada beras sebenarnya dapat menimbulkan terjadinya krisis pangan. Di Indonesia, terdapat banyak spesies yang dapat menghasilkan buah setidaknya ada 400. Kemudian untuk sayuran setidaknya ada 370 spesies. Untuk tanaman berumbi ada sekitar 70 spesies dan untuk tanaman rempah-rempah ada sekitar 55 spesies.

Perikanan menjadi sumber protein yang murah bagi masyarakat Indinesua. Selain perikanan yang ada di laut, adapula budidaya bandeng, lele dumbo atau udang yang juga berperan penting untuk menjadi sumber pangan. Sebagai negara yang di kelilingi oleh laut, tak heran jika banyak dari masyarakat pesisir Indonesia yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

Beberapa makanan yag dihasilkan dari proses dengan mikroorganisme menjadi makanan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Misalnya seperti tape, oncom, tempe, gatot, kecap dan banyak lainnya. Untuk pewarna makanan, masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan beberapa spesies tanaman. Antara lain seperti kunyit, daun pandan, gula aren, suji, secang dan lain-lain.

  1.  Keanekaragaman hayat untuk sumber sandang dan papan

 Keanekaragaman Hayat Untuk Sumber Sandang Dan Papan

Beberapa bahan sandang seperti abaca, kenaf, yute, agave, rami, ulat sutera dan kapas merupakan beberapa bahan sandang yang mempunyai nilai potensi yang tinggi. Hewan maupun tanaman tersebut keberadaannya meluas di daerah-daerah Indonesia. Hal tersebut dapat dijumpai dengan mudah di kawasan wilayah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pada beberapa suku, adanya keanekaragagam hayati pada bidang papan digunakan pula sebagai aksesoris. Benda-benda yang biasa digunakan antara lain tulang-tulang hewan, bulu burung ataupun kulit kayu.

kan ada beberapa suku di Indonesia yang membuat aksesoris pakaian dari kulit kayu, bulu-bulu burung maupun dari tulang-tulang hewan.

Sementara itu, masyarakat perajin batik juga memanfaatkan berbagai tanaman yang digunakan untuk proses perawatan  batik.

Rumah adat di Indonesia sebagian besar menggunakan bahan papan sebagai bahan utama pembangunan nya. Untuk bahan bangunan, biasanya juga menggunakan kayu nangka, glugu maupun kayu jati. Saat ini, harga dari kayu jati semakin meningkat. Hal ini menjadikan masyarakat menggunakan alternatif lain dengan menggunakan jenis kayu lain seperti kayu kalimantan, meranti, keruing dan juga ramin sebagai bahan untuk membuat bangunan.

Penduduk Pulau Timor dan Pulau Alor menggunakan lontar dan gebang sebagai atap dan dinding rumah. Ada spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan, spesies tersebut ialah Nypa frutiacans, Oncosperma horridum, Oncosperms tihillariu. Berbeda dengan masyarakat Dawan di Pulau Timor yang lebih memilih jenis pohn timus, matani dan sublele untuk bahan bangunannya. Dan untuk  atapnya mereka menggunakan gebang, pelepah lontar dan alang-alang.

  1. Keanekaragaman hayati untuk kosmetik dan sumber obat

Keanekaragaman Hayati Untuk Kosmetik Dan Sumber Obat

Setidaknya terdapat sekitar 940 spesies di Indonesia yang berfungsi sebagai tanaman obat. Namun, dari banyaknya spesies tersebut ternyata hanya 120 spesies saja yang benar-benar tergolong di kelompok obat-obatan. Setidaknya ada sekitar 19 spesies tumbuhan yang oleh masyarakat Lombok difungsikan sebagai obat kontrasepsi.

Sementara di Jawa, setidaknya ada sekitar 77 spesies tanaman yang digunakan untuk membuat ramuan yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Untuk masalah ramuan minyak urat, ada 7 spesies yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa. Antara lain kesumang, akar sawak, salban, kayu sengketan dan batang malang.

Di daerah Bengkulu tepatnya di Rejang Lebong, masnyarakat disana menggunakan spesies tanaman untuk obat sekitar 71 spesies. Contohnya seperti Peronema canescens dan Brucea javanica, yang mana kedua jenis tanaman tersebut sudah tergolong langka.

Di daerah Jawa bagian timur, kurang lebih terdapat 57 macam jamu. Jamu-jam tersebut berasal dari 44 macam spesies tumbuhan. Yang paling banyak digunakan yaitu tumbuhan dari genus Curcuma. Lebih banyak lagi, di daerah Bone Sulawesi Utara ada sekitar 99 spesies tumbuhan yang berasal dari 44 famili yang telah difungsikan sebagai obat-obatan.

Tidak hanya obat-obatan, keanekaragaman hayati juga sudah di pergunakan untuk kosmetik tradisional sejak lama. Digunakannya bunga-bunga seperti mawar, kenanga, melati, cendana atau kemuning sudah tidak asing lagi dipergunakan oleh para masyarakat Jawa untuk wewangian.

Di dalam kemuning terkandung zat penyamak yang mana hal ini dimanfaatkan  sebagai bahan pembuatan lulur oleh masyarakat Yogyakarta. Kandungan dalam kemuning tersebut dipercaya dapat menghaluskan kulit. Ada lagi tanaman pacar air yang dapat digunakan sebagai cat kuku. Selain itu ramuan dari daun pandan, mangkokan, minyak kelapa dan melati dapat di fungsikan sebagau pelemas rambut.

Ada sekitar 19 spesies yang dapat digunakan untuk pengarum, baik untuk ruangan maupun pakaian, spesies itu digunakan oleh para masyarakat Jawa yang akan diracik menjadi ramuan. Juga dapat difungsikan untuk melindungi pakaian dari adanya serangan mikroorganisme.

  1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber budaya

Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Budaya

Indonesia sudah dikenal di mata dunia bahwa Indonesia merupakan negara kaya yang memiliki berbagai kekayaan. Di Indonesia, setidaknya ada 350 suku daerah.  Di dalamnya terdapat berbagai keanekaragman, sperti keanekaragman agama, kepercayaan atau adat istiadat. Dalam upaya ritual keagamaan ataupun ritual adat dapat dijumpai keanekaragaman yang beragam.

 

Di Indonesia, masih banyak yang percaya dengan adanya pohon yang digunakan sebagai tempat tinggal suatu roh atau bahkan bisa juga digunakan sebagai pengusir.  Misalnya seperti pohon beringin atau bambu kuning (di Jawa). Beberapa spesies tumbuhan di daerah Toraja malah digunakan sebagai ramuan. Ramuan ini kemudian dijadikan untuk memandikan mayat karena dipercaya mempunyai nilai magis. Misalnya seperti pisang, daun kelapa, limau atau rempah yang lainnya.

Pada upacara Ngaben yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali jug mengggunakan 39 spesies tumbuhan. Tumbuhan tersebut seperti pandan, melati, sirih, cendana, kenanga, dan cempaka. Berbagai tumbuhan tersebut dapat menghasilkan minyak atsiri dan mempunyai aroma yang sedap.

  1. Keanekaragaman hayati menjaga kesehatan tubuh kita

Keanekaragaman Hayati Menjaga Kesehatan Tubuh Kita

 

Tingkatan Keanekargaman Hayati

Istilah dari keanekaragaman hayati yang terdiri dari tiga tingkatan dinyatakan oleh Gaston dan Spicer pada 1998. Kemudian istilah ini banyak digunakan sebagai acuan sampai saat ini. Tiga tingkatan tersebut dikelompokkan sesuai dengan skala organisasi biologisnya. Hal ini mencakup dari ekosistem, spesies, dan juga  gen serta segala proses ekologi yang mana segala bentuknya masih dalam bagiannya.

Seperti di sebutkan diatas bahwa ada tiga tingkatan dari keanekaragaman hayati antara lain :

  1. Keanekaragaman genetik

Keanekaragaman Genetik

Keanekaragaman genetik atau bisa disebut genetik diversity merupakan jumlah total dari informasi genetik yang terkandung di dalam setiap individu pada suatu spesies atau bisa juga populasi tertentu seperti tumbuhan, mikroorganisme, dan hewan. Yang mana semua itu tinggal di bumi.

  1. Keanekaragaman spesies

Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman spesies juga bisa disebut sebagai species diversity merupakan keanekaragaman organisme hidup atau keanekaragaman spesies di duatu area, komunitas atau habitat.

  1. Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman Ekosistem

Disebut juga sebagai ecosystem diversity. Merupakan keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan juga proses ekologi di biosfer (daratan) atau lautan.

Contoh Keanekargaman Hayati

Berbagai macam keanekaragaman dapat kita temui dengan mudah di sekitar kita. Berikut ini contoh-contoh dari keanekaragaman hayati yang dapat kita temukan :

  1. Jenis kucing

Jenis Kucing

Kali ini yang di singung adalah Felidiae yang terdiri dari beberapa kucing, yaitu singa, cheetah, harimau dan kucing itu sendiri.  Dari kelima hewab diatas, senyanya memiliki perbedaan pada tubuhnya dan juga warnanya. Meski demikian, kelima hewan diatas memiliki kesamaan jika ditinjau dari sisi fisiologis tentu sangat berberbeda.

  1. Jenis kacang

Jenis Kacang

Keanekaragman hayati pada jenis kacang ada beberapa yaitu kacang tanah, buncis, kacang hijau, dan juga kacang kapri. Keanekaragaman tersebut termasuk dalam kelompok jenis biodiversita gen. Kacang-kacangan tersebut jenisnya Papilionaceae, namun perbedaan yang dimiliki oleh setiap jenisnya banyak artinya.  Mulai dari perbedaan rasa, bentuk, fisik dan juga fisik yang ditinjau secara fisiologis.

  1. Jenis terong

Jenis Terong

Famili dengan jenis terong atau masuk Solanaciae mempunyai biodiversitas yang cukup banyak misalnya adalah lenca, mentimum, cabai, melon dan tomat. Diantara tanaman-tanaman diatas pada masing-masihnya mempunyai perbedaan yang sangat jelas. Baik dari segi fisiologis, rasa maupun bentuk.

  1. Jenis jahe

Jenis Jahe

Jahe masuk dalam jenis famili Zingiberaceae yang mempunyai biodiversitas yang banyak. Antara satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain mempuyai banyak perbedaan. Beberapa tumbuhan yang ada dalam jenis jahe antara lain kencur, lempuyang, gandasuki, jahe, kunyit dan kencur serta pacing dan juga lengkuas.

  1. Jenis palem

Jenis Palem

Biodiversitas untuk jenis pelem atau palmae mempunyai beberapa kelompok seperti kelapa sawit, kurma, pohon aren, dan juga salak. Perbedaan mereka pun sangat mencolok sekalipun berada di dalam satu famili. Contoh perbedaan tumbuhan yang masuk dalam jenis palem ialah pada daun, bentuk buah, usia, bentuk batang dan juga bunganya.

Hilangnya Keanekaragam Hayati

Hilangnya Keanekaragam Hayati

Tidak dapat dipungkiri bahwa bereragaman ekosistem, spesies maupun gen di Indonesia semakin berkurang. Hal itu ternyata tidak hanya terjadi di wilayah Indonesia, melainkan juga pada bagian lainnya di dunia. Pengurangan-pengurangan tersebut terus berlangsung hingga akhirnya berada di titik kepunahan. Kepunahan spesies di dunia diperkirakan rata-rata mencapai seratus ribu spesies setiap tahunnya. Atau bisa dikatakan beberapa ratus spesies setiap harinya.

Dengan berkurang nya keanekaragaman hayati, dapat menunjukkan pada kita bahwa antara kebutuhan manusia dengan kapasitas alam ternyata ada ketidakseimbangan. Beberapa penyebabnya dapat dituturkan sebagai berikut :

  1. Fragmentasi dan hilangnya habitat

Fragmentasi Dan Hilangnya Habitat

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Ekosistem yang belum terjamah oleh manusia relatif sangat menyusut pada beberapa dekade terakhir. Dengan seiring meningkatnya populasi manusia dan konsumsi sumber daya alam. Pada ekosistem air tawar, pembuatan bendungan justru merusak sebagian besar habitat sungai. Pada ekosistem laut, pembangunan di daerah pinggir pantai telah menghilangkan komunitas terumbu karang. Pada hutan tropis, penyebab utama hilangnya hutan adalah ekstensifikasi pertanian, maupun penebangan hutan. Keduanya untuk tujuan komersial, misalnya untuk bahan bangunan, pembuatan kertas, pensil dan tisu.

  1. Introduksi spesies

Introduksi Spesies

Introduksi spesies merupakan penyebab punahnya berbagai spesies di suatu pulau. Introduksi spesies merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan mendatangkan spesies asing pada suatu wilayah yang sebenarnya sudah mempunyai spesies lokal. Pada ekosistem yang terisolasi, adanya predator, kompetitor atau patogen dapat mengancam spesies yang telah ada lebih dahulu. Misalnya, di Indonesia saat ini banyak digunakan padi unggul. Yang mana hal ini akan berakibat pada punahnya padi tradisional.

  1. Eksploitasi berlebihan pada spesies hewan dan tumbuhan

Eksploitasi Berlebihan Pada Spesies Hewan Dan Tumbuhan

Sejumlah sumber daya hutan, perikanan, dan kehidupan liar dieksploitsi habis-habisan bahkan santai pada titik kepunahan. Misalnya, badak jawa dan badak sumetera terlah diburu sampai titik ambang kepunahan. Begitu juga dengan beberapa vertebrata lainnya. Banyak kepunahan disebabkan oleh kebutuhan pangan dan pastinya ketamakan manusia.

  1. Pencemaran tanah, air dan udara

Pencemaran Tanah, Air Dan Udara

Adanya polutan di lingkungan tentunya sangat merugikan karena dapat mengganggu atau menghancurkan ekosistem yang ada. Hal ini juga dapat mereduksi beberapa populasi di suatu ekosistem. Misalnya, mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian. Tumbuhan dan organisme tanah di hutan mengalami kerusakan akibat adanya hujan asam. Kontaminasi polutan akan terakumulasi di sepanjang rantai makanan.

  1. Perubahan iklim global

Perubahan Iklim Global

Efek samping dari pencemaran udara adalah pemanasan global yang akan menyebabkan naiknya suhu bumi.  Tiap kenaikan suhu 1oC akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung. Banyak spesies yang tidak dapat terdistribusi kembali setelah perubahan terjadi. Beberapa pulau di dunia beserta flora dan fauna di dalamnya akan tenggelam dengan naiknya permukaan air laut.

  1. Industrialisasi kehutanan dan pertanian

Industrialisasi Kehutanan Dan Pertanian

Dari zaman dahulu, petani adalah orang yang suka untuk menanam berbagai macam tanaman pertanian dan memeliharanya. Namun keanekaragaman tersebut menurun dikarenakan adanya program pemuliaan tanaman modern. Dari program ini akan membuat peningkatan pada hasil pertanian.

 

Penyebab Kerusakan Keanekaragaman Hayati

Penyebab Kerusakan Keanekaragaman Hayati

Sebagian besar dari penyebab kerusakan keanekaragaman hayati adalah disebabkan oleh ulah manusia-manusia itu sendiri. Tindakan-tindakan yang harus dihindari demi terjaganya keutuhan keanekaragaman hayati antara lain :

  1. Penebangan pohon di hutan secara berlebihan dan terus menerus.
  2. Kebakaran hutan yang mana dapat menghabiskan hewan dan juga pohon di dalamnya.
  3. Sekalipun hewan itu selapat, namun kemungkinan mereka dapayt hidup sangat kecil karena hutannya telah hilang.
  4. Pembuangan limbah-limbah industri seperti limbah pabrik yng tidak diolah terlebih dahulu ke laut, danau maupun sungai.  Karena limbah-limbah tersebut dapat meracuni air dan juga kehidupan yang ada di dalamnya.

Upaya Pelestarian Keanekargaman Hayati

Upaya Pelestarian Keanekargaman Hayati

Menjadi salah satu kekayaan di Indonesia, maka adanya keanekaragaman hayati harus kita lestarikan. Beberapa upaya dapat dilakukan untuk menjaga kelestariannya agar terhindar terjadinya kepunahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain yaitu :

  1. Cagar alam

Cagar Alam

Cagar alam merupakan suatu kawasan alam yang mempunyai ciri khasnya sendiri. Salah satu cagar alam yang ada di Indonesia adalah cagar alam yang ada di Pulau Sumatera yang mana di dalam cagar alam tersebut terdapat bunga bangkai dan juga cagar alam untuk pulau krakatau. Cagar alam dilakukan dengan tujua  menjaga ekosistem agar tetap berjalan dan lestari.

  1. Suaka margasatwa

Suaka Margasatwa

Contoh suaka margasatwa yang ada  di Indonesia yaitu jaya wijaya dan muara angke serta pelatihan gajah (untuk pembinaan). Suaka margasatwa sendiri merupakan kawasan alam yang di dalamnya ada hewan-hewan unik. Hewan yang ada di dalamnya akan di bina dengan habitat aslinya. Sehingga kelangsungan hidup mereka terjamin dan lestari.

  1. Taman nasional

Taman Nasional

Di Indonesia tidak hanya terdapat satu taman nasional. Contohnya atara lain taman nasional cendrawasih, taman nasional komodo, karimun jawa dan bunaken. Adanya taman nasional dilestarikan yaitu untuk dikelola dan di teliti. Selain itu dapat juga digunakan sebagai objek wisata dan edukasi.

 

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam hayati yang sangat besar. Hal itu dikarenakan di Indonesia terdapat berbagai macam jenis dan kelompok hayati. Keanekaragaman tersebut dipicu oleh keberadaan Indonesia yang merupakan wilayah tropis. Untuk menjaga segala keberagaman hayati di Indonesia, semua warga negara, termasuk kita wajib untuk menjaga keanekaragaman hayati agar tetap lestari. Hal-hal yang dapat memicu rusaknya sumber daya alam hayati harus dapat kita cegah bersama. Untuk itu marilah kita menjadi orang yang senantiasa menjaga keberlangsungan hayati dengan cara mendukung program pelestarian dan tidak menjadi perusak.

30+ Keanekaragaman Hayati : Pengertian, Manfaat, Tingkatan, Kerusakan, Penanggulangan